Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Rita Aprillia

NIM

: F05112010

Kelas

: A Reg A

JARINGAN DARAH
A. Pengertian Jaringan Darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Darah adalah cairan
yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi sebagai alat transportasi zat
seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh, pertahanan tubuh dari serangan
kuman, dll. Beda halnya dengan tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi
mempunyai sistem transportasi dengan darah. Darah merupakan suatu cairan yang
sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki
banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian.
Darah merupakan jaringan khusus yang mengalami sirkulasi, terdiri atas
berbagai macam sel yang bersatu dalam cairan yang disebut plasma. Sedikit
berbedadengan cairan lain, tetapi bergerak terus dari satu tempat ke tempat lainnya.
Aliran darah dalam saluran tubuh menjamin lingkungan yang tetap agar semua sel
serta jaringan mampu melaksanakan fungsinya
B. Fungsi Jaringan Darah
- Mengangkut O2 dari paru paru ke seluruh tubuh.
- Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru paru.
- Mengangkut sarisari makanan (nutrien)keseluruh tubuh.
- Mengangkut sisasisa metabolisme.
- Mengedarkan hormon(hasil sekresi)dari kelenjar hormon ke tempat yang
membutuhkan.
- Mengatur suhu tubuh ( dengan jalan membawa panas dari bagian tubuh
yang aktif ke bagian tubuh yang tidak aktif).
- Menjaga keseimbangan asam dan basa.
- Menjaga tubuh dari infeksi kuman.
C. Letak Jaringan Darah
Jaringan darah ditemukan di dalam pembuluh darah (arteri, arteriol,
kapiler, venula dan vena) dan juga dalam bilik jantung. Beberapa sel darah putih
juga ditemukan di jenis-jenis jaringan tubuh, misalnya limfosit juga ditemukan
dalam sistem limfatik. Jaringan darah terdapat dalam organ jantung, hati, paru
paru, ginjal, sum sum tulang belakang, dan lidah.
D. Komponen Penyusun Jaringan Darah
Darah terdiri dari banyak komponen (konstituen). termasuk:

55% plasma

45% Komponen, yaitu Sel Darah.

Dari jumlah tersebut, 99% adalah eritrosit (sel darah merah) dan 1% adalah leukosit
(sel darah putih) dan trombosit (platelet darah).
Komposisi darah terdiri atas plasma darah yang berkisar 55% dan yang lain
adalah benda darah yaitu 45%. Volume total dari darah yaitu sekitar 7 8% dari berat
badan. Darah cair atau plasma darah adalah cairan darah berbentuk butiran butiran
darah. Di dalam plasma darah terdiri atas air yang bersifat homogen dan alkalis
lemah, yang di dalamnya terkandung garam organik 0,9% (natrium klorida, natrium
bikarbonat, dan natrium fosfat) protein hormone dan lemak. Warna kuning yang
terdapat dalam plasma darah disebabkan oleh adanya bilirubin, sedangkan warna
merahnya disebabkan oleh eritrosit yang mengandung Hb. Di dalamnya terkandung
benang benang fibrin yang berguna dalam pembekuan darah.

1. Sel Darah Merah (Eritrosit)


Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal dari
Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Sel darah merah (eritrosit) adalah jenis sel darah yang paling
banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat
darah dalam hewan bertulang belakang. Bagian dalam eritrosit terdiri dari
hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin
akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan
dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah
merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur pembuatnya berasal
dari zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak
terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum
akhirnya dihancurka.

Ciri ciri eritrosit:


Tidak bernukleus dengan eosin berwarna pink (merah muda). Besarnya
uniform, kira kira 7,6 m dan dapat digunakan sebagai ukuran terhadap
besar jenis sel yang lain.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Leukosit atau sel darah putih adalah salah satu jenis darah yang bertanggung
jawab terhadap sistem imun tubuh dan berfungsi untuk memusnahkan bendabenda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus atau
bakteri. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan
normal terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Pada sel
darah putih terdapat lima jenis yang bentuk jumlah dan fungsinya berbeda
yaitu:
Basofil
Granula basofil mengandung histamin. Histamin adalah salah satu
sinyal kimia yang akan dikirimkan jika terjadi luka dan peradangan.
Basofil terlibat dalam reaksi alergi atau melawan protein asing yang
masuk ke dalam tubuh. Jumlahnya > 1% dari jumlah sel darah putih.
Eosinofil
Eosinofil berjumlah 4% dari jumlah sel darah putih. Eosinofil
hanya sedikit bersifat fagositik tetapi mempunyai enzim penghancur.
Fungsi eosinofil yaitu melawan parasit besar seperti cacing dengan cara
menghancurkan dinding luar tubuh cacing.
Neutrofil
Neutrofil merupakan 65% dari sel darah putih. Neutrofil bergerak
secara ameboid dan berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap
infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta yang
memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri. Aktivitas dan
matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak menyebabkan adanya
nanah. Neotrofil hanya berumur sekitar 6 20 jam.
Limfosit
Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Berjumlah 25% dari sel
darah putih. Sel darah putih mempunyai tiga jenis limfosit yaitu:
a) Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu
menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang
dapat mengikat patogen, tetaapi setelah adanya serangan, beberapa
sel
b) B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan
antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.) Sel T: CD4+ (pembantu)
Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam

infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+


(sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
c) Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat
membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia
tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi
kanker.
Monosit
Monosit terdapat sekitar 6% dari jumlah sel darah putih. Monosit
merupakan fagosit yang efektif. Monosit beredar di dalam darah selama
beberapa jam, kemudian berpindah ke jaringan. Di dalam jaringan
monosit membesar dan berkembang menjadi makrofag. Monosit
membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi
lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan memberikan potongan
patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan
dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.

3. Keping Darah (Trombosit)


Trombosit atau keping darah adalah fragmen sel yang tersirkulasi
dalam darah yang terlibat dalam mekanisme hemostatis tingkat sel yang
menimbulkan pembekuan darah. Jumlah keeping darah yang sedikit dapat
menyebabkan pendarahan, sedangkan jumlah yang tinggi dapat meningkatkan
resiko thrombosis. Trombosit memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak
berwarna, tidak berinti, berukuran lebih kecil dari eritrosit dan leukosit. Serta
mudah pecah bila tersentuh benda kasar. Jumlah trombosit 20.000 30.000
keping/mm3 darah. Trombosit merupakan sumber trombokinase yang penting
dalam pembekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai