Anda di halaman 1dari 13

SPESIFIKASI TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM
1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah

Pembangunan Rabat Beton Gampong Dusun Lambaro Kec. Lembah seulawah


Aceh Besar

Pembangunan Jalan rabat Beton Lorong Sawah Kp. Lambaro Kec. Ingin Jaya
Kab. Aceh Besar

Pembangunan Jalan Rabat Beton Komplek Work Bank Dusun Lambateung Ds.
Kaju Kec. Baitussalam Aceh Besar

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ


dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.
2.

Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan


Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
Perpres No. 54 tahun 2011 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van openbare werken (AV)
1941.
Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972

Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Aceh


Besar 3

SPESIFIKASI TEKNIK

3.

Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Pengukuran dan Pematokan
2. Pembuatan papan nama proyek
3. Mobilisasi dan Demobilisasi
4. Pembersihan Lokasi

3.1.

Pedoman Pelaksanaan
3.1.1. Pembersihan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran
akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung
akan dibangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan.
3.1.2. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat
Nama proyek
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Jumlah biaya (kontrak)
Nama Konsultan Perencana
Nama Konsultan Pengawas
Nama Pelaksana (Kontraktor)
Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun

4.

Pengawasan
4.1.

Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.

4.2.

Laporan Berkala
a.

Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan harian

Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Aceh


Besar 3

SPESIFIKASI TEKNIK

yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-bahan


dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas.
c.

Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku


harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan
pengawas.

d. Kontraktor wajib menyampaikan permohonan melaksanakan pekerjaan dan


permohonan pemeriksaan pekerjaan apabila setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Pekerjaan dapat dilaksanakan oleh kontraktor apabila telah
disetujui oleh konsultan pengawas dan Pihak Satuan Kerja ataupun Pejabat
Pembuat Komitmen.
5.

Dokumentasi
5.1.

Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :


a.

Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,


penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan
material, pengerasan jalan dan lain-lain.

b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,


bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c.
5.2.

Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.

Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai mencapai
100% (sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai dan
setelah masa pemeliharaan.

6.

Jaminan dan Keselamatan Kerja


6.1.

Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat


pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.

6.2.

Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada di bawah

Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Aceh


Besar 3

SPESIFIKASI TEKNIK

kekuasaan kontraktor.
6.3.

Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak
dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali
untuk penjaga keamanan.

6.4.

Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja
wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

7.

Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan
dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan.
Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan
informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang
dan peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan
Laboratorium.
Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara
pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat
kerja.
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi Teknik atas setiap perubahan
pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan dalam
pekerjaan ini.

Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Aceh


Besar 3

SPESIFIKASI TEKNIK

B. SPESIFIKASI TEKNIS
8.

Pengukuran
8.1.

Situasi
Pekerjaan ini meliputi :

Pembangunan Rabat Beton Gampong Dusun Lambaro Kec. Lembah seulawah Aceh
Besar

Pembangunan Jalan rabat Beton Lorong Sawah Kp. Lambaro Kec. Ingin Jaya Kab.
Aceh Besar

Pembangunan Jalan Rabat Beton Komplek Work Bank Dusun Lambateung Ds.
Kaju Kec. Baitussalam Aceh Besar
yang akan dilaksanakan

8.2.

Kabupaten

: Aceh Besar

Provinsi

: Aceh

Lingkup Pekerjaan
a.

Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan


yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
RKS dan gambar-gambar.

b.

Pekerjaan pengukuran antara lain :


Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-lain.
Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan, saluran,
elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.

8.3.

Syarat-syarat
a.

Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam bidangnya
dan berpengalaman.

b.

Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada. Direksi/


konsultan pengawas dan dimintakan persetujuan. Direksi/ konsultan
pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai dasar dari gedung,
jalan dan bangunan-bangunan lainnya.

c.

Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang


5

SPESIFIKASI TEKNIK

dalam pengurusan IMB.


8.4.

Bahan-bahan dan peralatan :


Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan
untuk pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

8.5.

Tata Kerja :
Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan maupun bangunan-bangunan lainnya
ditentukan dalam gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

9.

Pekerjaan Tanah/Urugan
9.1.

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut,
tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
9.1.1. urugan pasir bawah rabat beton

9.2.

Persyaratan Bahan
Untuk urugan pasir bawah rabat beton digunakan pasir pasang kualitas baik.

9.3.

Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Dibawah rabat beton diurug dengan pasir pasangan setebal 5 cm dan
dipadatkan.

10.

Penghamparan dan Pemadatan


Material untuk urugan yang didapat dan dengan macam yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan dihamparkan pada lapisan-lapisan horizontal dengan tebal yang sama
meliputi lebar yang ditentukan oleh ahli dan sesuai dengan kedudukan kemiringan,
bagian-bagian dan ukuran seperti yang tercantum pada gambar pelaksanaan. Lapisan dari
material lepas selain dari material batu-batuan, tebalnya harus tidak lebih dari 20 cm.
dalam hal ini pemborong tidak dibatasi untuk menghampar dan memadatkan
material bukan batu-batuan dengan tebal lapisan-lapisan yang diinginkan. Kepadatan
yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan hingga dicapai kepadatan seperti
6

SPESIFIKASI TEKNIK

yang ditentukan. Harus diusahakan agar lebar urugan harus dapat menampung
alat pemadatan yang dipergunakan, bila perlu lorong asli urugan tanah lama dipotong
secukupnya.

11.

Pekerjaan Beton Bertulang


13.1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan K-175 harus dibuat untuk rabat beton
13.2. Bahan
13.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972
dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai
bahan campuran.
Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
13.2.2. Aggregat
a.

Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-2461991 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu
pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir
beton tidak boleh lebih dari 4% berat.

b.

Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari

31,5

mm dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil
dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
7

SPESIFIKASI TEKNIK

c.

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur,

tanah lempung dan

sebagainya.
13.2.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.
13.2.4. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batasbatas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.
13.2.5. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah K 175 dan perbandingan, jika
dalam pengujian tidak mencapai K-175 maka harus diadakan mix
design, biaya ditanggung oleh kontraktor.
Pedoman Pelaksanaan
13.2.8.

Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat ini,


maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.

13.2.9.

Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada


perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.

13.2.10. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila

pengecoran

beton

harus

dihentikan,

maka

tempat

penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan


8

SPESIFIKASI TEKNIK

bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang


mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive
yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari
1,5 m.
Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji
beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum
12 cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil
tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan
Slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan
tersebut diitusuk tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang
30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan,
cetakan diangkat perlahan-lahan

segera

dan diukur

penurunannya (nilai slump).


Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.
13.2.13. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau
seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau
diperbaiki segera atas resiko pemborong.

13.2.14. Perbaikan Permukaan Beton


Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan
adalah :
9

SPESIFIKASI TEKNIK

Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos dengan


campuran adukan semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan,
hanya

boleh

dilakukan

setelah

mendapat

persetujuan

dan

sepengetahuan Direksi/ Pengawas.


Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/ pengawas,
maka harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas
beban biaya kontraktor.
Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur. pecah/ retak, ada gelombang udara, kropos, berlubang,
tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/ diinginkan.
Hal- hal lain ( Miscellaneous Items)
Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat
bantalan beton untuk pondasi alat alat mekanik dan elektronik
yang ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti
yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
14.

Pekerjaan Quality Control Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus
memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.
Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.
Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan
disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
10

SPESIFIKASI TEKNIK

karakteristik Laporan tertulis tersebut.


Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

14.1. Pengujian Dengan Menggunakan Kubus


Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur
bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, Plat Lantai dan Balok, pihak kontraktor
harus membuat percobaan test kubus minimal 3 (tiga) sampel untuk masingmasing bagian pekerjaan.
Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan
kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam
pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus
diadakan job mix design.
14.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton
Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut.
Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan benda
uji berturut-turut berkurang.
Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus
dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu
diadakan perubahan dalam campuran beton.
14.2. Pemeriksaan Benda Uji
Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
14.2.1.

Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam cetakan
dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing lapis
ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan
ujung dibulatkan.

14.2.2.

Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan cara


yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-jarum
penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan sentris
11

SPESIFIKASI TEKNIK

kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran harus


dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap oleh air
semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.
14.2.3.

Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran dan
ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.

14.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus


ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton
juga harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan
ketelitian sampai ratusan gram.
14.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang ditunjukkan
oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai 3 %
pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas maksimum.

15. Pekerjaan Lain-lain


15.1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya
Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan
administrasi proyek berupa :
(i)

Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala


sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.

(ii)

Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan


dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/ PEMILIK untuk
keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

(iii) Dokumen Foto :


KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap
permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap
pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
12

SPESIFIKASI TEKNIK

c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).
Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui
DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).

Biaya

dokumen merupakan tanggung jawab

Kontraktor, Foto-foto

tersebut harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran


pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang
telah disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu
berada di tempat pekerjaan.
15.2. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan
untuk pertama kali, dalam bentuk kalkir.
15.2.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran
penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua
kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik
dan sempurna.
15.2.2.

Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang
ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang
sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
atas perintah tertulis Pemimpin Proyek.

15.2.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati
oleh Kontraktor dan Pemimpin Proyek dalam melaksanakan pekerjaan
ini.
Dibuat Oleh,
PT IRATAMA PRIMANDIRI KONSULTAN

BAHRUDIN, ST
TEAM LEADER
13

Anda mungkin juga menyukai