Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa
kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah
satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum
terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses
pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan suatu kewajiban
bagi guru. Berbagai pendapat mengenai kurikulum telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan.
Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang SNP dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Hal yang sama juga dijelaskan oleh Oemar Hamalik (1990: 32) yang menyatakan bahwa
kurikulum adalah suatu alat yang amat penting dalam rangka merealisasi dan mencapai tujuan
pendidikan sekolah. Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat
mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Namun, kurikulum
haruslah direncanakan agar pengaruhnya terhadap siswa benar-benar dapat diamati dan diukur
hasilnya. Adapun hasil belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan
yakni sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat dan kemampuan para siswa sendiri,
serta sejalan dengan dengan proses belajar para siswa yang menempuh kegiatan-kegiatan di
dalam kurikulum.
Dari beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat
pelajaran yang harus diberikan kepada siswa dengan metode tertentu dan pengalaman belajar
yang relevan dengan tujuan pembelajaran di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak
sekadar mempersoalkan sesuatu yang diajarkan, tetapi menyangkut pula bagaimana sebuah mata
pelajaran diajarkan dan diorganisasikan untuk menjadi pengalaman yang bermakna bagi siswa.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan tematik-integratif,
menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih
baik

dalam

melakukan

observasi,

bertanya,

bernalar,

dan

mengkomunikasikan

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi

pembelajaran dan diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan jauh lebih baik. Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah kurikulum sudah
dikembangkan dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah, kami mencoba
melakukan observasi di SMPN 22 Semarang dan SMPN 40 Semarang.
Berkaitan dengan pengimplementasian kurikulum di sekolah-sekolah, tentunya pelaksanaan
di satu sekolah dengan sekolah lainnya berbeda-beda. Dalam observasi yang dilakukan oleh
kelompok kami memfokuskan pengamatan terhadap penerapan kurikulum yang dilaksanakan di
sekolah yang ada di desa dan di kota daerah Kota Semarang. Penentuan fokus observasi tersebut
didasarkan pada perbedaan penerapan dalam beberapa hal antara lain sarana dan prasarana,
sistem assessment (penilaian), muatan lokal (Bahasa Jawa), strategi pembelajaran, RPP dan
silabus, hambatan, keunggulan kurikulum, pengaruh kurikulum, kendala dan solusi penerapan
kurikulum, sistem penilaian afektif, format rapor (A-B-C-D), sistem remedial, dan ekstra
kurikuler.
Dengan demikian, kelompok kami melakukan observasi dengan tujuan telaah kurikulum di
SMPN 22 Semarang dan SMPN 40 Semarang dengan judul perbedaan pelaksanaan kurikulum
2013 pada jenjang sekolah menengah pertama di desa dan di kota.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Kurikulum apa yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di SMPN 22 Semarang
sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota?
2. Bagaimana cara pengimplementasian kurikulum yang digunakan di SMPN 22 Semarang
sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari kurikulum yang digunakan di SMPN 22 Semarang
sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota?
4. Apa kendala yang muncul dan bagaimana solusi dari pengimplementasian kurikulum yang
digunakan di SMPN 22 Semarang sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai
sekolah di kota?
C. TUJUAN OBSERVASI
Tujuan dari kegiatan observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kurikulum yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di SMPN 22
Semarang sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota

2. Mengetahui cara pengimplementasian kurikulum yang digunakan di SMPN 22 Semarang


sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari kurikulum yang digunakan di SMPN 22
Semarang sebagai sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota
4. Mengetahui kendala yang muncul dan menganalisis solusi dari pengimplementasian
kurikulum yang digunakan di SMPN 22 Semarang sebagai sekolah di desa dan SMPN 40
Semarang sebagai sekolah di kota.
D. MANFAAT OBSERVASI
Manfaat yang diperoleh dari observasi adalah observer (mahasiswa) yang merupakan calon
pendidik mengetahui tentang pengimplementasian kurikulum di SMPN 22 Semarang sebagai
sekolah di desa dan SMPN 40 Semarang sebagai sekolah di kota Kota Semarang serta cara
pengimplementasiannya sehingga kami bisa memahami lebih dalam tentang arti kurikulum dan
berharap dapat memperbaiki maupun mengembangkan kurikulum dengan lebih baik di masa
mendatang.

Anda mungkin juga menyukai