10 Uraian Obat
1. Infus NaCl 0,9%
a. Komposisi
Setiap liter larutan mengandung Natrium Klorida (NaCl) 9,0 g
b. Indikasi
Untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi.
c. Dosis dan aturan pakai
Infus IV 2,5 ml/kgBB/jam atau 60 tts/70 kg BB/mnt atau 180 mL/70
kg BB/ jam atau disesuaikan dengan kondisi pasien.
d. Efek Samping
Panas, infeksi pada tempat penyuntikan, trombosis vena atau
flebitis yang meluas dari tempat penyuntikan, ekstravasasi.
e. Kontraindikasi
Hipernatremia, asidosis, hipokalemia.
f. Perhatian
Perhatian pada gagal jantung kongestif, gangguan fungsi ginjal,
hipoproteinemia, udem perifer, udem paru. Anak, usia lanjut,
hipertensi dan toksemia pada kehamilan. Lakukan tes ionogram
serum perodik pada terapi jangka panjang.
2. Dextrosa 5%
a. Komposisi
Tiap 100 ml mengandung dextrosa 5 gram
b. Indikasi
Rehidrasi, penambah kalori secara parenteral, basic solution
c. Dosis
Dosis bersifat individual, kecepatan infus 3 ml/kgBB/jam
d. Kontraindikasi
Hiperhidrasi, DM, gangguan toleransi glukosa pasca operasi,
sindroma malabsorbsi glukosa-galaktosa
e. Efek samping
Demam, iritasi atau infeksi pada tempat injeksi, trombosis atau
flebitis
3. Ranitidin
a. Komposisi
Setiap ml mengandung Ranitidin HCl setara dengan ranitidine 25
mg.
Ranitidin 150 mg tablet salut selaput mengandung ranitidin HCl
setara dengan ranitidin 150 mg.
b. Indikasi
Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak
tukak lambung.
Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma
Ranitidine oral.
c. Mekanisme kerja
Suatu antagonis histamin pada reseptor H2 yang menghambat
kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi
sekresi asam lambung. Kadar dalam serum yang diperlukan untuk
menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36
15 20 menit).
Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine diencerkan dalam 250 mL
dekstrosa atau larutan i.v. lain yang cocok dan diinfuskan dengan
kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom
Zollinger-Ellison atau hipersekretori lain, Ranitidine injeksi harus
diencerkan dengan larutan dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain
yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5
mg/mL. Kecepatan infus dimulai 1 mg/kg BB/jam dan harus
disesuaikan dengan keadaan penderita.
Oral : 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sehari
sekali sesudah makan malam atau sebelum tidur, selama 4-8
minggu.
e. Efek samping
Sakit kepala
Susunan saraf
pusat,
jarang
terjadi
malaise,
pusing,
pernah dilaporkan.
Lain-lain, kasus hipersensitivitas
bronkospasme,
demam,
yang
eosinofilia),
jarang
(contoh
anafilaksis,
edema
lambung.
Karena Ranitidine dieksresi terutama melalui ginjal, dosis
Ranitidine harus disesuaikan pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal.
di metabolisme di hati.
Hindarkan pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria
akut.
Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui.
Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum
terbukti.
Waktu penyembuhan dan efek samping pada usia lanjut tidak
hati.
Pemberian
bersama
warfarin
dapat
meningkatkan
atau
anak,
penembahan
nafsu
makan,
gangguan
Infeksi
saluran
pernapasan,
termasuk
hidung
dan
tenggorokan
Infeksi pada telinga
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi tulang dan sendi
Infeksi genitalia, termasuk gonore non-komplikata
Infeksi abdominal
c. Mekanisme kerja
Cefotaxime adalah antibiotik sefalosporin generasi ke 3 dan bersifat
bakterisidal cefotaxime aktif terhadap bakteri gram negatif seperti
E.coli, H. influenza, klebsiella sp, proteus sp,. (indole positif dan
negatif), serratia sp . Neisseri sp. dan Bacteroides sp. Bakteri gram
positif yang peka antara lainStaphylococci, Stretococi aerob dan
anaerob,
Streptococci
aerob
dan
anaerob,
Streptococcus
abdomen.
Susunan saraf pusat: sakit kepala, pusing.
nyeri
terjadi.
f. Kontraindikasi
Penderita dengan
riwayat
hipersensitif
terhadap
antibiotik
antagonis
farmakologis
spesifik
dari
diekskresi,
sedangkan
kalium
ditahan
(retensi).
Bila waktu test singkat diberikan dosis 400 mg/hari selama 4 hari
2. Edema jantung
Dewasa : 50 mg- 100 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi
Edema akibat sirosis hati (dengan atau tanpa ascites) : Dewasa :
300 mg-600 mg/hari
Edema akibat sindrom nefrotik : biasanya 100-200 mg/hari
3. Hipertensi esensial
Dewasa : dosis awal 25 mg/hari, kemudian dinaikkan menjadi
100 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi dua.
Dosis diatur sesuai dengan tekanan darah dan kadar
kalium serum.
e. Efek samping
Pencernaan : perdarahan lambung, tukak, gastritis, diare dan kram
Endokrin
perdarahan
pasca
menopause
Hipersensitivitas : demam, urtikariareaksi anafilaksis, vaskulitis
Ginjal
: gangguan fungsi
f. Kontraindikasi
Spironolaktone dikontraindikasikan pada pasien dengan anuria,
gangguan ginjal akut, gangguan fungsi ekskresi ginjal yang
signifikan, hiperkalemia, sensitif terhadap spironolactone, atau
kehamilan.
7. Furosemide
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung furosemid 40 mg
b. Indikasi
Udema yang disebabkan oleh payah jantung, sirosis hati, penyakit
ginjal termasuk sindrom nefrotik. Hipertensi ringan sampai sedang
dfalam bentuk tunggal atau kombinasi.
c. Mekanisme kerja
Furosemid menghambat reabsorbsi air dan elektrolit sebagai hasil
utama kerjanya pada simpul Henle. Furosemid memperlihatkan
nefritis alergi
Reaksi saluran
saraf
pusat
tinitus
dan
gangguan
sangat
menit dengan selang waktu 4 jam, atau bisa juga diikuti dengan
pemberian 8 mg peroral 2 kali sehari hingga 5 hari setelah
pengobatan.
Untuk pasien yang mendapat kemoterapi atau radioterapi yang
kurang emetogenik, misalnya cyclospamide. Injeksi IV 8 mg
ondansentron secara lambat atau diinfuskan selama 15 menit
segera sebelum diberikan kemoterapi, diikuti dengan 8 mg
e. Kontraindikasi
Pasien dengan penyakit Addisonb yang tidak diobati, pasien
dengan hiperkalemia,hipersensitif terhadap salah satu komponen
obat.
12. Vitamin C
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung 50 mg
b. Indikasi
Mencegah dan mengobati kekurangan vitamin C
c. Dosis
Untuk pencegahan terhadap kekurangan vitamin C : sehari 2 4
tablet.
13. Kalsium Laktat
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung 500 mg
b. Indikasi
Suplemen pada hipokalsemia ataukebutuhan kalsium meningkat
seperti masa kehamilan dan menyusui
c. Dosis
Sehari 4 x 1 kaplet
d. Kontraindikasi
Penderita dengan pengobatan glikosida jantung
14. New Diatab
a. Komposisi
Tiap tablet mengandung 600 mg atalpulgit aktif
b. Indikasi
Pengobatan gejala gejala diare akibat keracunan makanan dan
zat racun dari bakteri dan virus.
c. Dosis
Dewasa dan anak > 12 tahun : 2 tablet setelah setiap kali diare,
maksimum sehari 12 tablet
Anak 6 12 tahun : 1 tablet setelah setiap kali diare, maksimum
sehari 6 tablet.
15. Sohobion
a. Komposisi
Tiap ampul (3 ml) mengandung :
Vit B1 HCl
: 100 mg
Vit B6 HCl
: 100 mg
Vit B12
: 5000 mcg
b. Indikasi
Untuk pengobatan penyakit karena kekurangan vitamin B 1, B6, dan
B12 seperti polyneuritis.
c. Mekanisme kerja
Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam
alfa-keto dan berperan dalam metabolisme karbohidrat.
Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi piridoksal fosfat dan
piridoksamin fosfat yang dapat membantu dalam metabolisme
protein dan asam amino.
Vitamin B12 berperan dalam sintesis asam nukleat dan berpengaruh
pada pematangan sel dan memelihara integritas jaringan saraf.
d. Dosis
Dalam keadaan sakit yang parah Sohobin 5000 injeksi diinjeksikan
secara intra muskular (intra gluteal) 1 ampul sehari.
e. Efek samping
Penggunaan vitamin B6 dosis besar dalam jangka waktu lama
dapat menimbulkan sindroma neuropati.
f. Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen obat ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Sindrom Nefrotik adalah keadaan klinis yang disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas glomelurus terhadap protein plasma, yang
dan
ketidakseimbangan
cairan
dan
elektrolit
plasma.
elektrolit dengan kadar kalium yang sangat rendah, obat furosemid diganti
dengan golongan diuretik hemat kalium yaitu spironolakton 25 mg 2 x 1
diberikan sampai pasien pulang.
Pada saat dokter melakukan visite selanjutnya tanggal 21 Agustus
pasien mengeluhkan rasa mual, lemah, dan pusing. Pemberian terapi
masih dilanjutkan seperti pada terapi hari pertama. Demikianpun pada
tanggal 22 Agustus 2014 pasien masih dalam keadaan lemah.
Pada tanggal 23 Agustus dokter melakukan visite, pasien
mengeluhkan lemah, kurang darah (anemis). Dokter meresepkan
sohobion drips 1amp/24 jam. Penggunaan sampai tanggal 01 september
2014 dengan melihat kondisi pasien yang lemah sehingga perlu asupan
vitamin dan mineral.
Pada tanggal 25 Agustus 2014 dokter melakukan visite, pasien
mengeluhkan pusing, anemis, sakit seluruh badan, dan lemah. Pemberian
terapi dilanjutkan. Pada tanggal 26 Agustus 2014 pasien mengeluhkan
sakit kepala tapi dokter tidak meresepkan obat untuk sakit kepalanya.
Pada tanggal 27 Agustus 2014 dokter melakukan visite, pasien
mengeluhkan nyeri pinggang tembus belakang. Dokter meresepkan obat
tramadol inj. 100mg/2ml. Dan pada tanggal 28 Agustus 2014 nyeri
pinggang yang dikeluhkan pasien sudah berkurang sehingga penggunaan
tramadol dihentikan.
Pada tanggal 29 Agustus 2014 dokter melakukan visite, pasien
mengeluhkan badan kaku, kedua tangan kaku dan tidak bisa digerakkan.
Kegiatan
konseling
merupakan
salah
satu
cara
untuk