PENGUKURAN BESARAN
LISTRIK
DAFTAR REFERENSI :
1. Cooper, W.D., 1985, Electronics
Instrumentation
and Measurement
Techniques, Prentice Hall.
2. Sapii, Nishino, 1972, Pengukuran dan
Alat-alat Ukur Listrik, Pradnya Paramita.
3. Dally, JW; Riley, W.F; McConnel,
Pengukuran ?
Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran
yang
belum diketahui besarannya dengan besaran lain yang diketahui
besarnya. Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur.
Pekerjaan pengukuran, memerlukan alat ukur yang baik. Alat
ukur yang baik setidak-tidaknya mengandung informasi
besaran-besaran yang diukur yang sesuai dengan kondisi
senyatanya.
Akan tetapi didalam proses pengukuran terdapat kekeliruankekeliruan. Ada 2 kelompok kekeliruan, yaitu
a. kekeliruan sistematik (berkaitan dengan alat ukur, metode
pengukuran, dan faktor manusia) dan
b. Kekeliruan acak (berkaitan dengan faktor non
teknis/sistematik).
Alat Ukur
Secara umum alat ukur ada 2 type yaitu :
- Absolute Instruments
Merupakan alat ukur standar yang sering
digunakan di laboratorium-laboratorium dan
jarang dijumpai dalam pemakaian di pasaran
lagi pula alat ini tidak memerlukan
pengkalibrasian dan digunakan sebagai standar.
- Secondary Instruments
Merupakan alat ukur dimana harga yang
ditunjukkan karena adanya penyimpangan dari
alat penunjuknya dan ternyata dalam
penunjukan ada penyimpangan maka alat ini
harus lebih dulu disesuaikan/dikalibrasi dengan
membandingkan dengan absolute instruments
atau alat ukur yang telah lebih dulu disesuaikan.
Kesalahan-Kesalahan dalam
Pengukuran
Didalam pengukuran listrik selalu
dijumpai kesalahan-kesalahan hasil
pengamatan. Kesalahan tersebut dapat
terjadi karena sipengamat maupun oleh
keadaan sekitarnya (suhu) atau dari alat
ukur sendiri yang membuat kesalahan.
Kesalahan dari konstruksi alat sendiri
besarnya ditentukan oleh pabrik.
Sebelum dibahas tentang kesalahan ini,
maka perlu diketahui beberapa istilah
yang dalam pengukuran listrik adalah
sebagai berikut:
Ketelitian (Accuracy)
: angka yang
menunjukkan pendekatan dengan harga yang
ditunjukkan sebenarnya dari pada besaran yang
diukur
Contoh :
Sebuah amperemeter menunjukkan arus sebesar
10A sedangkan accuracy 1% maka kesalahan
pengukurannya adalah 1% X 10A = 0,1A sehingga
harga sebenarnya dari hasil pengukurannya adalah
(10 + 0,1)A.
- Presisi
- Error
(kesalahan)
a.Relative Error
: merupakan
perbandingan antara besarnya pegukuran
terhadap harga yang sebenarnya.
Bila harga pembacaan adalah M
sedang harga sebenarnya adalah T
maka kesalahannya adalah [(M-T)/T]*100%
yang dinyatakan dalam persentase,
besar kecilnya error menunjukkan presisi
dari alat ukur.
Ukuran Standar
Kelistrikan
Ukuran standar
dalam pengukuran sangat penting,
karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang
diakui oleh komunitas internasional. Ada enam
besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang
dibuat sebagai standar, yaitu standar amper,
resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi,
kemagnetan, dan temperatur.
1. Standar amper
menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah
arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor
dalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, di
antara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2
10-7 newton/m panjang.
2. Standar resistansi
menurut ketentuan SI adalah kawat alloy
manganin resistansi 1 yang memiliki tahanan
listrik tinggi dan koefisien temperatur rendah,
ditempatkan dalam tabung terisolasi yang
menjaga dari perubahan temperatur atmosfer.
3. Standar tegangan
ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip
huruh H memiliki dua elektrode, tabung
elektrode positip berisi elektrolit mercury dan
tabung elektrode negatip diisi elektrolit
cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan.
Tegangan elektrode Weston pada suhu 20C
sebesar 1.01858 V.
4. Standar Kapasitansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari
standart resistansi SI dan standar
tegangan SI, dengan menggunakan sistem
jembatan Maxwell, dengan diketahui
resistansi dan frekuensi secara teliti akan
diperoleh standar kapasitansi (farad).
5. Standar Induktansi
menurut ketentuan SI, diturunkan dari
standar resistansi dan standar kapasitansi,
dengan metode geometris, standar
induktor akan diperoleh.
6. Standart temperatur
menurut ketentuan SI, diukur dengan
derajat kelvin besaran derajat kelvin
didasarkan pada tiga titik acuan air
saat kondisi menjadi es, menjadi air
dan saat air mendidih. Air menjadi es
sama dengan 0 celsius = 273,160
kelvin, air mendidih 100C.