Anda di halaman 1dari 25

III.

LANDASAN TEORI

A. Tanah
Pemahaman tentang posisi dan kondisi tanah harus dimiliki oleh orang yang
akan membangun. Kondisi tanah merupakan keadaan tanah yang berkaitan dengan
ekerasan tanah seperti tanah yang lembek berlempung, tanah pasir atau tanah keras.
Tanah sebagai tempat mendirikan bangunan otomatis akan terbebani oleh berat
bangunan tersebut dengan segala efeknya seperti berat sendiri dan beban hidup.
Tanah berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan sipil dan
sebagai pendukung pondasi bangunan
1. Pengertiaan Tanah
Tanah (soil) yaitu kumpulan butir butir mineral alam yang dihasilkan oleh
pelapukan dari batu batu dan butir butir yang mudah dipisah pisahkan satu
sama lain, bila perlu dengan bantuan air. Batu (rock) adalah butir butir tanah yang
dipersatukan oleh gaya kohesi yang kuat dan permanen.

Hardpan atau cadas

merupakan peralihan antara batu dan tanah. Mula mula butir butir tanah yang
kemudian dipersatukan oleh bahan perekat yang mempengaruhi warna dari cadas itu
sendiri. Misalnya : cadas kapur, cadas kerikil, cadas lembek, cadas pasir (pasir yang
dipersatukan oleh suatu bahan perekat).

Bab III Teori

22

2. Terjadinya Tanah
Pelapukan merupakan suatu proses terurainya batuan menjadi partikel partikel yang lebih kecil akibat proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis
disebabkan oleh memuai dan menyusutnya batuan akibat perubahan panas dan
dingin yang terus menerus (cuaca, matahari dan lain - lain) yang akhirnya dapat
menyebabkan hancurnya batuan tersebut sama sekali. Pada peristiwa pelapukan
mekanis, batuan yang besar akan terpecah pecah menjadi bagian bagian yang
kecil kecil tanpa terjadi perubahan dalam komposisi kimia dari mineral batuan
tersebut.
Pada proses pelapukan kimia, mineral batuan induk di ubah menjadi mineral mineral baru reaksi kimia. Air dan karbon dioksida dari udara membentuk asam asam karbon yang kemudian bereaksi dengan mineral

mineral batuan dan

membentuk mineral mineral baru ditambah garam garam terlarut. Garam - garam
yang terlarut tersebut pada air tanah, dan asam asam organik yang membentuk
dalam proses membusuknya bahan - bahan organic juga menyebabkan terjadinya
pelapukan kimia. Mineral lempung (clay mineral) merupakan produk pelapukan
kimia dari feldpar, ferromagnesium, dan berjenis - jenis mika adalah mineral yang
membentuk sifat sifat plastis tanah.
3. Fungsi Tanah
Tanah memiliki 5 fungsi yaitu :
a. Tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman,
b. penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara),

Bab III Teori

23

c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
4.

penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh, hormon,


vitamin, asam-asam organik, antibiotik, toksin anti hama, dan enzim yang
dapat meningkatkan ketersediaan hara) dan siklus hara, dan
sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat
langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan
sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena
merupakan hama dan penyakit tanaman,
lokasi pembangunan berbagai infrastruktur, seperti bangunan rumah, kantor,
supermarket, jalan, terminal, stasiun dan bandara.
Jenis Jenis Tanah
Sebelum menetapkan jenis pondasi bagi suatu bangunan, harus diselidiki dulu

keadaan dan sifat tanah dasarnya, mengenai jenis, letak dan tebalnya lapisan
tanahnya, keadaan tanah itu dimusim kering dan di musim hujan, juga tinggi
rendahnya air tanah dan susunannya. Tanah terdiri dari atas bagian bagian kecil dari
batu batu atau sisa sisa tumbuh tumbuhan dan hewan. Menurut Iman Subarkah,
berdasarkan susunannya ada beberapa jenis tanah yaitu :
1). Kerikil
2). Pasir

5). Loss
6). Mergel

3). Leem

7). Veen

4). Tanah liat atau lempung

8). Tanah keras

Jenis jenis tanah berdasarkan ukuran partikel tanahnya adalah sebagai berikut :

Bab III Teori

24

Nama

Ukuran Butiran (mm)

Golongan
Kerikil
Pasir
Lanau/Lembek
Lempung
keterangan :
MIT
>2
2 0,06
0,06 0,002
< 0,002
MIT
: Massachusssetts Institude of Technologi
USDA
>2
2 0,05
0,05 0,002
< 0,002
USDA: U.S. : Department of Agriculture
AASHTO
76,2 2
2 0,075
0,075 0,002
< 0,002
AASHTO
: American Association ot Stage Higtway and Transportation Officials
Halus (lanau dan lempung)
USCSUSCS : Unified76,2
Soil Classification
4,75 4,75 System
0,075
< 0,0075
Pasir masih dapat dibagi lagi :

Pasir kasar dengan ukuran butirannya adalah 2 s/d 0,5 mm


Pasir sedang dengan ukuran butirannya adalah 0,5 s/d 0,25 mm
Pasir halus dengan ukuran butirannya adalah 0,25 s/d 0,10 mm
Pasir sangat halus dengan ukuran butirannya adalah 0,10 s/d 0,05 mm

Tanah juga dibagi dua yaitu :


a. Tanah berbutir kasar yang dapat dibedakan dengan mata nseperti kerikil dan pasir.
Dapat diselidiki dengan cara saringan
b. Tanah berbutir halus tidak dapat dibedakan dengan mata seperti lanau/lembek dan
lempung yang diselidiki dengan pengendapan. Kerikil (gravels) adalah kepingan
kepingan dari batuan yang kadang kadang juga mengandung partikel partikel
mineral quartz, feldspar, dan mineral mineral lain.
Pasir (sand) sebagian besar terdiri dari minewral quartz dan feldspar. butiran
dari mineral yang lain mungkin juga masih ada golongan ini.
Lanau/Lembek (silts) sebagian besar merupakan fraksi mikroskopis
(berukuran angat kecil) dari tanah yang terdiri dari butiran butiran quartz yang

Bab III Teori

25

sangat halus, dan sejumlah partikel berbentuk lempengan lempengan pipih yang
merupakan pecahan dari mineral mineral mika.
Lempung (clays) sebagian besar terdiri dari partikel mikroskopis dan
submikroskopis (tidak dapat dilihat dengan jelas bila hanya dengan mikroskopis
biasa) yang membentuk lempengan lempengan pipih dan merupakan partikel
partikel dari mika, mineral mineral lempung (clays minerals) dan mineral mineral
yang sangat halus lain.
Dalam suatu pekerjaan teknik sipil, tanah dipergunakan sebagai suatu bahan
bangunan. Pemadatan suatu tanah dilakukan untuk meningkatkan sifat sifat tanah
dan merupakan suatu cara yang ditentukan oleh sarjana teknik. Contoh yang paling
umum adalah lapisan bawah dasar (sub-base) dari suatu jalan dimana pemadatan
mungkin dilakukan di tempat (in situ), atau suatu peninggian tanah dimana tanah
yang ditimbun, sering kali berasal dari pemotongan tanah yang dilakukan ditempat
lain. Pengisian tanah kembali (back fill) setelah pelaksanaan dibawah tanah
merupakan suatu contoh lain dimana tanah mungkin harus dipadatkan.

Pemadatan dilakukan dengan menggilas dan menumbuk dan menimbulkan


pemadatan pada tanah dengan mengusir udara dari pori - pori. adalah tidak mungkin
untuk menghilangkan air dari pori - pori dengan pemadatan, akan tetapi penambahan
air pada tanah yang sedikit lembab membantu pemadatan dengan mengurangi tarikan
permukaan. Akan tetapi terdapat suatu kadar air optimun di atas mana tambahan air
akan menyebabkan meningkatnya pori pori.

Bab III Teori

26

B. Penyelidikan Tanah
Tanah sebagai suatu tempat bagi manusia untuk hidup dan berkembang
memiliki banyak fungsi. Untuk itu perlu diadakan penyelidikan mengenai tanah yang
kita tempati. Tanah pondasi biasanya merupakan bahan yang susunannya amat rumit
dan beraneka ragam. Walaupun sifat fisik dan mekaniknya dapat diketahui dengan
penyelidikan tanah atau pengujian tanah, namun hasilnya tak sesuai benar dengna
kenyataan.
Kelas tanah adalah kelompok tanah yang mempunyai persamaan dalam
beberapa karakteristik yang penting. Terdapat banyak sekali kombinasi sifat
sifat tanah yang berbeda pada berbagai macam tanah, sehingga suatu system
klasifikasi tanah harus dirancang khusus untuk tujuan tertentu.
Menurut Sosrodarsono Dan Nakazawapada, umumnya tanah dibagi atas 3 tipe, taitu :

tanah bebutir kasar


tanah berbutir halus
tanah organis
tanah anorganik

Penyelidikan tanah dilaksanakan karena banyaknya bangunan yang rusak


akibat kurangnya pengetahuan akan pengaruh tanah bagi bangunan. Untuk itulah
pada masa sekarang ini, para ahli mengadakan penyelidikan terhadap tanah dan
menyatakan bahwa pengeruh tanah terhadap suatu bangunan adalah sangat besar
sehingga apabila masalah tersebut tidak diperhatikan dengan baik, maka akan dapat
menimbulkan masalah yang sangat besar.
Dalam pembangunan suatu gedung yang akan menampung manusia dalam

Bab III Teori

27

jumlah yang besar maka yang akan dipikirkan adalah bagaimana membangun gedung
tersebut dengan hasil yang aman, nyaman dan ekonomis. Untuk mencapai hal itu
maka perlu diperhitungkan beban - beban yang bekerja pada gedung tersebut baik
beban hidup maupun beban mati. Setelah perhitungan mekanika tekniknya selesai,
maka perhitungan / pemeriksaan terhadap tanah sebagai dasar pondasi gedung
tersebut mutlak diperlukan karena dalam kondisi tanah yang tidak baik akan
menmibulkan kerusakan yang fatal atau bahkan dapat meruntuhkan bangunan itu
sendiri.
Dalam desain pondasi, kita dapat membuat dengan cara yang rasional tanpa
seorang desainer yang memiliki konsepsi dari akibat yang diterima sifat- sifat fisis
tanah. Penyelidikan tanah sangatlah penting dilaksanakan untuk memperoleh
pendekatan dari sifat tanah asli. Elemen - elemen penyelidikan tanah sangat
tergantung dari jenis proyek yang akan dilaksanakan, tetapi pada umumnya
penyelidikan tanah ini harus emberikan informasi yaitu :
a. Informasi menentukan jenis pondasi yang diperlukan (seperti dalam atau dangkal)
b. Informasi yang memungkinkan konsultan geoteknik membuat rekomendasi
mengenai kapasitas beban yang diijinkan pada elemen pondasi atau tanah.
c. Data atau penyelidikan laboratorium yang meadai untuk menaksir penurunan
d. Letak muka air tanah
e. Informasi untuk mengidenntifikasi dan menyelasaikan masalah penggalian
f. Indentifikasi masalah yang potensial (penurunan, reta retak, yang menyangkut
harta benda penduduk sekitarnya)
g. Identifikasi masalah lingkungan dan pemecahan masalahnya.
Bab III Teori

28

C. Pondasi
1. Pengertian Pondasi
Hary Christiady (2006) menyatakan bahwa pondasi adalah bagian terendah
dari bangunan yang meneruskan beban ke tanah atau batuan yang ada dibawahnya.
Sarito dan Trimanta (1996) struktur bawah bangunan yang berfungsi mendukung
seluruh berat bangunan, yang meliputi berat sendiri dari berat beban - beban yang ada
meneruskannya ke tanah yang berada dibawahnya.
2. Fungsi pondasi
Menurut Imam Subarkah fondasi berfungsi untuk menjamin kedudukav
bangunan, mencegah bangunan turun (melesak) tidak rata yang menyebabkan pecah pecah. Eduard Nawi (1998) menjelaskan bahwa fondasi berfungsi untuk meneruskan
reaksi terpusat dari kolom dan dinding ataupun beban beban lateral dari diding
penahan tanah ke tanah tanpa terjadinya penurunan pada sistem strukturnya dan tidak
terjadi keruntuhan pada tanah.
3. Jenis Jenis Pondasi
Sarito dan Trimanta menguraikan jenis - jenis pondasi yaitu :
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal terbagi atas empat yaitu :
a. Pondasi menerus
Pondasi menerus berada diseluruh panjang tembok atau dinding bangunan, yang
mempunyai kedalaman tanah keras 80 - 120 cm dari permukaan tanah asli.

Bab III Teori

29

b. Pondasi setempat
Pondasi setempat dibuat pada tempat tempat tertentu, misalnya pada setiap
pertemuan dinding atau pada jarak tertentu pada dinding yang panjang kolomnya
utama dibuat. Pondasi ini mempunyai kedalaman 1,20 meter dari permukaan tanah
asli.
c. Pondasi Gabungan
Pondasi gabungan hampir sama dengan pondasi setempat, namun dari
beberapa kolom digabung dengan satu plat sebagai alas atau dasar pondasi. Hal ini
dilakukan guna meningkatkan daya dukung pondasi maupun jarak kolom terlalu
dekat
d. Pondasi Plat
Pondasi plat merupakan pondasi yang dibuat diseluruh luas bangunan yang
pada umumnya terbuat dari beton bertulang dan diperkuat dengan balok - balok beton
dibawahnya. Pondasi ini dibuat pada lantai dibawah permukaan tanah (basement) dan
diatasnya dapat berfungsi sebagai tempat parkir, gudang maupun ruang mesin.

2. Pondasi dalam
Pondasi dalam mempunyai kedalaman lebih dari 6,00 meter dari permukaan tanah
asli,. Pondasi dalam dibagi dua yaitu :
a. Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang merupakan pondasi dalam, pada umumnya, terbuat dari
bahan tiang pancang beton bertulang, yang dipancangkan menggunakan mesin. Jika

Bab III Teori

30

dalam satu pondasi terdapat lebih dari satu tiang pancang, maka untuk menyatukan
dibuat poer (pile cap) yang nantinya menjadi tumpuan kolom utama.
b. Pondasi tiang bor (bored pile)
Pondasi pondasi ini hampir sama dengan pondasi tiang pancang, namun cara
pembuatannya dengan cara membor tanah, kemudian dipasang tulangan selanjutnya
baru dicor dengan beton
Jenis jenis pondasi menurut Hary Christiady (2006) adalah :
1. Pondasi telapak yaitu pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom.
2. Pondasi memanjang pondasi yang berguna untuk mendukung dinding memanjang
atau sederetan kolom - kolom yang berjarak sangat dekat, sehingga bila dipakai
pondasi telapak sisi - sisinya akan berimpit satu sama lain.
3. Pondasi rakit yang berguna untuk mendukung bangunan yang terletak pada tanah
lunak, atau digunakan bila susunan kolom - kolom jaraknya sedemikian dekat ke
semua arahnya, sehingga bila dipakai pondasi telapak sisi - sisinya akan berimpit satu
sama lain.
4. Pondasi sumuran adalah bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi
tiang, digunakan bila tanah dasaryang kuat terletak pada kedalaman yang relatif
dalam.
5. Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang normal tidak
mampu mendukung bebannya, sedangkan tanah keras terletak pada kedalaman yang
sangat dalam. Imam Subarkah menjelaskan jenis jenis pondasi yaitu :
a. Pondasi langsung diatas tanah
Pondasi yang dipasang langsung diatas tanah. Muatan terbesar yang dapat ditahan
Bab III Teori

31

tanah sama dengan berat bangunan dengan muatan diatasnya. Pondasi ini digunakan
pada bangunan kecil dengan lebar dasar pondasi umumnya 2 a, 3 kali tebal dinding
diatasnya dengan minimum 45 cm untuk dinding luar atau dinding yang menahan
lapisan balok.
Untuk bangunan besar terlebih dahulu dilakukan penyelidikan tanah, yaitu daya
dukung tanah. Untuk tanah lempung bergantung pada pertahanan geser tanahnya
yaitu S=C, jadi S = q u dan daya dukungnya adalah 3 q u. Besarnya qu untuk
pekerjaan besar, ditentukan dilaboratorium sedangkan untuk pekerjaan kecil
digunakan penetration test. Daya dukung tanah lempung secara teoritis q d = 2 qu. qd =
2,85 qu[1 + 0,3 ]. B = lebar pondasi dan L = panjang pondasi. angka keamanan untuk
tekanan tanah lempung adalah 3, jadi qa = qd (kira - kira 0,333 - 0,435 qd). Qa qu. Jadi
tekanan tanah yang diperbolehkan pada tanah lemping tidak bergantung pada lebar
pondasi. suatu tekanan tanah yang tertentu besarnya lebar pondasi diatas lempung
tidak lebih aman daripada yang sempit dan kalau kekuatan tanahnya berkurang
dengan kedalamannya, lebar pondasi adalah kurang keamanannya.
Daya dukung pasir bergantung pada kerapatan relatif pasir dan posisi muka
airnya. Untuk pasir, tingginya muka air mempengaruhi daya dukung tanahnya dan
pelesakan bangunannya serta besarnya biaya untuk penggalianlubang pondasinya.
Berat pasir didalam air kira - kira setengah setengah berat pasir kering, pasir lembab
atau pasir jenuh. Daya dukung pasir untuk pondasi langsung adalah : q d = k B [tg2
(45o + ) - 1] + Df tg2 (45o + ). Tekanan tanahnya : qd = qd - Df. Angka keamanan untuk
ekanan tanah adalah 3, jadi qa = qd. Jika air tanahnya setinggi dasar pondasinya, maka
qa = qa.
Bab III Teori

32

Dalamnya pondasi biasanya diambil tak kurang dari 0,80 meter karena lapisan teratas
umumnya lembek dan mengandung benda benda organis seperti sisa - sisa tumbuh tumbuhan dan sebagainya
b. Pondasi di atas perbaikan tanah
Pondasinya dibuat diatas perbaikan tanah yaitu mengganti galian lapisan tanah
lembek bagian atas dengan pasir. Pada perbaikan hendaknya pasir tidak terdesak ke
samping oleh berat bangunan yang diatasnya, sehingga menyebabkan turunnya
bangunan. Untuk menghindari hal tersebut maka tanah pasir harus memencar
dibawah sudut 45o. tanah pasir harus didapat sebelum pondasi dipasang dan
memadatkannya harus rata. Hal ini dilakukan agar bangunan tidak turun yang dapat
menimbulkan pecah - pecah. Pasir diisikan dalam lapisan - lapisan pondasi dengan
tebal 20 cm, lalu pasir tersebut direndam dan dipadatkan dengan alat penumbuk dari
kayu atau besi. Jika air meresap ke dalam tanah, maka butir - butir pasir akan
mengalami tekanan pengaliran dan lebih padat lagi.
c. Pondasi di atas baya baya ,sumuran sumuran atau caisson
Pondasi diatas baya baya adalah meneruskan tekanan muatan kepada tanah
yang lebih dalam letaknya dan lebih kuat. Ukuran baya baya ditentukan dengan
perhitungan menurut besarnya muatan dan kekuatan tanahnya. baya - baya dapat
dibuat dari pasangan batu, beton atau beton bertulang. Jarak baya - baya dari
pasangan batu adlah 2,5 meter. Oleh karena it luas baya - baya lebih kecil daripada
luas bangunannya, maka tegangan rata - rata pada tanah akan menjadi lebih besar.
Jika tanah yang kuat ditemukan pada kedalaman 5 - 10 m, maka dinding - dinding

Bab III Teori

33

lubang pondasi untuk baya - baya memerlukan penangkis. Lubang tersebut harus
dikeringkan. Umumnya pekerjaan ini sulit dan membutuhkan biaya yang mahal.
Untuk menghindari hal tersebut, maka pondasi tersebut dibuat diatas sumurran sumuran dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulang.
d. Pondasi di atas tiang - tiang
Pondasi ini digunakan jika ada bahaya penggerusan air. Denagn menggunakan
pondasi tiang dapat menghemat biaya pengeringan air. Tiang dapat dibuat dari kayu,
beton atau basi. Tiang kayu harus senantiasa ada dibawah air terendah. Dibanding
tiang kayu, tiang beton mempunyai beberapa keuntungan antara lain :a) tinggi
rendahnya air tidak mempengaruhi, sehingga menghemat galian tanah atau pasangan
batu; b)daya penahannya lebih besar, jadi jumlah tiang yang digunakan sedikit.
Eduart Nawi menyatakan, ada beberapa macam jenis - jenis pondasi yaitu :
a. Pondasi dinding.
Pondasi ini terdiri dari jalur slab disepanjang dinding, tebalnya lebih dari pada tebal
dinding. Tulangan utamanya terletak tegak lurus terhadap arah dinding.
b. Tulangan kolom yang terisolasi bebas.
Jenis pondasi ini cukup ekonomis apabila digunakan untuk beban yang relatif kecil
untuk pondasi yang teletak di atas batu karena pondasi ini terdiri atas slab segiempat
atau bujur sangkar.
c. Pondasi gabungan.
Pondasi ini menerima beban dari dua atau lebih kolom. Pondasi gabungan diperlukan
apabila kolom dinding harus ada pada garis gabungan, dan slab pondasinya tidak
terletak pada garis bangunnan.
Bab III Teori

34

d. Pondasi kantilever atau strap.


Pondasi untuk kolom interior dan ekterior dibuat sendiri - sendiri dan dihubungkan
oleh balok strap untuk meneruskan momen lentur yang diakibatkan oleh eksentrisnya
bebaqn kolom dinding ke daerah pondasi dibawah kolom interior.
e. Pondasi tiang.
Pondasi ini sangat penting apabila tanahnya lunak sampai kedalaman yang cukup
besar. tiang tersebut dipancang sampai kepada batuan yang keras atau sampai
kedalaman yang cukup untuk memberikan tahanan gesekan. Tiang tersebut
merupakan tiang pracetak atau beton pratekan dan ada juga yang terbuat dari bahan
baja atau kayu. Setiap tiang harus mempunyai kepala tiang (pile cap) dari beton yang
ditulangi pada kedua arah.
f. Pondasi rakit atau pondasi terapung.
Pondasi ini digunakan apabila daya dukung tanah yang diizinkan sangat kecil pada
kedalaman yang cukup besar.

4. Tipe Tipe Keruntuhan Pondasi


Untuk mempelajari perilaku tanah pada saat permulaan pembebanan sampai
mencapai keruntuhan, ditinjau suatu pondasi kaku yang terletak pada kedalaman yang
tidak lebih lebar dari pondasinya.
Vesic (1963) membagi mekanisme keruntuhan pondasi menjadi tiga macam yaitu :
a. Keruntuhan Geser Umum (General Shear Failure)
Keruntuhan pondasi terjadi menurut bidang runtuh yang dapat diidentifikasikan
dengan jelas. Keruntuhan geser umum terjadi dalam waktu yang reklatif mendadak,
Bab III Teori

35

diikuti dengan penggulingan pondasi.


b. Keruntuhan Geser Lokal (Local Shear Failure)
Tipe keruntuhannya hampir sama dengan keruntuhan geser umur, namun bidang
runtuh yang terrbentuk tdak sampai mencapai permukaan tanah. Pondasi tenggelam
akibat bertambahnya beban pada kedalaman yang relatif dalam, yang menyebabkan
tanah didekatnya mampat. Dalam keruntuhan geser lokal, terdapat sedikit
pengembunan tanah disekitar pondasi, namun tidak terjadi penggulingan pondasi.
c. Keruntuhan Penetrasi
Pada tipe keruntuhan ini, dapat dikatakan keruntuhan geser tanah tidak terjadi. Akibat
beban, pondasi hanya menembus dan menekan tanah ke samping, yang menyebabkan
pemampatana tanaha didekat pondasi. Pemampatan tanah akiabat penetrasi pondasi,
berkembang hanya pada zona terbatas tepat didasar dan disekitar tepi pondasi.
Pondasi menembus tanah kebawah dan baji tanah yang terbentuk dibawah dasar
pondasi hanya menyebabkan tanah menyisih.Saat keruntuhan, bidang runtuh tidak
terlihat sama sekali.
Menurut Vesic (1963), model keruntuhan geser umum terjadi pada pondasi yang
relatif dangkal yang terletak pada pasir padat atau kira kira dengan > 36 o , sedang
untuk keruntuhan geser lokal kira kira < 29 Menurut Coduto (1994)
a. Pondasi pada pasir padat cenderung runtuh padankeruntuhan geser umum. Dalam
hal ini, pasir padat adalah pasir yang mempunyai kerapatan relative Dr > 67%
b. Pondasi pada pasir tidak padat sampaibkepadatan sedang (30%< D r<67%),
cenderung runtuh pada keruntuhan geser lokal.
c. Pondasi pada pasir yang sangat longgar (Dr<30%), runtuh menurut model
Bab III Teori

36

keruntuhan penetrasi.

C. Acuan Dan Perancah


1. Pengertian Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah adalah suatu konstruksi yang bersifat sementara yang berupa mal
cetakan pada bagian kedua sisi atas dan bawah dari bentuk beton yang dikehendaki.
Acuan berfungsi sebagai konstruksi yang diinginkan, Sedangkan Perancah berfungsi
sebagai pembantu memperkuat bentuk konstruksi.
2. Fungsi Acuan dan Perancah
Acuan dan perancah itu sendiri memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton
b. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
c. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan mampu
memikul beban sendiri maupun beban luard. Mencegah hilangnya air semen ( air
pencampur ) pada saat pengecoran
e. Sebagai isolasi panas pada beton.

3. Syarat Syarat Umum Acuan dan Perancah


a. Kualitasnya Baik
Cermat dalam merancang dan membangun sehingga posisi, ukuran dan bentuk
jadinya dari beton yang dicetak sesuai dengan yang dirancang. Dalam pelaksanaan
sering terjadi pengabaian adanya lubang - lubang dan kotoran bekas gergajian pada
acuannya, yang mengakibatkan mutu beton/kualitas beton tidak sesuai dengan yang
Bab III Teori

37

diharapkan.
b. Keamanan Tejamin
Kokoh, kaku, dan kuat sehingga mampu menopang seluruh beban mati dan beban
hidup tanpa terjadi deformasi yang berarti atau embahayakan bagi pekerja dan
struktur beton itu sendiri.
c. Ekonomis
Dibangun secara efisien, hemat waktu dan biaya, sehingga menguntungkan bagi
pelaksana. Dalam usaha optimasi pembiayaan, cara penghematan tidak dapat
dilakukan dengan cara yang sembarangan tanpa dilandasi sasaran yang tepat. Ada
beberapa yang harus diperhatikan dalam mengoptimasikan pembiayaan, yaitu :
1. Harga/bahan materrial acuan
2. upah kerja untuk pembuatan, pemasangan dan pembongkaran acuan
3. biaya peralatan yang digunakan
4. kemungkinan penggunaan ulang dari acuan
5. biaya perbaikan beton yang dilakukan karena penggunaan acuan tertentu
d. Permukaan rata
Permukaan bagian dalam pada cetakan harus rata sehingga setelah beton mengeras
permukaan beton tersebut tanpak rapi dan rata.

4. Peralatan Penunjang Kerja Acuan dan Perancah


a. Alat Pengikat
Alat ini berfungsi sebagai alat pengikat/pemegang cetakanatau acuan. Macam macam alat pengikat, adalah :
Bab III Teori

38

1. Rapid Klam
Alat ini terdiri dari pengunci yang berlubang dan berbaji. Carapenggunaannya adalah
dengan menggunakan besi diameter 10 mm atai lebih sebagai batang pengikat
dimasukkan ke dalam lubang pengunci dan dimatikan/dikunci dengan baji yang ada
dan untuk sisi lain dimasukkan ke dalam pengunci dan ditarik dengan alat penarik
tulangan sampai cukup, kemudian dikunci/dimatikan dengan baji.
2. Water wing nut
Alat ini terdiri dari plat besi berlubang dan dilengkapi mur bermodel sayap,
sedangkan batang pengikatnya adalah batang berulir.

b. Alat Perancah atau Pendukung


Alat ini berfungsi sebagai penahan/pendukung dari acuan atau cetakan.
1. Stell Props
Stell props adalah tiang perancah tunggal yang dibuat dari pipa logam terdiri dari dua
bagia, bawah dan atas. pada bagian ujung atasnya dibuat ulir agar dapat distel naik/
turun bagian atasnya. Apabila diperlukan dapat dipasang tripot sebagai penahan
a. Bagian pada acuan
1) Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dindingv acuan, apabiladigunakan papan maka
penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun memanjang, perlu
diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-benar rapat agar tidak ada air
yang keluar.

Bab III Teori

39

2) Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi :
a) Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang maupun melebar
b) Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar. Klam dapat terbuat dari papan
seperti papan acuan, namun perlu dipotong potong sesuai ukuran yang dikehendaki
atau cukupmenggunakan papan sisa yang masih cukup panjang dengan lebar
papan yang disambung.
b. Bagian pada perancah
1) Tiang acuan/Tiang Penyangga
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan besi.
Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut kolom Perletakan
tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga ditanam pada tanah.
Apabila tiang langsung berhubungan dengan tanah sebaiknya ditanam sedalam 20 cm
untuk menjaga agar konstruksi tidak bergeser. dari ketinggian kedudukan acuan.
Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
a) Beban yang ditopang
b) Ukuran balok
c) Ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
d) Skur/pengaku.
Dalam Acuan dan Perancah terdapat 2 macam tiang yang digunakan, yaitu:
a) Tiang tunggal (pipe support/steel proof).
b) Tiang rangka (scaffolding).
2) Gelagar
Bab III Teori

40

Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada serta dapat
berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan. Gelagar terbuat dari
bahan kayu berukuran balok maupun papan. Penggunaan bahan gelagar dari kayu
berukuran balok maupun berukuran papan tergantung dari perencanaan pemakaian
bahan, tetapi yang pasti gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk
menopang beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm
maupun papan 2 x 20 cm. Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan
ketinggian yang dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian
tepi, dan kemudian gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai
papan duga terhadap gelagar bagian tengah Jarak pemasangan gelagar tergantung dari
a) Ukuran penampang bahan gelagar
b) Beban yang dipikul
c) Ketebalan papan acuan.
3) Skur Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk
memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada. Agar didapat
suatu sistem acuan perancah yang memenuhi persyaratan kekakuan, maka skur
dipasang pada dua posisi :
a) Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsi untuk mempersatukan
tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut akan bekerja bersamaan pada
saat mendapatkan gaya
b) Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal, yang
mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal ( goyangan ) yang
timbul pada tiang penyangga. Skur horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya.
Bab III Teori

41

Skur diagonal saja tidak mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar
tiang penyangga dan yang bisa terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara skur
horizontal dan diagonal akan mempunyai kemampuan menopang gaya, karena terjadi
kekompakan tiang dan skur.
4) Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak- gerak. Landasan
yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton. Landasan berfungsi
sebagai:
a) Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung -ujung
tiang penyangga
b) Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung tiang akibat
adanya gaya-gaya horizontal
c) Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang tiang apabila
tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempa- tempat bergelombang.
5) Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong diletakkan diatas
papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiangtiang tersebut dapat berdiri
dengan tegak dan kokoh.

5. Bahan yang Dugunakan dalam Pembuatan Acuan dan Perancah


Bahan-bahan yang digunakan berupa :
a. Papan
Kayu ini berupa papan dengan ukuran kurang lebih 1,5 x 15 x 300 cm, berasal dari
Bab III Teori

42

kayu meranti. Pada saat sekarang banyak digunakan kayu berukuran 2 x 20 x 400 cm,
karena kayu ini mudah didapatkan dipasaran dan kayu ini dikenak dengan nama
kayu borneo. Papan ini digunakan sebagai bahan acuan, sekur tiang perancah untuk
balok dan lantai, papan landasan.
b. Balok
Balok yang digunakan dalam pekerjaan acuan dan perancah berukuran lebih kecil,
misalnya 4/6 x 400cm maupun 5/7 x 400 cm. Kayu ini digunakan sebagai bahan tiang
perancah, gelagar, pengaku, sekur perancah kolom tunggal.
c. Kayu lapis/ Multipleks
Kayu lapis atau multipleks atau playwood adalah lembar kayu yang diproses secara
mekanis dan mempunyai berbagai ketebalan, antara lain : 18 cm, panjang 244cm, dan
lebar 142 cm (1,8 x 142 x 244 cm). Bahan ini digunakan sebagai papan acuan lantai,
balok.
d. Paku
Paku yang umu digunakan adalah paku yang tidak disepuh dengan berbagai diameter
maupun panjang tergantung dari ketebalan kayu yang disambung. Dalam
penggunaannya, tidak dibenarkan jika ujung paku yang keluar dari sambungan
dibengkokkan karena dapat mempersulit pembongkaran acuan dan perancah.

6. Alat Pada Pekerjaan Acuan Dan Perancah


1. Meteran
Meteran berguna untuk menentukan segala ukuran panjang yang meliputi ukuran
bahan bagian acuan dan perancah maupun ukuran konstruksi yang akan dibentuk.
Bab III Teori

43

2. Gergaji
Peralatan ini berfungsi untuk memotong bahan sesuai dengan kebutuhan.
3. Gergaji dolken
Gergaji dolken berfungsi untuk memotong kayu dolken atau kaso. Gergaji ini terdiri
atas tangkai dan mata gergaji berupa pita yang bias dilepas - lepas dan mempunyai
mata yang cukup besar. Gergaji ini dirancang untuk keperluan memeotong secara
cepat, tatapi hasilnya kasar. Gergaji cocok digunakan untuk pembuatan patok yang
yang ujung bawahnya perlu diruncingkan.
4. Siku - siku
Alat ini digunakan untuk menentukan kesikuan pekerjaan misalnya pekerjaan acuan
kolom dan balok. Untuk menentukan kesikuannya digunakan metode sgitiga siku siku dengan perbandingan sisi -sisinya 3 : 4 : 5 atau menggunakan alat prisma
segitiga maupun prisma segilima (Pentagon).
5. Palu
Palu digunakan untuk membenamkan paku yang mempunyai berat 0,5 kg. Jenis palu
yang cocok mempunyai bagian yang bisa untuk memcabut paku (palu cakar).
6. Palu godam
Palu godam digunakan untuk membenamkan patok kayu ke dalamtanah pada waktu
pembuatan patok - patok untuk keperluan acuan dan perancah untuk pondasi. Palu ini
mempunyai berat lebih dari 1 kg.
7. Ketam dan serutan
Untuk meluruskan bagian acuan yang disambung memerlukan tingkat kerapatan yang
cukup, maka bidang kontak sambungan perlu diketam.
Bab III Teori

44

8. Gergaji mesin tangan


Gergaji ini digunakan untuk mempercepat proses penggergajian terutama untuk
membelah papan, jika digunakan gergaji biasa memerlukan waktu yang lama.
9. Unting - unting
Alat ini berguna untuk menentukan dan mengontrol ketegakan dari acuan dan
perancah yang dibuat, terutama pada kolom.
10. Slang plastik
Slang plasti berguna untuk membantu menentukan elevasi dari bagian bekisting yang
memerlukannya. Slang plastik yang dapat digunakan sebagai alat bantu mempunyai
persyaratan, yaitu :
a. mempunyai panjang yang bisa menjangkau antara dua titik dengan ketinggian
tertentu.
b. berdiameter minimun 5mm (bukan pipa kapiler)
c. tidak bocor
d. terisi air penuh tanpa ada gelembung udara didalamnya
e. tidak terlipat
11. Waterpas
Waterpas merupakan alat untuk mnentukan dan mengontrol kedataran maupun
ketegakan acuan dan perancah. Alat ini terbuat dari kayu atao logam (alumunium)
dilengkapi nivo tabung berisi cairan dan gelembung udara. acuan dan perrancah
dinyatakan vertikal atau horizontal apabila posisi gelembung udara berada ditengah tengah.
12. Pensil
Bab III Teori

45

Pekerjaan bekisting tidak lepas dari pengukuran panjang. Untuk memberi tanda
tertentu pada acuan dan perancah diperlukan pensil , misalnya panjang elevasi.
13. Benang
Alat ini berguna unutk pedoman dalam menentukan kelurusan atau kedataran titik titik diantara dua titik yang telah ditentukan kedudukannya.
14. Cangkul, sekol dan belincong
Alat ini digunakan pada saat penggalian pondasi.

7. Alat Bantu Dan Keselamtan Kerja


a. Helm kerja (Proyek)
Helm kerja digunakan sebagi pelindung kepala dari benturan benda keras pada saat
pelaksaan pekerjaan acuan dan perancah, musalnya palu dan potongan jayu jatuh dari
ketinggian acuan dan perancah diatas lantainya.

Bab III Teori

46

Anda mungkin juga menyukai