BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai
sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib
untuk belajar baik melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non
formal, karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
Tanpa belajar maka tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat diperoleh.
Semakin perlunya manusia akan ilmu pengetahuan, maka perkembangan
sangat pesat dari waktu ke waktu. Kemajuan suatu bangsa diukur dari tingkat
kemajuan pengetahuan dan teknologi karena semakin maju ilmu pengetahuan
dan teknologi suatu bangsa semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan
penduduknya.
Dengan adanya perubahan pendidikan yang bukan hanya sebagai
sarana untuk menyampaikan ilmu tetapi diharapkan adanya perubahan pola
kehidupan yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang berkualitas
akan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa
dan negara. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006:7) Pendidikan merupakan
sesuatu tindakan yang memungkinkan terjadinya belajar dan perkembangan.
Sedangkan menurut Sardiman (2001:12) Pendidikan dan pengajaran adalah
satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada
perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari
tujuan pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Keberhasilan pendidikan akan dicapai oleh suatu bangsa apabila ada
usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Untuk
menghasilkan output yang berkualitas dalam proses pendidikan sangat
dipengaruhi oleh berhasil tidaknya kegiatan belajar. Keberhasilan dalam
belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh siswa, karena prestasi
belajar merupakan hasil yang telah dikerjakan. Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata (2003:101) Prestasi belajar adalah realisasi dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Prestasi belajar
pada hakikatnya merupakan pencerminan dari usaha belajar.
Rendahnya hasil belajar akuntansi dapat dilihat dari nilai ulangan
harian dan ujian semester yang terhitung kurang memuaskan. Hal ini
merupakan masalah yang sangat memprihatinkan bagi semua pihak, ini dapat
diasumsikan sebagai hambatan yang dialami siswa. Hambatan yang dimaksud
dapat berupa faktor internal (dari dalam diri siswa) maupun faktor eksternal
(dari luar diri siswa), diantaranya: fasilitas belajar, partisipasi orang tua,
perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kebiasaan belajar mandiri, aktivitas
Lingkungan
keluarga
menurut
Hibana
Rahman
(2002:38)
belajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki
kesadaran, kamauan dan motivasi dari dalam diri siswa dan bukan sematamata tekanan orang tua maupun pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri
dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang
diharapkan. Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah
belajar dan prestasi belajar seseorang. Kemandirian akan membuat seorang
siswa mampu belajar sendiri tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi ujian
atau tidak ujian. Hal ini termasuk mengembangkan konsep untuk
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Kemandirian ini menekankan pada
aktivitas dalam belajar yang penuh tanggung jawab sehingga mampu
mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Akan tetapi dalam belajar setiap siswa mempuanyai suatu kebiasaan
yang berbeda-beda. Dalam belajar siswa memerlukan sebuah proses, tidak
bisa dilakukan dalam satu waktu saja namun belajar harus rutin dilakukan
perlahan-lahan secara mandiri, sehingga rutinitas belajar mandiri tersebut akan
menjadi suatu kebiasaan yang harus dilakukan oleh siswa. Belajar
memerlukan proses yang berulang-ulang dan bertahap, sering kali dijumpai
seorang siswa yang mempunyai kemandirian belajar yang tinggi, prestasi
belajarnya juga tinggi dan juga lingkungan keluarga yang mendukung siswa
dalam belajar, kemungkinan prestasi belajarnya juga tinggi. Namun ada juga
seorang siswa yang mempunyai kemandirian belajar, hasil belajarnya cukup
rendah karena tidak adanya dukungan dari lingkungan keluarga.
Dari kenyataan dan hasil pengamatan selama ini sering kali siswa
tidak
untuk berlatih belajar mandiri supaya terbiasa belajar mandiri. Maka perlu
diciptakan lingkungan keluarga yang nyaman agar siswa betah belajar di
rumah. Jika lingkungan keluarga telah tercipta dengan baik, siswa akan dapat
meraih prestasi belajar yang memuaskan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis terdorong untuk
mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul
PENGARUH
LINGKUNGAN
KELUARGA DAN
KEMANDIRIAN
D. Tujuan Penelitian
Adanya tujuan dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat
penting karena dengan tujuan yang tepat menjadikan tolok ukur keberhasilan
dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar
pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi
SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
2. Untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi
SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
sehingga
F. Sistematika Laporan
Secara garis besar penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bab,
yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, pembatasan masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
10
11
pada
prinsipnya prestasi belajar merupakan suatu hasil dari usaha belajar atau
kegiatan belajar yang diperoleh melalui pengukuran atau penilaian baik
angka, huruf, serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar.
Menurut Depdiknas (2000:07) Akuntasi merupakan bahan
kajian mengenai suatu sistem untuk menghasilkan informasi berkenaan
dengan transaksi keuangan. Sedangkan menurut Haryono (1994:23) :
Akuntansi ditinjau dari sudut pemakaiannya akuntansi adalah
disiplin ilmu yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mgevaluasi kegiatankegiatan suatu organisasi. Sudut pandang yang kedua ditinjau
dari kegiatannya akuntansi dalah proses pencatatan, pengelolaan,
peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan
organisasi.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa prestasi belajar akuntansi
adalah bukti keberhasilan siswa dalam memperoleh keterampilan belajar
12
informasi
yang
diperoleh
dengan
kata-kata
13
perkembangan
agar
peserta
didik
bisa
14
15
16
17
18
sebelum
19
20
b. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relatif lebih mudah diubah atau
mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi :
1) Fungsi Ekonomi
2) Fungsi Perlindungan
3) Fungsi Pendidikan
4) Fungsi Rekreasi
5) Fungsi Agama
Dari fungsi-fungsi keluarga yang dikemukakan di atas dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Fungsi Biologis
Keluarga terjadi karena adanya ikatan darah atau atas dasar
perkawinan.
Keluarga
yang
dibangun
atas
dasar
perkawinan
kasih
sayang.
Dan
hal
ini
menjadikan
anak
selalu
oleh
sebab
itu
disamping
tugasnya
mengantarkan
21
22
23
kepada
anak
untuk
anak
belajar
sungguh-sungguh
untuk
24
25
26
dan perhatian ataukah diliputi oleh rasa kebencian, sikap terlalu keras,
ataukah sikap acuh tak acuh. Dan relasi antara anggota keluarga ini
erat hubungannya dengan bagaimana orang tua dalam mendidik
anaknya.
c) Suasana rumah
Agar rumah menjadi tempat belajar yang baik maka perlu
diciptakan suasana rumah yang tenang dan tentram. Suasana tersebut
dapat tercipta apabila dalam keluarga tercipta hubungan yang harmonis
antar orang tua dengan anak atau anak dengan anggota keluarga yang
lain. Selain itu keadaan rumah juga perlu ditata dengan rapi dan bersih
sehingga
dapat
menimbulkan
rasa
nyaman
dan
sejuk
yang
27
28
29
30
31
jarang mencari perlindungan kepada orang lain dan mempunyai rasa ingin
tahu menonjol. Sedangkan Potter dkk dalam Masrun (1986) mengatakan
bahwa teori kemandirian yang dikenal sebagai teori locus of control
menyimpulkan adanya 5 komponen kemandirian yaitu :
a. Kemampuan untuk mengambil inisiatif seperti dalam perilaku yang
eksploratif, kreatif, mampu menyatakan buah pikiran, mampu
mengekspresikan diri dan bertindak secara spontan.
Contoh : Menjawab pertanyaan yang diberikan guru, secara kritis dan
sesuai dengan pendapatnya secara langsung dan percaya
diri.
b. Berusaha mengatasi masalah yang dihadapi dalam lingkungan dengan
rasa percaya diri tanpa mengharapkan bantuan orang lain, serta bebas
dalam mengambil keputusan.
Contoh : Mengerjakan ulangan dengan rasa percaya diri tanpa
menyontek pekerjaan temannya.
c. Melakukan aktifitas tambahan sesuai dengan kehendak sendiri,
mengerjakan sesuatu tanpa memperdulikan apa yang dipikirkan orang.
Contoh : Belajar sendiri di rumah, mengerjakan soal latihan tanpa
diperintah oleh guru.
d. Puas terhadap hasil kerja yang telah dilakukan yaitu perilakunya
diarahkan kepada diri sendiri.
Contoh : menerapkan ilmu dan skill dalam kehidupan, misal:
mengajarkan ilmu yang dikuasai kepada orang lain, seperti
guru kepada siswa.
e. Mampu melakukan tugas rutin sendiri dalam semua aspek kehidupan.
Contoh : Berusaha mengerjakan tugas-tugas harian tanpa meminta
bantuan orang lain baik tugas sekolah maupun pekerjaan
rumah.
Tugas sekolah, contoh : PR, LKS, dan lain-lain.
32
kemandiri
diatas
dapat
33
34
c) Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa
dapat berlanjut sebagai kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain,
tanggung jawab atas pekerjaan dan tingkah laku pribadi.
Contoh : Belajar mandiri bisa memupuk percaya diri seseorang bahwa
ia mampu memahami dan menerapkan pada dirinya.
d) Menyebabkan lebih banyak perhatian tercurah kepada siswa
perseorangan dan memberi kesempatan yang lebih luas untuk
berlangsungnya interaksi antar siswa.
Contoh : Siswa yang tidak memahami materi pelajaran bisa langsung
bertanya kepada guru atau kepada temannya yang
memahami materi.
e) Kegiatan dan tanggung jawab pengajar berubah karena waktu untuk
pengajaran menjadi berkurang dan ia mempunyai waktu lebih banyak
untuk membantu siswa dalam pertemuan kelompok dan konsultasi
perorangan.
Contoh : Guru memberikan kebebasan untuk bertanya tentang
permasalahan yang dihadapi siswa di luar kelas, sedangkan
di kelas ia hanya memberikan tugas.
Menurut Jerrold E. Kemp (1994:156) mengatakan bahwa
keunggulan belajar mandiri adalah :
a) Menghasilkan peningkatan baik dari segi jenjang belajar maupun kadar
ingatan.
b) Memberikan kesempatan baik kepada siswa yang lamban ataupun
yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran sesuai dengan tingkat
kemampuan masingmasing dalam kondisi belajar yang cocok.
c) Rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi yang dituntut dari siswa
dapat berlanjut sebagai kebiasaan dalam kegiatan pendidikan lain,
tanggung jawab atas pekerjaan dan tingkah laku pribadi.
d) Menyebabkan lebih banyak perhatian tercurah kepada siswa
perseorangan dan memberi kesempatan yang lebih luas untuk
berlangsungnya interaksi antar siswa.
e) Kegiatan dan tanggung jawab pengajar berubah karena waktu untuk
pengajaran menjadi berkurang dan ia mempunyai waktu lebih banyak
35
D. Kerangka Pemikiran
Dalam belajar siswa memerlukan sebuah proses, tidak bisa dilakukan
dalam satu waktu saja namun belajar harus rutin dilakukan perlahan-lahan
secara mandiri, sehingga rutinitas belajar mandiri tersebut akan menjadi suatu
kebiasaan yang harus dilakukan oleh siswa. Belajar memerlukan proses yang
berulang-ulang dan bertahap, sering kali dijumpai seorang siswa yang
mempunyai kemandirian belajar yang tinggi, prestasi belajarnya juga tinggi
dan juga lingkungan keluarga yang mendukung siswa dalam belajar,
kemungkinan prestasi belajarnya juga tinggi. Namun ada juga siswa yang
mempunyai kemandirian belajar, hasil belajarnya cukup rendah karena tidak
adanya dukungan dari lingkungan keluaraga. Oleh karena itu, siswa yang
mempunyai lingkungan belajar dalam keluarga yang kondusif akan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
Dari pemikiran di atas untuk memperjelas pelaksanaan penelitian
sekaligus untuk mempermudah dalam pemahaman dan penganalisaan maka
perlu dijelaskan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
Lingkungan Keluarga
(X1)
Prestasi Belajar (Y)
Kemandirian Belajar
(X2)
36
E. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2003:51) Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan pada
perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
akuntansi pada siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK
Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Menurut Hadari Nawawi (2005:4) Metode adalah cara utama
yang digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Nana
38
39
dilakukan
dengan
jalan
mengumpulkan,
menyusun,
dan
Sugiyono
(2003:72)
Populasi
adalah
wilayah
40
41
sudah melampaui jumlah batas minimal sampel yaitu 25% dari populasi
dengan jumlah sampel minimal sebanyak 33 subjek.
3. Sampling
Untuk mempermudah peneliti dalam mengambil sampel penelitian,
maka digunakan sampling. Menurut Sugiyono (2006:56) Teknik
sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel
yang digunakan. Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam pengambilan
sampel, yaitu :
a. Random Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu
dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara
pengambilan sampel dengan random ada 3 cara :
1) Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan
kesempatan kepada setiap individu untuk menjadi anggota sampel.
2)
3)
42
1) Proporsional
sampling
adalah
pengambilan
sampel
yang
menunjukkan cara tertentu atau bagian sampel yang memiliki ciriciri populasi.
7) Cluster
sampling
adalah
cara
pengambilan
sampel
yang
43
diambil secara acak menurut proporsi tiap sub populasi yang ada sehingga
setiap individu mempunyai hak yang sama untuk dipilih sebagai sampel
dan dari masing-masing sub populasi yang diambil 10 siswa. Alasan
digunakannya teknik ini adalah agar peneliti dapat terlepas dari perasaan
ingin mengistimewakan salah satu atau beberapa individu untuk dijadikan
sampel karena setiap individu mempunyai hak yang sama dan tiap sub
populasi mempunyai proporsi yang sama.
Adapun prosedur dalam pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan jumlah sampel pada tiap sub populasi
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
Populasi
Kelas X.A = 34 orang
Kelas X.B = 34 orang
Kelas X.C = 32 orang
Kelas X.D = 34 orang
Jumlah
Rumus:
Jumlah
34
40 10.14 dibulatkan 10
134
34
40 10.14 dibulatkan 10
134
32
40 9.55 dibulatkan 10
134
34
40 10.14 dibulatkan 10
134
40
n
x jumlah sampel
k
Keterangan :
n = jumlah siswa tiap kelas
k = jumlah seluruh siswa (populasi).
b. Menulis pada kertas-kertas kecil nomor identitas sub populasi dari
nomor absen pertama sampai terakhir kemudian menggulung dan
meletakkannya dalam wadah .
44
c. Mengocok dan menjatuhkan satu per satu gulungan kertas tersebut dari
sub populasi masing-masing sub diambil 10 siswa sehingga dari empat
kelas diperoleh 40 siswa sebagai sampel.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli yang dikumpulkan secara khusus untuk keperluan
penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini data primernya adalah
lingkungan keluarga dan kemandirina belajar yang diperoleh dari
hasil angket yang diberikan langsung kepada siswa kelas X program
keahlian akuntansi SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran
2009/2010.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari membaca bukubuku literature yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan
teori. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah prestasi belajar
akuntansi siswa yang diperoleh dari dokumen sekolah (rapor siswa).
C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2008:3) Variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tetentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi :
45
merupakan
2)
46
alternatif
jawaban
pertanyaan
sehingga
responden
tinggal
47
a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, oleh karena itu
individu yang diselidiki adalah benar-benar dapat dipercaya karena
dari sumber-sumber yang berkepentingan.
b. Data akan diperoleh dalam waktu bersamaan.
c. Angket memberikan kemudahan dalam proses penggolongan data
karena adanya keseragaman dalam memberikan pertanyaan dan
jawaban yang telah dibuat peneliti.
d. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya karena dapat dilaksanakan secara
serempak.
Menurut Sanafiah Faizal (1999:30), langkah-langkah dalam
menyusun angket yaitu:
a. Melakukan penjabaran variabel ke dalam indikator-indikator yang
hendak diukur. Adapun variabel lingkungan keluarga yang demokratis
dapat dijabarkan dalam indikator-indikator sebagai berikut:
1) Memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan bakat
dan potensi yang dimiliki.
2) Peraturan yang dibuat orang tua untuk kebaikan anak.
3) Memberikan kebebasan kepada anak untuk bergaul dalam batas
norma-norma dan kesopanan yang ada.
4) Orang tua dan anak saling menghargai dan menghormati hak dan
kewajiban masing-masing.
Adapun variabel kemandirian belajar dapat dijabarkan dalam
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Tanggung jawab dan percaya diri.
2) Tegas dalam mengambil keputusan.
3) Memburu minat baru (inovatif).
48
Variabel
Lingkungan
keluarga
Indikator
Kebebasan
mengembangkan bakat
dan potensi
Peraturan yang dibuat
orang
tua
untuk
kebaikan anak
Kebebasan
kepada
anak untuk bergaul
Butir Soal
1, 2, 3 dan
4
Jumlah
Soal
15
5, 6, 7 dan
8
9, 10, 11,
dan 12
15
5, 6, 7, 8
dan 9
10, 11, 12,
13, 14 dan
15
49
50
salah/pertanyaan
yang
51
E. UJI INSTRUMEN
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:126) Variasi jenis
instrument penelitian adalah angket, cek lis (check list), daftar tentang
pedoman wawancara dan pedoman pengamatan.
Instrumen yang baik harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid
dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesahihan
instrumen dalam mengumpulkan data. Uji validitas dilaksanakan dengan
rumus korelasi product moment. Item angket dinyatakan valid jika harga
rhitung > rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu sebesar 0,444. Pengujian
52
rxy
rtabel 5% (N=20)
Keterangan
0,705
0,444
Valid
0,544
0,444
Valid
0,562
0,444
Valid
0,832
0,444
Valid
0,634
0,444
Valid
0,741
0,444
Valid
0,720
0,444
Valid
0,678
0,444
Valid
0,644
0,444
Valid
10
0,791
0,444
Valid
11
0,631
0,444
Valid
12
0,586
0,444
Valid
13
0,782
0,444
Valid
14
0,647
0,444
Valid
15
0,605
0,444
Valid
53
rxy
rtabel 5% (N=20)
Keterangan
0,648
0,444
Valid
0,602
0,444
Valid
0,689
0,444
Valid
0,741
0,444
Valid
0,664
0,444
Valid
0,585
0,444
Valid
0,680
0,444
Valid
0,650
0,444
Valid
0,748
0,444
Valid
10
0,722
0,444
Valid
11
0,539
0,444
Valid
12
0,563
0,444
Valid
13
0,636
0,444
Valid
14
0,636
0,444
Valid
15
0,594
0,444
Valid
54
5% yaitu sebesar 0,444, sehingga angket ini sahih dan dapat dipercaya
untuk mengambil data penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2003:86), Reliabilitas adalah suatu nilai yang
menunjukkan kosistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala
yang sama. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui keajegan
instrument atau data yang diteliti.
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana angket
dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan
dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat
ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji
tingkat keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel.
Adapun secara ringkas hasil uji reliabilitas ditunjukkan dalam tabel 3.5
berikut ini :
Tabel 3.5
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket
Variabel
rxy
rtabel 5%
(N=20)
Keterangan
Lingkungan keluarga
0,9113
0,444
Reliabel
Kemandirian belajar
0,8986
0,444
Reliabel
55
tersebut lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu sebesar
0,444, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket ini reliabel atau dapat
dipercaya dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data.
Selanjutnya dari hasil uji reliabilitas terhadap angket kemandirian
belajar memperoleh koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,8986, dimana nilai
tersebut lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi () = 5% yaitu sebesar
0,444, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket ini reliabel atau dapat
dipercaya dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data.
Selain itu, hasil uji reliabilitas dikonsultasikan dengan ketetapan
reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto (2002:117) sebagai berikut :
Antara 0,800 1, 000 = sangat tinggi
Antara 0,600 0,800 = tinggi
Antara 0,400 0,600 = cukup
Antara 0,200 0,400 = rendah
Antara 0,001 0,200 = sangat rendah
Hasil uji reliabilitas terhadap angket lingkungan keluarga dan
kemandirian belajar memperoleh koefisien reliabilitas (r11) masing-masing
sebesar 0,9113 dan 0,8986, dimana nilai tersebut berada pada ketetapan
reliabilitas sangat tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa angket atau
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel dan dapat
dipercaya.
56
normal.
Jika Lhitung < Ltabel maka Ho ditolak berarti distribusi sebenarnya
tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji Linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model
persamaan yang kita peroleh cocok atau tidak. Adapun menurut
Sudjana (1996:330-337) adalah sebagai berikut:
1) Fhitung
RJK TC
RJK E
57
X1
: Lingkungan keluarga
X2
: Kemandirian belajar
: Bilangan konstanta
: Error
2. Uji t
Yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah
pengujian secara umum:
a. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesis alternatif
58
t ( / 2 ;n 1 k)
c. Kriteria Pengujian
t=
b
Sb
Keterangan:
b
= koefisien regresi
Sb
= Standar error of regression coeffisien
= nilai beta
e. Kesimpulan
Dengan membandingkan antara thitung dengan ttabe1 maka dapat diambil
kesimpulan Ho diterima atau Ho ditolak.
3. Uji F
Uji F digunkan untuk mengetahui significance pengaruh variabel
Lingkungan keluarga (X1), Kemandirian belajar (X2), secara bersama-sama
59
variabel
c. Kriteria pengujian
Daerah ditolak
Daerah diterima
F0,05,k,n-k-1
F=
SSR / K
SS Re s /(n 1 k )
Keterangan:
SSR
= Sum of square-res for the requestion
SSRes
= Sum squares for the residual
e. Kesimpulan
60
R2 =
b1 x1 y b2 x2 y
y2
Keterangan:
R2
b1, b2
X
Y
=
=
=
=
Koefisien Determinasi
Koefisien regresi
Variabel independen
Variabel dependen
5. Sumbangan
Sumbangan Relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui
kontribusi masing-masing independen (X1, X2) terhadap perubahan
variabel dependen (Y). Menurut Hadi (2004:41), Penelitian yang juga
dapat menghitung besar sumbangan relatif masing-masing kreditor
terhadap prediksi.
Untuk melihat signifikansi suatu garis regresi antara kriterium
dengan prediktornya yang ditunjuk dari korelasi tiap variabel yang diteliti.
Dengan rumus Sumbangan Relatif sebagai berikut:
a. Sumbangan Relatif (SR%)
a1 x1 y
SR% X 1
x100%
JK reg
61
SR % X 2
a 2 ( x 2 y )
JK reg
x100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
62
Taman Anak dan Kursus Guru. Sebelumnya Suwardi pernah menjadi guru
di sekolah Adidarmo tersebut.
Maksud dan tujuan mendirikan Tamansiswa itu tercantum dalam
pokok pikiran Suwardi yang disampaikan melalui pidato pembukaan
Perguruan Nasional Tamansiswa yang intinya sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
63
dan
latihan
kejurusan
serta
pengembangan
akuntansi dan sekretaris yang diterima dunia usaha dan industri pada
tahun 2010. Gambaran kondisinya adalah:
1) Seluruh guru, karyawan, siswa memiliki rasa bangga, hormat dan
percaya pada sekolahnya.
2) Masyarakat
umum
dan
dunia
usaha/industri
mengetahui
64
siswa
untuk
memasuki
dunia
kerja
serta
siswa
agar
mampu
memilih
karier,
mampu
65
BP3/POMG
KEPALA SEKOLAH
TATA USAHA
WAKASEK
KURIKULUM
WAKASEK
UR. KESISWAAN
KETUA
JURUSAN
WAKASEK
UR. SARANA/PRASARANA
WALI
KELAS
WAKASEK
UR. HUMAS
BIMBINGAN
PENYULUHAN
GURU
SISWA
Gambar 4.1
Struktur Organisasi SMK Tamansiswa Sukoharjo
66
67
68
rencana
pembiayaan
anggaran
untuk
keperluan
laboratorium.
2) Mengatur penggunaan laboratorium bersama guru bidang studi
mengatur tata ruang laboratorium.
3) Melakukan penyusunan terhadap benda/alat laboratorium.
4) Mengatur penyimpanan benda/alat laboratorium.
5) Melakukan perawatan/ pemeliharaan benda/alat laboratorium.
6) Mengusahakan pengembangan laboratorium.
7) Melakukan tugas lain dari Kepala Sekolah.
8) Menyusun laporan kegiatan di laboratorium.
Wakil kepala bidang kurikulum bertugas untuk :
1) Mempersiapkan buku induk dan mengisi data siswa.
2) Menyiapkan absensi murid.
3) Membuat statistik kegiatan sekolah.
Bidang perpustakaan bertugas untuk:
1) Bersama Kepala Urusan Tata Usaha menyusun untuk pengelolaan
perpustakaan.
2) Bersama Urusan tata tertib dan guru menyusun rencana pengadaan
buku perpustakaan.
3) Menerima dan memeriksa buku untuk perpustakaan.
69
70
B. Penyajian Data
1. Data Hasil Angket Lingkungan keluarga (X1)
Data lingkungan keluarga diperoleh melalui angket yang terdiri
dari 15 item pertanyaan dengan lima alternatif jawaban SL, SR, K, JR, dan
TP dengan skor jawaban 5, 4, 3, 2, dan 1, sehingga jumlah skor maksimal
jika responden memperoleh skor 5 untuk seluruh item pertanyaan adalah
75 dan jumlah skor minimal apabila memperoleh nilai 1 adalah 15.
Dari hasil skoring jawaban angket lingkungan keluarga kelas X
SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010 diperoleh skor
tertinggi 63 dan skor terendah 47 dengan skor rata-rata sebesar 54,65,
median sebesar 54 serta standar deviasi (SD) = 3,900 (Lampiran 14). Nilai
rata-rata sebesar 54,65 menunjukkan bahwa mayoritas responden
memberikan jawaban option 4 yaitu setuju (54,65/15 = 3,6 atau option 4).
Dari deskripsi di atas diperoleh skor angket lingkungan keluarga sebagai
berikut:
a. Skor baik
71
Banyaknya siswa
6
29
5
40
Sukoharjo
tahun
ajaran
2009/2010
menunjukkan
fi
Xi
Xi2
fiXi
fiXi2
47 50
51 53
54 56
57 58
59 60
61 63
Jumlah
Rata-Rata
SD
5
11
13
4
3
4
40
54,65
3,87
48,5
52
55
57,5
59,5
62
334,5
2352,25
2704
3025
3306,25
3540,25
3844
18771,75
242,5
572
715
230
178,5
248
2186
11761,25
29744
39325
13225
10620,75
15376
120052
Frekuensi
relative
12,5%
27,5%
32,5%
10%
7,5%
10%
100%
Gambar 4.2
72
Frequency
0
48,0
50,0
52,0 54,0
56,0
58,0 60,0
62,0
64,0
Lingkungan Keluarga
73
a. Skor tinggi
b. Skor sedang
c. Skor rendah
Banyaknya siswa
7
26
7
40
Sukoharjo
tahun
ajaran
2009/2010
menunjukkan
fi
Xi
Xi2
fiXi
fiXi2
38-50
51-52
53-54
55-56
57-58
59-60
Jumlah
Rata-Rata
SD
3
4
8
13
5
7
40
55,16
2,99
49
51,5
53,5
55,5
57,5
59,5
231,5
2401
2652,25
2862,25
3080,25
3306,25
3540,25
17840,25
147
206
428
721,5
287,5
416,5
2206,5
7203
10609
22898
40043,25
16531,25
24781,75
122066,25
Frekuensi
relative
7,5%
10%
20%
32,5%
12,5%
17,5%
100%
74
Frequency
4
Std. Dev = 3,16
Mean = 55,1
N = 40,00
0
48,0
50,0
52,0
54,0
56,0
58,0
60,0
Kemandirian Belajar
75
fi
60 65
66 70
71 75
76 80
81 85
86 90
Jumlah
Rata-Rata
6
6
14
11
2
1
40
72,9
Xi
62,5
68
73
78
83
88
435
Xi2
3906,25
4624
5329
6084
6889
7744
34576,25
fiXi
fiXi2
374 23447,5
408
27744
1022
74606
858
66924
166
13778
88
7744
2916 214243,5
Frekuensi
relative
15%
15%
35%
27,5%
5%
2,5%
100%
SD
6,53
Sumber: ringkasan dari Lampiran 16.3
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa frekuensi terbanyak dari
data prestasi belajar akuntansi siswa terdapat pada skor antara 71 - 75
yaitu sebanyak
Gambar 4.4
Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi
76
Frequency
4
Std. Dev = 6,74
Mean = 73,7
N = 40,00
0
60,0
65,0
70,0
75,0
80,0
85,0
90,0
77
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas
Variabel
LoHitung
Ltabel 5%
(N=40)
Keterangan
Lingkungan keluarga
0,091
0,140
Kemandirian belajar
0,115
0,140
Prestasi belajar
akuntansi
0,077
0,140
Tabel 4.5
Variabel
Lingkungan keluarga
terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa
2,13
Keterangan
Regresi Linier
78
1,792
2,16
Regresi Linier
D. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Ganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh lingkungan keluarga dan kemandirian belajar terhadap
prestasi belajar akuntansi siswa. Adapun model persamaan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Y = a + b1.X1 + b2.X2
79
Signifikansi
0,000
0,003
0,000
42,145,
berarti
jika
lingkungan
keluarga
dan
Koefisien b2 =
2. Uji t
80
thitung
ttabel5%
Keterangan
Lingkungan keluarga
4,144
2,021
H0 ditolak
Kemandirian belajar
3,213
2,021
H0 ditolak
81
22).
Sedangkan
untuk
mencari
Ftabel adalah
dengan
menggunakan derajat bebas jumlah variabel bebas (k) dan N-k-1 adalah
jumlah sampel, sehingga Ftabel = 0,05 (2;37) adalah 3,23. Berdasarkan hasil
uji F dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (49,306 > 3,23) dengan p<0,05,
maka Ho ditolak berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari lingkungan
keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi
siswa, dengan demikian hipotesis ketiga yang diajukan dapat diterima
kebenarannya.
4. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Uji kofeisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya variasi dari
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam
model. Apabila R2 mendekati 1, ini menunjukkan bahwa variasi variabel
dependen secara bersama-sama dapat dijelaskan oleh variasi variabel
independen. Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 0, maka variasi dari
variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Dari hasil analisis data dengan bantuan komputer program SPSS
release 15.0 diperoleh nilai koefisien regresi ganda R2 sebesar 0,727
(Lampiran 22). Ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh lingkungan
keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa
82
83
E. Pembahasan
Hasil analisis regresi terhadap pengaruh lingkungan keluarga dan
kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa memperoleh
persamaan garis regresi sebagai berikut: Y = 42,145 + 0,892.X 1 + 0,855.X2.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
akuntansi siswa ditentukan oleh dukungan lingkungan keluarga dan
kemandirian siswa dalam belajar.
Hasil pengujian hipotesis pertama memperoleh nilai thitung variabel
lingkungan keluarga sebesar 4,144 > ttabel (2,021) dengan p-value = 0,000
diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Hal ini membuktikan bahwa
terdapat pengaruh positif dari lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa. Artinya semakin demokratis lingkungan keluarga, maka
prestasi belajar akuntansi semakin tinggi. Sebaliknya semakin kurang
demokratis lingkungan keluarga, maka prestasi belajar akuntansi semakin
rendah.
Lingkungan keluarga yang kurang demokratis, akan mengakibatkan
rendahnya interaksi orang tua-anak dan dapat menurunkan semangat belajar
anak. Karena itu untuk menciptakan lingkungan keluarga yang demokratis,
orang tua harus mempunyai kemampuan dalam memberikan dorongandorongan kepada anak, menciptakan suasana belajar yang baik, serta berusaha
mendapatkan dan menimbulkan reaksi anak, dalam arti dapat mengusahakan
bermacam-macam upaya agar anak dapat tertarik untuk belajar, sehingga anak
84
akan menaruh minat dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar ketika
sedang berada di rumah.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sayekti Pujo dan Sugihartomo
(2001:32) yang menyatakan, bahwa lingkungan keluarga yang baik dapat
dilihat dari kemampuan menyediakan fasilitas belajar, pengawasan kegiatan
belajar, mengenal kesulitan belajar siswa, dan menolongnya dari kesulitan
belajar tersebut. Fasilitas belajar dapat berupa alat tulis, buku tulis, buku
pelajaran dan tempat untuk belajar. Kemudian orang tua perlu mengawasi
kegiatan belajar anaknya di rumah. Karena dengan mengawasi kegiatan
belajarnya anaknya, dia dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan
sebaik-baiknya. Selanjutnya orang tua harus mengenal kesulitan kesulitan
anaknya dalam belajar dengan cara menanyakan kepada anaknya apakah ada
pelajaran yang sukar untuk diikuti, atau orang tua menanyakan kapada guru
mengenai pelajaran yang sukar didikuti oleh anak-anaknya. Selanjutnya orang
tua harus membantu anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam belajar,
berarti orang tua berusaha menolong anak agar berhasil dalam proses
belajarnya. Melalui upaya-upaya tersebut, maka proses belajar siswa akan
lebih berkualitas.
Dari tabulasi data lingkungan keluarga, dapat disimpulkan bahwa
walaupun orang tua mengijinkan untuk melaksanakan atau mengembangkan
bakat dan potensi sesuai keinginan anak, tetapi jika tidak ditopang dengan
fasilitas yang memadai maka anak tidak bisa mengembangkan bakat dan
potensi yang dimilikinya. Sebaliknya, walaupun orang tua sudah memenuhi
85
fasilitas yang dibutuhkan dan anak tidak berminat, maka bakat dan potensi
tersebut tidak bisa berkembang secara maksimal.
Hasil pengujian hipotesis kedua memperoleh nilai thitung variabel
kemandirian belajar sebesar 3,213 > ttabel (2,021) dengan p-value = 0,003
diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh positif dari kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa. Artinya semakin tinggi kemandirian belajar, maka semakin
tinggi prestasi belajar akuntansi siswa. Sebaliknya semakin rendah
kemandirian belajar, maka semakin rendah pula prestasi belajar akuntansi
siswa, anak yang mandiri memiliki ciri yang mendukungkeberhasilan.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suparmi (2001:62) bahwa ciriciri siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi adalah belajar atas
kemauan sendiri tanpa perintah pihak lain di luar dirinya sendiri, tidak suka
tergantung pada orang lain, mempunyai kemauan yang keras untuk mencapai
tujuan hidup, tidak suka menunda waktu, rajin dan tidak mudah putus asa,
serta mempunyai ide atau gagasan dan berusaha untuk mempertahankan
argumen logisnya. Individu yang mempunyai sikap mandiri akan lebih berani
memutuskan hal-hal yang berkenaan dengan dirinya, bebas dari pengaruh
orang lain, mampu berinisiatif dan mengembangkan kreatifitas serta
merangsangnya berprestasi lebih baik.
Dari tabulasi data kemandirian belajar, dapat disimpulkan bahwa
selama anak memperkirakan bisa mengerjakan ulangan akuntasi tanpa bantuan
orang lain atau teman maka akan dikerjakan sendiri. Dan pada saat jam belajar
86
anak diajak teman bermain dia tetap belajar, maka anak tersebut memiliki ciriciri kemandirian belajar yang tinggi. Sebaliknya, pada saat jam belajar anak
diajak teman bermain dan dia mau, maka anak tersebut belum termasuk anak
yang mandiri.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga dengan analisis regresi
ganda yang mendapatkan harga Fhitung sebesar 49,306 lebih besar dari nilai F tabel
sebesar 3,23 pada taraf signifikansi 5%. Artinya terdapat pengaruh yang
signifikan dari lingkungan keluarga dan kemandirian belajar terhadap prestasi
belajar akuntansi siswa. Berarti tinggi rendahnya prestasi belajar akuntansi
siswa dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan kemandirian belajar.
Penerimaan hipotesis ketiga tersebut sesuai dengan pendapat Slameto
(2005:16) bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik
dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (external). Adapun faktor
internal adalah kemandirian belajar, motivasi belajar, minat dan sebagainya.
Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan keluarga, bimbingan guru,
sarana belajar, dan lain-lain.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil analisis regresi terhadap pengaruh lingkungan keluarga dan
kemandirian belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa memperoleh
persamaan garis regresi sebagai berikut:Y = 42,145 + 0,892.X1 + 0,855.X2.
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
akuntansi siswa ditentukan oleh dukungan lingkungan keluarga dan
kemandirian siswa dalam belajar.
2. Lingkungan keluarga berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa kelas X SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran
2009/2010. Hasil analisis regresi memperoleh nilai thitung sebesar 4,144 >
ttabel (2,021) dengan p-value = 0,000 diterima pada taraf signifikansi 5%.
Kontribusi lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar akuntansi adalah
sebesar 41,7%.
3. Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar
akuntansi siswa kelas X SMK Tamansiswa Sukoharjo tahun ajaran
2009/2010. Hasil analisis regresi memperoleh nilai thitung sebesar 3,213 >
ttabel (2,021) dengan p-value = 0,003 diterima pada taraf signifikansi 5%.
88
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diberikan saran-saran sebagai
berikut:
1. Bagi para siswa
a.
b.
89
90
a.
b.
91
kemampuan anak. Untuk itu peneliti menyarankan agar orang tua sedikit
menopang fasilitas untuk mengembangkan bakat dan kemampuan anak.
4. Saran bagi peneliti yang akan datang
Bagi peneliti di masa mendatang hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
referensi untuk pengembangan penelitian selanjutnya, karena pada
dasarnya terdapat faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa, misalnya motivasi belajar, bimbingan guru, sarana belajar, dan
sebagainya.