Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teori Kebisingan
Kebisingan (noise) adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau
mengganggu.1
Sesuai keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisik di tempat kerja, kebisingan adalah semua suara yang
tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
2.
Sound Level Meter (SLM). Alat ini terdiri dari mikrofon, amplifier, weighting
network, dan layar display dalam satuan decibel dB(A).
1 P.K. Sumamur. 1967. Hiegiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung
Agung, Hal. 57.
P
4 r2
Dengan
I
yang
disebabkan
oleh
peralatan
sederhana,
misalnya
Jenis Kebisingan:
1. Bising kontinu (terus menerus). Bising ini relative tetap dalam batas kurang
lebih 5dB untuk periode 0,5 detik berturut-turut seperti suara mesin, kipas
angin, dll.
2. Bising intermitten (terputus putus) yang terjadi tidak terus menerus seperti
suara lalu lintas, suara pesawat terbang
3. Bising Impulsif yang memiliki perubahan tekanan suara melebihi 40 dB dalam
waktu yang cepat sehingga mengejutkan pendengarnya seperti suara senapan,
mercon, dll
4. Bising impulsif berulang yang terjadi secara berulang-ulang pada periode
yang sama seperti suara mesin tempa.
3.
4.
Noise Mapping
Noise mapping adalah pemetaan kebisingan yang menggambarkan
kebisingan yang sama tersebut dihubungkan sehingga terbentuk suatu garis pada
peta yang menunjukkan tempat dengan tingkat tekanan bunyi yang sama.
Tujuan dilakukannya noise mapping adalah:
1. Sebagai pedoman dalam menagambil langkah-langkah SMK3 (sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja) berdasarkan peta yang dibuat.
2. Untuk mengetahui dimana lokasi yang tepat dalam pemakaian alat pelindung
diri berdasarkan sound intensity.
3. Mengetahui jumlah tenaga kerja yang terpapar kebisingan di area kerja
sehingga manajemen mengetahui operator yang beresiko tinggi menderita
gangguan pendengaran, untuk treatment berupa program konservasi
pendengaran.
4. Kepentingan
terhadap
uji
audiometric
untuk
mengetahui
gangguan
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila
terputus-putus atau datangnya tiba-tiba, dapat mengakibatkan peningkatan
tekanan darah ( 10 mmHg), peningkatan denyut nadi, serta dapat
menyebabkan pucat pada gangguan sensoris.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
susah tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu yang lama
dapat menyebabkan stress, kelelahan dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Biasanya menyebabkan masking effect (bunyi yang menutupi pendengaran
yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi pembicaraan hasus
dilakukan
dengancara
berteriak.
Gangguan
ini
dapat
menyebabkan
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan diruang angkasa
atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala
pusing (vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran
Yaitu gangguan paling serius karena dapat meyebabkan ketulian. Ketulian
bersifat progresif. Pada walanya bersifat sementara dan akan segera pulih
kembali bila menghindar dari sumber bising, namun bila terus menerus
bekerja di tempat bising, daya dengar akan hilang secara menetap dan tidak
akan pulih kembali.
6.
ganda
yaitu
ear
plug
dan
ear
muff,
untuk
perhitungan
pilih NRR terbesar dari Ear plug atau ear muff, kemudian hitung dengan rumus :
Kebisingan (dBA) = Kebisingan area kerja (dBA) [(NRR-7)*50%] 5