Anda di halaman 1dari 19

DEMAM BERDARAH DENGUE

( DBD )
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK II

LARISMA MANIK
RURI WINITA
PUTRI RAMADANI
WIWI SANDOVA
LINA MARIANA
ARMAN JAYA ZAI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN

Pada zaman sekarang ini berbagai macam penyakit terus di temukan dan terus
berkembang seiring dengan perkembangan zaman,baik pola penularan,pengobatan,
pencegahan serta penyebabnya pun berbeda beda mulai dari penyakit yang ringan
sampai yang sulit di sembuhkan.
Demam berdarah dengue atau yang biasa di singkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit di sembuhkan hal ini di sebabkan karena Sampai saat ini belum
ditemukan obat atau vaksin untuk penanggulangan DBD ini.
Demam berdarah dengue banyak terjangkit di daerah tropis dan subtropis.
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah dengue tiap
tahun. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena curah hujan di Asia yang sangat
tinggi terutama di Asia timur dan selatan ditambah dengan sanitasi lingkungan yang
tidak bagus.
Penyakit DBD pertama kali di indonesia di temukan di Surabaya pada tahun
1968, akan tetapi konfirmasi virologis baru di dapat pada tahun 1972. sejak itu
penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh
propinsi di Indonesia kecuali Timor Timur telah terjangkit penyakit. Sejak pertama
kali di temukan, jumlah kasus menunjukkan kecenderungan meningkat baik dalam
jumlah maupun luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi KLB
setiap tahun.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate ( IR ) =
35,19 per 100.000 penduduk dan CFR = 2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam
sebesar 10.17%, namun tahun tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu
15.99 ( tahun 2000); 21.66 ( tahun 2001 ); 19.42 ( tahun 2002 ) dan 23,87 ( tahun
2003 ).
Hampir setiap tahun, di bulan-bulan tertentu, selalu saja ada berita tentang
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Penyakit ini tiap tahun telah
membawa banyak korban jiwa, bahkan jumlah kasus serta korban jiwa meningkat
tiap tahunnya.DBD terjadi berulang-ulang setiap tahun. DBD merupakan salah satu
penyakit penting di Indonesia dan memerlukan penanganan yang menyeluruh dan
integral, agar penyakit ini tidak lagi menimbulkan banyak korban jiwa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bandung, jumlah penderita DBD
pada Januari 2009 mencapai 783 kasus. Jumlah itu lebih besar dibandingkan dengan
Januari 2008 yaitu sebanyak 545 kasus. Sementara itu, total jumlah penderita DBD di

tahun 2008 sebanyak 4.432 kasus. Kecenderungannya menurun jika dibandingkan


dengan tahun 2007 yang mencapai 4.717 kasus. Berdasarkan data tahunan Dinas
Kesehatan Kota Bandung, puncak penyebaran virus DBD selalu terjadi pada
caturwulan pertama setiap tahun, antara Februari-April.

BAB II
PAMBAHASAN

A. Definisi Demam Berdarah Dengue ( DBD )


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
dengan genusnya adalah favivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang di kenal
dengan DEN- 1, DEN- 2, DEN- 3, dan DEN- 4, yang di tularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan
pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan perdarahan.
B.

Mengenal nyamuk Ae.Aegypti


Mengenali nyamum Ae. aegypti sangat mudah. Beberapa ciri khusus untuk

mengenali nyamuk ini antara lain dari pola hitam putih di tubuhnya, sepeti di kaki
dan diperutnya. Perhatikan gambar di bawah ini.

Tetapi perlu hati-hati, tidak semua nyamuk yang belang-belang adalah


nyamuk Ae. aegypti. Masih ada beberapa ciri khusus lagi yang membedakkannya
dengan nyamuk jenis lain. Perhatikan pola di punggungnya. Ae. aegypti memiliki dua
garis putih di tengah dan di sisinya ada dua garis melengkung. Perhatikan baik-baik
di bagian punggung nyamuk ini.
Kalau gambar skemanya seperti gambar di bawah ini. Perhatikan kembali di
bagian kepalanya.

Cara nunggingnya pun bisa digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan
jenis nyamuk yang lain. Perhatikan kembali gambar skema di bawah ini.

Gambar skema nyamuk Ae. aegypti tampak atas dan tampak samping.
Kalau diperhatikan lebih jauh lagi ada perbedaan penting pada bentuk larva Ae.
aegypti. Larva nyamuk, kita sering menyebutnya jentik nyamuk, memiliki bentuk
khusus pada sipon-nya. Sipon adalah alat pernafasan larva yang letaknya di bagian
ekor. Perhatikan gambar di bawah ini. Sipon jentik Ae. aegypti berukuran sedang
dibandingkan dengan sipon jenis lain.

Pupa larva ini juga sangat khas. Pupa Ae. aegypti berbeda dengan pupa
serangga lain. Kalau kupu-kupu biasanya bertapa ketika menjadi pupa, nyamuk justru
aktif ke sana ke mari ketika berbentuk pupa. Punya nyamuk seperti gambar di bawah
ini.

C.

Siklus hidup Ae.Aegypti


Sedangkan siklus hidup nyamuk ini seperti gambar di bawah ini. Nyamuk Ae.

aegypti bertelur di air. Pertama nyamuk bertelur, telur menetas menjadi larva instar
ke-1, instar ke-2, instar ke-3, instar ke-4, pupa, dan akhirnya menjelma menjadi
nyamuk dewasa.

D.

Masa inkubasi dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue


Masa tunas / inkubasi selama 3 15 hari sejak seseorang terserang virus

dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam
berdarah sebagai berikut :
1.

Demam tinggi yang mendadak 2 7 hari ( 38 40 derajat Celsius ).

2.

Pada pemeriksaan uji tourniquet, tampak adanya jentik (puspura)


perdarahan.

3.

Terjadi pembesaran hati ( Hepatomegali ).

4.

Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

5.

Terjadi penurunan trombosit di bawah 100.000 / mm3 (Trombositopeni)

6.

timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual,muntah


penurunan nafsu makan ( anoreksia ),sakit perut diare,menggigil kejang, sakit
kepala, mimisan ( epitaksis ) pada hidung dan gusi, feces berlendir dan
campur darah ( malena ).

7.

Demam yang di rasakan penderita menyebabkan pegal / sakit pada


persendian.

8.

Munculnya bintik bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh


darah

9.

Pada kasus berat gejala klinis di tambah dengan terjadinya akumulasi


cairan pada rongga tubuh

E.

Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang

terjadi adalah demam tanpa adanya sumber infeksi, ruam petekial dengan
trombositopenia dan leukopenia relatif. Serologi dan reaksi berantai polimerase

tersedia untuk memastikan diagnosa demam berdarah jika terindikasi secara klinis.
Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian dari
pada menunggu akut.
F.

Penularan
Ditularkan melalui gigitan nyamuk yang infektif, terutama Aedes aegypti. Ini

adalah spesies nyamuk yang menggigit pada siang hari, dengan peningkatan aktivitas
menggigit sekitar 2 jam sesudah matahari terbit dan beberapa jam sebelum matahari
tenggelam. Aedes aegypti maupun Aedes albopictus ditemukan di daerah perkotaan;
kedua species nyamuk ini ditemukan juga di AS. Aedes Albopictus, sangat banyak
ditemukan di Asia, tidak begitu antropofilik dibandingkan dengan Aedes Aegypti
sehingga merupakan vector yang kurang efisien. Di Polinesia, salah satu jenis dari
Aedes Aegypti Scutellaris spp, bertindak sebagai vector. Di Malaysia, vectornya
adalah kompleks Aedes Aegypti Niveus dan di Afrika Barat adalah kompleks nyamuk
Aedes Aegypti furcifer-taylori berperan sebagai vector penularan nyamuk-monyet.
G.

Penyebaran
Kasus penyait ini pertama kali di temukan di Manila, Filipina pada tahun

1953. kasus pertama kali di laporakan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah
kematian sebanya 24 orang. Beberapa tahun kemudian penyakit ini menyebar ke
beberapa propinsi di Indonesia, dengan jumlah kasus sbagai berikut :

Tahun 1996 : jumlah kasus 45.548 orang, dengan jumlah ematian


sebanya 1.234

Tahun 1998 : jumlah kasus 72.133 orang, dengan jumlah kematian


sebanyak 1.414 orang ( terjadi ledakan ).

Tahun 1999 : jumlah kasus 21.134 orang

Tahun 2000 : jumlah kasus 33.443 orang

Tahun 2001 : jumlah kasus 45.904 orang

Tahun 2002 : jumlah kasus 40.377 orang

Tahun 2003 : jumlah kasus 50.131 orang

Tahun 2004 : jumlah kasus 26.015 orang dengan jumlah ematian


sebanyak 389 orang.

H.

Pengobatan
Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi

perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan

mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24
jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infuse ( intravena ) mungkin di perlukan
untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan.transfusi platelet di
lakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat
obatan terhadap keluhan yang timbul,misalnya :
o Paracetamol membantu menurunkan demam
o Garam elektrolit ( oralit )jika di sertai diare
o Antibiotic berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok.
Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol.
Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi
jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai
trombosit darah.
I.

Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika,

dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah
besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam
berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada
anak-anak di daerah tersebut.
J.

Pencegahan ( Pengendalian Nyamuk Ae. Aegypti )


DBD disebabkan oleh virus dan penyebarannya melalui vektor nyamuk. Dari

sekian banyak jenis nyamuk, hanya satu nyamuk yang menjadi vektor DBD, yaitu
Aedes aegypti. Oleh karena itu untuk mengendalikan penyebaran DBD dilakukan
dengan mengendalikan vektor nyamuk ini yaitu dengan beberapa metode sebagai
berikut :
a.

Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

pemberantasan sarang nyamuk ( PSN ),pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat


perkembang biakan nyamuk dan perbaikan desain rumah sebagai contoh : menguras
bak mandi atau penampungan air sekurang kurangnya sekali seminggu,mengganti
dan menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali menutu dengan

raat tempat penampungan air,mengubur kaleng kaleng bekas,aki bekas dan ban
bekas di sekitar rumah.tumpah atau bcornya air dari pipa distribusi,katup air, meteran
air dapat menyebabkan air menggenang dan menjadi habitat yang penting untuk larva
Ae.Aegypti jika tindakan pencegahan tidak dilakukan.
b.

Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (

kan adu / ikan cupang ), dan bakteri ( Bt.H 14 ). Peran pemangsa yang di mainkan
oleh copepod crustacea ( sejenis udang udangan ) telah di dokumnetasikan pada
tahun 1930 1950 sebagai predator yang efektif terhadap Ae.Aegypti ( Kay BH,
1996 ).selain itu juga di gunakan perangkap telur autosidal ( perangkap telur
pembunuhan ) yang saat ini sedang dikembangkan di singapura.
c.

Kimia
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan ( fogging / dengan

menggunakan malathion dan fenthinol ),berguna untuk mengurangi kemungkinan


penularan sampai batas waktu tertentu memberikan bubuk abate ( temephos ) pada
tempat tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain
lain. Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara cara di atas, yang di sebutkan dengan 3M plus,yaitu
menutup,menguras dan mengubur barang barang yang bisa di jadikan sarang
nyamuk.selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan
jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa,
menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent,memasang obat nyamuk dan
memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat ( Deubel V et al,
2001 ).pemerintah juga memberdayakan masyarakat dengan mengaktifkan kembali
( revitalisasi ) pokjanal DBD di Desa / Kelurahan maupun kecamatan dengan
pemberian

penyuluhan

kesehatan

lingkungan

dan

pemeriksaan

jentik

berkala.perekrutan warga masyarakat sebagai juru pemantau jentik ( jumantik )


dengan fungsi utama melaksanakan kegiatan pemantauan jentik,pemberantasan
sarang nyamuk secara periodik dan penyuluhan kesehatan.peran media massa dalam
penanggulangan KLB DBD dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat juga di
tingkatkan dengan adanya sistem pelaporan dan pemberitahuan kepada khalyak yang
cepat di harapkan masyarakat dan departemen terkait lebih waspada.intensifikasi
pengamatan ( surveilans ) penyakit DBD dan vektor dengan dukungan laboratorium
yang memadai di tingkat PusKesMas Kecamatan / Kabupaten juga perlu dibenahi.
K.

Dengue dan Permasalahannya

Sampai saat ini belum di temukannya obat atau vaksin untuk penanggulangan
DBD ini. Beberapa usaha yang berhubungan dengan pengembangan obat telah dan
tengah di lakukan . dala satu penelitian di katakan bahwa interferon , ribavirin, 6
azauridine, and glycyrrhizin menghambat perkembangabiaan flavivirus termasuk
virus dengue secara in vitro ( Crance et al, 2003 ), tetapi belum di buktikan secara
invivo. Begitu juga dengan usaha pengembangan antivirus dengan penemuan
inhibitor enzim yang di perlukan untu perkembangabiakan virus seperti
protease,helikase, RNA polimerase, dan lain lain. Semua percobaan baru pada tahap
pengujian ativitas secara in vitro, yang masih jauh dari pengembangan menjadi obat
yang biasa di gunakan untuk pasien.
Demikian juga halnya dengan pengembangan vaksin. Ada beberapa kesulitan
untuk pengembangan vaksin dengue ini. Di antaranya adalah kompleksnya virus
dengue ini. Di antaranya terdiri dari 4 serotipe ( DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan
DEN 4 ), sehingga vaksin yang di kembangkan harus mengandung antigen dari ke
empat serotipe tersebut.
Kesulitan yang kedua adalah infeksi virus dengue ini tidak mengindus
antibodi yang bisa menahan tubuh dari serangan. Pada kebanyakan virus, infeksi akan
mengindus antibodi yang bisa menahan tubuh terhadap serangan virus berikutnya.
Tapi hal ini berbeda dengan virus dengue. Infeksi pertama (primary infection) malah
mempermudah tubuh untuk mendapat serangan berikutnya (secondary infection).
Begitu juga gejala yang diakibatkannya. Serangan berikutnya menimbulkan gejala
yang lebih berat dan fatal. Jika pada serangan pertama hanya menyebabkan panas
(dengue fever/DF), serangan berkutnya bisa menyebabkan panas beserta perdarahan (
Dengue Hemmoragic Fiver / DHF ) atau bahakan di sertai shock ( Dengue Shock
Sindrome / DSS ).
Karena itu, pengembangan vaksin harus disertai dengan pertimbangan
kemungkinan ini. Artinya, kita harus menemukan kondisi yang optimal agar
pemberian vaksin tidak membuat tubuh lebih sensitif terhadap serangan virus dengue.
Di antara kondisi yang harus dipertimbangkan bisa berupa jumlah dosis, jumlah
vaksin itu sendiri, komposisi masing masing serotipe, dan lain lain.

BAB II
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1.

Biodata / Identitas
DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur <15
tahun. Endemik didaerah Asia tropik.

2.

Keluhan Utama : Panas / demam.

3.

Riwayat Penyakit Sekarang


Demam mendadak selama 2-7 hari dan kemudian demam turun dengan tandatanda lemah, ujung-ujung jari, telinga dan hidung teraba dingin dan
lembab.Demam disertai lemah, nafsu makan berkurang, muntah, nyeri pada
anggota badan, punggung, sendi, kepala dan perut, nyeri ulu hati, konstipasi
atau diare.

4.

Riwayat Penyakit Dahulu


Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang DHF
lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah
diderita dahulu.

5.

Riwayat Penyakit Keluarga


Penyakit DHF bisa dibawa oleh nyamuk jadi jika dalam satu keluarga ada yang
menderita penyakit ini kemungkinan tertular itu besar.

6.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat nyamuk ini adalah lingkungan
yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas and ban
bekas.

7.

Riwayat Tumbuh Kembang Anak : Sesuai dengan tumbuh kembang klien.

8. ADL

Nutrisi
Aktifitas

: Dapat menjadi mual, muntah, anoreksia.


: Lebih banyak berdiam di rumah selama musim hujan
dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada

Istirahat tidur
Eliminasi alvi
Personal hygiene

seluruh tubuh, menurunnya aktifitas bermain.


: Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri.
: Dapat terjadi diare/ konstipasi, melena.
: Pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas
dapat meningkatkan

ketergantungan

kebutuhan

perawatan diri.
9.

Pemeriksaan

Keadaan umum
Suhu tubuh tinggi (39,4 41,1 0C), menggigit hipotensi,nadi cepat dan
lemah.

Kulit
Tampak bintik merah (petekil), hematom, ekimosit.

Kepala
Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor (kadang).

Dada
Nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat.

Abdomen
Pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada keadaan dehidrasi
turgor kulit menurun.

Anus dan genetalia


Dapat terganggu karena diare/ konstipasi.

Ekstrimitas atas dan bawah


Ekstrimitas dingin, sianosis.

10. Pemeriksaan Penunjang


Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan di jumpai:

Hb dan PCV meningkat (20%).


Trombositopenia (100.000/ml).
Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).
Ig.D.dengue positif.
Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukan:
hipokloremia, dan hiponatremia.
Urium dan PH darah mungkin meningkat.
Asidosis metabolik: pCO <35-40 mmHg HCO rendah.

hipoprotinemia,

B. Diagnosa keperawatan
a.

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.

b.

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume


cairan aktif.

c.

Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.

d.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan anoreksia , mual dan muntah.

e.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara


suplai dan kebutuhan oksigen.

f.

Resiko syok berhubungan dengan hipovilemik

g.

Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

h.

Defisiensi pengetahuan berhubungan degan kurang familier dengan


sumber informasi.

C. Intervensi keperawatan
a.

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus.

Tujuan &

Intervensi

Kriteria Hasil

Rasional

{ NIC }

{ NOC }
Setelah dilakukan Fever Treatment

tindakan
keperawatan

Observasi

tanda-tanda

pada

Menunjukkan

tubuh

suhu tubuh dalam

aksila ).

rentang normal.

TTV normal.

bagian

Monitor

Berikan

lipatan

Paha

obat

hangat
suhu

dapat
normal

memperlancar sirkulasi.

intake

Kompres
mengembalikan

dan
dan

output

merupakan

umum pasien.

Beri kompres hangat

jam, pasien akan :

vital

acuan untuk mengetahui keadaan

vital tiap 3 jam.

selama ... x 24

Tanda-tanda

Untuk

mengetahui

adanya

ketidakseimbangan cairan tubuh.

Dapat menurunkan demam

Peningkatan suhu tubuh akan

anti

piretik.
Temperature Regulation

Beri banyak minum ( 1-

menyebabkan penguapan tubuh

1,5 liter/hari) sedikit tapi

meningkat

sehingga

perlu

sering

diimbangi dengan asupan cairan

Ganti pakaian klien dengan

yang banyak.

bahan

tipis

menyerap

Pakaian

keringat.

yang

tipis

menyerap

keringat

dan

membantu

mengurangi

penguapan

tubuh

akibat dari peningkatan suhu dan


dapat terjadi konduksi.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif.
Tujuan & Kriteria Hasil
{ NOC }
Setelah
dilakukan
tindakan

keperawatan

Intervensi

Rasional

{ NIC }
Fluid Managemen

Kaji

keadaan

selama ... x 24 jam, pasien

umum

akan :

tanda-tanda vital.

o Menunjukkan

keseimbangan
elektrolit

dan

asam

basa

input

dan
dan

keseimbangan cairan

dalam batas normal

cepat

penyimpangan dari keadaan


normalnya.

Mengetahui

balance

cairan

Observasi

homeostatis.

adanya

Anjurkan

Nn

Agar

dapat

segera

dilakukan tindakan jika terjadi

klien

syok.

banyak

minum.
vital

dengan

dan elektrolit dalam tubuh/

untu

o Turgor kulit baik

Mengetahui

output cairan.

tanda-tanda syok

o Menunjukkan

o Tanda-tanda

Kaji

klien

Asupan

cairan

sangat

Kolaborasi dengan

diperlukan untuk menambah

dokter

dalam

volume cairan tubuh

pemberian

cairan

I.V.

Pemberian cairan I.V sangat


penting

bagi

mengalami
cairan

klien

deficit

untuk

yang
volume

memenuhi

kebutuhan cairan klien.

c.

Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.


Tujuan &

Intervensi

Kriteria Hasil

Rasional

{ NIC }

{ NOC }
Setelah

Pain management
Lakukan pengkajian nyeri

dilakukan
tindakan

Mengetahui

secara kompherensif.

keperawatan

Kaji

dialami

faktor-faktor

selama ... x 24

mempengaruhi

jam,

pasien terhadap nyeri.

pasien

akan :

Berikan

o Dapat

Dengan mengetahui faktor-

ciptakan

dapat melakukan intervensi

suasana

ruangan

ntrol

tenang.

yang sesuai dengan masalah

yang

klien.

Berikan suasana gembira

Posisi

yang

nyaman

situasi

yang

tenang

bagi pasien

membuat

Analgetic administration

tingkat

nyeri

menentukan

faktor tersebut maka perawat

mengo

tahui

sehingga

yang

posisi
dan

o Menge

dapat

yang

cara mengatasinya.

reaksi

nyaman

nyeri

pasien

perawat

yang

nyeri

dapat
yang

nyaman pada pasien.

Berikan analgesik sesuai


tipe dan beratnya nyeri .

perasaan

dan

Dengan suasana gembira

o Ekspre

pasien

dapat

si

sedikit mengalihkan

wajah

perhatiannya terhadap nyeri.

rileks.

Obat

analgesik

dapat

menekankan rasa nyeri.


d.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia, mual dan muntah.

Tujuan & Kriteria


Hasil
Setelah

{ NOC }
dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ... x 24 jam,


pasien akan :
o Menunjukkan

Intervensi
{ NIC }

Rasional

Nutrition managemen
Kaji keadaan umum
klien
Beri makanan sesuai

Memudahkan untuk intervensi


selanjutnya
Merangsang nafsu makan klien
sehingga klien mau makan.

kebutuhan

nutrisi

kebutuhan

terpenuhi.

tubuh

klien.

sering

Anjurkan orang tua

o Memperlihatkan
adanya selera makan

Makanan dalam porsi kecil tapi


memudahka

pencernaan dalam metabolisme.

klien untuk memberi

Makanan

makanan sedikit tapi

TKTP

sering.

mempercepat

Anjurkan orang tua


klien

organ

dengan

komposisi

berfungsi

membantu
proses

penyembuhan.

memberi

makanan

TKTP

dalam bentuk lunak


Berat badan merupakan

salah

satu indicator pemenuhan nutrisi


Nutrition Monitoring

berhasil.

Timbang berat badan


klien tiap hari.
Monitor

mual

Untuk

mengetahui

status

nutrisi pasien.
dan

muntah pasien
e.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.

Tujuan & Kriteria


Hasil

Intervensi

Rasional

{ NIC }

{ NOC }
Setelah
dilakukan

Activity Therapy

tindakan

Kaji hal-hal yang mampu

keperawatan

dilakukan klien.

selama ... x 24 jam,

Mengetahui

tingkat

ketergantungan

Bantu klien memenuhi

klien

dalam

memenuhi kebutuhannya.

pasien akan :

kebutuhan aktivitasnya

Bantuan sangat diperlukan klien

o Dapat

sesuai dengan tingkat

pada saat kondisinya lemah

keterbatasan klien

dalam pemenuhan kebutuhan

berpartisipasi
dalam

aktivitas

fisik

hal yang dapat membantu

o Dapat melakukan
aktivitas

Beri penjelasan tentang hal-

sehari-

hari
o TTV normal

dan meningkatkan kekuatan


fisik klien.
Libatkan

sehari-hari

dalam

pemenuhan ADL klien


Jelaskan pada keluarga dan

mengalami

ketergantungan pada orang lain.


Dengan
termotivasi

keluarga

tanpa

penjelasan,
untuk

pasien

kooperatif

selama perawatan terutama


terhadap tindakan yang dapat
meningkatkan

kekuatan

klien

tentang

pentingnya

fisiknya.
Keluarga merupakan orang

bedres ditempat tidur.

terdekat dengan klien


Untuk mencegah terjadinya
keadaan yang lebih parah
f.

Resiko syok berhubungan dengan hipovilemik

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

{ NOC }
Setelah dilakukan tindakan

{ NIC }
Syok prevention

keperawatan selama ... x

24 jam, pasien akan :

keadaan

umum klien.

TTV dalam batas

normal

Monitor

Rasional

Observasi

selama masa perawatan


terutama saat terjadi

tanda-

perdarahan sehingga tanda

tanda vital

Natrium

serum,

kalium

serum,

kalsium

serum,

Monitor input dan

pra

output pasien

ditangani.

Anjurkan

magnesium serum

pasien/

dalam

untuk

batas

Memantau kondisi klien

pada

Hematokrit dalam

tanda-tanda

batas normal

perdarahan.

dapat

Tanda vital dalam batas


umum klien baik

segera

melapor jika ada

syok

normal menandaka keadaan

keluarga

normal.

syok,

Mengetahui balance cairan


dan elektrolit

Keterlibatan keluarga untuk


segera

melaporkan

jika

terjadi perdarahan terhadap


pasien sangat membantu tim
perawatan

untuk

segera

melakukan tindakan yang


tepat
Syok managemen

Cek

hemoglobin,

tindak

hematokrit,
trombosit

untuk acuan melakukan


lanjut

terhadap

perdarahan.

Monitor gas darah


dan oksigenasi

g. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Untuk mengetahui adanya


asodosis metabolik.

Tujuan & Kriteria Hasil


{ NOC }
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ... x
24 jam, pasien akan :

Intervensi

Kaji

tingkat

kecemasan

Mampu

prosedur

dan

pengobatan

mengungkapkan gejala

perawatan.

cemas

Beri

TTV normal
Menunjukkan
untuk

pada
teknik

mengontrol

dan memudahkan

menentukan

intervensi

selanjutnya.
Untuk menambah pengetahuan

kesempatan

dan informasi kepada klien

orang

yang

untuk

tua

bertanya

tentang

kondisi

pasien.

cemas

Mengetahui kecemasan orang


tua klien

jelaskan

mengidentifikasi

Rasional

{ NIC }
Anxiety Reduction

mengurangi

kecemasan orang tua.


Untuk memperoleh informasi
yang

Beri penjelasan tiap

dapat

lebih

banyak

dan

meningkatkan pengetahuan dan


mengurangi stress.

prosedur/ tindakan

Memberikan penjelasan tentang

yang akan dilakukan

proses

terhadap pasien dan

tentang

manfaatnya

pemberian perawatan intensif

bagi

pasien

penyakit,menjelaskan
kemungkinan

jika memang diperlukan oleh

Beri

dorongan

pasien untuk mendapatkan


perawatan yang lebih optimal

spiritual.

Memberi
klien

ketenangan kepada

dengan

berserah

diri

kepada Tuhan Yang Maha Esa.


h.

Defisiensi pengetahuan berhubungan degan kurang familier dengan sumber


informasi.

Tujuan & Kriteria Hasil

Intervensi

{ NOC }
Setelah
dilakukan

{ NIC }
Teaching: Disease Proses

tindakan

keperawatan

Kaji tingkat pengetahuan

selama ... x 24 jam, pasien

klien/keluarga

akan :

penyakit DHF

Pasien dan keluarga


menyatakan

Kaji

latar

pendidikan

tentang
belakang
klien/

Rasional
Sebagai
pemberian
selanjutnya
Untuk

data

fdasar
informasi

memberikan

penjelasan sesuai dengan


tingkat pendidikan klien/

pemahaman

tentang

penyakit,

kondisi,

Jelaskan tentang proses

prognosis

dan

penyakit, diet, perawatan

program pengobatan
Mampu
melaksanakan
dijelaskan
benar

keluarga.

dan

keluarga sehingga dapat

obat-obatan

pada

klien dengan bahasa dan


yang
secara

kata-kata yang mudah


dimengerti.
Jelaskan semua prosedur
yang akan dilakukan dan
manfaatnya pada klien.
Berikan
pada

kesempatan
klien/

keluarga

untuk menanyakan hal-

dipahami.
agar
informasi
diterima

dengan

terjadi kesalahpahaman.
Dengan
mengetahui
prosedur /tindakan yang
akan

dilakukan

manfaatnya,

klien

kooperatif

akan

kecemasannya
menurun
Mengurangi

kecemasan

sehubungan

untuk kooperatif.

klien.

dan
dan

dan

penyakit yang diderita

mudah

dan tepat sehingga tidak

hal yang ingin diketahui


dengan

dapat

memotivasi

klien

Anda mungkin juga menyukai