Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN II

PENGENDALIAN ON / OFF
.

I.Tujuan Percobaan
1.Mahasiswa dapat mendemonstrasikan pengendalian on/off secara manual
2.Mahasiswa dapat mendemonstrasikan output relay on/off menggunakkan proses
controller
3. Mendemonstrasikan operasi relai saklar output (SWITCHED OUTPUT)

II.Alat Dan Bahan Yang Digunakkan.


1. Satu set PCT 10
2. Lampu Indikator 24 VAC
3. Kabel ukuran pendek
4. Kabel ukuran panjang
5. Stopwatch
6. Trimtool

III.Dasar Teori
Pengendalian tidak kontinyu atau disebut pengendalian ON / OFF mempunyai
dua gerakan output yaitu ON (hidup) dan OFF (mati) terhadap input yang diberikan
kepada proses.
Pengendalian tidak kontinyu ini juga terbagi dua atas gerakan pengendalinya,
yaitu manual dan otomatis. Manual karena yang bertindak sebagai pengendali yang
mengevaluasi dan menentukan tindakan ke pengendalinya berupa alat pengendali.
Normally Open (N/O ) : kontak yang terjadi letaknya terpisah (soket A dan C)
dan karenanya tidak menghantarkan listrik saat soket A dan C tidak dihubungkan.
Normally Close (N/C) : kontak tersambung walaupun soket A dan C tidak
dihubungkan

Saklar pada posisi (N/O) atau (N/C) tergantung pada penggunaannya, apabila
diinginkan output dalam posisi ON tanpa perlu menggunakan kabel antara soket A dan
C maka posisi yang dipilih adalah normally closed contact (N/C). sedangkan apabila
dinginkan output dalam posisi ON namun memerlukan penyambungan kabel disoket A
dan C, maka posisi saklar adalah normally open contact (N/O). begitu juga sebaliknya
untuk posisi OFF.
Lampu indicator yang terpasang pada soket 24 VAC akan menyala atau mati
sesuai posisi relai saklar yang dipilih oleh operator. Hal yang sama juga terjadi untuk
soket 240 VAC, arus listrik akan mengalir atau terputus sesuai posisi relai.
Relai disini memungkinkan pengaturan ON/OFF voltase tinggi (240 VAC dan
24 VAC) menggunakan arus listrik 4 20 mA atau 0 -1 volt
Pengendalian on/off secara otomatis berarti pengendalian dilakukan oleh
controller yang akan menggantikan tindakan operator menghidupkan ataupun
mematikan suatu proses.pengendalian secara otomatis ini di atur berdasarkan histerisis,
kecenderungan instrument untuk memberikan output berbeda terhadap input yang sama.
Histerisis ini memberikan daerah netral pengendalian, besar daerah netral adalah 2 kali
besar harga histerisis.
Contoh :
Set point : 50% dengan histerisis 1% maka daerah netral adalah 2% di atas dan
di bawah harga 50% yaitu harga 49% - 51 %
Harga output pada pengendalian on/off hanya 2 yaitu on ( hidup dan terbuka )
dan off ( mati atau tertutup ). On di nyatakan dalam nilai %P=100% sedangkan off
dalam nilai %p = 0 %. Nilai %P ini tergantung dari error, yaitu selisih antara harga
pengukuran (cm) terhadap harga setpoint (csp).
%Error = (harga pengukuran-harga setpoint)/(rentang pengukuran) 100%
%P = 100% apabila error > 0%
%P = 0% apabila % < 0%
Hubungan diatas menunjukkan saat harga variable prosses ( harga pengukuran )
melebihi set point maka akan di dapat 5 error > 0%, maka output controller adalah
100%,sedangkan saat harga variable proses lebih kecil dari setpoint maka akan di dapat
% < 0 %.
Apabila dipasang lampu indicator 24 VAC pada soket dip roses controller, dapat
di lihat pada saat output 100 % lampu akan menyala yang berarti arus listrik
mengalir,dan saat output menunjukkan 0 % lampu akan mati yang berarti harus listrik
terputus. Hal ini juga akan berakibat sama pada soket 240 VAC apabila di hubungkan ke
pemanas atau heater.

Selain itu pengendalian on/off dikenal HISTERISIS. Berdasarkan arti histerisis


adalah kecenderungan instrument untuk memberikan output yang berbeda terhadapa
input yang sama.
Pada pengendalian on/off terdapat DAERAH NETRAL, yaitu daerah dimana
controller tidak memberikan gerakkan perubahan output. Besar Daerah Netral adalah 2
kali besar harga histerisi.
Contoh : untuk set point 50% dan histerisis 1 %, maka daerah netral adalah 2% yaitu
dari harga 49% hingga harga 51 %.
Harga output pada pengendali on/off hanya dua, yaitu 0 % dan 100 % tergantung pada
eror terhadap set point.
%P ( output ) = 100% apabila % error > 0
%P ( output ) = 0 % apabila % error < 0
Sedangkan % error menyatakan perbedaan antara harga control point
(pengukuran) terhadap harga set point.
Hubungan diatas menunjukkan saat harga variable proses (control point) melebihi harga
set point akan didapat % error > 0 maka output dari control adalah 100% sedangkan
apabila kurang dari set point akan didapat % error < 0 dan output controller adalah 0 %.
Pada pengendali ini akan terjadi fluktasi dari 0 % ke 100 % secara berulang selama
proses berlangsung. Seperti grafik berikut : Apabila dipasang lampu indicator 24 VAC
pada proses controller, dapat dilihat output 100% berarti lampu akan menyala (arus
listrik mengalir) sedang pada output 0% lampu akan mati (arus listrik terputus). Hal
sama juga berlaku untuk soket 240 VAC.

IV.Langkah Kerja
I.

PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN SAKLAR PEMILIH


1.Memperhatikkan bagian saklar pemilih pada alat PC10 (SWITCHED
OUTPUT), posisi saklar pada kontak terbuka (N/O) dan pasang lampu 24
VAC di soket 24 VAC. Mengamati lampu dalam keadaan hidup atau mati
2.Memindahkan posisi saklar ke N/C (kontak tertutup), mengamati bahwa
lampu menjadi mati..
3.Mengambil sebuah kabel, menghubungkan dari soket a ke soket c pada
posisi N/O, catatlah keadaan lampu. Mengubah saklar ke N/C, catat
perubahan.
4.Mengulangi langkah 3 dengan menghubungkan A-B dan B-C

II.

PENGENDALIAN ON/OFF DENGAN PROSES CONTROLLER


1.Pada proses controller,menekan tombol (untuk masuk ke system
konfigurasi) setelah digit pada layar variable proses berkedip, menekan
tombol F 1x kemudian mengatur agar harga ProP, Int dan Der pada harga
nol dan harga siklus (CYt) pada harga 10 detik. Set harga histerisis (HYSt)
pada harga 2 % dan harga set point pada 50%.Harga variable lain tetap.
2.Memastikan aksi control (CS-2) adalah r (reverse). Membiarkan harga Span
dan Zero
3.Memasang kabel dari bagian manual output ke input pada proses controller
(4-20 mA ) dan meletakkan lampu indicator pada soket 24 VAC di bagian
bawah proses controller.
4.Mengatur input ke proses controller dengan memutar tombol manual output
4-20 mA
5.Mengamati bahwa OUTPUT relay pada soket lampu indicator 24 VAC
akan menyalakkan lampu ketika input (harga terbaca di layar proses)
berada di bawah set point 50% dan akan mematikan lampu ketika INPUT
berada di atas set point. Histerisis 2% berarti lampu akan hidup hingga >
52% dan mati saat <48%
6.Mengulangi percobaan dengan memvariasikan harga histerisis menjadi 3%
dan 5% dan harga setpoint divariasikan menjadi 40% dan 70%.

V.Data Pengamatan

VI.Analisa Data
Setelah melakukan percobaan dapat dianalisa bahwa,pada saklar pemilih
N/O (normally open) kutub positif dan kutub negatif (soket A dan soket C
internal) tidak terhubung dalam kondisi normal, aliran listrik tidak dapat
mengalir dalam satu loop (lampu 24VAC terpasang tidak menyala saat saklar
pada posisi N/O), jadi dalam hal ini manusia sebagai operator harus
menyambung soket A dan soket C eksternal dengan kabel.Sedangkan pada
saklar pemilih N/C (normally close) kutub positif dan kutub negative (soket A
dan soket C internal) terhubung dalam kondisi normal,aliran listrik mengalir
dalam satu loop (lampu 24VAC terpasang menyala saat saklar pada posisi
N/C),jadi apabila soket A dan soket B eksternal dihubungkan maka hubungan
pendek terjadi,akibatnya arus listrik berhenti mengalir.

VII.Kesimpulan

* pada saklar pemilih N/O (normally open) kutub positif dan kutub
negatif(soket A dan soket C internal) tidak terhubung dalam kondisi
normal
* pada saklar pemilih N/C (normally close) kutub positif dan kutub
negatif(soket A dan soket C internal) terhubung dalam kondisi normal

Anda mungkin juga menyukai