Anda di halaman 1dari 11

PENGENDALIAN MUTU

Kelompok 1
Oktosar Sabri

(H12112012)

Rezki Try Putri

(H12112105)

Eka Fahreza H.

(H12113313)

JURUSAN MATEMATIKA
PRODI STATISTIK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

Materi 6.1, 6.2.1, 6.3.1


Setelah menyelesaikan bab ini kamu di harapkan dapat melakukan hal hal berikut :
1.
2.
3.
4.

Mengerti dasar statistic dari Peta Kontrol shewhart untuk variable


Mengetahui cara mendesain variable Peta Kontrol.
Mengetahui cara mensetting dan menggunakan Peta Kontrol x dan R
Mengetahui cara memperkirakan proses kemampuan dari Peta Kontrol
information
5. Mengetahui cara mentafsirkan pola-pola pada Peta Kontrol x dan R
6. Mengetahuicaramensetting dan menggunakan Peta Kontrol x dan s atau s2
7. Mengetahui cara mensetting dan menggunakan chart untuk pengukuran
tersendiri
8. Mengerti tentang pentingnya anggapan biasa dari individual Peta Kontrol dan
mengetahui cara mengecek anggapan ini
9. Mengerti tentang jenis-jenis konsep rational untuk variable Peta Kontrol
10. Menentukan panjang rat- rata dari vaiable Peta Kontrol
6.1 Pendahuluan
Banyak karakteristik kualitas dapat diekspresikan dalam sebuah numerical
measurement. Contohnya, diameter dari bearing dapat di ukur menggunakan
micrometer dan di simbolkan dalam millimeter. Suatu pengukuran karakteristik
kualitas, seperti dimensi, berat, volume, dikenal sebagai variable. Peta Kontrol
untuk variable dapat digunakan secara luas. Peta Kontrol adalah salah satu
peralatan utama yang digunakan dalam menganalisa dan mengontrol langkahlangkah dari DMAIC.
Ketika berurusan dengan karakteristik kualitas yang merupakan variable.
Maka biasanya perlu untuk memonitor kedua maksud nilai dari karakteristik
kualitas dan variablenya. Control dari proses penengah atau artikualitas biasanya
diselesaikan dengan Peta Kontrol untuk Rata-rata atau x . Proses variable dapat
di monitor entah itu dengan sebuah control chart untuk standar deviasi, dikenal
sebagai Peta Kontrol s atau dengan Peta Kontrol untuk range, yang dikenal
sebagai Peta Kontrol R . Peta Kontrol R lebih sering digunakan. Biasanya,
pemisahan Peta Kontrol x dan r di jaga untuk setiap karakteristik kualitas of
interest. ( meskipun, jika karakteristik kualitasitu relative sama, hal ini kadang
dapat mengakibatkan hasil yang membingungkan : lihat chapter 12 Bagian 4) x
dan r (atau s) chart adalah yang paling penting dan berguna untunk proses
memonitoring online statistical dan control teknik.

Penting untuk menjaga control selama kedua proses mean dan proses
variable Diatas tersebut. Pada gambar 6.1 diilustrasikan sebuah output dari
proses produksi. Pada gambar 6.1a baik Rata-rata dan standar deviasi berada
dalam kendali nominal valuenya (dikatakan o dan o) karena itu, sebagian besar
proses output jatuh dalam batas spesifikasi, meskipun, pada gambar 6.1b Ratarata telah di bergeser ke nilai 1>0, menghasilkanfraksi yang
lebihtinggidariproduk yang tidaksesuai, padagambar 6.1c proses deviasi standar
bergeser ke nilai 1>0. Hal ini juga mengakibatkan proses jatuh yang lebih
tinggi ,meskipun prosess perata-rataan tetap pada nilai nominalnya

6.2 Peta Kontrol X dan R


6.2.1 Basis Statistik Peta
Misalkan karakteristik kualitas biasanya di distribusikan dengan Ratarata dan standar deviasi , dimanabaik dan diketahui. Jika x1, x2,
xnadalah sample dari ukuran n, maka rata-rata dari sample adalah
x + x + + x n
x = 1 2
n

Dan diketahui bahwa Distribusi normal dengan mean dan standar deviasi
x = / n . selanjutnya untuk probabilitas 1- untuk setiap sampel
mejadi :
+Z/ 2 x = +Z/ 2

dan -Z/ 2 x = -Z/ 2

(6.1)

Oleh karena itu, Jika dan diketahui, pernyataan (6.1) dapat digunakan
sebagai batas atas dan bawah pada Peta Kontrol untuk sample. Sama halnya di
Bab 5, untuk menggatikan Z/ 2 Oleh 3, jadi batas 3-Sigma akan bekerja. Jika
sample dilur batas, maka indikasi bahwa proses berarti tidak sama .
Dapat diasumsuikan bahwa distribusi karakteristik kualitas normal.Tapi,
hasilnya masih dikatakan benar jika distribusi mendasari batas-bawah, karena
teorema pusat batas. Pengaruh asumsi normalitas pada variable grafik kendali
dibagian 6.2.5.
Dapat dipraktekkan. Tidak Diketahui dan . Sehubungan dengan itu, merek
harus diestimasi dari sample awal atau subkelompok yang diambil ketika proses
dianggap berada dalam control. Estimasi ini biasanya harus berdasarkan
sebanyak 20 sampai 25 sample. Berdasarkan bahwa m sample tersedia, berisi n
observasi pada kualitas karakteristiknya. Secara khusus, n akan lebih kecil,
seringkali baik 4,5, 6. Ukuran sample kecil ini biasanya dihasilkan dari
konstruksi pada subbagian rasional dan dari fakta bahwa biaya pengambilan
sample dan pemeriksaan terkait dengan variable pengukuran biasanya relative
besar. Misalkan x 1 , x 2 ,,. xm menjadi rata-rata pada sample.
Kemudian penilai terbaik untuk . prosess rata-rata, adalah grand rata-rata
x =

x1 + x2+ + xm
m
(6.2)

ini akan digunakan sebagai Tengah pada

chart

Untuk membangun Batas Kontrol, membutuhkan sebuah perkiraan menegenai


standard deviasi . berdasarkan Bab 4 (bagian 4.2) harus memperkirakan dari

keduanya baik standard deviasi atau range pada m sample. Lalu range pada
sampel adalah pembedaan antara observasi terbesar dan terkecil: demikianlah.

R
= Xmax-Xmin

R 1 , R 2

Misalkan

, Rm

menjadi range pada sample. Maka range

rata-ratanyaadalah

R
=

R 1+ R 2+ + Rm
m

(6.3)

Sekarang dapat memberi formula untuk membuat Batas Kontrol pada Peta X.
Berdasarkan berikut :
UCL =

x +A2 R

Rata-rata Tengah =
LCL =

(6.4)

x -A2 R

Konstanta A2 merupakan Varias ukuran samplen pada table 6.


Proses variabilitas bias dimonitor melalui plotting value pada sample range R di
Peta Kontrol. Tengah dan Batas Kontrol pada Peta R adalah sebagai berikut :

UCL = D4 R

Garis Tengah =

LCL = D3 R

(6.5)

Konstanta D3 dan D4 Merupakan variansi nilai dari n pada table 6.


Pengembangan persamaaan (6.4) dan (6.5). pengembangan persamaan maka
taksiran untuk dihitung sebagai :
^
R
^ =
d2
(6.6)
Jika digunakan

sebagai penaksiran

untuk , maka parameter grafik

x adalah

dan

^
R /d2 sebagai penaksiran

UCL =

x +

3
R
d 2 n

Garis Tengah = x
3
LCL = x d 2 n R

(6.7)

Catat Bahwa kuantitas


3
A2 = d 2 n
(6.8)
Kemudian (6.7) reduksi ke (6.4)
Jadi Parameter Grafik dapat ditentukan dengan mudah. Garis tengah adalah

R
. Untuk menentukan batas pengendalinya, kita perlu taksirkan R. Dengan
menganggap bahwa karakteristik kualitas berdistribusi normal, estimasi

dapat diperoleh dari distribusi rentang relativ W = R/ . Deviasi standar W,


Katakan D3, adalah fungsi n yang diketahui.Jadi,karena
R=W
Maka deviasi standar R adalah :
R= d3
karena tidak diketahui, kita dapat menaksir R dengan :

R
R = d3d2
(6.9)
Dengan demikian, parameter grafik R dengan Batas pengendali 3-sigma yang
biasa adalah
^
+3 d 3 R

R = R
UCL = R+3
d2
Garis Tengah =

(6.10)
LCL =

R3

Dimisalkan
d3
D3 = 1- 3 d 2
Dan

d3
D4 = 1+ 3 d 2

R =

^
3 d 3 R
R
d2

Dapat didefinisikan kembali parameter-parameter grafik R sebagai :

UCL = R D4

Garis Tengah = R

LCL = R D3
Konstan D3 dan D4 Ditabelkan untuk berbagai nilai n dalam table lampiran VI.
Apanila sampel-sampel pendahuluan digunakan untuk membentuk grafik
pengendali x dan R sudah biasa untuk memperlakukan batas pengendali itu
sebagai nilai-nilai percobaan. Maka m min dan rentang sampel harus kita
gambarkan pada grafik-grafik itu dan setiap sampel yang diluar batas pengendali
harus kita selidiki. Apabila sebab-sebab terduga untuk titik-titik ini ditemukan,
titik-titik itu harus dibuang dan ditentukan batas pengendali percobaan yang
baru.
6.3.1. Grafik pengendalian

dan s

Bentuk dan operasi peta grafik pengendalian untuk

dan s seperti

langkah langkah untuk grafik R, kecuali bahwa untuk setiap sampel kita harus
menghitung rata-rata sampel ( x ) dan sampel standar deviasi (s). Tabel 6.3
menyajikan pengukuran diameter dalam memalsukan Otomotif mesin cincin
piston. Setiap sampel atau kelompok terdiri dari lima cincin piston. Kami telah
menghitung rata rata sampel dan standar deviasi sampel untuk masing
masing 25 sampel. Kami akan menggunakan data ini untuk mengilustrasikan
bentuk dan pengoperasian grafik x dan s.
Jika

adalah variansi distribusi probabilitas yang tidak diketahui,

maka penaksir tak bias


n

( x i x )2

s 2= i=1

n1

adalah varians sampel.

Namun, deviasi standar sampel s bukan penaksir tak bias untuk

Dalam Bab 4 (Bagian 4.2) kami mengamati bahwa jika distribusi yang
mendasarinya normal, maka s menaksir C4 , di mana c4 adalah konstan
yang tergantung pada ukuran sampel n. Selain itu, deviasi standar dari s adalah
= 1c 24

pengendali

. Keterangan ini dapat digunakan untuk membentuk grafik


x

dan s.

Pandangan keadaan dengan nilai standar untuk

diberikan. Karena E

(s) = C4s, nilai tengah untuk grafik itu adalah C4 . Maka batas pengendali
tiga sigma untuk s adalah
UCL = C4

2
+ 3 1c 4

LCL = C4

2
- 3 1c 4

Biasanya untuk menentukan 2 konstanta


B5 = C 4 - 3

1c

2
4

dan B6 = C4 + 3

1c

2
4

(6.24)
Akibatnya, parameter grafik s dengan nilai standar deviasi untuk s menjadi
UCL = B6
CL = C4
(6.25)
LCL = B5
Nilai-nilai B5 dan B6 ditabulasikan untuk berbagai ukuran sampel pada
Lampiran Tabel VI. Parameter grafik x dan sekawannya diberikan dalam
persamaan (6.15), bagian 6.2.3.
Jika nilai standar bagi

tidak diberikan, maka harus ditaksir dengan

menganalisa data sebelumnya. Misalkan m sampel awal yang tersedia, masingmasing berukuran n, dan biarkan si adalah deviasi standar dari sampel ke-i. Ratarata standar deviasi m adalah
m

s = 1 si
m i=1

Statistik

s /c 4

ini merupakan penaksir tak bias terhadap

karena itu, parameter grafik s menjadi


UCL = s

s
1c 24
+ 3 c4

CL = s
LCL = s

s
2
- 3 c 4 1c 4

. Oleh

Biasanya kami mendefinisikan konstan


3
1c 24
c4

B3 = 1

dan B4 = 1 +

3
1c 24
c4

(6.26)
Akibatnya, kita dapat menulis parameter grafik s sebagai
UCL = B4 s
CL = s

(6.27)

LCL = B3 s
B6
B5
Perhatikan bahwa B 4= c 4 dan B 3= c 4
s /c 4

Ketika

digunakan

untuk

mendefinisikan batas pengendali pada grafik


UCL =
CL =
LCL =

x +

menaksir

kita

dapat

x dan s yang sesuai

3 s
c4 n

x
x

3 s
c4 n

Misalkan konstan A3 = 3/( c4


UCL =

x + A 3 s

CL =

LCL =

x A3 s

n ). Maka parameter grafik x menjadi

Konstan B3, B4, dan A3 untuk bentuk dan grafik

(6. 28)

dan s dari data sebelumnya

yang tercantum dalam Tabel Lampiran VI untuk berbagai ukuran sampel.

Perhatikan bahwa
didefinisikan sebagai

s=

telah

diasumsikan

sampel

standar

deviasi

(x i x )2
i=1

(6. 29)

n1

Beberapa ahli mendefinisikan s dengan penyebut n dalam persamaan (6.29)


bukan n 1. Dengan demikian, definisi konstanta c 4, B3, B4, dan A3 yang diubah.
Konstanta yang sesuai berdasarkan penggunaan n dalam menghitung s disebut
c2, B1, B2, dan A1, masing-masing.
Lihat definisi Bowker dan Lieberman (1972).
Kebiasaannya, insinyur pengendalian kualitas lebih senang garifik R
daripada grafik s karena mudahnya menghitung R dari masing-masing sampel.
Dengan tersedianya kalkulator genggam sekarang ini dengan perhitungan s yang
otomatis dan tersedia mikrokomputer yang meningkatguna menghilangkan
setiap kesulitan perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai