itu, rasa dari beras organik lebih empuk dan pulen. Keunggulan lainnya adalah
warna dan daya simpannya lebih baik dari beras biasa. Sesudah ditanak, beras
organik akan menjadi nasi yang warnanya lebih putih dibandingkan beras biasa
(Andoko, 2002).
Beras organik mengandung nutrisi dan mineral tinggi, kemudian kandungan
glukosa,karbohidrat dan proteinnya mudah terurai sehingga aman untuk
dikonsumsi penderita diabetes dan baik untuk program diet. Selain itu, aroma dan
rasa beras organik juga lebih pulen & harum serta lebih tahan lama dibandingkan
dengan beras non-organik. Beberapa macam jenis beras organik adalah sebagai
berikut:
1. Beras Pandan Wangi
2. Beras IR-64
3. Beras Kuku Balam
4. Beras Merah
5. Beras Hitam
Walaupun harga beras organik jauh lebih mahal dibandingkan beras non-organik
namun hal tersebut sebanding dengan manfaat dan kualitas yang akan diperoleh.
Dan dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat mengenai arti
penting kesehatan, maka tingkat konsumsi beras organik dari waktu ke waktu pun
semakin tinggi.
Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Putri (2002) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
keputusan konsumen untuk mengkonsumsi beras organik adalah harga beras
organik, harga beras lain, tingkat pendidikan, besarnya pendapatan keluarga serta
ukuran keluarga. Dengan menggunakan model regresi linier berganda, dijelaskan
bahwa harga beras organik memilik hubungan yang negatif terhadap permintaan
beras organik. Sedangkan harga beras lain, tingkat pendapatan keluarga, tingkat
pendidikan dan ukuran keluarga memiliki hubungan yang positif terhadap
permintaan beras organik. Analisis penilaian konsumen beras organik
menggunakan Model FishBein untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu
atribut produk tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot
oleh evaluasi terhadap atribut tersebut. Menurut penilaian konsumen, konsumen
sangat mementingan atribut kualitas, rasa, kehigienisan, harga, dan kemudahan
diperoleh dalam mengkonsumsi beras organik. Sedangkan atribut kemasan dan
prestise tidak terlalu menjadi perhatian konsumen.
Dalam penelitian Januar (2006) variabel-variabel yang diduga berpengaruh nyata
terhadap permintaan beras organik adalah pendapatan, usia, jumlah anggota
keluarga, pendidikan, frekuensi konsumsi, dummy harga, dummy jenis kelamin,
dan dummy sumber informasi. Model yang digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan beras organik adalah regresi linier
berganda. Variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan beras
organik adalah pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan, dan frekuensi
konsumsi.
a. Teori Permintaan
Dari segi ilmu ekonomi pengertian permintaan sedikit berbeda dengan pengertian
yang digunakan sehari-hari. Menurut pengertian sehari-hari, permintaan diartikan
secara absolut yaitu menunjukkan jumlah barang yang dibutuhkan, sedangkan dari
sudut ilmu ekonomi permintaan mempunyai arti apabila didukung daya beli
konsumen yang disebut dengan permintaan efektif. Jika permintaan hanya
didasarkan
atas
kebutuhan
saja
dikatakan
sebagai
permintaan
absolut
(Nicholson,1995).
Kemampuan membeli seseorang tergantung atas dua unsur pokok yaitu,
pendapatan yang dibelanjakan dan harga barang yang dikehendaki. Apabila
jumlah pendapatan yang dibelanjakan oleh seseorang berubah, maka jumlah
barang yang diminta juga berubah. Demikian juga halnya apabila harga barang
yang dikehendaki berubah maka jumlah barang yang dibeli juga akan berubah
(Sudarsono, 1990).
Teori permintaan diturunkan dari prilaku konsumen dalam mencapai kepuasan
maksimum dengan memaksimumkan kegunaan yang dibatasi oleh anggaran yang
dimiliki. Hal ini tentu dapat dijelaskan dengan kurva permintaan, yaitu kurva yang
menunjukkan hubungan antara jumlah maksimum dari barang yang dibeli oleh
konsumen dengan harga alternatif pada waktu tertentu (ceteris paribus), dan pada
harga tertentu orang selalu membeli jumlah yang lebih kecil bila mana hanya
jumlah yang lebih kecil itu dapat diperolehnya (Sugiarto, 2000).
tidak memiliki tiga karakteristik, yaitu status sosial, kepribadian dan kemampuan
berkomunikasi (Hartari, 2005).
Sikap Konsumen
Sikap konsumen adalah faktor paling penting yang akan mempengaruhi keputusan
konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku.
Pembentukan sikap konsumen seringkali menggambarkan hubungan antara
kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait
dengan konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu
produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek,
atributnya dan manfaatnya (Sumarwan, 2004).
Menurut Engel, et al. (1995), sikap adalah suatu evaluasi menyeluruh yang
memungkinkan seseorang memberikan respon dengan cara menguntungkan atau
tidak menguntungkan terhadap suatu obyek atau alternatif yang diberikan. Lebih
jauh, sikap dikonseptualisasikan sebagai perasaan positif atau negatif terhadap
merek dan dipandang sebagai hasil dari penilaian merek dan atribut evaluatif yang
penting. Sikap relevan terhadap prilaku pembelan ditampilkan oleh sikap yang
terbentuk sebagai hasil dari pengalaman langsung individu dengan produk,
berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak ataupun pengetahuan yang
diperoleh dari media massa.
Menurut tricomponent attitude model, sikap terdiri atas tiga komponen, yaitu
kognitif, afektif, dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi
mengendalikan
faktor-faktor
semacam
itu,
tetapi
harus
Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam dalam perilaku
Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, antara lain:
1. Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group) kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana seseorang
menjadi anggotanya disebut keanggotaan. Sebaliknya, kelompok referensi
bertindak sebagai titik pebandingan atau titik referensi langsung atau tidak
langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Kelomok referensi
memperkenalkan
perilaku
dan
gaya
hidup
baru
kepada
seseorang,
2. Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasar tertarik pada peran
suami, istri, serta anak-anak dalam pembelian barang dan jasa yang berbeda.
Keterlibatan suami-istri dalam kategori produk dan tahap proses pembelian
sangat beragam. Peran pembelian berubah sesuai dengan gaya hidup
konsumen yang berubah. Anak-anak juga mempunyai pengaruh kuat dalam
keputusan pembelian keluarga.
3. Peran dan Status
Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefenisikan dalam
peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan
seseorang sesuai dengan orang-orang yang disekitarnya. Masing-masing peran
membawa status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya
oleh masyarakat. Orang biasanya memilih produk sesuai dengan peran dan
status mereka.
c.
Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, antara lain:
1. Usia
Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda
usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga
akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Dari sisi
pemasaran, semua penduduk berpapun usianya adalah konsumen. Namun
pemasar perlu mengetahui dengan pasti apakah usia dijadikan dasar untuk
yang
sensitif
terhadap
pendapatan
mengamati
gejala
Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama
yaitu:
1. Motivasi
Keutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapa tingkat intensitas yang
kuat. Motif atau dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang
mengarahkan seseorang mencari kepuasan.
2. Persepsi
Persepsi
adalah
proses
dimana
orang
memilih,
mengatur,
dan
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk
niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli
merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan yang kedua
adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk
niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat
produk yang diharapkan.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak akan terlihat
dalam perilaku pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Yang
menentukan kepuasan atau tidak kepuasan pembeli biasanya dapat dilihat dari
hubungan antara ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk
tidak memenuhi ekspektasi, konsumen akan kecewa; jika produk memenuhi
ekspektasi, konsumen akan puas; dan jika produk melebihi ekspektasi, konsumen
akan sangat puas.
Menurut Kotler dan Keller (2009), aktivitas pemasaran muncul dalam sebuah
bentuk yang diklasifikasikan sebagai sarana bauran pemasaran dari empat jenis
yang luas, yang disebut dengan empat P yaitu produk (product), harga (price),
tempat (place), dan promosi (promotion). Pemasar membuat keputusan bauran
pemasaran untuk mempengaruhi saluran perdagangan mereka dan juga konsumen
akhir mereka. Begitu mereka memahami kelompok-kelompok ini, pemasar
membuat atau menyesuaikan penawaran atau solusi, meninformasikan konsumen,
menetapkan harga, dan memilih tempat dimana penawaran dapat diakses. Empat
Pendapatan
Tingkat pendidikan
KONSUMEN
Anggota Keluarga
Orang Tua
Anggota Keluarga
Balita
Rasio Harga Beras
Organik
KEPUTUSAN
MEMBELI
Persepsi
Gaya hidup