Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1

Hasil dan Pembahasan


Hipertensi

merupakan

penyakit

terbanyak

nomor

di

Puskesmas

Multiwahana, hampir setiap hari dapat ditemukan penderita hipertensi yang


mengunjungi balai pengobatan Puskesmas Multiwahana. Tercatat ada 512 penderita
hipertensi sepanjang 2013, dan 825 penderita hipertensi selama tahun 2014.
Distribusi penderita hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Multiwahana
cukup merata pada tahun 2014, yaitu sebanyak 403 Pasien berasal dari Kelurahan
Sako, 322 pasien berasal dari Kelurahan Sialang, 75 pasien berasal dari Sukamaju
dan 25 pasien berasal dari Sako Baru.
Kelurahan Multiwahana dibagi menjadi 2 bagian yaitu Multiwahana Laut
yang menjorok ke aliran sungai Musi, dan Multiwahana Darat yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Ogan Ilir. Pemukiman masyarakat di Kelurahan
Multiwahana cukup beragam. Pemukiman di Multiwahana Laut didominasi oleh
rumah panggung. Sebagian besar rumah panggung masih berbahan kayu, hanya
sedikit ditemui rumah panggung yang menggunakan beton . Atap yang digunakan
sudah banyak menggunakan genteng yang terbilang cukup baik, meski masih banyak
juga rumah yang beratap seng atau asbes. Pemukiman di Multiwahana darat tidak
jauh berbeda. Pemukiman masyarakat Multiwahana laiut didominasi oleh rumah
papan yang rata-rata ditemui papannya sudah lapuk dan tidak layak huni lagi. Selain
itu, pemukiman masyarakat Multiwahana darat yang mayoritas berada di pinggir
jalan dan sekitar pabrik, membuat mereka rentan terhadap polusi udara yang dapat
membahaya parenkim paru mereka, baik anak-anak maupun orang deawasa. Secara
keseluruhan, sebenarnya pemukiman masyarakat di Kelurahan Multiwahana hanya

sedikit dibawah standar, namun adanya ketidakseimbangan antara jumlah keluarga


yang menempati rumah dengan kondisi rumah itu sendiri, dapat menjadi isu yang
membahayakan.
Kebanyakan pemukiman di Kelurahan Multiwahana, terrutama Multiwahana
Laut, belum terjangkau pipa PDAM sehingga masyarakat menggunakan air sungai
untuk mandi dan mencuci pakaian. Meskipun begitu, mayoritas masyarakat telah
menggunakan air galon sebagai air minum. Sistem pembuangan limbah keluarga
juga cukup buruk, dimana rumah-rumah, terutama rumah-rumah panggung di
Multiwahana Laut, tidak memiliki jamban yang baik, dimana limbah keluarga
biasanya langsung terbuang ke sungai. Kami tidak menemukan adanya jamban umum
yang dibangun pemerintah selama bertugas di Puskesmas Multiwahana.
Selain itu, jauhnya pemukiman warga dari Puskesmas Multiwahana menjadi
masalah tersendiri. Tercatat pemukiman warga yang terdekat berkisar 800 m dari
Puskesmas Multiwahana. Hal ini terbilang cukup jauh karena maasyarakat banyak
yang datang dengan berjalan kaki atau menunggu ada tumpangan untuk bisa ke
Puskesmas Multiwahana. Akses jalan yang buruk juga menjadi pengaruh tersendiri
sehingga pelayanan pengobatan yang komprehensif dan berkelanjutkan sulit untuk
diwujudkan.
Belum lagi status sosial ekonomi dan pendidikan di Kelurahan Multiwahana
yang terbilang cukup rendah. Masyarakat banyak belum mengetahui bahaya-bahaya
penyakit yang mereka hadapi di lingkungan mereka saat ini. Sebagai contoh,
konsumsi diet tinggi natrium yang merupakan makanan sehari-hari masyarakat di
Kelurahan Multiwahana. Mereka banyak belum mengetahui bahwa diet tinggi
natrium, terutama ikan asin, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sehingga
dapat memperparah penyakit yang sudah ada ataupun berkembang menjadi penyakit
yang lebih berbahaya dan mengancam jiwa. Isu ini juga tidak dapat dilepaskan
2

dengan rendahnya status sosial ekonomi amsyarakat sehingga terkadang diet tinggi
natrium merupakan salah satu makanan yang dapat mereka jangkau.
4.2

Grafik Fishbone

4.3

Prioritas Masalah

NO
1.

Masalah

Hasil kali

Kepatuhan masyarakat untuk meminum obat 3

60

kesadaran 3

18

Koordinasi antara petugas dan kader masih 3

45

30

24

12

masih sangat kurang


2.

Rendahnya

pendidikan

sehingga

terhadap hipertensi sangat kurang


3.

kurang, begitu juga kerja sama antar lintas


sektoral masih kurang
4.

Jarang ada penyuluhan mengenai hipertensi yang 2


dikhususkan untuk lingkungan mereka

5.

Pengetahuan kader mengenai hipertensi sangat 2


minin sehingga kegiatan di masyarakat tidak
memadai

6.

Sarana untuk pendidikan kesehatan belum ada 2


yang permanen

7.

Transportasi menuju ke puskesmas sulit

30

8.

Dana kunjungan rumah masih kurang

12

9.

Pembiayaan program penyuluhan minimal

16

10.

Status sosial ekonomi masih rendah

12

Dengan

menggunakan

metode

USG

tersebut

didapatkan

kepatuhan

masyarakat untuk meminum obat masih sangat kurang menjadi masalah yang
diprioritaskan dalam pelayanan hipertensi.

BAB V
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
5

1. Permasalahan atau hambatan yang terjadi sepanjang pelaksanaan


pelayanan hipertensi di Puskesmas Multiwahana:
a. Kepatuhan masyarakat untuk meminum obat masih sangat kurang
b. Rendahnya pendidikan sehingga kesadaran terhadap hipertensi sangat
kurang
c. Koordinasi antara petugas dan kader masih kurang, begitu juga kerja
sama antar lintas sektoral masih kurang
d. Jarang ada penyuluhan mengenai hipertensi yang dikhususkan untuk
lingkungan mereka
e. Pengetahuan kader mengenai hipertensi sangat minin sehingga kegiatan
di masyarakat tidak memadai
f. Sarana untuk pendidikan kesehatan belum ada yang permanen
g. Transportasi menuju ke puskesmas sulit
h. Dana kunjungan rumah masih kurang
i. Pembiayaan program penyuluhan minimal
j. Status sosial ekonomi masih rendah
2. Prioritas masalah dalam pelayanan hipertensi di Puskesmas Multiwahana

Dengan menggunakan metode USG tersebut didapatkan kepatuhan


masyarakat untuk meminum obat masih sangat kurang menjadi masalah
yang diprioritaskan dalam pelayanan hipertensi.
3. Penyelesaian masalah pelayanan hipertensi di Puskesmas Multiwahana

a. Dokter bersama dengan staff Puskesmas diharapkan memberikan


penyuluhan di Puskesmas dan Posyandu kepada pasien hipertensi
mengenai informasi hipertensi dan komplikasinya apabila tidak patuh
mengonsumsi obat antihipertensi dengan metode yang sesuai dengan
tingkat pendidikan pasien

b. Menyediakan sarana transportasi untuk kunjungan ke rumah dan ke


puskesmas sehingga program penyuluhan ataupun pengobatan lebih
mudah dikerjakan.
c. Melakukan pendataan ulang pasien dengan risiko dan dengan
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Multiwahana
d. Melakukan pelatihan berkala terhadap kader mengenai faktor risiko,
penyakit, dan komplikasi dari hipertensi
e. Pimpinan dan staff Puskesmas melakukan kerjasama lintas sektoral
agar penyuluhan dan pelayanan hipertensi dapat dilaksanakan dengan
sarana dan prasana yang memadai

Anda mungkin juga menyukai