Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Faktor Psikologis
Tidak ada kesamaan antara individu yang satu dengan lainnya, yang ada hanya kemiripan yang
memiliki banyak perbedaan. Perbedaan antar individu yang meliputi hobi, kepentingan,
pengalaman, selera, dan kerangka berpikir menjadikan setiap individu berbeda bentuk dan cara
merespon stimulus atau rangsangan yang menghampirinya. Bisa saja output komunikasi tidak
sama dengan input komunikasi karena perbedaan beberapa unsur yang bekerja dalam seleksi
internal yang meliputi dimensi pemikiran (kognisi) dan dimensi emosi (afeksi).
Sebagian masalah mampu mengundang opini publik, sebagian lain tidak. Setiap masalah
mempunyai bobot yang berbeda-beda. Masalah bisa hilang begitu saja karena publik tidak
tertarik pada isu tertentu. Masalah bisa menyempit, bisa juga melebar karena ada kecenderungan
hiper-realitas dalam komunikasi.
Hiper-realitas adalah kecenderungan membesarkan sebagian fakta dan sekaligus
menyembunyikan fakta yang lain. Proses psikologis bisa menghasilkan pergeseran makna atas
realitas tertentu.
Contoh:
Pada penyelenggaraan MTQ Nasional setiap dua tahun sekali, Kalimantan Barat selalu keluar
sebagai juara I baik dewasa maupun anak-anak. Media massa membicarakan prestasi Kalimantan
Barat dan bahkan mewawancara nara sumber dari wilayah itu. Publikasi positif oleh media
massa menguntungkan wilayah Kalimantan Barat. Bahkan masyarakat Kalimantan Barat di
Jakarta pun ikut merasakan dampak publikasi positif oleh media tersebut.
Di universitas X di Makassar selalu terjadi baku-hantam antar mahasiswa dari fakultas yang
berbeda. Masing-masing kelompok merusak gedung fakultas lain. Kejadian ini selalu diliput oleh
media massa, terutama televisi. Muncullah opini publik negatif yang bukan hanya terhadap
mahasiswa Universitas X di Makassar, bahkan terhadap warga Sulawesi Selatan yang berada di
luar propinsi.
b. Opini publik menunjukkan keikutsertaan individu ke kejadian tertentu
Melalui keikutsertaan ke dalam opini publik, individu merasa terwakili keberadaannya. Melalui
opini publik, individu juga merasa sebagai bagian dari masyarakatnya.
c. Opini publik berhubungan dengan citra, rencana, dan operasi (action)
Kenneth R. Boulding (1969) menyatakan citra, rencana, dan operasi merupakan matriks dari
tahap-tahap kegiatan dalam situasi yang selalu berubah. Matriks perilaku sangat tergantung pada
citra. Opini publik memberi inspirasi bagaimana individu dalam kelompok bertindak agar
terhindar dari pencitraan yang buruk.
Contoh:
Partai X sedang menurun popularitasnya karena banyak tokohnya terlibat skandal moral. Kondisi
yang negatif ini perlu diklarifikasi, apakah citra yang negatif disebabkan oleh persoalan faktual
yang ada atau apakah banyak informasi dari organisasi itu yang perlu dijelaskan. Jika opini
publik terhadap organisasi tertentu cenderung negatif, operasi/kegiatan organisasi tersebut
cenderung menuai kecurigaan.
d. Opini publik sesuai dengan kemauan banyak orang
Opini publik cenderung sesuai dengan kemauan banyak orang. Karena itu, banyak orang
berlomba memanfaatkan opini publik sebagai argumentasi atas berbagai keputusan. Dalam alam
demokrasi, kebenaran normatif dapat digeser oleh kebenaran menurut banyak orang.
Keputusan yang didasarkan pada dominasi opini publik belum tentu selaras dengan norma dan
etika sosial yang berlaku.
Contoh:
Salah satu pulau di Kepulauan Seribu akan dilokalisir menjadi tempat penjudian. Rencana
pemerintah daerah tersebut disetujui banyak orang. Akan tetapi, kelompok agama tidak
membenarkan lokalisasi judi, bahkan judi adalah haram hukumnya.
e. Opini publik identik dengan hegemoni ideologi
Jika kelompok atau pemerintahan ingin tetap terus berkuasa, maka mereka harus mampu
menjadikan ideologi kekuasaan menjadi dominan melalui opini publik.
3. Faktor Budaya
Budaya mempunyai pengertian yang beragam. Budaya adalah seperangkat nilai yang digunakan
mengelola, memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun eksternal, dan
mengembangkan kehidupan manusia. Nilai-nilai yang terhimpun dalam sistem budaya itu oleh
individu dijadikan identitas sosialnya atau dijadikan ciri-ciri keanggotanya di komunitas budaya
tertentu.
Selanjutnya dalam buku Redi Panuju (2002), James Lull menerangkan teori meme atau
memetics yang dikembangkan sebelumnya oleh Richard Brodie (1996). Menurut Brodie, meme
adalah suatu unit informasi yang tersimpan di benak seseorang, yang memengaruhi kejadian di
lingkungannya sedemikian rupa sehingga tertular ke benak orang lain. Kebebasan
menggunjingkan orang lain (ngerumpi) menyebabkan informasi cepat tersebar luas dan inilah
bagian yang kurang baik bagi meme.
Masyarakat kita adalah masyarakat tradisional yang didasari semangat gotong royong dan
kekeluargaan. Ciri masyarakat tersebut menyebabkan jaringan sosial makin besar peranannya
dalam menyebarluaskan informasi. Masyarakat kita juga menyenangi gosip, isu, atau rumor
(desas-desus), sehingga gejala meme cepat menjadi kelipatan reproduksi yang menembus
jaringan-jaringan sosial yang terisolir. Kerja reproduksi meme menyebabkan terjadinya interaksi
antara tradisi dan etika. Interaksi itu bermuara ke tataran opini publik.
William Albiq (Santoso S. 1990): Opini publik adalah jumlah dari pendapat individu-individu
yang diperoleh melalui perdebatan dan opini publik merupakan hasil interaksi antar individu
dalam suatu publik.
Emory S. Bogardus dalam "The Making of Public Opinion" mengatakan opini publik adalah
hasil pengintegrasian pendapat berdasarkan diskusi yand dilakukan di dalam masyarakat yang
demokratis. Opini publik bukan merupakan jumlah seluruh pendapat individu-individu yang
dikumpulkan.
Ada isu (presence of an issue). Harus terdapat konsensus yang sesungguhnya, opini
publik berkumpul di sekitar isu tertentu. Isu dapat didefinisikan sebagai situasi
kontemporer yang mungkin tidak terdapat kesepakatan, paling tidak ada unsur
kontroversi terkandung di dalamnya, dan isu mengandung konflik kontemporer.
Ciri publik (nature of public). Harus ada kelompok yang dikenal dan berkepentingan
dengan persoalan itu.
Pilihan yang sulit (complex of preference). Faktor ini mengacu ke totalitas opini para
anggota masyarakat tentang suatu isu.
Jumlah orang yang terlibat (number of person involved). Opini publik mensyaratkan
besarnya (size) masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu tertentu. Definisi ini
mempertanyakan secara baik sekali berapa jumlah itu dan merangkumnya ke dalam
ungkapan sejumlah orang penting. Definisi itu mengesampingkan isu-isu kecil yang
terkait dengan pernyataan-pernyataan individu yang tidak begitu penting.
Leonard W. Doob menyatakan adanya opini publik internal dan tersembunyi. Apabila publik
tidak berkenan dengan isu tertentu, opini tidak diungkapkan. Itulah opini publik yang internal.
Mengenai opini publik yang tersembunyi, Doop mengemukakan opini ini mengacu ke sikap
rakyat mengenai isu tertentu yang tidak menggugah atau memengaruhi perilakunya.
Astrid (1975) menyatakan opini publik bersifat umum dan disampaikan oleh kelompok (sosial)
secara kolektif dan tidak permanen. Istilah publik mengacu ke kelompok manusia yang
berkumpul secara spontan dengan syarat-syarat :
Kerekteristik / ciri-ciri opini pribadi opini publik
Harus ada isu yang dilontarkan
Arah (setuju dan tidak setuju)
Intensitas (kuat / sedang / lemah)
Kontroversi
Untuk kepentingan bersa
Di sini publik belum terbentuk dan belum terorganisir. Karena setiap publik memiliki persoalan
yang menuntut perhatian maka dengan sendirinya terbentuk banyak publik. Jika bicara mengenai
publik, kita akan sulit menentukan What the public wants. Sebagai komunikator, kita harus
mengetahui keinginan komunikan. Misalnya, bagaimana cara penyebaran informasi yang sesuai
dengan keinginan mereka.
Opini publik dari segi Sosiologi. Emory S. Bogardus menyatakan opini publik
berpengaruh besar pada politik. Bogardus juga berpendapat opini publik menjadi pilar
bagi bidang hukum. Misalnya, kekuatan peraturan perundang-undangan bergantung pada
dukungan yang diberikan melalui opini publik. Sikap atau opini publik tertentu terhadap
suatu masalah akan menentukan seberapa legitimate peraturan hukum yang dihasilkan,
yang tertulis maupun tidak tertulis.
Opini Publik dari segi ilmu Komunikasi. Komunikasi mengenai soal-soal tertentu dalam
bentuk tertentu kepada orang-orang tertentu akan memberi efek tertentu pula.
Komunikasi untuk membahas persoalan tertentu akan menghasilkan interpretasi dan
pernyataan tertentu. Dengan demikian, ditemukan unsur aktualitasnya. Komunikasi
memungkinkan kita membawa persoalan kepada orang-orang yang kompoten untuk
memperoleh tanggapan atau umpan balik. Penekanan pada aktualitas komunikasi ini
sama dengan pendapat Leonard W. Doob mengenai opini publik, yaitu opini publik
adalah aktual (actual public opinion).
Persamaan opini harus muncul agak layak dinilai sebagai opini publik. Doob menekankan bahwa
pada opini publik, opininya harus telah dinyatakan atau actual (public) opinion. Mengapa opini
harus dinyatakan sebelum dapat dinilai ? Karena sesuatu yang belum dinyatakan dan belum
disampaikan belum dapat dianggap sebagai proses komunikasi, karena baru merupakan proses
dalam diri manusia yang bersangkutan. Irish dan Prothro mengatakan opini yang dinyatakan
telah mengalami proses komunikasi yang disebut opinion. Opini yang belum dinyatakan masih
merupakan sikap (attitude).
Kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok yang merupakan kelompok teratur seperti
lembaga, keluarga, dan kelompok formal lainnya. Namun, ada juga terdapat kelompok yang
tidak teratur seperti massa, publik, crowd, mob, audience, dll. Kelompok yang tidak teratur ini
terkumpul di tempat tertentu, misalnya para demonstran, kelompok penonton sepak bola. Ada
juga kelompok yang terkumpul di tempat tertentu, misalnya pendengar siaran radio, penonton
televisi, pembaca surat kabar.
Kelompok yang tidak teratur itu mempunyai ciri-ciri tersendiri. Untuk menangani kelompok
yang teratur maupun yang tidak teratur, yang terkumpul di tempat tertentu atau tidak terkumpul
di tempat tertentu, digunakan metode pendekatan atau cara komunikasi sendiri-sendiri.
1. Massa
Beberapa ahli menyorot pengertian massa.
Bouman: Massa adalah manusia dengan jumlah besar yang secara kebetulan muncul secara
bersama-sama. Massa merupakan golongan dengan anggota yang besar jumlahnya. Kadangkadang massa merupakan gerombolan pendengar atau penonton yang besar yang pada umumnya
tidak masuk ke organisasi tertentu. Massa memiliki ikatan dan persamaan jiwa pada tingkatan
yang rendah. Selanjutnya, Bouman mengemukakan dalam kesendirian kepercayaan seseorang
menjadi menurun. Sebaliknya, di dalam massa, emosi/perasaan orang naik. Akibatnya, tidak
jarang massa bertindak keji secara bersama-sama dan tidak ada seorang pun yang bertanggung
jawab atas kekejian itu.
Contohnya, pada bulan Maret, April, dan Mei 2006, di Jakarta para aparat disibukkan dengan
mengendalikan para demonstran pro-reformasi yang menyeleweng dari cita-cita semula. Mereka
justru bertindak keji dan merusak. Kekejian itu meluas hingga ke daerah lain. Sampai-sampai
para demo membakar dan merusak kantor pemerintah dan bangunan utama di daerah itu.
Herbert Blumer: Ciri-ciri massa sebagai berikut :
1. Massa terdiri dari orang-orang yang berasal dari segala lapangan dan tingkat kehidupa
(heterogen);
2. Massa tidak saling mengenal satu sama lain (anonym);
3. Pada massa, tidak terdapat interaksi antar-anggota dan tidak ada pertukaran pengalaman.
Mereka terpisah satu sama lain sehingga mempunyai sedikit kesempatan untuk milling
seperti yang ada pada crowd. Di sini, milling atau perputaran berarti para individu
berputar dan berkeliling tidak tertentu dan tanpa tujuan yang nyata;
4. Massa memiliki dalam ikatan organisasi yang sangat longgar atau bahkan tidak
mempunyai organisasi secara jelas. Akibatnya, massa tidak mampu bertindak secara
teratur dan terarah seperti yang terdapat dalam crowd.
Dr. Gerhart D. Wiebe: Dilihat dari segi psikologis, massa tidak menunjukkan status tertentu
dalam masyarakat atau tidak memiliki hubungan tertentu. Akan tetapi, massa menunjukkan
secara jelas jumlah orang yang sangat banyak.
Prof. Dr. C.A. Mennicke: Ada dua jenis massa; (1) massa abstrak dan (2) massa konkret.
Massa abstrak adalah sejumlah atau sekumpulan manusia yang sama sekali belum mempunyai
ikatan yang berupa kesatuan norma, emosi, motif, dan kepentingan. Mereka berkumpul atau
bergerombol menjadi satu sebagai akibat adanya dorongan yang sama. Mungkin dorongan
berupa kebutuhan akan perhatian, memiliki kepentingan yang sama, atau memiliki nasib yang
sama. Dorongan itu membuat mereka berkerumun atau berkumpul. Karena dorongan belum
begitu kuat, sewaktu-waktu mereka mungkin masih dapat bubar atau membubarkan diri.
Massa konkret adalah sekelompok manusia yang sudah terikat oleh sejumlah norma tertentu,
mempunyai ikatan batin, atau memiliki ikatan motif tertentu. Dengan kata lain, massa konkret
mempunyai :
1. Ikatan batin, solidaritas, emosi, rencana kerja, atau program.
2. Persamaan norma. Mereka mempunyai norma sendiri karena selalu berkumpul.
3. Struktur yang jelas. Di sini sudah terbentuk organisasi dengan pimpinan yang tetap,
pembagian kerja, serta tujuan yang pasti.
4. Potensi yang dinamis. Karena mempunyai bentuk konkret, massa merupakan gerakan
atau mempunyai fungsi gerakan. Misalnya, gerakan Pramuka dan gerakan Pemuda.
Gustave Le Bon: Ciri-ciri massa:
Massa adalah kumpulan banyak orang, yang berjumlah ratusan atau ribuan orang.
Mereka mempunyai minat atau kepentingan bersama yang juga sementara waktu.
William McDougall: Ada dua macam massa, yaitu (1) massa yang tidak tersusun dan (2) massa
yang tersusun. Massa yang tidak tersusun sering dinamakan crowd.
Massa yang tersusun atau massa yang terorganisir identik dengan apa yang dinamakan massa
konret oleh Mennicke. Menurut McDougall, lebih dahulu harus terdapat organisasi yang
sederhana, baru kemudian menjadi organisasi yang tersusun. Contohnya organisasi yang
sederhana adalah Kerumunan yang sedang menyaksikan banjir di ibukota (Februari, 2007).
Perlu diketahui, ada pakar yang membagi massa menjadi massa yang terlihat dan massa yang
tidak terlihat. Menurut sosiologi, massa dapat dilihat. Sebaliknya, menurut psikologi, massa tidak
dapat dilihat.
Contoh massa yang terlihat adalah massa yang berkumpul di tempat tertentu untuk menghadiri
rapat raksasa dalam rangka memperingati hari kemerdekaan atau menyaksikan pawai
pembangunan dengan mobil hias. Untuk dapat disebut massa yang terlihat, massa tidak harus ada
di satu tempat tertentu, tidak perlu saling kenal dan bertemu. Misalnya, pembaca surat kabar,
pendengar radio, dan penonton televise. Syarat utama massa yang terlihat maupun massa yang
tidak terlihat adalah mempunyai ikatan pikiran, pertalian jiwa, atau persamaan perasaan.
Drs. J.B.A.F. Mayor Polak
Menurut Polak, massa adalah orang banyak yang tidak berkumpul di tempat tertentu, tetapi
mereka mengikuti kejadian dan peristiwa penting dengan perantaraan peralatan komunikasi
modern. Massa merupakan orang banyak yang tersebar, anonim, dan heterogen, menghadapi
persoalan tertentu, dan terpisah satu dari yang lain. Individu-individu tidak bertindak secara
otomatis. Sebaliknya, mereka tetap tidak kehilangan kesadaran akan diri sendiri dan masingmasing tetap mengingat kepentingannya. Contoh: Massa menonton sepak bola setiap hari
melalui media televisi tertentu.
Berbagai pendapat para ahli itu apabila disatukan menghasilkan definisi massa yang mempunyai
ciri-ciri khas sebagai berikut :
Massa tidak mampu bertindak secara teratur karena mereka longgar ikatan organisasinya.
Massa yang terlihat maupun tidak terlihat memiliki ikatan pikiran, pertalian jiwa, atau
persamaan perasaan.
Massa tidak dapat berpikir secara kritis, cenderung mudah percaya, dan amat tersugesti.
Massa sangat mudah tersinggung, sangat fanatik, bersemangat dan berani, dan dapat
berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung jawab.
Massa yang terlihat adalah massa yang berkumpul di tempat tertentu. Misalnya, sejumlah
orang yang menghadiri rapat raksasa. Sebaliknya, massa yang tidak terlihat tidak
berkumpul di tempat tertentu dan tidak perlu saling kenal satu sama lain. Contohnya,
massa aliran politik tertentu.
2. Crowd
Para ahli mendefinisikan crowd dengan mengajukan sejumlah ciri utama.
Soerjono Soekamto, SH., MA., ciri-ciri crowd sebagai berikut:
1. Ukuran crowd: jumlah kehadiran orang-orang secara fisik.
2. Batas crowd: Mata dapat melihat dan telinga dapat mendengar
3. Kesementaraan crowd: Crowd segera hilang atau lenyap apabila orang-orang bubar.
Crowd bersifat sementara dan tidak terorganisir.
4. Kepemimpinan crowd: Crowd mempunyai pimpinan, tetapi tidak mepunyai pembagian
kerja. Interaksinya spontan dan tidak terduga atau tidak direncanakan.
5. Kedudukan sosial crowd: Orang-orang yang hadir dan terkumpul dalam crowd
mempunyai kedudukan sosial yang sama. Identitas biasanya tenggelam dalam crowd.
Misalnya, guru, mahasiswa, pedagang, tukang becak, sama-sama menunggu bis kota atau
sama-sama mengantre karcis kereta api. Di bandara, ketika mengantre karcis pesawat,
kita menemukan kerumunan yang menjemput keluarga atau tamu yang datang/tiba di
bandara.
6. Aksi crowd: Crowd mudah beraksi, karena individu-individu dalam crowd tersebut
mempunyai satu pusat perhatian dan keinginan mereka akan tersalurkan melalui aksi.
Norma masyarakat kadang-kadang menjadi pembatas terjadinya aksi.
7. Kecenderungan merusak: Crowd memiliki kecenderungan lebih suka merusak daripada
membangun.
Crowd tidak selamanya mengarah ke hal-hal yang negatif. Sebaliknya, crowd dapat diarahkan ke
tujuan-tujuan yang baik. Misalnya, untuk menghadiri ceramah keagamaan.
Crowd dapat dibedakan menjadi :
1. Berguna atau tidak berguna bagi organisasi masyarakat;
2. Timbul dengan dapat diduga atau tidak dapat diduga sebelumnya;
3. Dikendalikan oleh keinginan kelompok atau oleh keinginan pribadi.
Crowd dapat dibagi juga menjadi:
1. Crowd yang berartikulasi dengan struktur sosial, misalnya : (a) Penonton atau pendengar
yang formal (formal audience). Crown ini mempunyai pusat perhatian dan persamaan
tujuan, yang sifatnya pasif. Contoh: penonton film, konser, wayang, dan peserta
pengajian. (b) Kelompok yang menyatakan perasaan yang direncanakan (planned
expressive group). Crowd ini menganggap pusat perhatian sebagai tidak penting. Akan
tetapi, crowd ini mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas dan
kepuasan yang dihasilkannya.
2. Crowd yang bersifat sementara (casual crowd), antara lain (a) Inconvenient aggregations.
Crowd ini merupakan kumpulan yang kurang menyenangkan. Misalnya, kumpulan orang
yang sedang mengantri karcis. Kehadiran orang lain merupakan halangan bagi orang
tertentu. (b) Panic crowd. Crowd ini merupakan kumpulan orang yang dalam keadaan
panik. Pada situasi ini orang berusaha menyelamatkan diri sendiri dari bahaya. Contoh:
Saat banjir melanda Jakarta awal Februari 2007, banyak penduduk panik karena air
dengan derasnya memasuki rumah mereka. Air sempat menaik sampai setinggi genteng
rumah penduduk. (c) Spectator crowd. Crowd ini terjadi ketika orang ingin menlihat
kejadian tertentu. Crowd ini hampir sama dengan formal audiences. Spectator crowd
biasanya tidak direncanakan. Kegiatan-kegiatan pada umumnya tidak terkendalikan.
Contoh: Warga Jakarta yang tidak terkena banjir berkerumun membentuk crowd yang
membantu warga yang terkena bencana. Crowd menyelamatkan mereka yang terkena
banjir.
3. Crowd yang berlawanan dengan norma hukum (lawless crowd); (a) Acting mob. Crowd
ini bertindak emosional. Crowd bertujuan mencapai sesuatu dengan menggunakan
kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang berlaku di masyarakat. (b) Immoral
crowd. Hampir sama dengan kelompok-kelompok ekspresif, immoral crowd bertentangan
dengan norma masyarakat. Misalnya, crowd orang-orang yang dalam keadaan mabuk.
Herbert Blumer: Membedakan crowd menjadi empat macam :
1. The casual crowd. Crowd ini terjadi secara kebetulan, sementara, terpecah belah,
berkumpul, kemudian bubar. Biasanya digerakkan oleh tarikan pada waktu itu saja, dan
oleh rangsangan yang sama. Misalnya, orang yang sedang menonton etalase. Mereka
tidak saling kenal.
2. The conventionalized crowd. Crowd ini terbentuk sesuai dengan kebiasaan atau aktivitas
yang diarahkan oleh peraturan tradisional. Tindakan crowd ini tidak agresif dan
cenderung spontan.
3. An acting crowd. Crowd ini dapat disamakan dengan crowd agresif. Crowd biasanya
bertindak dengan tujuan tertentu. Crowd ingin memenuhi keinginan pribadi maupun
golongan. Acting crowd dan casual crowd lebih banyak terpengaruh kebudayaan.
4. An expressive crowd. Crowd ini terjadi karena curahan hati. Tujuannya adalah
mengekspresikan kepentingan pribadi, yang kadang-kadang diwujudkan ke dalam bentuk
kesenangan, pesta, atau tari-tarian adat.
Robert M. Mac Iver dan Ch. H. Page: Membagi crowd menjadi empat jenis, yaitu :
1. The like interest crowd. Orang mengerumuni suatu kecelakaan atau berlarian karena ada
kebakaran. Pertama karena ingin tahu, yang kedua ingin menyelamatkan diri. Keduanya
sifatnya terarah (focused).
2. The like interest unfocused crowd. Sejumlah orang berkerumun padat, perhatian mereka
tidak terarah kepada sesuatu hal, karena masing-masing mempunyai tujuan sendirisendiri. Misalnya, saat pulang mudik, berkumpul dan berebutan memasuki kereta api atau
bis atau juga pesawat dan kapal laut.
3. The common interest focused crowd. Orang bergerombol dalam sesuatu kerusuhan (riot).
4. The common interest unfocused crowd. Orang banyak berdesak-desak di kala merayakan
Hari-hari Nasional atau perayaan-perayaan lain.
R.W. Brown: Crowd berubah dan dibagi menjadi dua macam : mob dan audience. Mob
menggambarkan sesuatu yang aktif dan audience menggambarkan sesuatu yang pasif.
e. Hubert Bonner
Bonner menyebutkan gejala-gejala timbulnya crowd :
1) Ada reaksi dari orang-orang dalam crowd yang memiliki rangsangan yang sama dalam batas
lingkungan tertentu.
2) Mereka mempunyai kontak interaksi langsung satu sama lain.
3) Adanya perangsang yang sama menghasilkan ketegangan psikologis tertentu, sehingga
menyebabkan penguasaan diri melemah.
4) Adanya rangsangan kolektif berupa proses perputaran (milling) yang menimbulkan kegairahan
semakin hebat di setiap individu dalam crowd. Kondisi ini berakibat pada tindakan irrasional dan
sering berupa tindakan kekerasan.
5) Perilaku dalam crowd bermacam-macam, yang pasif hingga yang agresif, yang tenang hingga
yang penuh kekerasan. Perilaku seseorang dalam crowd selalu diliputi kegairahan atau
ketegangan.
3. Mob
Para ahli mengemukakan sejumlah definisi tentang mob.
a. Drs. J.B.A.F. Mayor Polak
Menurut Polak, mob adalah kerumunan atau crowd yang aktif. Tindakan mob yang mengarah ke
kekacauan disebut kerusuhan atau huru hara (riots). Seperti crowd, mob terjadi secara spontan,
tanpa ada yang mengaturnya. Perilaku kolektif mob tidak mempunyai dasar yang lazim atau
menurut kebiasaan tertentu dan hanya merupakan reaksi emosional yang menurutkan kata hati
(impulsive). Reaksi semacam ini kurang mengindahkan ukuran dan nilai kebudayaan. Karena
tanpa organisasi, pembagian kerja, dan aturan dengan sendirinya keaktifan mob bersifat
destruktif atau bertujuan merusak. Untuk melepaskan rasa tidak puas, kemarahan, dan
kejengkelan, kadang-kadang mob membakar dan merusak rumah orang lain. Kegelisahan sosial
merupakan dasar yang subur bagi tumbuhnya mob. Dengan demikian, mob dapat bersifat
revolusioner dan dapat bersifat reaksioner.
b. Drs. R. Rukomy
Menurut Rukomy, crowd dan mob mempunyai banyak persamaan :
1) Keduanya merupakan sekumpulan orang banyak;
2) Keduanya terjadi karena peristiwa tertentu;
3) Pada keduanya tidak ada diskusi;
4) Keduanya dimotivasi oleh emosi dan impuls atau perangsang;
5) Pada keduanya perserta terpadu sebagai kesatuan yang dikuasai oleh emosi kolektif.
Adapun yang membedakan antara keduanya adalah crowd sudah dalam kondisi agresif,
sedangkan mob senantiasa berhubungan dengan tindakan kekerasan, pengrusakan, atau
kerusuhan.
4. Audience
a. Banyak sarjana yang menyamakan audience dan publik.
b. La Pierre dan Earnsworth membedakan dan membandingkan audience dan publik. Publik
menunjukkan sejumlah orang yang berada dalam kontak atau interaksi jarak jauh secara tidak
langsung yang biasanya melalui media massa (sama dengan pendapat Soerjono Soekamto).
Sementara audience mengacu ke situasi kontak langsung.
c. Ditinjau dari kepentingan komunikasi, penguasaan terhadap publik yang jumlahnya besar akan
lebih sukar dibanding penguasaan terhadap audience.
d. Feedback dari audience dapat segera diketahui. Sebaliknya, feedback dari publik lebih sulit
diketahui. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi sekarang ini, feedback dari publik segera
dapat diketahui. Sekarang setiap stasiun penyiaran mempunyai program interaktif. Program ini
dapat digunakan mengetahui berbagai pendapat pedengar atau penonton.
RANGKUMAN
Menurut Redi Panuju (2002), opini publik dapat mengalami pergeseran dari satu opini ke opini
lain karena empat faktor psikologi, faktor sosiologi politik, faktor budaya dan faktor media
massa. Perubahan atau pergeseran opini publik tergantung pada satu atau lebih faktor tersebut.
Bernard Hennesy mengemukakan bahasa yang berlaku dalam komunikasi adalah kata-kata lisan
atau tulisan. Bahasa menjadi penghubung antara jaringan komunikasi yang besar dan kecil
dengan pemilik opini mengenai isu yang menyangkut kepentingan umum. Sementara jaringan
sekunder, menurut Wright menunjukkan komunikasi massa yang memiliki kondisi operasional
yang berbeda.
Dari berbagai pendapat, opini publik menyiratkan adanya masalah atau situasi yang bersifat
kontroversial. Yakni, publik secara spontan terpikat pada masalah tertentu, melibatkan diri ke
dalamnya, dan berusaha memberikan pendapatnya. Di situ timbul kesempatan bertukar pikiran
atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial. Di situ ada interaksi antar individu dalam
publik yang menghasilkan pernyataan opini yang bersifat kolektif.
Menurut Bernard Hennessy, ada lima faktor yang menandai munculnya opini publik :
1. adanya isu,
2. adanya nature of publics,
3. adanya pilihan yang sulit,
4. adanya pernyataan, dan
5. adanya jumlah orang yang terlibat.
Opini publik sering terkait dengan kepentingan umum. Lima unsur pokok definisi tersebut
penting untuk memahami opini publik dan mengetahui bagaimana opini publik dibedakan dari
moral, kebiasaan sosial, atau kepentingan pribadi yang tak ada sangkut paut dengan kelompokkelompok yang lebih besar di masyarakat.
Kelompok masyarakat yang tidak teratur disebut massa, crowd, publik, mob, dan audience.
Sejumlah ahli menyatakan massa adalah sejumlah/segerombolan orang banyak, tidak
terorganisasi, heterogen, dan anonim. Ada ahli yang mengatakan bahwa massa terdiri dari yang
abstrak dan yang konkret, yang tidak tersusun dan yang tersusun, yang tidak terlihat dan yang
terlihat.
Crowd muncul secara spontan atau tidak direncanakan. Ada kemungkinan orang yang berkumpul
atau berkerumun berubah menjadi crowd apabila mendapat perangsang yang demikian hebatnya
mengenai peristiwa tertentu. Karakter yang penting lainnya, crowd membiarkan diri hanyut
untuk sementara waktu sehingga melupakan kepribadian sendiri, mengabaikan tata susila dan
tata tertib dan tanpa memikirkan tanggung jawab di kemudian hari, fanatik, mudah tersinggung,
dan semata-mata mencari kepuasan atas tindakannya. Misalnya, jika ada penjambret atau pencuri
tertangkap, orang-orang akan memukul bahkan melakukan pembunuhan dengan pengeroyokan.
Ini dapat disebut mob, yang lebih sukar berbuat kerusuhan dan huru hara.
Opini menurut Cutlip & Center adalah ekspresi tentang sikap mengenai masalah yang bersifat
kontroversial. Pembicaraan tentang masalah yang kontroversial menimbulkan opini yang
berbeda-beda.
Sikap atau attitude adalah kecenderungan untuk merespon masalah atau situasi tertentu. Opini
dan sikap membentuk interaksi yang berkesinambungan.
Sikap masih dalam diri seseorang, sedangkan opini adalah pernyataan yang keluar dari diri
seseorang.
Propaganda adalah salah satu metode komunikasi. Ada berbagai definisi tentang propaganda.
Salah satu definisinya, propaganda adalah jenis komunikasi yang berusaha memengaruhi
pandangan dan reaksi orang tanpa mengindahkan benar atau tidaknya pesan yang disampaikan.
Pendapat lain mengatakan propaganda adalah seni untuk menyebarkan dan meyakinkan
kepercayaan tertentu, khususnya kepercayaan agama atau politik. Dalam perkembangannya,
opini publik melalui propaganda digunakan oleh pihak-pihak tertentu yang kadang-kadang tidak
bertanggung jawab.
PERTANYAAN LATIHAN
1. Mengapa opini publik digunakan untuk pengumpulan pendapat masyarakat ?
2. Cutlip dan Center mengemukakan opini adalah ekspresi tentang sikap mengenai masalah yang
kontroversial. Jelaskan !
3. William Albiq (Santoso, 1999) lebih suka opini publik yang dihasilkan oleh diskusi,
mengapa ?
4. Dalam bukunya Bernard Hennessy (1990) mengatakan opini adalah ekspresi berbagai
pendapat yang menumpuk di sekitar isu tertentu. Jelaskan !
5. Apa saja yang disebut kelompok yang teratur dan kelompok yang tidak teratur ? Sebutkan !
6. Massa adalah salah satu istilah ilmu masyarakat. Prof. Dr. C.A. Mennicke menyebut ada
massa abstrak dan massa konkret. Apakah kaum buruh yang berdemo sepanjang jalan ThamrinSudirman di Jakarta termasuk massa abstrak atau konkret. Jelaskan !
7. Menurut William Mc Dougall, massa tersusun oleh unsur yang sama dengan massa konkret
oleh Prof. Dr. C.A. Mennicke. Jelaskan !
8. Menurut Drs. R. Rukomy ada persamaan antara crowd dan Mob. Sebutkan persamaan dan
perbedaannya ?
9. Bagaimana fungsi feedback dari publik dan audience ? Jelaskan !
10. Mengapa opini muncul bila ada masalah yang kontroversial ? Apakah perbedaan antara
opini dan sikap ?
11. Anda jelaskan, mengapa para ilmuwan, sosiolog, politikus, wartawan, pendidik, dan
mahasiswa selalu memiliki perbedaan opini ?
12. Sebutkan hubungan antara propaganda dan komunikasi dan juga propaganda dan opini
publik !
CONTOH KASUS
1. Setiap individu memandang suatu isu dengan cara yang berbeda. Perbedaan ini mungkin
karena adanya perbedaan pengetahuan dan perbedaan psikologis dalam menanggapi sesuatu.
Perbedaan yang berdasar dari faktor psikologis ini menyebabkan pemaknaan terhadap kenyataan
yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbeda. Bagaimana anda memandang
perbedaan opini publik karena faktor psikologi sosial ini ?
2. Berbagai kerusuhan terjadi dalam tahun 2006 terkait berbagai pernyataan tidak puas atas hasil
Pilkada. Ternyata banyak kelompok yang kalah tidak mau menerima kekalahan. Apa opini publik
pihak yang puas dan pihak yang tidak puas ?
3. Massa lahir di mana-mana dengan berbagai bentuk dan tindakan yang mereka lakukan.
Demonstrasi oleh massa tidak dapat dielakkan. Kalau hanya sekedar demo dengan tertib tidak
masalah. Tetapi sejumlah massa berbuat keji merusak, bahkan membakar. Mengapa ada demo
yang tertib dan ada yang anarki ?
4. Publik dan audience memilliki persamaan, yaitu sekelompok orang. Perbedaannya pada
situasi, publik memiliki kontak yang jauh sedangkan audience kontak yang dekat atau bisa
bertatap muka. Feedback dari audience dapat segera diketahui. Bagaimana dengan kemajuan
teknologi sekarang, apakah feedback dari publik dapat segera diketahui seketika ? Bagaimana
menurut Anda dampak kemajuan yang dicapai dunia broadcasting dan dunia cetak terhadap
publik dan audience ?
DAFTAR BACAAN
Panuju, Redi (2002), Relasi kuasa Negara media massa dan public (Pertarungan Memenangkan
Opini Publik dan Peran dalam Transformasi Sosial), Yogyakarta, Pustaka Pelajar. (hlm. 1-19)
Sastropoetro, Santoso (1990). Pendapat Publik, Pendapat Umum dan Pendapat Khalayak dalam
Komunikasi Sosial. Bandung, Remaja Rosdakarya. (hlm. 41-42, 49-53)
Susanto, Astri. (1975). Pendapat Umum. Bandung, Karya Nusantara. (hlm. 80-90)
Hennessy, Bernard. (1990). Edisi keempat. Pendapat Umum. (terjemahan) Jakarta. Erlangga.
(hlm. 4-8; hlm.101-102)
Sunarjo, Djoenaesih S (1984) Opini Publik. Yogyakarta, Liberty (hlm. 3-21)
Nurudin, (2001) Komunikasi Propaganda, Bandung. Remaja Rosdakarya. (hlm. 3-10; hlm. 6364)