Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Naniek Dwi Okvitasari

NIM

: 201310410311106

Kelas

: FARMASI C

1. Apa yang dimaksud dengan akulturasi?


Akulturasi Budaya
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia
dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Syarat lain terbentuknya
akulturasi adalah adanya keseragaman (homogehity), seperti nilai baru yang tercerna akibat
keserupaan tingkat dan corak budayanya. Kemudian syarat fungsi, seperti nilai baru yang
diserap hanya sebagai suatu manfaat yang tidak penting atau hanya sekedar tampilan,
sehingga proses akulturasi dapat berlangsung dengan cepat. Dengan demikian suatu nilai
yang tepat fungsi dan bermanfaat bagi pengembangan kebudayaan akan memiliki daya tahan
yang lama (Sachari, 2007: 30).
Dalam proses akulturasi diperlukan juga adanya seleksi, yaitu bahwa proses
akulturasi akan berjalan secara baik jika kebudayaan yang datang dipilih dengan
pertimbangan yang matang. Hal itu dilakukan agar kita dapat menyeleksi donor budaya
yang sesuai dengan kebutuhan, baik secara subjektif maupun secara objektif. Akulturasi
merupakan proses jalan tengah antara konfrontasi dan fusi, antara isolasi dan Absorbsi,
Akulturasi merupakan proses jalan tengah antara masa lampau dan masa depan. Jika dua
pihak bertemu dalam sikap konfrontasi, akan muncul konflik, dan jika keseimbangan tercapai
tanpa perselisihan, suasana koeksistensi akan tercipta (Sachari, 2007: 30). Dalam akulturasi
pastinya ada yang dilamakan seleksi, seleksi yang dimaksud tersebut adalah penyeleksian
untuk memilih atau menyaring sebuah budaya yang masuk, sehingga dapat di terima dan
dianggap oleh masyarakat dengan baik. Juga berfungsi untuk meminimalisir adanya konflik
karena perbedaan budaya yang dimiliki.

2. Contoh dari akulturasi adalah


Jawab : Wujud akulturasi dalam seni bangunan dapat terlihat pada bangunan masjid, makam,
istana. Wujud akulturasi dari masjid kuno memiliki ciri sebagai berikut:
a. Atapnya berbentuk tumpang yaitu atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil dari
tingkatan paling atas berbentuk limas. Jumlah atapnya ganjil 1, 3 atau 5. Dan biasanya
ditambah dengan kemuncak untuk memberi tekanan akan keruncingannya yang disebut
dengan Mustaka.
b. Tidak dilengkapi dengan menara, seperti lazimnya bangunan masjid yang ada di luar
Indonesia atau yang ada sekarang, tetapi dilengkapi dengan kentongan atau bedug untuk
menyerukan adzan atau panggilan sholat. Bedug dan kentongan merupakan budaya asli
Indonesia.
c. Letak masjid biasanya dekat dengan istana yaitu sebelah barat alun-alun atau bahkan
didirikan di tempat-tempat keramat yaitu di atas bukit atau dekat dengan makam.
Salah satu contoh adalah Masjid Agung Demak memiliki bentuk bangunan yang sangat
unik dan memiliki simbol-simbol yang terkandung dalam bangunan tersebut. Bangunan itu
dibangun berdasarkan akulturasi dari berbagai kebudayaan seperti kebudayaan lokal, Islam,
Eropa, China dan juga Hindu-Budha. Dalam perkembangannya simbol-simbol tersebut dapat
digunakan oleh sejarawan untuk mengetahui kehidupan dan kondisi masyarakat Demak pada
saat itu
Masjid Agung Demak di Jawa Tengah mempunyai nilai historis cukup penting
berkaitan dengan sejarah perkembangan agama Islam di Jawa. Legendalegenda muncul dari
sejarah perkembangannya yang kemudian menempatkannya pada kedudukan yang keramat
bagi masyarakat yang menyakininya . Bangunan masjid ini berdiri di atas lokasi sekitar alun
alun kota Demak . Wujud arsitekturalnya menunjukkan akulturasi kebudayaan Islam dengan
kebudayan Hindu saat itu atap bangunannya runcing ke atas dengan tiangtiang penopang
yang besarbesar dan tinggi. Motifmotif hias tiang bangunannya nampak berhubungan
dengan kebudayaan Majapahit . beberapa bagian masjid Agung Demak yang memiliki
keunikan dan sarat makna simbolis. Diantaranya, atap tumpang tiga, menara masjid, bedug
dan kentongan, pintu bledheg, mimbar Majapahit, soko guru, bulus yang menunjukkan
candrasengkala, dampar kencana, pasujudan, situs kolam wudhu bersejarah, serta makam di
sekitar kompleks masjid. Dari motif-motif hias yang terdapat pada tiang-tiangnya, tampak

adanya hubungan dengan budaya Majapahit (Rochym,1983: 109).dalam motif-motif tersebut


mempunyai hubungan dengan Majapahit, sedangkan Majapahit merupakan kerajaan yang
menganut Hindu-Budha. Secara langsung Masjid Demak mengandung budaya Hindu-Budha
pada motif tiangnya. di dalam motif tersebut terkandung arsitektur yang sangat indah, dengan
gaya pengukiran. Gaya pengukiran pada tiang itu adalah budaya yang ada pada Hindu Budha
itulah mengapa tiang tersebut masuk dalam budaya Indonesia pada saat itu.
Arsitektur Masjid Agung Demak dipengaruhi oleh arsitektur jawa kuno. Pada masa
kerajaan Hindu. Identifikasi pengaruh arsitektur tersebut tampil pada tiga aspek pokok dari
arsitektur Jawa Hindu yang dipengaruhi oleh masjid tersebut. Tiga aspek tersebut adalah atap
meru, ruang keramat (cella) dan tiang guru yang melingkupi ruang cella. Meru merupakan
ciri khas atap bangunan suci di Jawa dan Bali. Bentuk atap bertingkat dan mengecil ke atas
merupakan lambang vertikalisasi dan orientasi kekuasaan ke atas. Bangunan yang dianggap
paling suci dan penting memiliki tingkat atap paling banyak dan paling tinggi (Yulianingsih,
2010: 194).

3. Apa yang dimaksud dengan asimilasi?


Jawab : Asimilasi adalah proses dimana individu-individu dari satu kelompok budaya
menggabungkan, atau "campuran," ke kelompok kedua. Konsep asimilasi berasal dalam
antropologi dan umumnya mengacu pada proses kelompok, meskipun asimilasi juga dapat
didefinisikan dan diperiksa pada tingkat individu.
Istilah "asimilasi" menggambarkan perubahan identitas individu atau kelompok yang
hasil dari interaksi sosial terus menerus antara anggota dari dua kelompok tersebut bahwa
anggota dari satu kelompok (sering kelompok budaya minoritas) masuk ke dalam dan
menjadi bagian dari kelompok kedua (sering Mayoritas kelompok budaya). Dalam proses
asimilasi, kelompok minoritas atau budaya bisa hilang dengan kehilangan anggotanya ke
kelompok budaya yang lebih besar dan lebih dominan. Salah satu bentuk yang lebih ekstrim
dari asimilasi melibatkan antar pernikahan (misalnya, pernikahan antar-ras). Perhatikan,
misalnya, seorang wanita imigran berbahasa Spanyol Meksiko yang menikahi seorang

Katolik berbahasa Inggris Anglo-Amerika laki-laki Protestan. Jika wanita belajar bahasa
Inggris, perubahan nama gadisnya dan agama, dan kemudian menjadi warga negara AS, ia
akan memiliki berasimilasi ke dalam budaya Amerika mainstream. Sementara dia tidak selalu
perlu mengubah agamanya dan kewargaan sebagai hasil pernikahannya, jika dia membuat
perubahan saat meninggalkan cara asalnya budaya, maka ini akan menjadi kasus asimilasi
penuh. Dalam kasus ini, memasuki budaya kelompok lain melalui perkawinan telah
menghasilkan seorang wanita melepaskan sebagian besar atau semua aspek penting dari
identitas asalnya. Sebagai bagian dari asimilasi penuh, orang ini akan mengalami perubahan
psikologis pada orientasi budaya nya (yaitu, keyakinan, sikap, nilai-nilai), dan perilaku
budaya nya (yaitu, kebiasaan, tradisi) serta pada identitas pribadinya, ke titik kehilangan
semua atau sebagian besar tradisi budaya asli asalnya.

4. Contoh dari asimilasi adalah


Jawab : Contoh lain adalah etnis keturunan tionghoa yang berada di Indonesia.
Mereka datang sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia. Para etnis keturunan
tionghoa ini menjadi penguasa lahan ekonomi di Indonesia, hampir semua lahan
ekonomi, sebelum tahun 1998, dikuasai oleh mereka. Tapi mereka kurang melebur
dengan masyarakat asli pribumi Indonesia, akhirnya pada kerusuhan 1998, merekalah
yang menjadi sasaran utama. Setelah itu, para imigran tionghoa ini memahami
pentingnya integrasi budaya, jadi sekarang mereka sudah melebur dengan masyarakat
pribumi dan akhirnya mereka saling menghargai dan menghormati satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai