Anda di halaman 1dari 12

Andrian's Side

Anak desa yang bermimpi ingin menjadi Profesor.


Selasa, 08 Juli 2014

Analisis Sampah
Pendahuluan
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat
telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga
memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.
Meningkatnya volume timbulan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang
tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain
akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu
kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan
lautan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan seharihari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan
adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat
digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti
sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti
plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa
debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari
industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Untuk mewujudkan kota bersih dan hijau, pemerintah telah mencanangkan berbagai
program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas
masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Program Adipura misalnya pada tahun 2007 telah mampu mengantarkan Provinsi Bali
menjadi Provinsi Adipura karena semua kabupaten dan kota di Bali telah berhasil mendapatkan
Anugerah Adipura. Walaupun telah mendapat adipura bukan berarti tidak terdapat permasalahan

sampah, Apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan
sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya.
Mencermati penomena di atas maka sangat diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan
tepat dalam upaya mewujudkan perkotaan dan perdesaan yang bersih dan hijau di Provinsi Bali.
A. Berat jenis sampah
1. Tujuan
Mengetahui berat jenis sampel sampah dari suatu sumber tertentu.
2. Dasar teori
Buangan padat atau sampah adalah segala sesuatu yang tidak diinginkan keberadaannya oleh
manusia pada waktu tertentu. Pada awalnya sampah tidaklah menjadi masalah bagi manusia dan
lingkungan karena sampah yang dibuang ke tanah karena jumlahnya yang sedikit sehingga masih
dapat diolah sendiri oleh alam, namun sekarangjumlah manusia yang membuang sampah
tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dari luas area tanah penerimanyasehingga dibutuhkan
sebuah bentuk pengolahan oleh manusia agar tidak menimbulkan dampak terhadap manusia dan
lingkungan.
Sampah merupakan buangan padat atau setengah padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik
yang kehadirannya tidak diinginkan atau tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
mengganggu lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (SNI 19-2454-1991).
Sumber sampah dapat berasal dari kegiatan penghasil sampah seperti pasar, rumah tangga,
pertokoan, penyapuan jalan, taman, atau tempat umum lainnya dan kegiatan lain
dimana sampah tersebut berkemungkinan mengandung limbah berbahaya, seperti sisa baterai,
sisa oli/minyak rem mobil, sisa bekas pemusnah nyamuk, sisa biosida tanaman dan sebagainya.
3. Alat dan Bahan
Sampel sampah basah
Wadah yang sudah diketahui volumenya
Timbangan
Sekop
Sarung tangan
Masker
4. Cara Kerja
a) Ambil sampel sampah sebanyak 20 liter dari suatu lokasi yang sudah ditentukan. Catat kondisi
lingkungan dan cuaca.
b) Aduk sampel tersebut, masukkan dalam wadah yang ada sampai penuh (tanpa pemadatan).
c) Ketukkan/jatuhkan wadah tersebut sebanyak 3 kali ke lantai dari ketinggian 30 cm.
d) Hitung volume sampel setelah diketuk(dalam satuan sampel).
e) Timbang berat sampel dalam wadah(dalam satuan kg).

5. Perhitungan
Berat jenis sampah = berat sampel (kg)
volume sampel(L)

B. Kadar air sampah


1. Tujuan
Mengetahui kadar air sampel dari suatu lokasi sumber tertentu.
2. Teori Dasar
Kadar air sampah merupakan salah satu sifat fisis sampah. Kadar air menunjukkan kandungan air
yang ada dalam sampah. Dalam pengukuran kadar air sampah, metode yang biasa digunakan
adalah metode pengukuran berat basah dan berat kering. Metode pengukuran berat basah
menyatakan kandungan air sampah sebagai persentase berat basah material, sedangkan metode
pengukuran berat kering menyatakan kandungan air sampah sebagai persentase berat kering
material.
3. Alat dan Bahan
Sampel sampah dari penetapan sebelumnya
Timbangan
Cawan petri
Oven 105oC
Penjepit
4. Cara Kerja
a) Sampel sampah dari penetapan komposisi, dicampur kembali.
b) Sampel tersebut di bagi dalam 4 bagian, dari tiap bagian tersebut pisah masing-masing 1 sekop.
Campurkan kembali bagian terpisah tersebut, bagi 4, pisahkan dari tiap bagian sejumlah sampel
kira-kira berat campurannya 100 gram.
c) Timbang cawan petri kosong (sudah dipanaskan dalam oven 1050C selama 2 jam), catat.
d) Masukkan sampel sampah 100 gram dalam cawan petri tersebut. Timbang dan catat (a gr).
e) Panaskan cawan tersebut dalam oven 105oC selama 1 jam.
f) Setelah 2 jam, keluarkan cawan. Biarkan agak dingin. Masukkan dalam eksikator, timbang.
g) Masukkan kembali dalam oven 105oC selama 1 jam.
h) Keluarkan cawan, biarkan agak dingin dan timbang kembali.
i) Jika berat cawan belum kosong, masukkan kembali ke dalam oven dengan 105 oC selama 1 jam.
Lakukan seterusnya sampai berat cawan kosong dan konstan (b gr).

5. Perhitungan
% Kadar air = berat cawan isi (a) berat cawan isi (b)
berat cawan isi (a) berat cawan kosong

x 100%

% Kadar kering = (100% - % kadar air)

C. Komposisi Sampah
1. Tujuan
Mengetahui komposisi sampel sampah dari suatu sumber tertentu.
2. Teori Dasar
Komposisi sampah bervariasi antara 70-80 %, nilai kalori sampah bervariasi antara 50-70%. Dari
data tersebut maka komponen organik masih merupakan komponen terbesar dan menyebabkan
sampah kota mempunyai kadar air yang cukup tinggi. Karakteristik sampah diatas, maka sehari
sampah dibiarkan menumpuk, makan akan terjadi kegiatan mikroorganisme anaerobik yang
menyebabkan sampah berbau tidak sedap. Disisi lain sampah yang tidak dikelola dengan baik
akan mengakibatkan berkembangnya berbagai macam penyakit.
Pengelompokan berikutnya yang juga sering dilakukan adalah berdasarkan komposisinya,
misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah) atau % volume (basah) dari kertas,
kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan lain-lain. Komposisi dan sifat -sifat
sampah menggambarkan keanekaragaman aktivitas manusia.
3. Alat dan Bahan
Sampel sampah yang sudah diketahui berat jenisnya
Timbangan
4. Cara Kerja
a) Sampel sampah dari penetapan berat jenis, dipilah-pilah berdasarkan komponennya (misal
plastik, logam, organik, dll).
b) Setiap komponen hasil pemilahan kemudian ditimbang.
5. Perhitungan
Komponen = berat komponennya (kg) x 100%
Berat sampel (kg)
D. Kadar Volatile Sampah
1. Tujuan
Mengetahui kadar volatile yang terkandung dalam suatu sampel sampah tertentu
2. Teori Dasar
Senyawa volatil adalah senyawa-senyawa kimia organik yang mempunyai molekul yang kecil
dan dapat terdistilasi dengan mudah dalam tekanan atmosfer. Senyawa volatil dalam sampah
berasal dari dekomposisi zat organik yang terjadi dalam keadaan fakulatif maupun anaerobik
oleh mikroorgnisme. Senyawa volatil juga merupakan senyawa organik yang masih dapat
dibakar dan menguap pada temperatur tinggi (650 C). Sehingga kadar volatil sampah
menunjukan jumlah zat organik dalam sampah yang menguap melalui pemanasan pada suhu

tinggi ini akan meninggalkan abu (ashes) dan residu. Abu dan residu merupakan material yang
lembut, berbentuk bubuk, dan menunjukan bagian sampah yang tidak volatil. Sampah yang
komoponennya merupakan bahan-bahan kertas, plastik, kain dan material lain yang dapat
terbakar biasanya memiliki kadar volatil yang tinggi. Hal ini juga dapat dibuktikan bahwa
dengan proses pembakaran yang besar (Proper Incinerator) sampah yang demikian secara
signifikan terkurangi dalam hal volume dan berat.
Kadar volatile merupakan parameter kimiawi sampah. Berbeda dengan komposisi dan kadar air
sampah yang merupakan parameter fisis sampah. Data mengenai kadar volatil sampah sangat
penting dalam manajemen persampahan terutama pada proses pengolahannya. Akumulasi
senyawa volatil dapat menurunkan pH sampai melebihi kapasitas buffer pada pengolahan
sampah anaerobik, sehingga dapat mengganggu proses pengolahan sampah. Sedangkan jumlah
abu dan residu penting untuk diketahui dalam penentuan desain incinerator agar dapat
memberikan kapasitas penampungan sampah yang sesuai.
3. Alat dan Bahan
Sampel sampah kering yang sudah halus
Timbangan elektrik
Cawan porselin
Oven 6000C
Penjepit
4.
a)
b)
c)
d)

Cara Kerja
Sampel sampah kering hasil penetapan kadar air, digerus sampai halus.
Timbang cawan porselin kosong yang sudah dipanaskan 1 jam dalam oven 105oC, catat.
Ke dalam cawan tersebut timbang sampel kering dan halus 4 gr.
Masukkan cawan porselin dalam oven 600oC selama 2 jam. Lebihkan jam untuk pencapaian
temperatur 600oC.
e) Matikan oven, biarkan temperatur oven turun, keluarkan cawan, biarkan dingin, masukkan
dalam eksikator. Timbang cawan (b gr).
5. Perhitungan
% Kadar volatile = berat porselin isi (a) berat
porselin isi (b) x100%
berat porselin isi (a) berat porselin kosong (b)
% Kadar abu = (100% - % kadar volatile)

PEMBAHASAN
Diketahui :
Berat sampah keseluruhan
Sampah Plastik
300 gr
Volume sampah seluruhnya
Sampah Plastik
3 Liter

: 0.8 kg
Sampah Kertas
300 gr

Sampah Daun
200 gr

: 5.5 L
Sampah Kertas
1 Liter

Sampah Daun
1,5 Liter

Bobot cawan (b)


40,097

Bobot cawan kosong


35,926

Berat Cawan
Bobot cawan (a)
40,631

Ditanya :
A. Berat jenis sampah?
B. % Kadar air?
C. % Kadar kering?
D. Berat jenis per komponen?
E. Kadar volatile?
F. Kadar abu?
Jawab :
A. Berat jenis sampah= berat sampel (kg)
volume sampel(L)
= 0,8 kg
5,5 L
= 0.15 kg/ L
B. % Kadar air = berat cawan isi (a) berat cawan isi
(b) x 100%
berat cawan isi (a) berat cawan kosong
= 40,631 40,097 x100%
40,631 35,926
= 10,55%
C. % Kadar kering = (100% - % Kadar air)
= (100% - 10,55%)

= 89,45%
D. Berat Jenis per komponen
Sampah Plastik = 300 x 100%
800
= 37.5%
Sampah Kertas = 300 x 100%
800
= 37.5%
Sampah Daun = 200 x 100%
800
= 25%

E. Kadar Volatile

% Kadar Volatile = berat cawan isi (a) berat


cawan isi (b)

x 100%
berat cawan isi (a) berat cawan kosong
= 40,097 36,651
40,097 35,926
= 82,62%
F. Kadar Abu
% Kadar Abu = (100% - % Kadar volatile)
= (100% - 82,62%)
= 17,38%

x 100%

Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada
hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair,
atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-

kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam usaha mengatasi
masalah sampah yang saat ini mendapatkan tanggapan pro dan kontra dari masyarakat adalah
pemberian pajak lingkungan yang dikenakan pada setiap produk industri yang akhirnya akan
menjadi sampah.

Saran Saran
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol
sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus dihadapkan
pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak
maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Keberadaan Undang-Undang persampahan dirasa sangat perlukan. Undang-Undang ini
akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan sanksi masing-masing pihak. UU juga akan
mengatur soal kelembagaan yang terlibat dalam penanganan sampah. Menurut dia, tidak mungkin
konsep pengelolaan sampah berjalan baik di lapangan jika secara infrastruktur tidak didukung oleh
departemen-departemen yang ada dalam pemerintahan.
Demikian pula pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengubah budaya masyarakat
soal sampah bukan hal gampang. Tanpa ada transformasi pengetahuan, pemahaman, kampanye
yang kencang. Ini tak bisa dilakukan oleh pejabat setingkat Kepala Dinas seperti terjadi sekarang. Itu
harus melibatkan dinas pendidikan dan kebudayaan, departemen agama, dan mungkin Depkominfo.

DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Nitikesari, Putu Ening. 2005. Analisis Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Penanganan
Sampah Secara Mandiri di Kota Denpasar. Tesis Magister Program Pascasarjana Universitas
Udayana, Denpasar.
www.ilmusipil.com/komposisi-dan-karakteristik -sampah
driverhutapadang.blogspot.com/2013/02/kadar-volatil-sampah-html?m=1

NB : Tugas yang saya kerjakan.

SEMOGA BERMANFAAT :)
Diposkan oleh andrian bagja p di 9:24:00 PM
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Arsip Blog

2014 (6)
Juli (6)

Pengolahan Minyak Bumi dengan Distilasi bertingkat...

PENGOLAHAN AIR BOILER/CHILLER/ COOLING TOWER KONVE...

Pengamatan Mikroba dalam Kualitas Air Bersih.

ALIH FUNGSI LAHAN

Analisis Sampah

Literatur Pengelolaan Lumpur (Sludge).

Translate
Diberdayakan oleh

Terjemahan

Pengikut
Bagikan

Digital clock

Google+
Followers
Inilah Saya

andrian bagja p
Anda menyukainya,

ikuti. Anda tidak


suka, tak perlu
memindainya. Ilmu
itu Mahal tapi harus
diamalkan :)
Lihat profil lengkapku
Untuk umum. Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai