Anda di halaman 1dari 11

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 1
URAIAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Rencana Kerja
a. Sebelum memulai dengan pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyusun Rencana Kerja
secara terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (time schedulle) dan diajukan kepada Pemberi
Tugas/Direksi pekerjaan selambat-lambatnya satu minggu setelah penunjukan pemenang untuk
disetujui.
b. Setelah disetujui jadwal pekerjaan (time schedulle) tersebut harus dicetak dan cetakkannya
diserahkan kepada Pemberi Tugas / Direksi pekerjaan, sedangkan cetakan lainnya harus selalu
terpampang / ditempelkan ditempat pekerjaan (barak kerja/gudang) dan juga pada lampiran
dokumen kontrak. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan alat-alat dan
bahan bangunan, tenaga kerja, peralatan dan sebagainya yang pada umumnya langsung/tidak
langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dlam
keadaan sempurna / lengkap. Juga dimaksudkan disini adalah semua pekerjaan, selanjutnya
harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk serta dalam pengawasan Direksi.
c. Rencana Kerja ini akan dipakai oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas sebagai dasar untuk
menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, kelambatan dan
perpanjangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh pemborong.
2. Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan
a. Pemborong diwajibkan meneliti semua gambar dan RKS sebelum pekerjaan dilaksanakan.
b. Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan akan
menimbulkan bahaya, maka pemborong diwajibkan untuk mengadakan perubahan seperlunya
dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas / Direksi /
Pengawas Pekerjaan.
c. Apabila ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar, maka pemborong diwajibkan
menyampaikan kepada Direksi pekerjaan / Pengawas pekerjaan untuk diadakan perbaikan.
d. Pemborong diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk menuju
penyelesaian pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap sesuai dengan gambar dan RKS.
e. Pihak pemborong dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi akibat
letak daerah proyek dan memperhitungkan harga satuan yang termuat dalam surat penawar,
termasuk kehilangan dan kerusakan bahan dan alat.
f. Kepada Pemborong akan diserahkan tanah bangunan/lapangan pekerjaan dalam keadaan
sebagaimana pada waktu diadakan peninjauan lapangan, dan segala sesuatu yang berada
ditanah bangunan selama penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab pemborong.
g. Pemoborong harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sedemikian rupa
sehingga lingkungan sekitarnya menjadi tertib.
h. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan baik dan sempurna pada Pemberi
Tugas / Direksi pekerjaan termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan termasuk pembersihan lapangan pekerjaan dari sisa bahan bangunan.
3. Ketentuan-ketentuan lainnya
Selain Rencana kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikat didalam
pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Gambar
1

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana Kerja dan Syarat-syarat.


Gambar detail berikut penjelasan.
b. Petunjuk-petunjuk
Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan (Aanwijzing), yang
tercantum dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Barak kerja / Gudang bahan
a. Pemborong harus membuat los kerja.
b. Barak kerja harus disediakan kotak PPPK lengkap terisi obat-obatan menurut kebutuhan.
c. Pembuatan gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga bahan-bahan yang disimpan dan
akan digunakan tidak rusak karena hujan, panas dan lain-lain. Lantai gudang dari papan dan
mempunyai ketinggian minimal 30 cm dari permukaan tanah, serta dinding dan atapnya tidak
boleh bocor.
2. Papan Nama Kegiatan
Pemborong wajib memasang Papan Nama Kegiatan ukuran serta model tulisannya akan ditentukan
kemudian. Biaya pembuatan Papan Nama Kegiatan menjadi tanggung jawab pemborong.
3. Gambar gambar
a. pemborong yang telah ditunjuk akan diberikan gambar-gambar revisinya dengan copy dan
kekurangan-kekurangan gambar rencana.
b. Pemborong harus membuat perubahan-perubahan gambar (revisi) bila mana pada saat
pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan untuk dimintakan persetujuan Direksi.
c. Segala akibat dan kelalaian pemborong dalam ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab
pemborong.
4. Ukuran ukuran
a. Pemborong harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu sama lain yang tertera
dalam gambar serta penyesuaian dengan keadaan dilapangan.
b. Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi, bilamana terdapat ukuran-ukuran yang tidak
cocok, untuk dimintakan persetujuan Direksi.
c. Segala akibat dari kelalaian pemborong dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini menjadi
tanggung jawab pemborong.
5. Ukuran Pokok
Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, dan pemborong wajib memeriksa kembali ukuran-ukuran
tersebut. Didalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran-ukuran yang keliru, pemborong harus
bertanggung jawab sepenuhnya. Apabila terdapat ketidak cocokan ukuran menurut gambar,
pemborong segera memberitahukan untuk mendapat persetujuan Direksi, demikian juga dalam
penyimpangan terhadap perubahan-perubahan ukuran. Dalam hal ini Direksi akan memberitahukan
suatu ukuran yang telah disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.
6. Peil / Titik Duga
a. Sebagai peil atau titik duga (0.00) akan ditentukan kemudian pada waktu pelaksanaan dengan
berpedoman muka jalan yang ada. Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran dalam akan ditentukan dari
ukuran pokok ini.
b. Pengukuran bangunan harus dikerjakan dengan teliti dan sesuai dengan ukuran menurut gambar
atau menurut petunjuk Direksi.
2

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

c. Semua pengukuran harus dilakukan dengan alat Waterpass atau Theodolit.

Pasal 3
PEKERJAAN PONDASI
1. Pondasi batu kali
Pondasi bangunan menggunakan pasangan batu kali dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada
dinding-dinding batu bata pembatas ruangan dengan posisi dan ukuran sesuai dengan gambar.
a. Sebelum dilakukan penimbunan lapisan pasir, dasar galian harus bersih dari segala macam
kotoran.
b. Timbunan lapisan pasir harus disiram dengan air sampai mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan / kadar air yang optimum.
c. Pengurugan tanah kembali, dilaksanakan setelah semua pekerjaan diatas selesai dikerjakan.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON
1. Uraian umum
Ini meliputi pangadaan bahan, tenaga dan peralatan lain yang diperlukan pada pekerjaan dimaksud.
a. Semua pekerjaan beton bertulang baik ukuran, bentuk dan penempatannya harus sesuai dengan
gambar, rencana.
b. Semua pekerjaan beton bertulang harus diawasi langsung oleh pelaksana dan didampingi oleh
tenaga ahli yang telah berpengalaman pada pekerjaan ini.
c. Bila terdapat kesulitan dalam pelaksanaan, sehingga diinginkan perubahan-perubahan yang
menyangkut segi perencana, pelaksana lapangan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
direksi.
d. Direksi berhak merubah / membatalkan pekerjaan, bila pelaksanaanya tidak sesuai dengan
gambar dan RKS.
e. Pemakaian bahan-bahan harus memenuhi syarat-syarat kwalitas baik, seperti semen dan air
kerja yang dipakai.
f. Direksi barhak meneliti ukuran mauapun mutu dari bahan seperti : koral, pasir, besi beton dan
lain-lainnya, juga berhak untuk menolak penggunaaan bahan tersebut, bila dianggap tidak
memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PBI 1971.
g. Pengecoran dapat dilakukan setelah pemborong mengajukan laporan secara tertulis dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Beton tak bertulang
Beton tak bertulang adukan 1 pc : 3 ps : 5 krl, dilaksanakan pada lantai kerja untuk pondasi plat dan
pada rabat keliling bangunan antara saluran air hujan dan dinding bangunan.
3. Beton bertulang
Beton bertulang adukan 1 pc : 2 ps : 3 krl, dilaksanakan untuk sloof, kolom struktur, balok lantai, plat
lantai, konsul beton, plat tangga, kolom praktis, ring balk, pondasi plat setempat dan pada pekerjaan
lainnya yang ditentukan dalam gambar.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

4. Bahan bahan
a. Besi beton
Besi beton yang dipergunakan harus berkwalitas (KS TI ) baik tidak cacat, bebas dari karat,
retak, gelombang dan tidak bias pakai besi banci (Medan).

b. Krikil dan Spilit 1/2, 2/3


Krikil untuk semua pekerjaan beton bertulang dipakai ukuran 1 s/d 3 cm. Bersih dari segala
kotoran dan debu, tanah, garam dan tidak keropos.

c. Pasir coor
Harus khusus untuk beton, bersih dari segala kotoran dan tidak boleh tercampur dengan bahanbahan lain (tanah, lumpur), pasir tersebut berbutir tajam.
d. A i r
Air yang digunakan haruslah air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, garam dan
bahan-bahan organis atau bahan-bahan yang dapat merusak beton.
e. Ukuran
Ukuran-ukuran konstruksi beton bertulang harus sesuai bestek dan gambar

5. Pedoman pelaksanaan
a. Penempatan / pemasangan bekisting harus ditimbang dahulu dengan selang, sehingga
mendapatkan pekerjaan yang vertikal dan horizontal seperti yang disyaratkan.
b. Semua pekerjaan pembesian harus dikerjakan pada tempat pekerjaan, ukuran besi maupun
teknis pemasangan harus sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi.
c. Mengaduk beton harus memakai alat pengaduk mekanik (mollen).
d. Pengecoran dapat dilakukan, bila bekisting/steiger sudah siap, sisa kawat beton dan kotorankotoran lainnya sudah dibersihkan dan telah mendapatkan persetujuan direksi.
6, Bekisting Beton
a. Untuk bekisting kolom, sloof, ring balk, balok lantai, digunakan dari kayu kelas IV, yang
dirancang sedemikian rupa sehingga kuat dan kokoh.
b. Bekisting harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata
dan cukup dapat memikul beban-beban sementara, selama pembetonan berlangsung.
c. Hasil beton yang kurang baik, seperti sarang-sarang koral, permukaan beton tidak mengikuti
bentuk, munculnya pembesian / tulangan pada permukaan beton dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat-syarat harus dibongkar dan kemudian diperbaiki atas beban pemborong.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pasal 5
PEKERJAAN DINDING BATU BATA
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan saran lainnya.
1. Pasangan batu bata 1 pc : 2 ps (Trasraam).
Pasangan dinding batu bata 1 pc : 2 ps dilaksanakan pada pekerjaan :
a. Pasangan dinding trasraam yang dilaksanakan diatas sloof setinggi 30 cm diatas peil lantai.
b. Bagian-bagian dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar.
c. Pada pembuatan saluran air hujan keliling bangunan.
2. Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps.
Pasangan batu bata 1 pc : 4 ps, dilaksanakan pada seluruh dinding pembatasan ruangan, kecuali
yang disebutkan dalam point 1 diatas.
a. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angker besi
10 mm. Panjang angker minimal 30 cm dan dipasang dengan jarak 50 cm.
b. Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis. Setiap pertemuan sudut
harus membentuk sudut siku ( 9o ).
c. Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus memenuhi persyaratan dari masing-masing
pekerjaan atau menurut petunjuk Direksi.
Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN
1.
2.
3.

4.

Plesteran kedap air dengan adukan 1 pc : 2 ps, dilaksanakan untuk plesteran dinding dan kolom,
pada pekerjaan yang dipersyaratkanharus menggunakan adukan ini.
Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 ps dilaksanakan pada plesteran semua dinding bengunan kecuali
yang telah disebutkan pada ayat 1 diatas.
Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan licin. Semua
plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 2 cm, setelah plesteran selesai baru dilakukan
pengacian.
Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku dengan adukan 1 pc : 2 ps. Semua bidang yang akan
diplester harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang berada dalam pori- pori
batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.
Pasal 7
KOSEN PINTU, JENDELA, VENTILASI DAN PINTU)

1. Bahan bahan
1. Pekerjaan kosen pintu, jendela, ventilasi harus menggunakan kayu yang berkwalitas baik, jenis
kayu kelas II dan tidak boleh terdapat cacat-cacat kayu.
2. Pekerjaan kosen pintu, jendela dibuat dalam beberapa type sesuai dengan gambar.
3. Untuk pekerjaan kosen pintu jendela menggunakan kayu ukuran 6 x 13 cm (ukuran jadi).
4. Daun pintu panil menggunakan papan rangkanya dibuat dari papan klas II ukuran 3, 8/13 cm
sesuai dengan gambar rencana.
2. Pedoman pelaksanaan
1. Semua ukuran kosen dan pintu dibuat sesuai dengan gambar, semua permukaan kayu yang
tampak harus diketam halus, rata dan mempunyai ketebalan yang sama.
2. Setiap sambungan harus kuat, kaku dan siku dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang
ada.
3. Pada batang tegak harus dipasang angker dengan jarak 50 cm terbuat dari besi 10 mm.
4. Neut / sepatu kosen pintu harus memakai angker besi 10 mm.
5. Bagian yang berhubungan dengan tembok harus dicat menie.
6. Bingkai daun jendela ukuran dan bentuk disesuaikan dengan gambar.
5

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pasal 8
PEKERJAAN KUDA-KUDA KAYU
1. Lingkup Pekerjaan.
1.1.

1.2.

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga peralatan dan tenaga, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan Kuda-kuda kayu , rangka atap seperti yang tertera dalam
gambar.
Perkerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi kayu
pada atap sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan persyaratan teknis ini.

Pasal 9
PEKERJAAN LISTPLANK PAPAN
1. Listplank dibuat dari papan, bahan kayu kelas II berkwalitas baik, ukuran listplank disesuaikan
dengan gambar.
2. Papan yang digunakan harus baik, kering, keras dan tidak cacat. Papan harus diserut rata dan pada
saat penyambungan antara papan yang satu dengan yang lainnya harus benar-benar rapat,
sehingga tidak tampak sambungannya.
3. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi (masak).
4. Papan listplank difinishing dengan cat, sebelum dipasang seluruhnya permukaan kayu harus
dimenie.

Pasal 10
PEKERJAAN ATAP
1. Penutup atap pada bangunan ini manggunakan atap Genteng Metal.
2. Sudut kemiringan atap atau tinggi atap dibuat sesuai dengan gambar.
3. Bubungan /Nok Atas, jurai luar menggunakan Genteng Metal.

Pasal 11
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND/LANGIT-LANGIT
1. Rangka plafond dan penggantung dipakai kayuyang berkwalitas baik, II, ukuran kayu disesuaikan
dengan gambar.
2. Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond, dan harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah plywood sesuai dengan gambar

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pasal 12
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND/LANGIT-LANGIT
4. Rangka plafond dan penggantung dipakai kayu yang berkwalitas baik, jenis kayu kelas II, ukuran
kayu disesuaikan dengan gambar.
5. Balok penggantung harus kuat, sehingga tidak terjadi gelombang pada plafond, dan harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar serta harus mendapat persetujuan Direksi.
6. Bahan penutup langit-langit yang dipakai adalah plywood tebal 3 mm ukuran 60 x 120 cm
disesuaikan dengan gambar.
Pasal 13
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING
1. Pasangan lantai didalam ruangan dan selasar bangunan menggunakan lantai keramik 30 x 30 cm.
2. Sebelum pemasangan lantai, urugan pasir dibawah lantai harus sudah padat dan disiram air terlebih
dahulu.
3. Untuk Lantai KM/WC pakai keramik 20x20 cm anti slip, dan dinding dipasang ukuran 20x25 cm nat
tidak boleh lebih dari 3 mm.
4. Penggunaan keramik yang berkualitas baik, tidak cacat seperti retak, gumpil, apabila sudah
terpasang ternyata retak pada waktu pemasangan harus diganti.
5. Permukaan lantai Keramik yang terpasang harus rata benar dan untuk keramik setiap sambungan
harus lurus dan tidak bertonjolan.

Pasal 14
PEKERJAAN KACA, KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1. Kaca
a. Bahan yang digunakan adalah kaca Polos dengan tebal 5 mm dipasang pada jendela kaca hidup
dan jendela kaca mati, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.
b. Pemasangan kaca tidak boleh goyang dan bergetar, list kaca terbuat dari kayu harus terpasang
rapi, ukuran sesuai gambar.

2. Kunci / alat penggantung


a. Pada pintu panil dipasang kunci yang berkwalitas baik, type royal atau jenis lain yang setaraf
inClock Pakai Pegangan Stainles steal bambu.
b. Untuk daun pintu panil dipasang 3 (tiga) buah engsel ring nylon untuk setiap daun pintu, merk
ACCH, sedang untuk daun pintu panil buka double dipasang 3 (tiga) buah engsel untuk setiap
daun pintu.
c. Sebelum pemasangan kunci, engsel pintu / jendela harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Direksi.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pasal 15
PEKERJAAN TRALIS/RANGKA PENJARA
1. Besi
c. Bahan yang digunakan adalah besi dia 16 (Rangka) dengan sistim las dipasang pada Rangka
pintu /Ventilasi /plafon bag.dalam, ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar.
d. Pemasangan Rangka pintu /Ventilasi /plafon bag.dalam, ukuran dan bentuk sesuai dengan
gambar.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECETAN
Pekerjaan pengecetan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan lain yang dibutuhkan untuk
pekerjaan ini antara lain :
1. Bahan bahan
a. Sebelum dicat mengkilap terlebih dahulu kayu diamplas, baru dicat menie.
b. Pengecatan akhir cat kayu digunakan Kwalitas baik dan pengecatan dinding tembok digunakan
cat kwalitas baik atau akan ditentukan kemudian, sebelumnya bidang plesteran dan bidang kayu
didempul atau diplamir dengan kwalitas yang baik.
c. Saluran bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus didatangkan dalam kemasan resmi dari
pabrik pembuat cat ini, cat dalam kemasan rusak atau terbuka tidak diperbolehkan dipakai lagi.
2. Syarat teknis
a. Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala
kotoran dan tidak berminyak.
b. Kayu harus dilindungi dari kerusakan akibat rayap atau bila kayu masih basah harus dilindungi
dari kemungkinan rembesan air maupun getah (resin) yang terkandung dalam kayu.
c. Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamir. Penggunaan plamir
diusahakan setipis mungkin.
d. Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih dahulu dan dibersihkan
dari debu-debu.
e. Pengecatan kayu kosen, sebaiknya dilakukan setelah daun pintu dan jendela terpasang.
f. Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus dipenuhi dan
tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Pengecatan kayu
a. Sebelum dicat bidang kayu dimenie terlebih dahulu dengan cat menie yang berkwalitas baik.
b. Pori-pori, serat kayu dan tekikan didempul dan diamplas dengan bahan yang berkwalitas baik.
c. Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan mengkilap. Cat akhir
digunakan cat Bee Brand atau setaraf, dengan pengecatan dilakukan 2 kali dengan selang waktu
16 jam atau lebih.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

4. Pengecatan tembok
a. Bidang plesteran dicat dasar terlebih dahulu menggunakan bahan yang berkwalitas baik.
b. Untuk meratakan, menutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih dahulu. Bidang tersebut
dibiarkan kering selama kurang lebih dari 1 (satu) minggu sebelum diamplas.
c. Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir digunakan cat kwalitas baik
atau dengan pengecatan 2 (dua) kali. Sebelum lapisan berikutnya dilakukan, bagian plesteran
yang belum rata harus didempul kembali sampai bagian tersebut menjadi rata.
5. Pengecatan plafond
a. Permukaan plafond dicat dasar kemudian diplamir/dempul dan diamplas hingga rata serta
dibersihkan.
b. Lapisan cat akhir dengan cat kwalitas baik atau dilakukan dua kali sampai diperoleh lapisan yang
rata dengan selang waktu 16 jam atau lebih.

Pasal 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi listrik adalah :
a. Instalasi penerangan, termasuk lampu-lampu, saklar-saklar, stop kontak
pengabelannya.
b. Pemasangan pengaman arus bocor, arus hubung singkat, dan arus lebih.
c. Pekerjaan testing dan pengesahan instalasi dari PLN.

dan

sistem

2. Sistem instalasi listrik


Sistem tegangan listrik dari jaringan PLN ke jaringan distribusi ialah 110 V / 220 V, 1 fase, dimana
sentral (nol) dari sistem dihubung tanahkan (Grounded netral).
Dari panel listrik utama, tenaga listrik didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang
memerlukannya, titik lampu, stop kontak dan peralatan-peralatan lain. Untuk tegangan 220 Volt
maka semua peralatan-peralatan seperti panel-panel, stop kontak harus dihubung tanahkan sesuai
dengan peraturan yang ada.
3. Sistem pengabelan
Kabel-kabel primer, sekunder, maupun kabel yang titik-titik lampu, stop kontak harus dipilih dari
produksi pabrik-pabrik yang telah mendapat sertifikat dari PLN atau dari laboratorium LMK di
Jakarta. Kabel yang digunakan untuk instalasi penerangan adalah NYA 3 x 2,5 mm2, pemasang
didalam tembok harus dengan pipa pelindung PVC 5/8 merk setaraf MASPION sedang
instalasi pengabelan diatas plafond harus memakai cable rack, cable trays maupun peralatan lain
yang diperlukan menggunakan kabel NYY 4 x 4 mm2 atau NYFGBY 4 x 4 diganti sesuai kebutuhan.

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

4. Lampu lampu
a. Lampu SL 18 VA merk setaraf Phillip, lengkap dengan fittingnya dipasang sesuai dengan gambar
instalasi listrik.
5. Shaklar lampu dan stop kontak
Shkalar lampu dan stop kontak dipasang pada tempat yang telah ditentukan dengan ketinggian
antara 120 140 cm diatas lantai. Type shaklar lampu dan stop kontak terbenam dinding (inbouw)
warna putih, mutu setaraf BROCO.
6. Alat-alat pengamanan
Alat pengaman arus lebih, arus bocor dan arus hubung singkat dari jenis sekering konvensional
lengkap dengan box sekeringnya dengan pembagian group sebagaimana tercantum pada gambar
atau menurut petunjuk Direksi. Ampere meter diseesuaikan dengan kebutuhan.
7. Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah mendapat izin
menyelenggarakan pemasangan instalasi listrik dari PLN wilayah IV Cabang Bengkulu. Instalatur
yang bersangkutan harus mengadakan pengujian terhadap instalasi yang dipasangnya dam
memberikan jaminan bahwa instalasi listrik tersebut telah siap untuk dialiri listrik dari PLN dengan
daya sebagaimana dalam gambar.
Pasal 18
PEKERJAAN HALAMAN / PEMBERSIHAN

Sebelum kontraktor meninggalkan tempat pekerjaan, halaman pekerjaan harus dibersihkan dari kotorankotoran bekas bongkaran atau sisa-sisa dari bahan bangunan setelah pekerjaan selesai.

10

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Pasal 19
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Guna mendapat kerja yang baik dan sempurna maka bagian-bagian pekerjaan yang nyata seharusnya
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak disebutkan dalam RKS maupun gambar kerja tetap
dilaksanakan oleh pemborong dan diterima sebagai hal yang disebutkan.Pelaksanaan dari bagian
pekerjaan tersebut sesuai dengan petunjuk Direksi.Dokumen Pasca dan RKS merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.

Pasal 20
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada kenyataannya diperlukan akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

Menyetujui
Pengelola Teknis

Bengkulu,

2011

Dibuat Oleh :
CV.Utaka Essa Konsultan

MANSURI,ST
NIP.

YUZANO JAYA,BE
Wkl.Direktur

Mengetahui
Waka Polres Lebong
Selaku PPTK

AGUS DESRI SANDI.SIK,MM


NRP.77070662

11

Anda mungkin juga menyukai