Anda di halaman 1dari 17

STRUKTU

BEBAN BANGUNAN
BEBAN VERTIKAL
Adalah beban yang bekerja secara grafitasi (tegak) dari
atap, lantai paling atas sampai lantai paling bawah
yang diteruskan ke pondasi. Baban vertikal yang
diterima oleh struktur vertikal berupa kolom atau
dinding (dinding geser sebagai penyalur beban) terdiri
dari beban mati dan beban hidup.
BEBAN MATI
Adalah berat sendiri dari bangunan seperti; berat atap
(plat atap), lantai, dinding, kolom, balok, pintu, jendela,
plafon, tangga dan lain-lain, yang merupakan
konstruksi dan bahan bangunan. Di samping beban
mati ada juga beban tetap yang bukan termasuk
konstruksi tetapi membebani bangunan yaitu; lift,
eskalator, jaringan instalasi seperti; listrik, telpon, AC,
gas, air bersih, air kotor, pipa kotoran, mesin-mesin,
reservoir (tangki/tandon air) dan lain sebagainya

BEBAN
BEBAN HIDUP
BANGUNAN
Adalah beban yang sifatnya dapat berubah-ubah atau
bergerak sesuai dengan penggunaannya yang bukan bagian
dari konstruksi. Beban hidup dapat menopang pada beban
mati. Adapun jenis beban hidup dapat meliputi; manusia,
mebel (korsi, almari,meja, rak, perlengkapan komputer),
kendaraan bermotor dan gerakan yang terjadi seperti ledakan,
benturan dan lain-lain.
BEBAN HORIZONTAL
Adalah beban yang bekerja secara horizontal (mendatar),
disebut juga beban lateral yang terdiri dari beban angin dan
beban gempa.
BEBAN ANGIN
Adalah beban yang datang dari segala arah yang diterima oleh
bangunan secara horizontal. Beban ini bisa sifatnya statis
apabila kecepatannya tetap dan sifatnya dinamis apabila
kecepatannya besar, tekanan angin yang besar dapat
dipengaruhi oleh daerah, lingkungan yang disekelilingnya ada
bangunan yang tinggi juga. Makin tinggi bangunan tersebut
makin besar beban angin yang terjadi.

BEBAN
BEBAN GEMPA (SEISMIK)
BANGUNAN
Berdasarkan teori Geologi, permukaan bumi terdiri dari
beberapa lempengan batu tebal yang mengapung diatas
mantel bumi yang cair. Lempengan-lempengan tektonik
baru terbentuk terus menerus sepanjang lembah yang
curam di dasar laut, dimana bahan cair dari dalam bumi
didorong ke atas sehingga samudra baru membentuk tepi
lempengan samudra terdorong. Pada pertemuan itu, maka
lempengan akan terkunci di tempat tersebut, yang akhirnya
dapat menyebabkan bumi patah bagian atas sepanjang
arah tertentu. Sebagian tenaga yang akan menjalar ke
semua arah. Dengan demikian maka gerak gelombang
itulah yang disebut gempa. Pondasi yang terletak di dalam
tanah adalah bagian dari bangunan yang menerima
gerakan gempa. Oleh karena itu, pondasi dapat menerima
goyangan gempa secara bolak balik.

Sistem yang digunakan untuk menahan gaya


gravitasi dan sistem untuk menahan gaya lateral.

GAYA
LATERAL

GAYA GRAVITASI

Portal Penahan Momen

+
Dinding Geser Kantilever

Dinding Geser Kopel

Sistem Struktur Penahan


Gaya Gravitasi

Rangka Pengaku Konsentris

Rangka Pengaku Eksentris

Sistem Struktur Penahan


Gaya Lateral

Beban gravitasi merupakan beban yang berasal dari beban


mati struktur dan beban hidup yang besarnya disesuaikan
dengan fungsi bangunan.
Struktur lantai yang merupakan bagian terbesar dari
struktur bangunan, sehingga pemilihannya perlu

1. Pertimbangan
beratdiantaranya:
sendiri lantai,
dipertimbangkan terhadap
secara seksama,
makin
ringan beban lantai makin berkurang
dimensi
kolom dan fondasi serta makin
dimungkinkan
menggunakan bentang yang lebih besar.
2. Kapasitas lantai untuk memikul beban pada
saat
pekerjaan konstruksi.
3. Dapat menyediakan tempat/ruang bagi
saluran

ketahanan terhadap api.


5. Memungkinkan bagi
kesinambungan pekerjaan
konstruksi, jika pelaksanaan
pembangunannya
membutuhkan
waktu yang panjang.
6. Dapat mengurangi
penggunaan
alat bantu pekerjaan dalam
pembuatan pelat lantai
(perancah

Sistem struktur lantai biasanya merupakan kombinasi


dari pelat dengan balok induk (girders) atau anak
balok (beams) atau rusuk (ribs atau joists), yang
ketebalannya tergantung pada bentang, beban dan
kondisi tumpuannya
Pelat satu arah (one way slab) ditumpu oleh balok anak yang
ditempatkan sejajar satu dengan lainnya, dan perhitungan pelat
dapat dianggap sebagai balok tipis yang ditumpu oleh banyak
tumpuan.
Pelat rusuk satu arah (one way rib/joist slab) ditumpu oleh rusuk,
anak balok yang jarak satu dengan lainnya sangat berdekatan,
sehingga secara visual hampir sama dengan pelat satu arah.
Pelat yang keempat sisinya ditumpu oleh balok, disebut
pelat dua arah, sehingga perhitungan pelat perlu dilakukan
dengan menggunakan pendekatan dua arah.

Pelat Satu Arah


('One Way Slab')

Pelat Rusuk Satu Arah


('One Way Rib Slab')

Pelat Dua Arah


('Two Way Slab on Beam')

Pelat Tanpa Balok Tanpa Kepala Kolom


('Flat Plate')

Pelat Tanpa Balok Dengan Kepala Kolom


('Flat Slab')

Pelat Rusuk Dua Arah


('Waffle Slab')

Dua jenis berikutnya adalah pelat dua arah yang tidak


ditumpu oleh balok, tetapi langsung oleh kolom. Jenis
pertama, pelat lantai ditumpu langsung oleh kolom tanpa
penebalan di sekeliling kolom (drop panel) dan/atau kepala
kolom (column capital), sehingga beban vertikal langsung
dipikul oleh kolom dari segala arah (flat plate). Sedang jenis
kedua, pada puncak kolom terdapat penebalan pelat lantai
dan/atau kepala kolom (flat slab), sehingga dapat memikul
gaya geser atau momen lentur yang lebih besar
Pelat wafel (waffle slab) adalah pelat dua arah yang ditumpu
oleh rusuk dua arah. Pelat ini memberikan kekakuan yang cukup
besar, sehingga dapat memikul beban vertikal atau dapat
digunakan untuk bentang lantai yang besar.

GAYA LATERAL
Hal yang penting pada struktur bangunan tinggi
adalah stabilitas dan kemampuannya untuk
menahan gaya lateral, baik yang disebabkan
oleh angin atau gempa bumi. Beban angin lebih
terkait pada dimensi ketinggian bangunan,
sedang beban gempa lebih terkait pada massa
bangunan.

Kolom pada bangunan tinggi perlu


diperkokoh dengan sistem pangaku untuk
dapat menahan gaya lateral, agar
deformasi yang terjadi akibat gaya
horizontal tidak melampaui ketentuan
yang disyaratkan (P-D Effect).

GAYA LATERAL
Pengaku gaya lateral yang lazim
digunakan adalah portal penahan momen,
dinding geser atau rangka pengaku.
Portal penahan momen terdiri dari
komponen (sub-sistem) horizontal berupa
balok dan komponen (sub-sistem) vertikal
berupa kolom yang dihubungkan secara
kaku (rigid joints). Kekauan portal
tergantung pada dimensi balok dan kolom,
serta proporsional terhadap jarak lantai ke
lantai dan jarak kolom ke kolom.

GAYA LATERAL
Dinding geser (shear wall) didefinisikan
sebagai komponen struktur vertikal yang
relatif sangat kaku. Dinding geser pada
umumnya hanya boleh mempunyai
bukaan sedikit (sekitar 5%) agar tidak
mengurangi kekakuannya. Fungsi dinding
geser berubah menjadi dinding penahan
beban (bearing wall), jika dinding geser
menerima beban tegak lurus dinding
geser.

GAYA LATERAL

Rangka pengaku (braced frame) terdiri


dari balok dan kolom yang ditambahkan
pengaku diagonal. Adanya pengaku
diagonal ini akan berpengaruh pada
fleksibilitas perpanjangan/perpendekan
lantai di mana pengaku tersebut
ditempatkan. Rangka pengaku banyak
digunakan pada bangunan tinggi yang
menggunakan struktur baja. Jenis rangka
pengaku yang sering digunakan,
diantaranya adalah pengaku diagonal
tunggal/ganda, pengaku K
(horizontal/vertikal), atau rangka pengaku

GAYA LATERAL
Pada bangunan tinggi sering digunakan
gabungan antara portal penahan momen
dengan dinding geser, terutama pada
bangunan tinggi yang dibangun di daerah
yang terkena pengaruh gempa bumi.
Penggabungan antara portal dan dinding
geser, terutama bagi bangunan tinggi
dengan struktur beton. Hal ini dapat
memberikan hasil yang baik untuk
memperoleh kekenyalan/daktilitas
(ductility) dan kekakuan sistem struktur.

Ditahan
Oleh
Portal

Ditahan
Oleh
Dinding
Geser

Gaya
Lateral

Portal Penahan
Momen
(Individual)

Dinding Geser
(Individual)

Gabungan Portal dan


Dinding Geser

Vdinding geser
Vtotal

PENEMPATAN DINDING GESER


DAPAT DILAKUKAN PADA SISI
LUAR BANGUNAN ATAU PADA
PUSAT BANGUNAN. DINDING
GESER YANG DITEMPATKAN
PADA BAGIAN DALAM
BANGUNAN BIASA DISEBUT
DENGAN INTI STRUKTURAL
(STRUCTURAL CORED).

Anda mungkin juga menyukai