Anda di halaman 1dari 25

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1

ANALISIS LOKASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka nomor
11 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Majalengka tahun 2011-2031 Kecamatan Kadipaten berada di KSP
koridor Bandung-Cirebon dan dijadikan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW).
Kecamatan Kadipaten merupakan zona Kawasan Strategis
dengan fungsi sebagai kawasan perdagangan (pasar, pertokoan). Bagi
Majalengka Kadipaten telah menjadi pusat perdagangan lintas
wilayah, jalan-jalan besar di kecamatan ini merupakan arus komuter
maupun arus transito jual beli barang dan jasa. Semua itu begitu
mengesankan,

terlebih

jika

didalamnya

ditambahkan

rencana

pembangunan bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kecamatan


Kertajati yang hanya berjarak beberapa menit dari Kecamatan
Kadipaten.
Agar lebih mempermudah dalam pemilihan lokasi yang tepat
dan sesuai maka digunakan analisis SWOT, analisi SWOT itu sendiri
adalah analisis yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght), dan
peluang

(opportunities),

namun

secara

bersamaan

dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats) yang


ada di lokasi.

Tabel 6.1 Matriks SWOT lokasi penelitian

INTERNAL

EKSTERNAL
Peluang (Opertunities)
Meningkatkan PAD
Meningkatkan peluang
bagi pelaku bisnis
Mendorong
minat
investor
Memberikan
peluang
lapangan kerja bagi
masyarakat setempat
Ancaman (Threats)

Kekuatan (Strengths)

Kelemahan (weaknesses)

Termasuk
kawasan
strategis
provinsi
(KSP)
Sebagai
pusat
kegiatan
wilayah
(PKW)
Dekat dengan lokasi
bandara internasional
Jawa Barat (BIJB)
Kertajati
Termasuk
kawasan
perdagangan
Strategi SO

Kualitas SDM yang belum


memadai
Pendapatan
penduduk
yang
cenderung
menengah kebawah

Mengoptimalkan
wilayah perdagangan
Meningkatkan
nilai
ekonomi masyarakat
Meningkatkan
daya
tarik investor untuk
menanamkan modal

Menawarkan
investasi
sektor
ekonomi
yang
berkelanjutan
Menjual produk yang dapat
dijangkau oleh masyarakat
menengah kebawah

Strategi ST

Strategi WT

Strategi WO

Terdapat
ruko-ruko Meningkatkan inovasi Menjalin kerjasama yang
disekitar lokasi
disetiap ruang dalam
baik dengan pihak terkait
pusat bisnis terpadu
Dekat dengan pasar
untuk membangun sebuah
tradisional
Mendesain
pusat
pusat bisnis terpadu
bisnis terpadu yang
Ancaman
bencana
berwawasan
banjir
karena
lingkungan
berkurangnya
daerah
resapan air

Setelah mengkaji lokasi penelitian dengan tabel matrik SWOT


dari segi internal maupun eksternal, penulis menyimpulkan bahwa
kecamatan kadipaten sangat berpotensi untuk di jadikan pusat bisnis
terpadu. Beberapa kelebihan lokasi pengembangan kawasan bisnis
terpadu di Kecamatan Kadipaten apabila dilihat dari analisis SWOT
yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strength and Opportunities), yaitu strategi yang
mengoptimalkan kekuatan (strength) untuk memanfaatkan peluang
(opportunities), ialah:
a. Kecamatan Kadipaten merupakan kawasan strategis Provinsi
(KSP), dimana kecamatan ini berada di kawasan strategis
Provinsi (KSP) koridor Bandung-Cirebon.
b. Sebagai

pusat

kegiatan

wilayah

(PKW),

karena

bagi

Majalengka Kadipaten telah menjadi pusat perdagangan lintas


wilayah jalan besar di Kecamatan Kadipaten merupakan arus
komuter dan arus transito jual beli barang dan jasa yang terus
memenuhi jalan sehingga dengan membangun pusat bisnis
terpadu bisa lebih mengoptimalkan wilayah perdagangan.
c. Kecamatan

Kadipaten

Dekat

dengan

lokasi

rencana

pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)


Kertajati, sehingga menjadi magnet yang akan menarik minat
investor.
2. Strategi WO (Weaknesses and Opprotunities), yaitu strategi yang
meminimalkan kelemahan (weaknesses) untuk memanfaatkan
peluang (opportunities), ialah:
a. Menawarkan

investasi

dalam

sektor

ekonomi

yang

berkelanjutan agar terus meningkat nilai investasi di wilayah


tersebut.

b. Dengan dibangunnya pusat bisnis terpadu ini diharapkan


dapat mengarahkan SDM di Kecamatan Kadipaten kearah
yang lebih kreatif.
3. Strategi

ST

(Strength

and

Threats),

yaitu

strategi

yang

menggunakan kekuatan (strength) untuk mengatasi ancaman


(threats), ialah:
a. Meningkatkan inovasi di setiap ruang dalam pusat bisnis
terpadu.
b. Sebagai upaya dalam meminimalisir bencana alam (banjir)
pusat

bisnis

terpadu

direncanakan

dengan

konsep

berwawasan lingkungan, dimana akan di desain lebih banyak


kawasan hijau sebagai tempat resapan air dan sistem drainase
yang akan lebih diperhatikan.
4. Strategi WT (Weaknesses and Threats), yaitu strategi yang
meminimalkan

kelemahan

(weaknesses)

dan

menghindari

ancaman (threats), adalah menjalin kerjasama yang baik dengan


pihak terkait untuk membangun pusat bisnis terpadu yang
berwawasan lingkungan.

6.2

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI


Analisis ekonomi adalah gambaran atas efisiensi penggunaan
sumber daya (input) dengan manfaat (outcome) yang diperoleh dalam
pelaksanaan

kegiatan.

Analisis

ini

mencakup

aspek

sosial,

lingkungan, dan/atau ekonomi dengan memperhitungkan biaya yang


dikeluarkan karena adanya kesempatan yang hilang (opportunity cost)
dari penggunaan sumber daya maupun manfaat yang diperoleh dari
pelaksanaan kegiatan. Analisis kelayakan ekonomi berisi analisis
secara kuantitatif perkiraan hasil dari kegiatan yang memperhitungkan

faktor pengembalian investasi dari aspek lingkungan, sosial, dan


ekonomi

serta

memperbandingkan

tingkat

keefektifitasan

dari

kegiatan tersebut selama waktu yang disiapkan (service time) dengan


beberapa alternatif skenario penggunaan sumber daya yang ada dan
tingkat kebutuhan pelayanan oleh masyarakat.
Karena perencanaan pengembangan pusat bisnis terpadu ini
direncanakan sebagai pusat penggerak perekonomian Kabupaten
Majalengka, sehingga dalam identifikasi penduduk, ekonomi maupun
lingkungan

akan

dibahas

secara

global

pula

yaitu

kawasan

Kabupaten Majalengka secara utuh.


6.2.1. Analisis Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2013
berdasarkan hasil estimasi penduduk 2013 adalah 1.180.774 jiwa
terdiri dari 350.479 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah
tangga 3,4.

Tabel 6.2.
Jumlah Penduduk, Rumahtangga dan Rata-rata Anggota
Rumah Tangga di Kabupaten Majalengka dari tahun 1989
S/D Tahun 2013

Tahun

Jumlah
Penduduk
(Orang)

Jumlah Rumah
Tangga

(1)
1989

(2)
993 057

(3)
256 105

Rata-rata
Anggota
Rumah
Tangga
(4)
3,7

1990

1 032 023

273 463

3,8

1991

1 035 221

277 829

3,7

1992

1 037 800

278 541

3,7

1993

1 043 426

278 525

3,7

1994

1 057 566

282 716

3,7

1995

1 065 562

283 837

3,8

1996

1 070 008

290 736

3,7

1997

1 075 664

293 359

3,7

1998

1 083 837

295 030

3,7

1999

1 100 682

298 349

3,7

2000

1 114 838

324 634

3,4

2001

1 123 920

328 581

3,4

2002

1 134 202

336 608

3,4

2003

1 153 442

313 078

3,7

2004

1 160 583

339 072

3,4

2005

1 169 337

392 544

3,0

2006

1 179 605

395 834

3,0

2007

1 188 189

365 390

3,3

2008

1 196 811

371 716

3,2

2009

1 206 702

378 159

3,2

2010

1 165 795

346 032

3,4

2011

1 171 478

347 717

3,4

2012

1 176 117

349 097

3,4

2013

1 180 774

350 479

3,4

Sumber: BPS Kab. Majalengka, estimasi penduduk 2013

Berdasarkan hasil estimasi jumlah penduduk Kabupaten


Majalengka pada tahun 2013 adalah 1.180.744 jiwa, terdiri dari
590.038 jiwa laki-laki dan 590 .736 jiwa perempuan. Dari data tersebut
terlihat bahwa jumah penduduk perempuan lebih banyak dibandingkan
jumlah penduduk laki-laki dengan sex ratio 99,9.

Rata-rata kepadatan penduduk kabupaten majalengka pada


tahun 2013 adalah 981 jiwa/km2, kepadatan penduduk tertinggi
berada di kecamtan jatiwangi dengan kepadatan 2.087, jiwa/km2
disusul oleh Kecamatan Kadipaten dengan kepadatan 2.007 jiwa/km2.

Tabel 6.3.
Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Luas
Kecamatan

Km

Kepadatan

Penduduk
%

Laki-laki

Peremp

Total

(Orang/Km)

uan
(1)

(2)

(3)

(4)

010 Lemahsugih

78,64

6,53

020 Bantarujeg

66,52

021 Malausma

Penduduk

(5)

(6)

(7)

(8)

28 959

28 969

57 928

4,91

737

5,52

21 530

21 660

43 190

3,66

649

45,04

3,74

20 295

21 068

41 363

3,50

918

030 Cikijing

43,54

3,62

31 252

29 329

60 581

5,13

1 391

031 Cingambul

37,03

3,07

18 249

17 991

36 240

3,07

979

040 Talaga

43,50

3,61

22 203

21 584

43 787

3,71

1 007

041 Banjaran

41,98

3,49

12 021

12 141

24 162

2,05

576

050 Argapura

60,56

5,03

16 730

17 096

33 826

2,86

559

060 Maja

65,21

5,42

24 646

24 461

49 107

4,16

753

070 Majalengka

57,00

4,73

34 534

35 412

69 946

5,92

1 227

080 Cigasong

24,17

2,01

17 589

17 024

34 613

2,93

1 432

090 Sukahaji

32,52

2,70

20 028

20 100

40 128

3,40

1 234

091 Sindang

23,97

1,99

7 209

7 299

14 508

1,23

605

100 Rajagaluh

34,37

2,85

20 847

20 951

41 798

3,54

1 216

110 Sindangwangi

31,76

2,64

15 234

15 394

30 628

2,59

964

120 Leuwimunding

32,46

2,70

27 047

28 851

55 898

4,73

1 722

130 Palasah

38,69

3,21

22 449

23 644

46 093

3,90

1 191

140 Jatiwangi

40,03

3,32

41 840

41 700

83 540

7,08

2 087

150 Dawuan

23,80

1,98

22 305

22 910

45 215

3,83

1 900

151 Kasokandel

31,61

2,62

23 150

23 492

46 642

3,95

1 476

160 Panyingkiran

22,98

1,91

14 847

15 121

29 968

2,54

1 304

170 Kadipaten

21,86

1,82

22 112

21 765

43 877

3,72

2 007

180 Kertajati

138,36

11,49

21 596

20 935

42 531

3,60

307

190 Jatitujuh

73,66

6,12

25 807

25 413

51 220

4,34

695

200 Ligung

62,25

5,17

28 420

28 212

56 632

4,80

910

210 Sumberjaya

32,73

2,72

29 139

28 214

57 353

4,86

1 752

1 204,24

100,00

590 038

590 736

1 180 774

100,00

981

Sumber : BPS. Kabupaten Majalengka, estimasi penduduk 2013

Jumlah penduduk di Kecamatan Kadipaten pada tahun 2013


berdasarkan hasil estimasi penduduk tahun2013 adalah 43.877 jiwa
terdiri dari 22.122 jiwa laki-laki dan 21.765 jiwa perempuan atau
meningkat 0,40 % bila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun
sebelumnya.

Grafik 6.1. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

6.2.2. Analisis Kelas Ekonomi Masyarakat


Analisis Kelas Ekonomi masyarakat adalah salah satu cara
untuk mengidentifikasi daya beli dari masyarakat di Kabupaten
Majalengka guna menyeimbangkan nilai jual yang akan direncanakan
di area Pengembangan Pusat Bisnis Terpadu ini. Adapun indikator
dalam penentuan kelas ekonomi masyarakat di Kabupaten Majalengka
adalah dengan menggunakan data klasifikasi keluarga di Kabupaten
Majalengka.

Tabel 6.4.
Banyaknya Keluarga menurut Kecamatan dan
Klasifikasi keluarga di Kabupaten Majalengka tahun
2013
Pra
Sejahtera
(3)
4,377

II

III

III+

(4)
4,746

(5)
6,238

(6)
2,171

(7)
837

(8)
18,369

020 Bantarujeg

3,525

4,386

4,032

2,281

171

14,395

021 Malausma

3,899

4,739

3,551

1,564

927

14,680

030 Cikijing

4,071

5,329

6,531

3,391

673

19,995

031 Cingambul

4,795

3,412

2,204

1,430

578

12,419

040 Talaga

3,192

4,380

4,732

2,490

325

15,119

041 Banjaran

972

2,261

4,107

1,385

252

8,977

050 Argapura

2,139

2,822

4,054

2,793

271

12,079

060 Maja

2,433

4,556

5,966

2,505

504

15,964

070 Majalengka

2,567

4,816

8,749

4,507

1,058

21,697

080 Cigasong

1,132

3,029

3,565

2,904

131

10,761

090 Sukahaji

1,453

4,106

3,923

3,518

385

13,385

091 Sindang

1,473

1,580

2,052

492

118

5,715

100 Rajagaluh

2,287

2,301

7,183

2,103

257

14,131

110 Sindangwangi

2,013

1,624

3,320

2,924

23

9,904

010 Lemahsugih

Keluarga Sejahtera

Jumlah

120 Leuwimunding

2,917

4,072

6,133

3,592

1,536

18,250

130 Palasah

2,261

1,909

6,873

4,912

133

16,088

140 Jatiwangi

4,245

6,951

9,441

4,146

1,233

26,016

150 Dawuan

3,246

3,712

4,402

2,889

574

14,823

151 Kasokandel

2,893

5,309

4,869

3,174

332

16,577

160 Panyingkiran

1,049

2,695

3,431

2,785

278

10,238

170 Kadipaten

4,033

4,645

3,189

1,302

478

13,647

180 Kertajati

3,587

3,571

4,897

2,195

1,844

16,094

190 Jatitujuh

3,904

3,351

9,848

2,383

344

19,830

200 Ligung

5,345

4,632

7,067

4,403

539

21,986

210 Sumberjaya

4,058

5,466

4,381

2,233

767

17,905

Kab. Majaelngka 2013

77,866

100,400

134,738

71,472

14,568

399,044

Sumber: Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan KB

Berdasarkan kelas ekonomi yang didapat dari Badan KB dan


Pemberdayaan

Perempuan

Kabupaten

Majalengka,

Kecamatan

Kadipaten bila dibandingkan antara penduduk dengan kelas ekonomi


menengah ke atas adalah 97% sementara itu kelas ekonomi
menengah ke bawah 3%, sehingga karena daya beli masyarakat
Kabuaten Kuningan termasuk golongan menengah ke atas. Jadi pusat
bisnis terpadu ini akan direncanakan dengan kelas ekonomi
menengah ke atas.

6.2.3. Analisis Perekonomian Masyarakat


Kesejahteraan suatu kelompok masyarakat dapat diketahui
dari tingkat pendapatan masyarakatnya. Namun data pendapatan
yang akurat sulit diperoleh, sehingga dalam survey sosial ekonomi

nasional (Susenas), tingkat kesejahteraan masyarakat diperoleh


dengan pendekatan pengeluaran rumah tangga.
Secara
kesejahteraan

umum

selama

penduduk

periode

Kabupaten

2009-2011

Majalengka

tingkat

mengalami

peningkatan seperti yang di tunjukan pengeluaran untuk sub golongan


makanan tahun 2009 yaitu 239 464 dan pada tahun 2011 yaitu 275
578.
Tabel 6.5.
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita sebulan menurut
kelompok barang makanan di Kabupaten
Majalengka 2009-2011 (Rupiah)
Kelompokbarangmakanan

2009

2011

(1)
Padi-padian

(2)
47 456

(3)
46 923

Umbi-umbian

1 926

1 858

Ikan

8 921

10 709

Daging

9 070

13 739

TelurdanSusu

12 688

14 825

Sayur-sayuran

13 208

15 230

Kacang-kacangan

11 217

8 434

Buah-buahan

7 352

14 055

MinyakdanLemak

6 323

7 043

BahanMinuman

8 156

8 805

Bumbu-bumbuan

4 039

4 566

KonsumsiLainnya

10 260

7 457

Makanan&MinumanJadi

67 210

89 229

TembakaudanSirih

31 631

32 704

239 464

275 578

Jumlah

Di Kabupaten Majalengka komoditi yang menyumbang


pengeluaran terbesar untuk sub golongan makanan adalah kelompok
makanan dan minuman yang sudah jadi sebesar 32,38%, padi-padian
17,03%, dan tembakau sirih sebesar 11,87%.

Padi-padian
Umbi-umbian
ikan
12%

17%

1%

daging
4%
5%

32%

telur dan susu


sayur-sayuran
kacang-kacangan
buah-buahan

5%

5%

3%

5%
3%
3% 2%

3%

Minyak dan lemak


Bahan Minuman
Bumbu-bumbuan
Konsumsi Lainnya
Makanan dan Minuman
Tembakau dan Sirih

Diagram 6.1.
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut
kelompok barang dikabupaten majalengka

Selain sub golongan makanan mengalami peningkatan, sub


golongan bukan makanan juga mengalami peningkatan seperti yang di
tunjukan pengeluaran untuk sub golongan makanan tahun 2009 yaitu
152 762 dan pada tahun 2011 yaitu 208 315.

Tabel 6.6.
Pengeluaran Rata-rata Per Kapita sebulan menurut kelompok barang
bukan makanan di Kabupaten Majalengka 2009-2011 (Rupiah)
Kelompok Barang Bukan Makanan

2009

2011

(1)
Perumahan, Bahan Bakar, Penerangan, Air

(2)
66 684

(3)
80 965

Aneka Barang dan Jasa

56 984

77 327

Pakaian, Alas Kaki, Tutup Kepala

14 580

17 175

Barang Yang Tahan Lama

8 910

23 293

Pajak dan Asuransi

3 349

4 940

Keperluan Pesta

5 614
Jumlah

Sedangkan

untuk

152 762

sub

golongan

bukan

208 315

makanan

besar

dipengaruhi oleh pengeluaran kelompok perumahan dan fasilitas


rumah tangga sebesar 38,87%, aneka barang dan jasa 37,12%, dan
barang tahan lama sebesar 11,18%.

PERUMAHAN, BAHAN
BAKAR, PENERANGAN, AIR

2% 3%

ANEKA BARANG DAN JASA

11%
39%

8%

PAKAIAN, ALAS KAKI, TUTUP


KEPALA
BARANG YANG TAHAN LAMA
37%
PAJAK DAN ASURANSI
KEPERLUAN PESTA

Diagram 6.2.
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok barang non
Makanan dikabupaten majalengka

Secara keseluruhan, terlihat bahwa pengeluaran rata-rata


perkapita sebulan pada tahun 2011sebesar Rp. 483.893,- sedangkan
pada tahun sebelumnya sebesar Rp.392.226,-.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator
ekonomi makro

yang

dapat

digunakan

untuk melihat

tingkat

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. PDRB Kabupaten


Majalengka pada tahun 2013 atas dasar harga berlaku sebesar
13.344.027,88 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 13.174.274,74
juta

rupiah.

Sedangkan

atas

dasar

harga

konstan

sebesar

5.091.671,99 juta rupiah, dan tanpa migas sebesar 4.998.340,43 juta


rupiah.

Diagram 6.3.
PDRB Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2010-2013

Struktur perekonomian Kabupaten Majalengka yang digambar


oleh distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menunjukan bahwa
kontribusi nilai tertinggi PDRB Kabupaten Majalengka pada tahun
2013 dicapai oleh sektor pertanian disusul oleh sektor perdagangan,
hotel dan restoran serta sektor industry pengolahan masing-masing
sebesar 33,02%, 19,12%, dan 15,10%. Sedangkan kontribusi terkecil
diberikan oleh sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 0,55%

KEUANGAN, PERSE
WAAN BIASA
PERUSAHAAN; 4,03
PENGANGKUTAN
DAN KOMUNIKASI;
5,68

JASA-JASA; 14,92
PERTANIAN; 33,02

PERDAGANGAN, H
OTEL DAN
RESTORAN; 19,12
INDUSTRI
PENGOLAHAN;
15,1
PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN;
3,02
BANGUNAN; 4,55
LISTRIK, GAS DAN
AIR BERSIH; 0,55

Diagram 6.4.
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut
kelompok barang dikabupaten majalengka

Tabel 6.7.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas
Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Dalam Jutaan Rupiah

1.

2.

3.

4.

5.
6.

7.

8.

LAPANGAN USAHA
(1)
PERTANIAN
a. TanamanBahanmakanan
b. Tanaman Perkebunan
c. PeternakandanHasil-hasilnya
d. Kehutanan
e. Perikanan
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
a. Minyakdan gas bumi
b. Pertambangantanpamigas
c. Penggalian
INDUSTRI PENGOLAHAN
a. Industry migas
b. Industry non migas
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
a. Listrik
b. Gas kota
c. Air bersih
BANGUNAN
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
a. Perdaganganbesardaneceran
b. Hotel
c. Restoran
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
a. Angkutan
1. Angkutanrel
2. Angkutanjalanraya
3. Angkutanlaut
4. Angk. Sungai, danau, &penyebr
5. Angkutanudara
6. Jasapenunjangangkutan
b. Komunikasi
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSH
a. Bank
b. Lembagakeuanganbukan bank
c. Sewabangunan
d. Jasaperusahaan

2010
(2)
3.405.263,87
2.973.819,21
106.533,71
263.331,78
13.476,51
48.102,66
322.287,54
130.955,72

2011
(3)
3.609.687,29
3.135.941,63
114.701,55
291.188,59
14.830,00
53.025,52
353.380,76
145.336,15

2012*)
(4)
3.893.767,65
3.361.116,90
130.436,57
329.030,68
16.262,61
56.920,89
373.921,31
158.473,39

2013**)
(5)
4.406.461,12
3.799.473,01
138.804,25
389.155,03
15.548,56
63.480,28
402.749,10
169.753,13

191.331,82
1.582.942,66

208.044,60
1.712.658,00

215.447,93
1.858.312,20

232.995,97
2.014.843,41

1.582.942,66
51.084,33
47.429,27

1.712.658,00
56.478,23
52.419,15

1.858.312,20
61.850,86
57.299,05

2.014.843,41
74.002,38
68.787,98

3.655,11
418.316,05
1.831.657,26
1.375.499,42
2.698,13
453.459,71
607.717,43
529.719,03

4.059,08
477.145,18
2.038.213,23
1.528.304,27
3.121,25
506.787,71
644.646,98
556.532,56

4.551,81
532.139,10
2.259.241,86
1.685.998,71
3.580,93
569.662,22
669.960,49
575.968,22

5.214,40
607.694,51
2.550.820,82
906.635,76
3.975,29
640.209,77
757.936,87
656.052,69

498.834,23

524.718,32

542.633,27

620.786,29

30.884,81
77.998,40
419.893,94

31.814,24
88.114,42
450.896,01

33.334,94
93.992,27
483.355,27

35.266,40
101.884,18
538.038,77

168.036,00
44.265,75
169.620,80
37.971,39

178.456,18
48.678,78
181.510,29
42.250,77

189.557,04
51.240,81
195.917,70
46.639,70

214.016,02
56.620,29
214.921,72
52.480,74

9. JASA-JASA
a. Pemerintahanumum
b. swasta
1) sosialkemasyarakatan
2) hiburandanrekreasi
3) perorangandanrumahtangga
PDRB DENGAN MINYAK DAN GAS BUMI
PDRB TANPA MINYAK DAN GAS BUMI

1.518.255,93
1.252.249,43
266.006,49
57.071,46
14.401,02
194.532,01

1.650.960,46
1.346.582,59
304.377,87
67.469,34
17.539,77
219.368,77

1.837.221,53
1.501.360,30
335.861,23
78.794,96
20.020,37
237.045,90

1.991.480,89
1.612.651,30
378.829,59
85.840,64
22.009,41
270.979,54

10.157.419,00 10.994.066,14 11.969.770,27 13.344.027,88


10.126.463,28 10.848.729,99 11.811.296,88 13.174.274,74

6.2.4. Analisis Identifikasi dan Inventarisasi Kegiatan Bisnis


A. Kabupaten Majalengka
Dalam kaitan pelaksanaan pengembangan pusat bisnis
terpadu, tidaklah terlepas dari perlunya dukungan dari kondisi
kegiatan bisnis yang mendukung, hal ini tentunya sangat
berpengaruh pada jenis dari pusat bisnis terpadu yang akan
direncanakan nanti. Oleh karena itu akan dilakukan analisis yang
akan mengidentifikasi dan kemudian akan di klasifikasikan
kegiatan bisnis yang ada di Kabupaten Majalengka sesuai dengan
jenis kegiatan bisnis yang ada.
1. Perdagangan
Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka secara
umum adalah perdagangan tradisional, jumlah pasar tradisional
di Kabupaten Majalengka ada sebanyak 38 pasar kecamatan
dengan jumlah pasar tradisional terbanyak adalah Kecamatan
Lemahsugih yaitu sebanyak 7 pasar dan Kecamatan Jatiwangi
sebanyak 4 pasar. Sedangkan pasar pemda di Kabupaten
Majalengka sebanyak 4 pasar yang terletak di kecamatan
Talaga, Cigasong, Kadipaten, dan Sumberjaya.

PERTOKOAN: 70

PASAR DESA: 34

PASAR
PEMDA:
4
RESTORAN/RUMAH
MAKAN/KEDAI
MAKANAN: 77

SUPER MARKET/PASAR
SWALAYAN/TOSERBA: 7

Sumber: Majalengka Dalam


Angka

Gambar 6.1
Jumlah Perdagangan di Kabupaten Majalengka

Jika dilihat dari jumlah perusahaan/usaha perdagangan


yang mendaftarkan SIUP menurut besarnya investasi pada tahun
2013 tercatat perusahaan besar (investasi > 10M) sebanyak 5
perusahaan, menengah (investasi 500juta 10M) sebanyak 21
perusahaan, kecil (investasi 50juta 500juta) sebanyak 1.146
perusahaan, sedangkan usaha mikro (investasi < 50juta) tidak
ada.

BESAR

Pelaku usaha : 5
Investasi : Rp. 129,6
Juta

MENENGAH

Pelaku usaha : 21
Investasi : Rp. 40,8 Juta

KECIL

Pelaku usaha : 1.146


Investasi : Rp. 280,6
Juta

MIKRO

Pelaku usaha : 0
Investasi : Rp. -

Sumber: BPPTPM
Gambar 6.2
Jumlah Pelaku usaha dan investasi

Pertumbuhan realisasi investasi di Kabupaten Majalengka cukup


tinggi, pada tahun 2010 sebesar Rp. 194,7 milyar kemudian
meningkat menjadi Rp. 451 milyar pada tahun 2013 atau
meningkat sebesar 132 persen dalam kurun waktu 4 tahun.

2013
2012
Rp. 424,9
2011

Milyar

Rp. 316,8
Milyar
2010

Rp. 194,7
Milyar

Gambar 6.3
Jumlah realisasi investasi

Rp. 451,0
Milyar

2. Hotel
Hotel adalah sebuah bangunan yang disediakan kepada
publik secara komersial untuk menginap, bermalam, atau tinggal
dalam jangka waktu sementara.
Jumlah Hotel yang tersedia di kabupaten Majalengka berdasarkan
klasifikasi hotel rata-rata hotel kelas melati.

Tabel 6.8.
Jumlah Hotel yang tersedia di Kabupaten Majalengka

Jumlah
Kamar
17

No

Nama Hotel

HOTEL LIBRA

Hotel
Sederhana
Baru

12

Penginapan
Sindang Mulya

15

Hotel
Indah

Nusa

40

Hotel
Jaya

Tidar

20

Hotel Saputra

17

Hotel Family

30

Putera Jaya

33

Alamat
Jl. Brawiaya No.40
Dawuan Kec.Dawuan
Kab.Majalengka
Jl. K.H. Abdul Halim
No.261
Kec.
Majalengka
Kab.
Majalengka
Jl.
Raya
Barat
Cihaliwung
No.155
Kec.
Kadipaten
Kab.Majalengka
Jl. Raya Barat No.24
Kec. Kadipaten Kab.
Majalengka
Jl. Kartini No.21 Kec.
Majalengka
Kab.
Majalengka
Jl. Raya Pasar Balong
No.741 Kadipaten
Jl. Raya Barat No.24
Kadipaten Majalengka
Jl. K.H Abul Halim
No.94

Klasifikasi
Melati

Melati

Melati

Melati

Melati

Melati
Melati
Melati

B. Kecamatan Kadipaten
Kecamatan Kadipaten bisa dibilang merupakan daerah yang
cukup ramai bahkan bisa mengalahkan keramaian dari ibu kota
Kabupaten Majalengka itu sendiri. Hal ini disebabkan letak kota
Kecamatan Kadipaten yang berada dijalur jalan Negara yaitu jalan
raya Bandung-Cirebon.
Di Kecamatan Kadipaten terdapat 1 perusahaan industri
dengan kategori industry sedang yaitu pabrik bola di Desa Liangjulang,
sedangkan mini market ada 10 buah dan super market ada 3 buah.
Untuk menunjang kegiatan ekonomi, di Kecamatan Kadipaten terdapat
9 Bank dan 3 BPR.
Sektor perdagangan dan jasa cukup berkembang dengan pesat
di Kecamatan Kadipaten. Hal ini ditunjang oleh sarana transportasi
yang tersedia selama 24 jam sehingga memudahkan masyarakat
untuk melakukan kegiatan ekonomi di Kecamatan Kadipaten.

Tabel 6.10.
Jumlah sarana ekonomi di Kec. Kadipaten

KATEGORI
Industri

JUMLAH
1

Besar/sedang
Pasar Permanen

Pasar Tidak

Permanen
Supermarket

Minimarket

10

Toko/warung

997

Kelontong
Warung/Kedai

194

Makan
Restoran/Rumah

21

Makan
Hotel &

Penginapan
Bank

BPR

6.2.4. Analisis Kondisi Prasarana


1. Prasarana Jalan
Jalan sebagai sarana penunjang transportasi memiliki
peran

penting

khusunya

untuk

transportasi

darat.

Untuk

mendukung transportasi darat terdapat jalan sepanjang 702.800


km jalan kabupaten, 135.729 km jalan provinsi, dan 25.895 km
jalan nasional.

Jalan
Provinsi
135.729 Km
Jalan
Negara
25.985 Km

Jalan
Kabupaten
702.800 Km
Panjang
Jalan
864.514
Km
Gambar 6.4
Panjang jalan di Kab. Majalengka

Dari jalan sepanjang 864.514 km tersebut semuanya


sudah diaspal. Dilihat dari kondisi untuk jalan kabupaten, 80
persen jalan kabupaten pada tahun 2013 keadannya baik, 4
persen keadaannya sedang, 10 persen dengan kondisi rusak dan
6 persen kondisinya rusak berat.

RUSAK SEDANG
4%
10%
RUSAK BERAT
6%

BAIK
80%

Sumber: Majalengka Dalam Angka

Diagram. 6.5
Kondisi jalan Kab. Majalengka

Sementara panjang jalan tidak mengalami perubahan, jumlah


kendaraan bermotor di Kabupaten Majalengka mengalami kenaikan
dalam jumlah yang cukup besar khususnya mobil peumpang dan
barang dari sekitar 16,6 ribu pada tahun 2011 menjadi 21 ribu pada
tahun 2013 atau meningkat 28,6 persen selama kurun waktu 2 tahun.
Peningkatan juga terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor dari
sekitar196,9 ribu pada tahun 2011 menjadi 253,5 ribu pada tahun
2013 atau meningkat sekitar 28,7 persen dalam kurun waktu 2 tahun.

253,535
228,404
196,932

16,624

Sepeda Motor

18,835

21,38

Mobil Penumpang dan Barang


2011

2012

2013

Diagram 6.6
Kenaikan Jumlah Kendaraan Bermotor

2. Listrik
Sebagai sumber penerangan dan energi di sektor rumah tangga,
bisnis dan industry, listrik memegang peranan yang sangat vital.
Jumlah pelanggan da jumlah energi yang terjual setiap tahunnya
selalu mengalami kenaikan, pada tahun 2013 mencapai 365,54 GWH.

Jumlah
Pelanggan

Energe Yang
Terjual

2012
280.224

2012 334,12
Gwh

2013
293.535

2013
365,54 Gwh

Sumber : Majalengka Dalam Angka

Gambar 6.7 Jumlah pelanggan dan energy listrik terjual

Jika dilihat berdasarkan jumlah pelanggan pengguna energi listrik


terbesar adalah rumah tangga yaitu 78 persen, industri 9 persen,
bisnis 7 persen, sedangkan sosial, pemerintah dan multiguna masingmasing di kisaran 2 persen.

2%
2% 2%
7%
RUMAH TANGGA

9%

INDUSTRI
BISNIS
SOSIAL
PEMERINTAH
MULTIGUNA
78%

Diagram 6.7
Jumlah pelanggan dan energy listrik terjual

Anda mungkin juga menyukai