s
Anatomi
Kerangka laring terdiri dari :
Cartilago thyroidea
Cartilago cricoidea
Cartilagines arytaenoidea
Cartilagines corniculata (Santorini)
Cartilagines Cuneiforme (Wrisbergi)
Epiglotis
Cavum laryngis dimulai dari aditus laryngis yang dibatasi di depan oleh tepi atas
epiglotis, di lateral oleh plica aryepiglottica dengan tuberculum cuneiforme dan di
belakang oleh tuberculum corniculatum dan incisura interarytaenoidea. Di kanan
kiri dari aditus laryngis terdapat sinus piriformis.
Vestibulum laryngis yang mulai dari aditus sampai plica ventricularis merupakan
bagian atas dari cavum laryngis. Bagian tengahnya disebut glotis, dimulai dari
plica ventricularis sampai tepi bebas plica vocalis. Sedangkan rima glottidis
adalah celah yang dibatasi oleh commissural anterior, kedua plicae vocalis dan
commissura posterior, yang dibagi menjadi pars intermembranacea (di antara
kedua plicae vocalis) dan pars intercartilaginea (di antara kedua cartilago
arytaenoidea). Bagian terbawah dari cavum laryngis adalah yang disebut
subglotis dan dimulai dari plica vocalis sampai cartilago trachealis yang pertama.
Mukosa laring merupakan lanjutan dari mukosa laringofaring dan meneruskan diri
menjadi mukosa dari trakea. Pada permukaan dorsal epiglotis dan pada plica
vocalis ia melekat erat dengan jaringan ikat longgar sehingga mudah sekali
membengkak dan inflamasi dan oedema.
Epithelium pada laringofaring berupa epitel berlapis gepeng, pada vestibulum
sampai dengan ventriculus epithel semu berlapis columnair bercilia, pada plica
vocalis epithel berlapis gepeng, sedang pada subglotis epithel columnair semu
berlapis bersilia.
1
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Otot-otot extrinsik yang berasal dari luar laring melekat pada cartilago
thyroidea dan os hyoideum dan disebut juga strap-muscle :
o M. sternohyoideus
o M. sternothyroideus
o M. thyreohyoideus
Otot-otot intrinsik yang dibagi menurut fungsinya menjadi :
o Dilatator lumen (cavum laryngis)
Membuka aditus laryngis :
M. thyreoepiglotticus
Membuka rima glottidis (abductor):
M. cricoarytaenoideus posterior atau M. Posticus
o Constrictor cavum laryngis
Menutup aditus laryngis:
M. arytaenoideus transverses
M. arytaenoideus oblicuus
M. aryepiglotticus
Menutup rima glottidis (adductor) :
pars intermembranacea :
o M. thyreoarytaenoideus
o M. cricoarytaenoideus lateralis
Pars intercartilaginea :
o M. arytaenoideus transverses
o M. arytaenoideus oblicuus
o Mengatur tensi plica vocalis :
o Mengatur tensi plica vocalis :
Mengatur tensi plica vocalis:
o Menegangkan (tensor)
:
M. cricothyroideus
o Mengendurkan
:
M. vocalis
M. thyreoarytaenoideus
Persarafan laring :
N. laryngeus superior merupakan cabang dari N. X :
Ramus internus
2
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
carotis externa.
A. laryngea inferior berasal dari a. thyreoidea inferior cabang dari truncus
Aliran lymphe :
Dari daerah supraglottik lymphe dialirkan ke kelompok kelenjar leher profunda
superior, sedang dari daerah infraglottik lymphe dialirkan ke bagian bawah dari
kelompok kelenjar cervical profunda superior.
Fisiologi
Laring berfungsi :
1. Protective :
a. Pada waktu menelan dan muntah, aditus akan menutup
b. Kalau ada corpus alienum akan terjadi reflek batuk
2. Respiratory :
a. Secara pasif sebagai jalan napas. Di sini cartilago cricoidea sangat
penting sebagai kerangka untuk mempertahankan lumen terutama
pada trauma
b. Secara aktif mengatur lebar rima glotidis dalam pernapasan, waktu
inspirasi tenang rima terbuka sedikit. Waktu expirasi tenang rima
menyempit sedikit dan waktu inspirasi dalam rima akan membuka
lebar.
akan
menyebabkan
reflek
batuk
yang
mengusahakan
meniup terompet makin tegang bibir makin tinggi nada yang keluar.
Panjangnya kolom udara supraglotik, makin pendek makin tinggi suaranya
Biduan dengan suara tinggi (soprano) waktu menyanyikan nada yang tinggi akan
menaikkan tekanan intratrakeal (peganglah Adams Apple waktu menyanyi,
makin tinggi suara, laring makin naik), dan menyempitkan diameter faring dan
ventriculus laryngis.
The molds of speech membentuk kata-kata dari suara yang dihasilkannya : S
adalah suara dari aliran udara di antara lidah dan palatum durum yang sempit ; F
suara udara antara incisivus atas dan bibir bawah ; P, T, K adalah suara udara
yang dilepaskan dengan tiba-tiba.
Suara menyanyi (singing voice) sebenarnya adalah pemanjangan suara huruf
hidup (vocal sounds) dengan tinggi nada yang dikontrol.
Suara pria dibedakan :
Bass
Baritone
Tenor
: frekuensi E 80 E 320
: antara bass dan tenor
: frekuensi C 128 B 480
Suara wanita :
Contralto
: E 160 E 640
Mezzo-soprano
: antara contralto dan soprano
Soprano
: C 256 C 1024
Molds of speechnya
Anatomi laringnya
Ruang-ruang resonansinya
Gerakan otot-ototnya
Suara orang tua (suara senile) : bisanya tinggi dan gemetar, karena :
Suara bisik terjadi karena getaran udara melalui pars intercartilaginea dengan
getaran lemah dari plica vocalis, sehingga berbisik-bisik bukanlah vocal rest.
Ventriloquist (verter = perut, locotus = berbicara) sebenarnya berbicara (fonasi)
pada
waktu
inspirasi
sehingga
terjadi
resonansi
dalam
kolom
udara
tracheobronchial.
BEBERAPA GEJALA KELAINAN LARING
1. BATUK : ditimbulkan oleh iritasi mukosa laring
2. DYSPHONIA dan APHONIA
Adalah gejala yang penting karena dalam bentuknya yang kronis
merupakan gejala dini dari penyakit yang serius.
Dysphonia = suara yang kasar yang bernada lebih rendah dari pada
normal untuk seseorang. Setiap kelainan yang mengganggu bertemunya
kedua plica vocalis, ketegangannya dan bergetarnya dapat menyebabkan
dysphonia.
Misalnya :
Paralysis otot-otot intrinsic
Oedema karena :
Alergi
Trauma (laringkoskopi direk, trakeoskopi, bronkhoskopi, intubasi
dari
lower
respiratory
tract.
Kalau
obstruksi
di
permulaan
6
Pertolongan
pertama
ialah
dengan
tindakan
yang
dikembangkan oleh HEIMLICH pada tahun 1974 dan disebut manuver dari
Heimlich. Tindakan ini berdasarkan kenyataan bahwa gagging ini selalu
terjadi pada waktu inspirasi, jadi dalam paru-paru terdapat udara yang
cukup banyak dan dapat digunakan untuk mendorong keluar corpus
alienum itu dari laring asal dikeluarkan dengan kuat dan tiba-tiba, yaitu
lengan
kita
merangkulnya
setinggi
pinggang.
Tangan
kiri
kedua
tangan
ini
kita
menekan
perut
penderita
di
keluar,
bisanya
dengan
bunyi
seperti
membuka
botol
champagne.
Kalau korban terbaring : tidurkan ia terlentang, kita berjongkok di atas
pahanya dengan lutut kita di tanah. Dengan tangan kita bertumpu di atas
tangan lainnya, kita menekan dengan pangkal tangan pada epigastrium
Stadium II
Stadium III
8
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
infraclavicularis)
Intercostale dan di epigastrium
Anak tampak gelisah sekali dan berusaha menghirup udara sekuat-kuatnya
Tindakan :
Trakeostomi sangat urgent
Kalau mungkin diintubasi dulu dengan bronkhoskopi atau polyvinylchloride
Tindakan :
Intubasi dan diberi O2
Kalau keadaan umum bertambah baik, dapat dilakukan tracheotomy
Trakeostomi dibedakan :
Perdarahan
Infeksi luka
Pneumonia
9
Emfsema kulit
Trauma oesophagus
Kesukaran pada dekanulasi (pencabutan kanul trakea) karena stenosis dari
trakea
Pneumothorak (pada anak-anak)
11
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
lebih
sering
ditemukan
di
kiri
oleh
karena
N.
kiri
kalau
lama sesudahnya
mungkin
karena
terjadi
fbrosis
sekitarnya.
Carcinoma dari gl. Thyroidea, hipofaring atau oesophagus
Carcinoma bronkhi dengan pembesaran kelenjar mediastinal. Kalau
sudah terjadi paralisis dari n. recurrens sinistra berarti sudah
inoperable
Pembesaran auricular sinistra karena stenosis mitralis
Penyakit jantung kongenital
Aneurisma arcus aortae
Bronchiectasia dan adenopathia
Neuritis karena virus, toxin (difteri), keracunan timah hitam,
avitaminosis B. 1
Gejala-gejala :
sementara
dan
bila
sudah
terjadi
12
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
inferior
( gangguan-gangguan
pulmo,
aorta,
cor,
oesofagus,
gl.
Gejala-gejala :
tracheotomy.
Kalau terjadi sedikit demi sedikit, hanya pada waktu exercise saja terjadi
asfksia
dan
memerlukan
Operasi
King
transfksasi
cart.arytaenoidea
yaitu
melepaskan
lebih lebar dari 4 mm, suara lebih bagus tetapi nafas sesak.
Operasi Kelly : cart.aritaenoidea dieksisi melalui suatu window pada
cartilago thyroidea.
Operasi Woodman : sama dengan Kelly hanya dengan approach
subperichondrial dibelakang cart.thyroidea.
Jika
memilih
antara
hidup
dengan
tracheotoma
seterusnya
atau
M.
M.
M.
M.
Complete
adductor
paralysis,
pars
intermembranacea
dan
pars
7. Thyroarytaenoid paralysis
Dapat terjadi unilateral maupun
vocalis terlihat normal dan pada phonasi hanya arytaenoid yang bergerak. Suara
lemah dan bernada rendah (low-pitched). Harus dibedakan terhadap :
Myasthenia laryngis.
Tbc laring
Tumor subglottic.
8. Cricothyroid paralysis
Sangat jarang terjadi, akibat paralisis nervus laryngeus sup, disertai anesthesia
dari laring. Plica vocalis yang terkena bergelombang (wavy) akibat kontraksi m.
thyreoarytaenoideus. Suara lemah, kasar, dan bernada rendah. Kalau bilateral
bisanya disertai batuk-batuk karena aspirasi akibat anesthesia laring.
15
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Filterable virus
Dapat terjadi infeksi sekunder oleh :
Haemophilus influenza.
Pneumococcus.
Streptococcus haemolitikus.
Staphylococcus haemolitikus, dan lain-lain.
Predisposisi :
Avitaminosis
Sinusitis chronica.
Pada anak-anak : infeksi kronis dari jaringan lymphoid di fauces, faring dan
nasofaring.
Bernafas melalui mulut.
Gejala :
Mukosa laring oedematous dan hiperemis, begitu pula plica vocalis sehingga
suara serak.
Karena banyak batuk terjadi ekimosis.
Sekret sedikit tetapi kental.
Ada odynophonia.
Pada hari-hari pertama panas 38,5oC dan jika diberi anti piretikum panas
turun disertai banyak keringat untuk kemudian naik lagi dengan menggigil.
16
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
pada
anak-anak
ini
sering
dibicarakan
sebagai
bagian
dari
sebagai
salah
satu
gejala
utamanya
niasanya
terdapat
dini.
Perubahan suara atau tangis anak menyerupai adanya corpus alineum dalam
kerongkongan. Stridor inspiratoir cepat sekali timbul dan dapat berakhir sebagai
obstruksi yang fatal dalam waktu 3-4 jam saja. Karena itu diagnosa atau terapi
yang cepat sangat penting disini.
Disamping gambaran faringitis ringan terlihat pembengkakan epiglotis karena
oedem dan sangat hiperemis. Ini dapat dilihat dengan memakai tongue spatel.
Laringoskopi directa lebih berbahaya karena dapat mempercepat obstruksi total.
Etiologi : Haemophilus influenza B.
Terapi :
-
LARYNGITIS DIPHTERICA
Diphtheria dibicarakan panjang lebar dalam Ilmu Kesehatan Anak. Sekarang
sudah jarang. Laryngitis diphterica dapat ada tanpa gejala-gejala di faring dan
cavum nasi.
Kalau terjadi sebagai penyebaran dari pharyngitis diphterica berarti terlambat
memberikan antitoxin waktu ada kelainan faring. Pada anak-anak sering terjadi
obstruksi karena oedem jaringan ikat longgar subglotik sebelum asphyxia karena
membran yang menutup glotis.
17
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Antibiotik.
Kortikosteroid.
Intake cairan yang cukup.
Hindari opiate dan atropine ( sulfas atropine).
18
lendirnya.
Kalau ada obstruksi oleh sekret dapat diambil dengan bronchoscope.
Kalau terapi baik dapat sembuh dalam waktu 1 minggu, karena ini merupakan
selflimiting disease dapat sembuh spontan dalam 2 minggu, kecuali kalau ada
komplikasi dapat lebih panjang.
Sequelae :
-
Abscessus pulmonum.
Bronchiectasia.
Stenose laring atau bronchi.
yang
virulent
dan
menjalar
ke
laryng
lewat
jaringan
Streptococcus haemolyticus
Streptococcus viridans.
Bakteri pyogen lainnya.
Bisanya menyertai penyakit sistemik atau sesudah trauma dari laring.
Laryngoskopi :
-
Gejala :
-
Serak
Batuk yang produktif.
Kalau rupture, sputum banyak bercampur darah.
Diagnose :
-
Dengan palpasi.
Laryngoskopi.
Terapi :
-
Antibiotik.
Insisi tetapi tidak boleh mengerjakan eksplorasi.
Komplikasi :
-
Asphyxia
Mediastinitis.
Nekrose cartilago laring.
Berteriak-teriak.
Berbicara atau menyanyi berlebihan.
Batuk-batuk karena sebab lain.
Corpus alienum.
Laryngoskopi directa.
Endotrakeal nercose.
Asap/merokok.
Obat-obatan KJ.
Zat kimia : gas amoniak dan CO2
Symptom :
-serak
20
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Terapi :
-
Silence
Kalau ada hematoma harus di insisi supaya jangan terjadi organisasi.
Komplikasi :
-
Infeksi sekunder.
LARYNGITIS CHRONICA
Etiologi :
-
Diabetes mellitus.
Cirhhosis hepatis.
Decompensatio cordis.
Nephritis.
Laryngoskopi :
-
Hyperemi diffuse.
21
Gejala :
-
Differential diagnosis :
-
Carcinoma laryngis.
Laryngitis tuberculosa.
Myasthenia laryngis.
Komplikasi :
-
Trachetis.
Fibrosis hingga terjadi tumor klinis benigne
Arthritis cricoarytaenoidea.
Myasthenia laryngis.
Haematoma.
Terdapat
hyperplasia
regio
subglotis
hingga
terjadi
stenosis
cicatricialis.
Terapi : bougienage atau pemasangan stent atau operasi ( plastic
reconstructive surgery).
teriak.
Penebalan seperti tumor, abu-abu dan dapat diangkat dalam lembaran-
TBC laring
Ca laryngis
Granuloma
DD :
mengkilat.
Lama-kelamaan tinggal sekret mucous yang kental, melekat, dan
23
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Processus vocalis yang beradu tiap kali phonasi pada pemakaian suara
yang berlebihan.
Kalau terjadi necrose prosessus vocalis ulkus akan bertambah hebat
Symptom:
-
Serak.
Setelah berbicara bertambah serak.
Dysphagia.
Rasa seperti ada corpus alienum
Otalgia ringan.
Terapi :
- silence
- Granuloma di eksisi dan sama sekali tak boleh di caustic baik dengan
larutan nitras
Diphtheria
Typhus abdominalis
Tuberculosis
Syphilis,
24
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
terjadi
pada
cartilago
arythenoideus
hingga
terjadi
25
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
produktif
III.
Batuk
keras
dengan
haemoptoe,
sesak
nafas
disertai
26
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
epiglotis
tidak
menyebabkan
gejala-gejala dan
ditemukan
secara
kebetulan.
Tumor besar yang mendesak otot-otot laring memberi rasa tidak enak
(discomfort) di tenggorokan terutama waktu menelan atau berbicara, atau
menyebabkan perubahan timbre dari suara.
Tumor kecil di commissural anterior atau tumor yang tak bertangkai (sessile) di
tepi plica vokalis memberi dysphonia yang mencolok , sedang tumor bertangkai
dari bagiian bawah atau atas plica vokalis , pada fonasi hanya memberi gejala
suara sedikit lemah (tiredness of the voice).
Rasa sakit jarang ada, begitu pula dysphagia. Batuk paroxysmal kadang-kadang
terdapat pada tumor bertangkai. Dypnoe dan stridor adalah tanda-tanda utama
tumpr benigna yang besar, terutama papilloma multiple pada anak-anak, dan
lebih jarang pada chondroma atau adenoma yang besar pada orang dewasa.
Diagnosa : biopsi
PAPILLOMA
28
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Diagnosa : biopsi
Terap : eksisi
Multiple papillomas
Karena sifatnya yang :
- Multiple
- Ada tendensi untuk regresi spontan
-Menurut beberapa penulis ada response terhadap pengobatan dengan
tetrasiklin.
Maka analog dengan verruca diduga etiologinya adalah virus. Mungkin ada
hubungan dengan defsiensi asam amino dalam diet. Inclusion bodies pernah
ditemukan dalam juvenile papilloma ini. Biasanya terdapat pada umur 5-15
tahun,tetapi bisa pada bayi. Perbandingan pada pria/ wanita adalah sama.
Tendensi regresi terdapat pada pubertas. Sering sekali menyebabkan dyspnea
dan tracheotomy bisa diperlukan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Tendensi untuk rekuren bisa terdapat disemua bagian laring, faring dan trakea,
kadang-kadang tumbuh sampai di tracheotoma. Bisanya tak ada kecenderungan
29
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
selama
bertahun-tahun,
hendaknya
jangan
mendapat
carcinoma
planocellulare kemudian
- Cryosurgery : sedang di evaluasi.
- Caustic :
- larutan AgNO3
- larutan podophyllin
- hormone : sesudah operasi dapat diberikan aplikasi local dengan
estrogen.
ADENOMA : jarang, bisanya cystic.
FIBROMA: jarang yang betul-betul neoplasma ; bisanya dipakai untuk menyebut
benjolan-benjolan akibat inflamasi atau trauma. Terdapat pada semua umur,
tetapi terutama antara 30-50 tahun. Bisanya terdapat di batas sepertiga depan
dan sepertiga bagian tengah dari plica vokalis, tetapi dapat dapat juga di lain
tempat. Umumnya berbentuk bundar, keras kenyal, licin dan sessile.
Terapi : ekstirpasi endoskopik.
MYXOMA : agak sering, kadang-kadang sebagai fbromyxoma. Gambaran PA :
jaringan ikat longgar dengan sel-sel stellat dalam suatu substansi mukoid yang
viskeus.
Tumor klinis (bukan neoplasma )
30
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Haematoma
harus
seromucosinosa,
dibedakan
pada
permukaan
pada
permulaan
depan
epiglotis
dengan
plica
membrane hyothyreoidea
Ectonic thyroid dan accessory thyroid : ada tendensi jadi ca.
Granuloma : pada contact ulcer, intubation granuloma.
CARCINOMA LARYNGIS
Merupakan 2% dari semua kasus keganasan.
Pada pria terdapat pada umur 60 80 tahun, wanita 50-70 tahun. Jarang terdapat
pada umur 30-40 tahun, dan kasus yang termuda adalah 10 tahun. Perbandingan
pada pria dan wanita ialan 9 : 1. Pada orang Asia terutama orang india ,
insidensinya 2 kali orang Barat.
Etiologi : - irritasi chronis
-
Inflammasi chronis
Merokok
Alkoholisme
Mengunyah tembakau
Keturunan
Klasifkasi :
Daerah :
Supraglottik
lokasi :
-
permukaan
posterior
epiglotis
(infrahyoid)
- Plica ventricularis
- ventriculus
31
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
- plica vokalis
- commisura anterior dan posterior
Subglottik
- dinding subglottik.
Marginal
Laringofaring (hypofaring)
- fossa pyriformis
- daerah postcricoid
- dinging belakang faring.
Untuk tiap macam tumor (ca supraglottik, ca glottik dan ca subglottik ) diadakan
staging menurut sistim TNM ( tak dibicarakan).
Carcinoma in situ : kelainan intraepithelial yang ganas tanpa penembusan
membrane basalis, Seperti keratosis, ca in situ ini bisa regresi dan hilang, tetapi
sebagian besar berubah ke invasive carcinoma.
Menurut BRODERS, Ca planocellulare dibagi menurut derajat differensiasi
sel-selnya :
Derajat 1 0-25% sel-sel tak ada differensiasi
Derajat 2
Poorly differentiated
Moderately differentiated.
Well differentiated
Glottic Carcinoma
Paling banyak dari tumor ganas laring pada orang dewasa, 50-85% , Ini suatu hal
yang menguntungkan, karena diagnose dapat lebih cepat, therapy lebih
sederhana dan prognosa jauh lebih baik dari pada tumor ganas bagian lain dari
laring.
32
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Comissura
anterior
jarang,
tetapi
lebih
ganas,
sedangkan
tumor
Subglottic carcinoma
Sering merupakan perluasan dari plica vocalis ( 20% dari seri diatas), jarang yang
berasal do novo dari daerah subglottik.
Bisanya terdapat di separuh bagian depan, sering meluas melewati linea
mediana.
Sulit diketahui secara klinis,
Cepat menjalar prelaryngeal, paratrakeal dan kelenjar cervical profunda bagian
bawah, atau menembus membrane cricothyroidea dan mengilfltrasi glandula
thyroidea atau otot-otot leher depan.
Diagnosa dan terapi lebih sulit dan prognosa lebih jelek.
Supraglottic Carcinoma
Ventriculus dan plica ventricularis :
Tidak bisa sebagai asal suatu tumor ganas, bisanya merupakan
perluasan dari plica vocalis.
Bisanya diagnose terlambat karena tak adanya gejala-gejala dini dan
tersembunyinya tumor dalam ventriculus.
Infrahyoid epiglotis :
Merupa
laring).
33
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
34
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
35
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
LARYNGOCELE
Umumnya terdapat pada orang dewasa pria, dan merupakan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan (occupational disorders ) yang terdapat pada
peniup gelas dan pemain musik instrument-tiup.
36
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Valsava. Harus
Umur :
- 99% kasus biji kacang didalam bronchi terdapat pada anakanak.
-
2.
3.
4.
5.
6.
Benda
asing
dalam
bronchus
pada
orang
dewasa
karena
chronis.
Benda asing eksogen : dari luar.
Patologi : tergantung dari sifat, besar dan bentuknya, benda asing dapat
memberikan kelainan patologis bermacam-macam. Benda emas berkarat
tinggi tak mengalami oksidasi dan tak member irritasi chemis dan kalau licin
dan tak begitu besar hanya sedikit menyebabkan gejala-gejala. Besi dan baja
berkhasiat
bakteriostatis
dengan
ionisasi,
tetapi
dengan
oksidasi
Bahan-bahan
tumbuh-tumbuhan
merangsang
mukosa
dan
tetapi
tersumbat
waktu
ekspirasi.
Ini
akan
mengakibatkan
emphysema.
3. Check valve obstruction di mana pada permulaan inspirasi benda asing
terisap lebih dalam dan mencegah masuknya udara, tetapi waktu ekspirasi
terdorong keluar dan udara dapat keluar. Ini mengakibatkan stelectase
tanpa pneumothorax.
4. Obstruksi total (stop valve obstruction), dimana udara pernafasan tak
dapat
masuk
atau
keluar.
Ini
member
atelectase
tanpa
adanya
pneumothorax.
Gejala gejala ini dapat terjadi bersama-sama (pada corpus alienum multiple)
atau berturut turut (corpus alienum berpindah lokasi atau berubah posisi)
Jika atelektase berlangsung berminggu minggu, terjadilah infeksi karena
resistensi jaringan pulmo berkurang pada tidak adanya ventilasi dan drainage.
Pus terkumpul dan terjadilah keadaan yang disebut drowned lung, dimana lumen
cabang cabang bronchi dan bronchioli terisi pus. Abses dengan hancurnya
dinding dinding cabang bronchi ini dapat menjadi sesudah berminggu minggu
atau berbulan bulan.
38
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
5.
6.
7.
8.
kwaci
selain itu sering pula terdapat :
batuk
serak
dyspnoe
cyanosis
DD :
-
emphysema
pneumonia
Koch pulmonum
Tumor ganas bronchus atau paru paru
Diagnosa :
-
Terapi :
-
Prognosa :
-
Besarnya
Berujung tajam atau bergigi gigi dan tersangkut di lipatan mukosa
oesopaghus
41
Patologi :
Kelainan dinding oesophagus pada terdapatnya benda asing terjadi lambat dan
ringan, kecuali kalau trauma oleh benda asing tersebut hebat. Letak benda asing
akan disesuaikan oleh oesophagus hingga tak berbahaya, misalnya peniti yang
terbuka, ujungnya yang tajam akan menghadap keatas. Kalau sampai berbulan
bulan dapat terjadi ulserasi dan perforasi. Kalau perforasi lambat terjadilah
proses inflammasi dan pernanahan dan bisa terjadi fstel ke bronchus atau trakea
atau ke cavum pleurae dan terjadilah pneumothorax atau pyothorax.
Gejala gejala
-
tengkurap
Gejala gejala dari jalan nafas karena aspirasi minuman/makanan yang di
regurgitasi, karena terjadinya fstel ke trakea/bronchus, atau trauma laring
penyakit
Radiologis : foto oesophagus tanpa dengan zat contrast, dibuat foto AP,
lateral, oblique. Benda pipih seperti uang logam dalam oesophagus selalu
dalam posisi frontal dan di dalam laring atau trakea selalu sagital. Paling
sering benda asing di oesophagus ini terdapat dibawah penyempitan
Terapi :
-
PHARYNGOLOGI
ANATOMI
Faring atau kerongkongan adalah daerah persilangan dari bagian atas saluran
pernafasan dan saluran pencernaan, yang masing masing melanjutkan diri
menjadi laring (tenggorok) dan oesophagus. Faring meliputi 3 bagian yang
disebut
nasofaring
(epifaring),
orofaring
(mesofaring)
dan
laryngofaring
Konstriktor :
o m. constrictor pharyngis superior
o m. constrictor pharyngis medius
o m. constrictor pharyngis inferior
Elevator :
o m. stylopharyngeus
o m. palatopharyngeus
Nasofaring
Atap nasofaring adalah sesuai dengan dasar dari corpus ossis sphenoidalis yang
mengandung
sinus
sphenoidalis.
Batas depan dari nasofaring adalah koana yang merupakan muara dari kavum
nasi.
Dinding belakangnya sesuai dengan vertebra cervicalis I dan II.
Batas bawahnya dibentuk oleh palatum molle dan rongga nasofaring terpisah
dari orofaring pada waktu menelan oleh kontraksi dari otot otot palatum molle
(m. tensor veli palatine dan m. levator veli palatin) bersama dengan m.
conatrictor pharyngis superior.
43
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
oleh
tonsilla
palatina.
Pada
pembesaran
tonsilla
palatine,
fossa
orang tertentu.
Fossa pyriformis
dari fossa pyriformis ini lewat ramus internus n. laryngei superioris yang
berisi serabut serabut sensibel untuk mukosa laring. Anestesi mukosa
laring dapat dicapai dengan member anestetikum local di sini.
FISIOLOGI
Fungsi faring sebagai bagian dari tractus respiratorius dan tractus digestivus
telah dibicarakan dalam ilmu faal.
Fungsi -fungsi lainnya yang akan dibicarakan sedikit di sini adalah fungsi fungsi
lainnya yang akan dibicarakan sedikit disini adalah fungsi sebagai bagian dari
sistem pertahanan tubuh dan sebagai bagian dari apa yang dinamakan the
mold of speech yaitu fungsi artikulasi (pengucapan fonem).
Jaringan lymphoid yang mengelilingi rongga faring terdiri atas :
- Adenoid (tonsilla pharyngeal)
- Tonsilla tubaria
- Lateral pharyngeal bands
- Tonsilla palatine
- Granulae
Dan sering disebut sebagai lingkaran waldeyer. Jaringan lymphoid ini terutama
adenoid umumnya berkembang hingga maksimal pada umur 6 tahun dan mulai
involusi waktu pubertas, sehingga pada umur 20 tahun umumnya adenoid sudah
tak ada lagi.
45
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Gejala gejala :
Ini terutama disebabkan oleh obstruction nasi karena besarnya adenoid. Kecuali
rhinolalia occlusa, akibat lainnya ialah pernafasan melalui mulut (mouth
breathing)
yang
jika
berlangsung
lama
menyebabkan
palatum
durum
lengkungnya menjadi tinggi dan sempit, arcus dentalis superior lebih sempit dan
46
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
(gigi
insisive
atas
lebih
menonjol
ke
depan).
Muka
penderita
kelihatannya seperti anak yang bodoh, dan ini dikenal sebagai facies adenoid.
Mouthbreathing juga menyebabkan udara pernafasan tak disaring dan
kelembabannya kurang, hingga mudah terjadi infeksi saluran pernafasan bagian
bawah. Akibat lainnya ialah occlusion tubae dengan otitis media yang berulang
ulang.
Semua hal yang disebut diatas dpat dihindari dengan satu tindakan, yaitu
adenoidektomi.
Nasopharyngitis
Radang nasofaring umumnya bersama sama dengan radang orofaring atau
radang cavum nasi.
Sering sebagai permulaan dari suatu rhinitis acuta, laringitis atau tracheitis.
Infeksi kronik bisanya disertai hypertrof jaringan lymphoidnya. Predisposisi untuk
nasopharyngitis ini adalah merokok dan minum alcohol.
Tumor Nasofaring
Sudah dibicarakan dalam kuliah tentang hidung
KELAINAN KELAINAN OROFARING
Kelainan uvula
: sebagai oedema guincke atau sebagai oedema kollateral
karena abscessus karena abcessus peritonsilaris.
Uvuitis
: bisanya ada ulcus dengan hyperemi dan oedema uvula
sebagai akibat trauma atau bagian dari suatu aphthae atau stomatitis
Uvula elongata
: uvula terlalu panjang dan keluhan timbul kalau tergigit
berulang ulang, Terapi : dipotong
Uvula bifda : terbelahnya uvula
(congenital)
sebagai
bagian
dari
suatu
atau
bakteri
berupa
Streptococcus
haemolyticus,
Pneumococcus,
Kausal : antibiotik
simptomatik : antipiretika / analgetika
diet : cair atau halus
Diphteria
48
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
toksin
yang
dikeluarkan.
Mikroorganisme
ini
dapat
menyebabkan
Panas
tinggi
mendadak
Diphteria
dengan
1. Panas tidak
menggigil.
perlahan-lahan.
3.
Pembesaran
kelenjar
lymphe
lymphadenitis
cervicalis
profunda
5.
Mikroorganisme
spesifk
Corynebacterium diphteriae .
Diagnosa :
-
gambaran klinik
pemeriksaan bakteriologis dari eksudat
Terapi :
-
49
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Angina Plaut-Vincenti
Penyebab :
Kombinasi bacillus fusiformis dan spirilum. Penyakit ini disebut juga trench mouth
karena terdapat pada prajurit-prajurit dalam Perang Dunia I. Predisposisi pada
caries gigi dan pyorrhoe alveolaris.
Gejala-gejala :
Biasanya hanya tonsil di satu pihak yang terkena, dengan ulserasi pada
permukaan yang tertutup pseudomembran putih kotor yang jika diangkat akan
timbul perdarahan. Ulserasi dengan pseudomembran ini dapat meluas ke arcus
anterior / posterior, palatum molle, uvula, dinding faring dan gusi. Terdapat foetor
ex ore dan demam yang sedang-sedang saja dengan pembesaran kelenjar
lymphe regional yang nyeri tekan. Sakit kerongkongan, salivasi dan sakit kepala
adalah manifasti yang umum.
Diagnosa:
Kepastian dari identifkasi kedua jenis mikroorganisme di atas pada pemeriksaan
bakteriologis dari pseudomembran.
Differential diagnose :
-
diphtheria
penyakit-penyakit darah : agranulocytosis, leukemi akut, fase akut dari
anemia pernisiosa.
Keganasan
Syphilis
Tuberculosis
Terapi :
-
antibiotika (penicillin)
obat kumur peroxide
gigi yang caries dicabut
Abscessus Peritonsillaris
Bisanya terdapat pada orang dewasa. Umumnya terjadi sebagai komplikasi dari
tonsillitis acuta dengan menjalarnya infeksi melalui kapsula dari tonsil sehingga
50
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
dihisap
dan
penderita
akan
segera
merasakan
berkurangnya
Abscessus Retropharyngealis
51
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
lymphoid
retropharyngeales
sebagai
komplikasi
suatu
Pada anak kecil paras tinggi mengikuti suatu pharyngitis acuta atau
tonsillitis acuta, disusul oleh dysphagia dan odynophagia hebat dengan
stridor terutama jika letak abses rendah atau jika ada oedema kolateral
dari glotis.
Pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar gejala-gejala tersebut
dapat mengikuti suatu trauma penetrans.
Diagnosa :
Dinding dorsal faring terlihat menonjol dan hiperemis dengan fluktuasi. Foto
lateral dari leher menunjukkan pertambahan jarak antara rongga faring dengan
columna vertebralis dan mungkin juga permukaan cairan.
Terapi:
Drainase abses dilakukan tanpa anestesi umum karena bahaya aspirasi. Dengan
kepala lebih rendah insisi dilakukan pada dinding dorsal faring yang paling
menonjol dan pus segera dihisap atau penderita dengan cepat ditelungkupkan.
Antibiotik dosis tinggi harus diberikan.
Komplikasi:
-
Ad. 2. Sebagai akibat dari proses kronis abses retropharyngealis ini terdapat di
dorsal dari fascia prevertebralis dan berasal dari caries corpus vertebrae
cervicalis akibat proses tuberculosis. Benjolan pada dinding dorsal faring ini
disertai rasa sakit dan disebut cold abscess. Pada foto lateral dari leher terlihat
adanya kerusakan pada corpora vertebrae cervicalis. Drainase dari cold absess
ini harus dari luar dengan insisi dileher di dorsal dari m. sternocleidomastoideus.
Diberikan juga tuberkulostatika.
Abscessus Parapharyngealis
Pada abses ini terjadi pernanahan dalam spatium parapharyngeum. Spatium
parapharyngeum ini terbagi menjadi 2 bagian (ventral dan dorsal) oleh processus
styloideus. Bagian dorsal ini ke bawah berhubungan mediastinum, hingga abses
parapharyngeal ini sangat membahayakan; ke atas mencapai basis cranii
(bahaya meningitis).
Etiologi dan patogenesis :
Kuman-kuman penyebabnya bisanya sama dengan yang ditemukan di tonsil dan
faring dan masuk kedalam spatium parapharyngeum karena trauma penetrans
(misalnya abses peritonsilaris atau komplikasi dari tonsilektomi karena laesio dari
m. constrictictor pharyngis superior), dapat pula secara lymphogen atau
hematogen dari proses infeksi gigi molar atau gusinya, sinusitis dan lain-lain.
Cellulitis mulai dalam ruangan bagian depan di ikuti pernanahan dan dapat
menyebabkan trombophlebitis v. jugularis interna yang bisa fatal.
Gejala-gejala:
Panas yang tinggi, sakit kepala, anorexia, odynophagia dan dysphagia disertai
trismus. Sesak nafas dapat terjadi karena desakan abses atau oedema glotis.
Diagnosa:
Pada pemeriksaan terlihat tonsil, arcus posterior dan dinding lateral faring
terdesak ke arah medioventral tanpa ada tanda-tanda infeksi dari tonsil seperti
53
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
oedema glotis
pecah spontan dan aspirasi
erosi pembuluh darah besar di leher dengan perdarahan
fatal
trombophlebitis v. jugularis interna dengan sepsis
mediastinitis (penjalaran ke bawah)
meningitis (penjalaran ke atas)
Terapi :
54
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Pharyngitis chronica
Suatu inflamasi kronis dari mukosa faring yang jika disertai pembesaran dari
jaringan
lymphoidnya
disebut
pharyngitis
chronica
hypertrophicans
atau
pharyngitis granularis.
Etiologi:
Sebabnya adalah iritasi kronis dari mukosa faring oleh:
-
merokok, alkoholisme
inhalasi udara panas ( bekerja dalam kamar mesin), debu
post nasal discharge karena kelainan-kelainan nasofaring,
Gejala-gejala:
-
rasa
rasa
rasa
rasa
DIagnosa:
Terapi:
-
menghilangkan kausa
jaringan lymphoid yang hypertrophis di kaustik dengan larutan AgNO 3
10%.
Obat kumur dan tablet umumnya hanya symtomatis mengurangi rasa
Pharyngitis tuberculosa
Kadang kadang masih di jumpai akibat penjalaran via sputu tuber culosia
pulmonum cavernosum.
Terdapat sebgai turbekel dan ulcera pada dinding faring, tonsilla, palatine dan
palatum molle. Ada pembesarab lymphe leher.
Udhynophagia dan dysphagia disertia ptyalismus melengkapi gejala-gejala pada
penederita yang bisanya sudah jelek keadaan umumnya : demam, chacexia,
dehydrasi.
Diagnosa dipastikan dengan pemerikasaan bakteriologis dari eksudat pada ulcera
dengan sokongan gambaran paru-paru dalam foto thorax.
Differential Diagnose :
- carcinoma
Teraphi
Carcinoma
Carcinoma pada faring dapat timbul di tonsil, dinding lateral faring, valleculae,
sinus pyripormis.
56
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Tonsilitis Chronica
Ini adalah adalah kelanjutan dari tonsilittis acuta yang tidak sembuh. Pada anak
anak bisanya disertai adenoiditis chronic, penderita sering mengeluh sakit
kepala, badan merasa tidak enak dan anorexia. Demam yang nyata dan sakit
kerongkongan dan odynophagia hanya terdapat pada waktu exacerbasi akut.
Tonsil bisanya mebesar dan agak lebih merah dari pada mukosa normal. Kadang
kadang yang hiperemis hanya daerah arcus arterior. Permukaan tonsil berbenjol
- benjol dan kalo di tekan dari crypte keluar pus. Pada orang dewasa terkadang
terdapat tonsil yang kecil karena cicatrisasi dengan konsistensi padat, dan pada
penekanan keluar eksudat seropurelent dari muara crypte. Kelenjar lymphe
regional selalu membesar. Pada exacerbasi akut dari tonsilittis acuta recidivans
adalah pada pembesaran kelenjar lymphe regionalnya.
Terapi :
Keadaan akut diatasi dulu dengan antibiotic, baru sesudah reda dilakukan
tonsillectomy.
Tonsillektomi
Indikasi :
1. Tonsillitis acuta recidivans
2. Tonsillitis Chronica
3. Abcessus peritonsillaris
4. Diptheria Carrier
5. Hypertrophia
57
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
Teknik Operasi
1. Tonsillektomi dengan guillotine
Dilakukan dengan anestesi umum. Prinsipnya adalah menjepit daerah hilus tonsil
yang tidak lain adalah jaringan ikat longgar atau kapsula dari tonsil dan
kemudian secara tumpul dengan jari telunjuk tonsil dilepaskan dari arcus anterior
dan posterior dan sepanjang kapsula.
2. Tonsillektomi dengan diseksi
Dilakukan dengan anestesi local atau anestesi umum. Inscisi dilakukan sepanjang
arcus anterior dan tonsil dilepaskan dari kapsula atau arcus posterior dan
akhirnya kutub bawah tonsil dilepas dengan memakai tonsil-snare (jerat tonsil).
Komplikasi:
1.
2.
3.
4.
5.
Perdarahan postoperative :
Abscess parapharyngealis
Sepsis
Otitis media
Aspirasi
bekuan
darah
dapat
mengakibatkan
atelectasis,
Adenoidektomi
Indikasi:
58
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef
chronica
dengan
gejala-gejala
seperti
rhinitis,
postnasal
Perdarahan, bisanya karena masih terdapat sisa jaringan adenoid. Diatasi dengan
mengambil sisa adenoid. Kalau perlu perdarahan dihentikan dengan tamponade
postnasal.
Otitis media
Teknik Operasi:
Dilakukan dengan anestesi umum. Alat yang dipakai adalah kuret adenoid dan
dikerjakan beberapa kali kuretase. Kontrol untuk mengetahui apakah ada sisa
adenoid dilakukan dengan palpasi. Perdarahan dihentikan dengan penekanan
luka dengan depper.
***
59
Retype by : Dionisius, Jean Jenny, Ratna, Nessya, Stef