dan
rubella
kongenital.
Pada
keadaan
ini,
anomaly
perkembangan pada sudut disertai dengan kelainan ocular dan ekstraokular lain.
1
lebih
lambat,
goniotomi
kurang
berhasil
dan
mungkin
perlu
dilakukan
jauh
lebih
rendah
pada
kasus-kasus
ini,
dan
mungkin
dianjurkan
trabekulektomi.Banyak pasien memerlukan terapi glaukoma medis jangka panjang dan prognosis
pasien untuk mempertahankan fungsi penglihatan yang baik meragukan.4
3. Aniridia
Aniridia disebabkan oleh kelainan pada gen PAX6 pada kromosom 11. Gambaran
khasnya adalah iris tidak berkembang (vestigial) dapat ditemukan deformitas mata yang lain,
misalnya katarak kongenital, distrofi kornea, dan hypoplasia Fovea. Penglihatan biasanya
buruk.Timbul sebelum masa remaja.Dapat ditemukan sporadic dan biasanya berhubungan
dengan tumor Wilms.Apabila terapi medis tidak efektif, Goniotomi atau trabekulektomi kadangkadang dapat menormalkan tekanan intraokuler.Sering diperlukan tindakan operasi filtrasi, tetapi
prognosis penglihatan jangka panjang buruk.2
4. Etiologi
Kelainan ini akibat terdapatnya membrane kongenital yang menutupi sudut bilik mata
pada saat perkembangan bola mata, kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar
cairan mata yang tidak sempurna terbentuk.Glaukoma Kongenital juga berhubungan dengan
penyakit kongenital lainnya. Seperti including sturge weber syndrome, neurofibromatosis, Lowe
syndrome, Pierre Robin syndrome/sequence, Marfan syndrome, homocystinuria, aniridia,
Axenfeld anomaly dan Reiger syndrome.3,7
5. Faktor Risiko
1. Bila ada riwayat Glaukoma pada keluarga
2. Riwayat anggota keluarga yang terkena Glaukoma. Untuk glaukoma jenis
tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai risiko 6 kali lebih
besar mengalami glaukoma. Risiko terbesar adalah kakak-beradik kemudian
hubungan orang tua dan anak-anak
3. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: pemakai obat tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat
steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang memakai steroid secara rutin
lainnya.
4. Riwayat trauma (luka kecelakaan) pada mata.
bayi baru lahir dan lebih dari 60% pada umur 6 bulan.Robekan pada membrane Descemet
disebut Haabs striae dapat terjadi karena regangan kornea.8
Tajam penglihatan dapat berkurang karena atrofi nervus optikus, kekeruhan kornea, astigmat,
ambliopia, katarak, dislokasi lensa, atau ablasio retina.Ambliopia dapat disebabkan oleh
kekeruhan kornea atau kesalahan refraktif. Pembesaran mata dapat menyebabkan myopia,
dimana robekan pada membran Descemet dapat menyebabkan astigmat yang besar.Penilaian
yang tepat dapat mencegah atau mengobati ambliopia seharusnya dilakukan sedini mungkin.
Mungkin saja bagi seorang ahli klinik untuk mengukur IOP pada beberapa bayi berumur di
bawah 6 bulan tanpa menggunakan anastesi umum atau sedatif dengan melakukan pengukuran
ketika bayi itu tidur atau makan. Bagaimanapun evaluasi yang kritis pada bayi memerlukan
pemeriksaan dalam anastesi. Banyak bahan anastesi umum dan sedative yang dapat menurunkan
IOP, kecuali ketamin yang menaikkan IOP. Sebagai tambahan, bayi dapat mengalami dehidrasi
dalam persiapan untuk anastesi umum, yang juga menurunkan IOP. Semakin dalam anastesi,
semakin turun IOP. Nilai normal IOP pada bayi dalam anastesi sekitar 10-15 mmHg, tergantung
dari tonometernya.
Gonioskopi sebaiknya dilakukan dalam anastesi. Pada glaukoma kongenital primer, bilik
anteriornya dalam dengan struktur iris yang normal, insersi iris yang tinggi dan datar, kehilangan
sudut, hipoplasia iris perifer, epitel pigmen iris perifer yang tenting, penebalan uveal trabekula
meshwork. Sudut biasanya terbuka, dengan insersi yang tinggi dari akar iris seperti garis yang
berlekuk sebagai hasil dari jaringan yang abnormal dengan penampilan yang berkilauan.
Jaringan ini menahan iris perifer anterior. Sudut ini biasanya avaskular, tapi putaran pembuluh
dari lingkaran arteri mayor dapat dilihat di atas akar iris.
Visualisasi dari optic disk dapat difasilitasi dengan menggunakan optalmoskop direk dan
gonioskop direk atau fundus lensa pada kornea.Papil nervus optikus pada bayi berwarna pink
dengan cup kecil yang fisiologis.Cupping glaucoma pada masa kanak-kanak menyerupai
cupping pada dewasa, dengan hilangnya jaringan neural pada kutub anterior dan posterior.Pada
masa kanak-kanak, kanal sklera membesar sebagai respon kenaikan IOP, menyebabkan
pembesaran dari cup. Cupping dapat reversibel bila IOP rendah, dan cupping yang progresif
menunjukkan kontrol yang jelek terhadap IOP. Perlu dilakukan fotografik pada disc optic.
5
7. Patofisiologi
Karena penemuan gambaran histopatologis pada glaukoma infantil bervariasi, banyak
teori yang telah dikemukakan, yang dibagi dalam 2 kelompok utama.Beberapa peneliti
mengemukakan bahwa kelainan pada sel atau membran trabekular meshwork merupakan
mekanisme patologi primer.Kelainan ini digambarkan sebagai salah satu anomali impermeable
trabekular meshwork atau suatu membran yang menutupi trabekula meshwork. Peneliti lain
menegaskan suatu kelainan segmen anterior yang lebih meluas. Termasuk kelainan insersi
muskulus siliaris.3
Meskipun kecepatan mekanisme dari glaukoma infantil primer tetap tidak terbukti, terdapat
sedikit keraguan bahwasanya penyakit ini memperlihatkan kelainan perkembangan struktur
mata. Kebanyakan memperlihatkan perkembangan pada periode embrional akhir.
Perkembangan glaukoma yang dihubungkan dengan anomali dengan anomali
Glaukoma mungkin berhubungan dengan abnormalitas okuler lain, seperti kondisi berikut:
Mikroptalmos
Aniridia
Neurofibrimatosis
Marfan Syndrom
Homocystiuria
Weril-Marchesani Syndrom
Terutama pada Struge Weber Syndrom dan Neurofibromatosis yang melibatkan kelopak mata
bagian atas berhubungan dengan peningkatan resiko glaukoma. Beberapa kondisi ini memiliki
gambaran yang sama seperti yang ditemukan pada glaukoma primer, dan pada keadaan lain,
glaukoma bersifat sekunder.4
Glaukoma sekunder mungkin berkembang pada bayi dan anak-anak, disebabkan beberapa
penyebab seperti yang terjadi pada orang dewasa: trauma, inflamasi, retinopati, atau prematuritas
dengan glaukoma tertutup sekunder, dan glaukoma sekunder akibat tumor intraokuler.
Retinoblastoma, juvenile Xanthogranuloma, dan Medulloepithelioma adalah beberapa tumor
intra okuler yang diketahui menyebabkan glaukoma sekunder pada bayi dan anak.Rubella dan
katarak kongenital juga merupakan penyebab yang penting.Pada anak-anak sering terjadi
glaukoma setelah 3 tahun operasi katarak kongenital.
8. Diagnosis Banding
7
Di bawah ini terdapat beberapa diagnosa banding menurut tanda dan gejala glaukoma
infantile:
- air mata yang banyak
obstruksi duktus nasolakrimal
defek epitel kornea
konjungtivitis
- pembesaran kornea
x-linked megalokornea
myopia tinggi
eksoftalmos
- kekeruhan kornea
trauma waktu lahir
penyakit inflamasi kornea
distrofi herediter kornea kongenital
malformasi kornea (tumor dermoid, sklerokornea, Peter anomaly)
keratomalasia
gangguan metabolic yang dihubungkan dengan abnormalitas kornea (mucopolisakaridosis,
liposis kornea, cystinosis, penyakit von Glerke)
gangguan kulit yang mempengaruhi kornea (ichthyosis congenital dan diskeratosis congenital)
- abnormalitas nervus optikus
lubang pada nervus optikus
coloboma nervus optikus
8
9. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mempertahankan tajam penglihatan. Peninggian tekanan
bola mata yang menetap akan menjurus ke arah rusaknya N. Optikus dan perubahan-perubahan
permanent dari kornea yang akan mengganggu penglihatan. Pengontrolan tekanan bola mata
adalah tujuan utama dari pengobatan. Bayi atau anak yang dicurigai mempunyai glaucoma
congenital harus dilakukan pemeriksaan sesegera mungkin dengan narkose, terhadap besarnya
kornea, tekanan bola mata, cup/disk ratio dari N. Optikus, dan sudut COA dengan gonioskopi.
Pengobatan glauloma kongenital primer yang essensial adalah dengan pembedahan. Goniotomi
direkomendasikan pada anak lebih kecil dari 2-3 tahun dengan kornea jernih. Trabekulotomi
direkomendasikan anak lebih dari 2-3 tahun dan pada semua umur dengan kornea berkabut yang
menghalangi visualisasi adekuat. Jika kedua cara ini gagal, kombinasikan trabekulotomi dengan
trabekulektomi dan antimetabolik, atau dapat dicoba glaucoma valve-shunt. Jika cara ini juga
gagal, dapat dilakukan cyclodestruktif dengan laser.
Pembedahan lebih dipilih karena masalah dalam penggunaan obat, kurangnya pengetahuan
tentang kumulatif dan efek sistemik obat pada bayi, dan respon yang jelek dari obat.5 Obat-obat
seperti antagonis beta adrenergic atau carbonic anhidrase inhibitor dapat digunakan dahulu
sebelum pembedahan untuk mengontrol IOP dan menjernihkan kornea yang berkabut. Obat-obat
ini harus digunakan dengan hati-hati dan dosis menurut berat badan anak untuk mencegah efek
samping obat seperti apneu dan hipotensi. Pembedahan mempunyai angka kesuksesan yang
tinggi dan rendahnya insiden komplikasi.
Pembedahan secepat mungkin itu penting. Kenaikan IOP yang lama akan menyebabkan
kerusakan yang berat. Dengan pembedahan yang tepat dan cepat dapat meningkatkan peluang
keberhasilan menurunkan IOP sebelum tekanan yang tinggi menimbulkan tekanan yang
9
permanen dan adhesi trabekula. Pembedahan dianjurkan secepat mungkin setelah diagnosa
ditegakkan dan sering dilakukan pada hari kedua atau ketiga pada pasien baru lahir dengan
glaukoma.9
Goniotomi dan trabekulotomi sebaiknya dilakukan oleh ahli bedah berpengalaman saja.
Keduanya memerlukan tehnik yang tepat supaya berhasil dan mengurangi komplikasi. Operasi
yang pertama mempunyai peluang sukses yang besar. Jika terjadi komplikasi, seperti hemoragi
dan bilik sempit, kesempatan untuk mengobati anak dapat hilang.
diobati dengan baik pada glaukoma kongenital primer adalah sangat baik, walaupun dapat terjadi
relaps lebih dari 15 tahun kemudian. Kebanyakan pasien dengan glaukoma kongenital primer
yang diobati dengan baik waktu bayi, tekanan bola mata dapat terkontrol dengan baik dengan
nervus optikus yang stabil, dan lapangan pandangan yang baik pada waktu dewasa.10
DAFTAR PUSTAKA
12