Isk Files of Drsmed
Isk Files of Drsmed
PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk
menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Infeksi ini dapat
mengenai laki-laki maupun perempuan dari semua umur pada anak, remaja,
dewasa ataupun umur lanjut. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
perempuan lebih sering dibandingkan laki-laki dengan angka populasi umum 515%. Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri di dalam urin.1
Penyakit infeksi ini merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan
di praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika yang sudah tersedia
luas di pasaran. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35%
dari semua pria dewasa pernah mengalami ISK selama hidupnya.2
Infeksi saluran kemih merupakan infeksi urutan kedua paling sering
setelah infeksi saluran nafas. Mikroorganisme paling sering menyebabkan ISK
adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau
mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun
demikian uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri
yang jumlahnya makin kurang pada bagian yang mendekati kandung kemih.1,3
Biasanya dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (seperti pielonefritis
atau abses ginjal), dan infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).
Komplikasi infeksi saluran kemih terdiri atas septisemia dan urolitiasis. Saluran
kemih sering merupakan sumber bakteriemia yang disebabkan oleh penutupan
mendadak oleh batu atau instrumentasi pada infeksi saluran kemih, seperti pada
hipertrofi prostat dengan prostatitis.3
Untuk menegakkan diagnosis ISK harus ditemukan bakteri dalam urin
melalui biakan atau kultur dengan jumlah yang signifikan. Tingkat signifikansi
jumlah bakteri dalam urin lebih besar dari 100.000/ml urin. Pada pasien dengan
simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar dari 100/ml
urin. Agen penginfeksi yang paling sering adalah Eschericia coli, Proteus sp.,
Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas sp. Penyebab utama ISK adalah bakteri
Eschericia coli (sekitar 85%). Penggunaan kateter terkait dengan ISK dengan
kemungkinan lebih dari satu jenis bakteri penginfeksi.4
1
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi akibat
terbentuknya koloni kuman di saluran kemih.5,6 Beberapa istilah yang sering
digunakan dalam klinis mengenai ISK :1,7
- ISK uncomplicated (sederhana), yaitu ISK pada pasien tanpa disertai kelainan
anatomi maupun kelainan struktur saluran kemih.
- ISK complicated (rumit), yaitu ISK yang terjadi pada pasien yang menderita
kelainan anatomis/ struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik.
Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika.
- First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection, yaitu ISK yang
baru pertama kali diderita atau infeksi yang didapat setelah sekurangkurangnya 6 bulan bebas dari ISK.
- Infeksi berulang, yaitu timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat
dibasmi dengan pemberian antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya
infeksi berulang ini dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria persisten.
Pada re-infeksi kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria
persisten bakteri penyebab berasal dari dalam saluran kemih itu sendiri.5
- Asymtomatic significant bacteriuria (ASB), yaitu bakteriuria yang bermakna
tanpa disertai gejala.1
II. Klasifikasi
ISK diklasifikasikan berdasarkan :2,5,6,8
1. Anatomi
-
ISK atas
a. Pielonefritis akut (PNA), adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronis (PNK), mungkin terjadi akibat lanjut dari infeksi
bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi
saluran kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria
kronik sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang
ditandai pielonefritis kronik yang spesifik.2,8
2. Klinis
-
ISK Sederhana/ tak berkomplikasi, yaitu ISK yang terjadi pada perempuan
yang tidak hamil dan tidak terdapat disfungsi truktural ataupun ginjal.
ISK berkomplikasi, yaitu ISK yang berlokasi selain di vesika urinaria, ISK
pada anak-anak, laki-laki, atau ibu hamil.5,6
III. Etiologi
Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram
negatif tersebut, ternyata Escherichia coli menduduki tempat teratas kemudian
diikuti oleh :1
-
Proteus sp
Klebsiella
Enterobacter
Pseudomonas
Bermacam-macam mikro organisme dapat menyebabkan ISK, antara lain
Mikroorganisme
Escherichia coli
Klebsiela atau enterobacter
Proteus sp
Pseudomonas aeroginosa
5.
6.
7.
8.
Staphylococcus epidermidis
Enterococci
Candida albican
Staphylococcus aureus
2-10
2-10
1-2
1-2
Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan
Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan
batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada pasien
yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan Pseudomonas aeroginosa
dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan pada kira-kira 25%
pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin. Bakteri lain yang
dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah brusella, nocardia,
actinomises, dan Mycobacterium tubeculosa.1,3
Candida sp merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK
terutama pada pasien-pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau
pasien yang mendapat pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida
yang paling sering ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis.
Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.1
Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu :2,5,10
1. Bendungan aliran urin
-
Anomali kongenital
2. Refluks vesikoureter
3. Urin sisa dalam buli-buli karena :
-
Neurogenic bladder
Striktura uretra
Hipertrofi prostat
4. Diabetes Melitus
5. Instrumentasi
-
Kateter
Dilatasi uretra
Sitoskopi
4
7. Senggama
IV. Patogenesis
Sejauh ini diketahui bahwa saluran kemih atau urin bebas dari
mikroorganisme
atau
steril.
Infeksi
saluran
kemih
terjadi
pada
saat
Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari imunitas selular dan
humoral.
wash out urin, yaitu aliran urin yang mampu membersihkan kuman-kuman yang
ada di dalam urin. Gangguan dari sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah
sekali untuk bereplikasi dan menempel pada urotelium. Agar aliran urin adekuat
dan mampu menjamin mekanisme wash out adalah jika :7
-
Oleh karena itu kebiasaan jarang minum dan gagal ginjal menghasilkan urin yang
tidak adekuat, sehingga memudahkan terjadinya infeksi saluran kemih. Keadaan
lain yang dapat mempengaruhi aliran urin dan menghalangi mekanisme wash out
adalah adanya :
-
Stagnansi atau stasis urin (miksi yang tidak teratur atau sering menahan
kencing, obstruksi saluran kemih, adanya kantong-kantong pada saluran
kemih yang tidak dapat mengalir dengan baik misalnya pada divertikula,
dan adanya dilatasi atau refluk sistem urinaria.
V. Diagnosis
Gambaran klinis
Gambaran klinis infeksi saluran kemih sangat bervariasi mulai dari tanpa
gejala hingga menunjukkan gejala yang sangat berat.5 Gejala yang sering timbul
ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan,
disertai nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK sesuai dengan
bagian saluran kemih yang terinfeksi, yaitu :2,5
1. Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa nyeri supra pubik,
disuria, frekuensi, hematuri, urgensi, dan stranguria
2. Pada ISK bagian atas, dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung,
muntah, skoliosis, dan penurunan berat badan.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : 1,12
1. Urinalisis
-
Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan penanda
bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler. Penyakit nongromeluler seperti batu saluran kemih dan infeksi saluran kemih.
Piuria
Piuria atau sedimen leukosit dalam urin yang didefinisikan oleh Stamm,
bila ditemukan paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang tidak
disentrifus atau setara dengan 2-5 leukosit per lapangan pandang besar
pada urin yang di sentrifus.
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak >
10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin. Piuria yang steril dapat
ditemukan pada keadaan : 12
Infeksi tuberkulosis
Urin terkontaminasi dengan antiseptik
Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina
Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik)
Nefrolitiasis
Tumor uroepitelial
Silinder
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam diagnosis penyakit ginjal,
antara lain : 12
Silinder eritrosit, sangat diagnostik untuk glomerulonefritis atau
vaskulitis ginjal
Silinder leukosit bersama dengan hanya piuria, diagnostik untuk
pielonefritis
Silinder epitel, dapat ditemukan pada nekrosis tubuler akut atau
pada gromerulonefritis akut
9
Kristal
Kristal dalam urin tidak diagnostik untuk penyakit ginjal
Bakteri
Bakteri dalam urin yang ditemukan dalam urinalisis tidak identik dengan
infeksi saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan oleh kontaminasi.12
2. Bakteriologis
-
VI. Penatalaksanaan
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah :1
-
Pengobatan supresif.1
11
Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua
gejala hilang dan tanpa leukosuria.
Bila pada pasien reinfeksi berulang (frequent re-infection) :2
Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat dilakukan adalah asupan cairan
yang banyak, cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba
dosis tunggal (misal trimentoprim 200 mg)
Dosis
2 x 160/ 800 mg
2 x 100 mg
2 x 100 250 mg
2 x 250 mg
2 x 250 mg
1 x 400 mg
2 x 100 mg
4 x 50 mg
2 x 100 mg
2 x 500 mg
12
Lama terapi
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
3 hari
7 hari
7 hari
7 hari
Flurokuinolon
Dosis
1 gram
400 mg
500 mg
400 mg
3-5 mg/ kgBB
1 mg/ kgBB
1-2 gram
3,2 gram
3,375 gram
250-500 mg
Sefepim
Siprofloksasin
Levoflpksasin
Ofloksasin
Gentamisin (+ ampisilin)
Ampisilin (+ gentamisin)
Tikarsilin-klavulanat
Piperasilin-tazobaktam
Imipenem-silastatin
13
Interval
12 jam
12 jam
24 jam
12 jam
24 jam
8 jam
6 jam
8 jam
2-8 jam
6-8 jam
Pengobatan 3 hari
Pengobatan gagal
Pengobatan berhasil
Terapi jangka panjang yang dapat diberikan antara lain trimetroprimsulfametoksazol dosis rendah (40-200 mg) tiga kali seminggu setiap malam,
Flurokuinolon dosis rendah, nitrofurantoin makrokristal 100 mg tiap malam.
Lama pengobatan 6 bulan dan bila perlu dapat diperpanjang 1-2 tahun lagi.6
VII. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada infeksi saluran kemih antara lain batu
saluran kemih, okstruksi saluran kemih, sepsis, infeksi kuman yang multisitem,
gangguan fungsi ginjal.6
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Tessy A, Ardaya, Suwanto. Infeksi Saluran Kemih. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Edisi 3. Jakarta, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia;2001
2. Sukandar E. Infeksi Saluran Kemih Pasien Dewasa. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK UI;2006.
3. Gardjito W, Puruhito, Iwan A et all. Saluran Kemih dan Alat Kelamin Lelaki.
Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit EGC;2005.
4. Widayati A, Wirawan IPE, Kurharwanti AMW. Kesesuaian Pemilihan
Antibiotika Dengan Hasil Kultur Dan Uji Sensitivitas Serta Efektivitasnya
Berdasarkan Parameter Angka Lekosit Urin Pada Pasien Infeksi Saluran
Kemih Rawat Inap Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta (Juli Desember
2004). Yokyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma;2005.
5. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Standar Pelayanan Medik Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 2004. Jakarta : Pusat Penerbitan IPD FKUI;2004.
6. Rani HAA, Soegondo S, Nasir AU et al. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Edisi 2004. Jakarta
: Pusat Penerbitan IPD FKUI;2006.
7. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta : Sagung Seto;2003.
8. Liza. Buku Saku Ilmu Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta : FKUI;2006.
9. Pattman R, Snow M, Handy P et al. Oxford Handbook of Genitourinary
Medicine, HIV, and AIDS. 1st Edition. Newcastle : Oxford University
Press;2005.
10. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL et al. Harrisons Principles of Internal
Medicine. 17th edition. USA : The McGraw-Hill Companies;2008.
11. Hecht
F,
Shiel
WC.
Urinary
Tract
Infection.
Disitasi
dari
http://www.emedicinehealth.com/urinary_tract_infections/article_em.htm%23
Urinary%2520Tract%2520Infections%2520Overview.htm. Pada tanggal 24
Agustus 2008. Perbaharuan terakhir [Januari 2009]
12. Siregar P. Manfaat Klinis Urinalisis dalam Nefrologi. Disampaikan pada :
Pertemuan Ilmiah Nasional VII PB. PABDI. Medan;2009.
15 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.Files-of-DrsMed.tk