Anda di halaman 1dari 16

MODUL PRAKTIKUM

GELOMBANG DAN OPTIK

Disusun oleh:
Lita Rahmasari, S.Si, M.Sc

PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Buku Panduan Praktikum Gelombang disusun untuk digunakan sebagai petunjuk


Praktikum Gelombang. Meskipun kelihatannya sederhana, buku panduan praktikum ini
mempertimbangkan materi kuliah dan kemampuan praktikan sehingga pelaksanaan praktikumnya
mudah dan berkualitas.
Sebelum melakukan praktikum, mahasiswa harus sudah memahami materi praktikum
sehingga dapat merencanakan data-data yang akan diambil, menggunakan kertas millimeter untuk
grafik, dan alat tulis atau gambar yang lengkap.
Praktikum secara lengkap meliputi merangkai alat, melakukan pengamatan dan
pengukuran. Sedangkan laporan lengkap berisi pengolahan data dan analisis percobaan harus
diserahkan satu minggu setelah praktikum untuk bisa mengikuti praktikum selanjutnya.
Demikian kata pengantar dari kami, semoga buku panduan ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan serta ketrampilan, terima kasih.

Surakarta, Oktober 2014


Tim Penyusun

DAFTAR ISI
1. Halaman Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. Aturan Praktikum
5. Percobaan G-1 Pegas
6. Percobaan G-2 Osilasi Teredam
7. Percobaan G-3 Ayunan Torsi
8. Percobaan G-4 Resonansi Gelombang Bunyi
9. Daftar Pustaka 35

1
2
3
4
14
16
19
21

ATURAN PRAKTIKUM GELOMBANG


A. Asistensi Pendahuluan
1. Sebelum seluruh kegiatan praktikum pendahuluan untuk mengenal alat-alat praktikum
2. Semua praktikan diwajibkan mengikuti asistensi pendahuluan
3. Ada empat hal yang harus dilaksanakan setiap percobaan : pretest, praktikum,
pengesahan hasil percobaan dan laporan resmi
4. Pretest dilaksanakan sebelum praktikum dimulai dalam bentuk lisan atau tertulis,
apabila tidak lulus pretest maka harus mengikuti remedial pretest.
B. Pengesahan Hasil Percobaan
1. Hasil percobaan (pengamatan) dinyatakan sah apabila ada tanda tangan dari asisten
2. Hasil percobaan dibuat rangkap ndengan n adalah jumlah praktikan dalam satu regu,
jadi setiap praktikan membuat hasil percobaan.
3. Hasil perobaan (pengamatan) dilampirkan dalam laporan resmi (laporan resmi dibuat
per-individu tidak per-kelompok)
C. Laporan Resmi
1. Laporan resmi harus dibuat pada kertas folio dalam buku jurnal
2. Grafik dibuat pada kertas milimeter blok
3. Laporan resmi diserahkan pada hari yang telah ditentukan oleh asisten
4. Mereka yang tidak menyerahkan laporan tepat pada waktunya tidak diperkenankan
mengikuti praktikum selanjutnya
D. Tata Tertib
1. Selama praktikum, praktikan dilarang meninggalkan ruangan tanpa ijin dari koordinator
asisten
2. Selama praktikum, praktikan harus berada di meja kerja masing-masing
3. Selama praktikum, di atas meja kerja praktikan hanya ada alat tulis yang diperlukan.
Sedang semua tas dan lain-lain diletakkan ditempat yang telah disediakan
4. Bagi yang melakukan praktikum/mengumpulkan laporan resmi maupun kepentingan
lainnya tidak diperkenankan memakai kaos oblong, sandal jepit, jaket dan topi.
5. Semua kegiatan yang ada hubungannya dengan praktikum, hanya dilaksanakan di
Laboratorium Fisika, praktikan dilarang melakukan asistensi di luar Laboratorium
Fisika.
E. Wajib Datang
1. Setiap praktikan diwajibkan datang pada semua asistensi dan praktikum pada jam yang
telah ditentukan
2. Bagi mereka yang absen tiga kali tanpa alasan yang sah akan dikenakan sanksi tidak
boleh melanjutkan praktikum.

Percobaan 1
Judul

: Pegas

Tujuan

: 1. Memahami azaz kinerja Hukum Hooke


2. Menentukan konstanta pegas
3. Menentukan percepatan gravitasi

Dasar Teori
Jika suatu bahan dapat meregang atau menyusut karena pengaruh gaya dari luar dan
dapat kembali ke keadaan semula jika gaya yang bekerja padanya dihilangkan, maka keadaan
tersebut dikatakan mempunyai sifat elastis (misalnya pegas). Selama batas elastisitasnya
belum terlampaui maka perpanjangan pegas sebanding dengan gaya yang digunakan untuk
memperpanjangkannya, yang menurut hokum Hooke sebagai berikut :

F k .x
dimana: k = konstanta pegas (N/m)
F = gaya yang diberikan (m)

= perubahan panjang pegas (N)

Osilasi Pegas

Pembebanan pegas

Disamping cara pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan cara getaran, benda yang
mempunyai berat w digantung pada pegas dan pegas mengalami osilasi maka periode getarannya
adalah :

T 2

m
k

T 2 4 2

m
k

atau
Untuk mencari konstanta pegas dapat digunakan persamaan :
4 2 m
k
T2
Alat dan Bahan
1. Pegas
2. Statif
3. Beban 10 g (2 buah), 20 g (2 buah),
50 g(2 buah), 100 g (1 buah)
4. Stopwatch
Prosedur Percobaan
Metode Osilasi

5. Mistar

1. Tentukan massa pemberat


2. Letakkan pegas pada statif
5
3. Tarik beban
cm kemudian lepaskan dan mencatat waktu untuk berosilasi
sebesar 10 kali
4. Ulangi dengan massa pemberat yang berbeda
Metode Pembebanan
1.
2.
3.
4.

Tentukan massa pemberat


Letakkan masing-masing pegas pada statif
Ukur panjang pegas tanpa beban, dan setelah diberi beban
Ulangi untuk massa pemberat yang berbeda.

Tabel Pengamatan
Metode Osilasi (Percobaan 1)
No
1
2
3
4

Massa beban
(kg)
100 g
150 g
200 g
250 g

Waktu 10 x
getaran t (s)

Periode T2
(s2)

Periode T
(s)

Metode Pembebanan (Percobaan 2)


No

1
2
3
4
5

Massa beban
(kg)

l
Panjang pegas
(m)

Pertambahan

y
panjang

(m)

Tanpa beban
70 g
80 g
90 g
100 g

Lampiran
Tentukan nilai k (konstanta pegas) untuk pegas tunggal, secara seri dan paralel

OSILASI TEREDAM (G-2)


A. Tujuan
1. Menentukan konstanta pegas
2. Menentukan konstanta redaman pada percobaan osilasi teredam dengan menggunakan
zat cair sebagai redaman.
B. Landasan Teori
Pada getaran selaras sederhana, amplitude dari getaran tersebut selalu konstan.
Amplitudo setiap osilasi pegas nyata/ ayunan sederhana secara pelan menurun terhadap
waktu, sampai akhirnya osilasi berhenti sama sekali. Hal ini dapat kita sebut sebagai
getaran teredam. Pada getaran teredam bekerja gaya pemulih dan gaya gesekan yang
besarnya berlawanan dengan gerak benda. Misalkan F menyatakan gaya pemulih dan F
adalah menyatakan gaya gesekan, maka dapat dituliskan persamaan :
F=k . x
F' =bv
1
dan
2

Ftotal =F + F

'

3
m. a=kxbv

Ingat bahwa

v=

x
t

2 x
a=
dan
t2
m

sehingga persamaan di atas dapat ditulis:

2 x
x
+b
+kx=0
2
t
t
5

2 x b x k
+
+ x=0
t2 m t m

x
x
+2
+ 20 x=0
2

t
t

dalam persamaan terakhir

2 =

b
m

dan

20 =

k
m

merupakan frekuensi sudut

getaran. Persamaan diferensial getaran teredam seperti persamaan diatas hampir sama
x
2=
dengan persamaan diferensial getaran harmonis dengan tambahan suku
t yang 7
mempunyai solusi
x= A e cos ( t + )
Persamaan (7) dimasukkan kedalam persamaan (5) maka didapat penyelesaian :
k 4 2
b=2 m

m T2

dengan :
7

b : konstanta redaman
m : massa bandul
k : konstanta pegas
T : periode osilasi
Dari persamaan terakhir terlihat bahwa redaman mempengaruhi besar frekuensi getaran,
selain itu amplitude juga berkurang secara eksponensial (fungsi eksponensial terhadap
waktu).

C. Alat dan Bahan


1. Pegas
1 buah
2. Beban
270 gr
3. Statif
1 buah
4. Stopwatch
1 buah
5. Zat cair (air)
secukupnya
6. Ember/gelas kimia
1 buah
7. Mistar
1 buah
D. Langkah Kerja
1. Timbang beban yang digunakan
2. Pasang pegas pada statif
3. Tarik beban ke bawah, kemudian ukur pertambahan panjang pegas
4. lepas beban kemudian catat waktu yang diperlukan pegas untuk berosilasi n kali
5. Lakukan langkah di atas dengan menggunakan massa yang berbeda
6. Tentukan konstanta pegas yang digunakan
7. Letakkan ember yang telah diisi air di bawah pegas yang telah dipasang beban
8. Ulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan redaman zat cair dalam ember
9. Menghitung periode untuk mencari konstanta redaman.

Gambar G-2.2. Skema percobaan getaran teredam


E. DATA PENGAMATAN
8

1. PERCOBAAN I
No
Massa beban
Waktu 10x
(m)
osilasi (t)

Periode osilasi
(T)

Panjang pegas
akhir (l)

Pertambahan
panjang pegas (

l )
1
2
3
4
2. PERCOBAAN II
No

Massa beban
(m)

Waktu 10x
osilasi (t)

Periode osilasi
(T)

Panjang pegas
akhir (l)

Pertambahan
panjang pegas (

l )
1
2
3
4

Tugas :
1. Menentukan konstanta pegas
2. Menentukan konstanta redaman

AYUNAN TORSI
A. Tujuan
1. Menentukan momen kelembaman (I)
2. Menentukan frekuensi sudut (

B. Landasan Teori
Bentuk Geometri
Sebuah titik massa bermassa m berada pada jarak r dari sumbu putar maka momen

I
kelembaman (I) adalah

1 2
mr
2

..................(1)

Untuk benda yang kontinyu, momen kelembaman terhadap suatu sumbu putar dapat
diperoleh dengan membagi-bagi benda atas elemen-elemen massa yang bermassa dm yang berada

pada jarak r dari sumbu putar tersebut adalah :

I r 2 .dm

................(2)

Untuk lempeng bentuk persegi panjang yang bermassa m, panjang p dan lebar l, maka
momen kelembamannya terhadap sumbu putar yang melalui pusat lempeng dan tgak lurus pada
bidang lempeng (gambar G.1) adalah :

gambar G.1

1
m( p l )
12

.....................(3)

Sedang untuk lempeng lingkaran yang berjari-jari r serta bermassa m, maka momen
kelembamannya terhadap sumbu yang melalui pusat lempeng dan tegak lurus lempeng (gambar
G.2) adalah :

10

gambar G.2

1 2
mr
2

................(4)

Momen kelembaman dapat juga dicari dengan cara getaran. Misalkan diambil lempeng
persegi panjang, maka momen kelembamannya terhadap sumbu yang melalui pusat lempeng

I
sejajar sisi panjang p adalah :

1
m (l 2 t 2 )
12

................. (5)

Ayunan Torsi
Lempeng digantung dengan kawat pada statif sehingga kawat penggantung berimpit
dengan sumbu yang melalui pusat lempeng (gambar G.3). Bila lempeng diputar sebesar sudut
maka kawat akan mengadakan gaya pemulih sebesar

, dimana

adalah suatu konstanta torsi

kawat.

gambar G.3 Ayunan torsi lempeng segi empat

Maka persamaan gerak ayunan torsi adalah :

2
0
2t I

......................(6)

Dari persamaan (6) diperoleh bahwa frekuensi sudut (

) dalam waktu getar T adalah :

11

T 2

...........................(7)

C. Alat dan Bahan


1. Lempeng logam persegi dan lingkaran

4. Jangka sorong

2. Stopwacth

5. Mikrometer sekrup

3. Statif

6. Kawat baja

12

E. Cara Kerja
I. Bentuk Geometri
1. Ukur panjang, lebar, tebal serta diameter (masing-masing 5 kali pengukuran)
2. Timbang masing-masing lempeng
II. Ayunan Torsi
1. Gantungkan lempeng pada kawat baja
2. Putar lempeng hingga membentuk sudut

tidak boleh terlalu besar)

3. Catat waktu yang diperlukan untuk n ayunan


4. Dilakukan untuk lempeng persegi dan lingkaran
5. Tabulasikan semua data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan

Hasil Pengamatan
Massa
Logam Persegi (gram)

Logam Lingkaran (gram)

Pengukuran
No

Logam Persegi
Panjang

Lebar

Tebal

Logam Lingkaran
Diameter

1.
2.
3.
4.
5.
Periode (n=10)
No

Logam Persegi
T (periode) (s)

Logam Lingkaran
T (periode) (s)

1.
2.
3.
4.
5.

Tugas
1. Hitung momen kelembaman dengan menggunakan cara kerja I dan II, baik persegi maupun
lingkaran dan frekuensi sudutnya.

Resonansi Gelombang Bunyi


A. Tujuan
1. Memahami resonansi gelombang suara
2. Menentukan kecepatan rambat gelombang suara di udara
3. Menentukan frekuensi garpu tala
B. Landasan Teori
Dua buah gelombang yang merambat melalui suatu medium dapat dipandang
sebagai

resultan

penjumlahan

gelombang

tersebut

(superposisi).

Hasil

dar-0i

penjumlahan ini menimbulkan fenomena yang menarik, seperti adanya gelombang


diam, pelayangan, interferensi, difraksi dan resonansi. Superposisi dari suatu
gelombang dating dan gelombang pantulnya dapat menghasilkan gelombang yang
dikenal sebagai gelombang diam atau gelombang stasioner atau gelombang berdiri.

Ciri umum gelombang berdiri, jika gelomang tersebt dating secara terus
menerus maka superposisinya antara gelombang dating dan gelombang pantul akan
terus menerus terjadi dan akhirnya akan terjadi resonansi. Resonansi pada
umumnya terjadi jika gelombang frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi
alamiah (frekuensi resonansi tali), dan pola gelombang berdiri berbeda tergantung
dari frekuensi resonansinya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Pola gelombang berdiri


Peristiwa resonansi ini banyak sekali dimanfaatkan dalam kehidupan, misalnya saja
resonansi gelombang udara pada alat-alat musik. Gelombang suara merupakan gelombang mekanik
yang dapat dipandang sebagai gelombang simpangan atau gelombang tekanan.
Contoh yang lain, apabila gelombang suara merambat pada suatu tabung berisi udara, maka
gelomban datang dan gelombang pantul oleh ujung-ujung tabung akan terjadi superposisi, sehingga
dapat timbul resonansi gelombang berdiri. Resonansi ini terjadi jika panjang tabung udara merupakan
kelipatan dari / 4 ( = panjang gelombang). Yang tergantung pada bentuk tabung jika gelombang suara
dipandang sebaga gelombang simpangan, pada ujung yang

tertutup akan terjadi simpul, tetapi jika ujungnya terbuka akan terjadi perut. Lihat
gambar di bawah ini ;

Gambar 2a

Gambar 2b

Untuk tabung yang salah satu ujungnya tertutup, hubungan antara panjang tabung L
dan panjang gelombang adalah :
L (2n 1) / 4

dengan n = 0, 1, 2, 3,

(1)

Dan untuk tanbung yang kedua ujungnya terbuka, maka :


L (2n 2) / 4

dengan n = 0, 1, 2, 3,

(2)

Karena/ N (v = kecepatan rambat suara dan N = frekuensi), maka :


L (2n 1) / 4N

(3)

L (2n 2) / 4N

(4)

C. Alat dan Bahan


1. Tabung gelas dengan reservoirnya
2. Zat cair
3. Speaker
D. Langkah Kerja
1. Usahakan agar mula-mula permukaan air dalam air tabung cukup tinggi dekat
dengan ujung atas dari tabung (dengan reservoir)
2. Pasang speaker dan atur frekuensinya 600 Hz, kemudian nyalakan speaker
tersebut.
3. Catat kedudukan permukaan air, ketika terdengar suara yang sangat keras.
Turunkan lagi permukaan air sampai terjadi resonansi lagi, catat kedudukan
permukaan air. Cari resonansi di sepanjang tabung.
4. Lakukan percobaan ini untuk frekuensi 800 Hz.
5. Ulangi langkah 2 sampai 3 untuk garputala yang lain (yang belum diketahui
frekensinya). Cari resonansi pertama dan ulangi percobaan sebanyak 5 kali.

Anda mungkin juga menyukai