VI.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari laporan yang telah dibuat, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan, antara lain :
1. Nilai tekanan yang bekerja pada penyangga kayu lebih besar dibandingkan kuat
pelengkungan maksimum kayu yang digunakan (kelas I : 140 kg/cm2 dan
kelas II : 110 kg/cm2), sehingga dikategorikan belum memenuhi syarat mutlak
penyanggaan yang baik, (sf t dan sf maks).
2. Nilai faktor keamanan penyangga kayu pada lubang bukaan memiliki nilai faktor
keamanan kurang dari 6, (pada lubang bukaan miring utama sebesar 5,61 dan
4, 69 sedangkan pada lubang bukaan miring dan datar produksi sebesar 7,02 dan
5,88) yang artinya belum memenuhi standar keamanan penyanggaan, (Safety
factor harus lebih besar dari 6).
3. Batuan atap pada tambang Anggi umumnya berupa mudstone yang dapat
menahan air, sehingga dapat menambah beban pada penyangga.
4. Penyangga akan menerima beban statis atau tekanan vertikal yang merupakan
berat massa batuan pada zona bebas tegangan (trompeter zone), terutama berat
batuan pada atap lubang bukaan. Pada umumnya besarnya tekanan yang diberikan
VI.1

VI.2

oleh batuan akan dipengaruhi pada kondisi geologi batuan, kedalaman penggalian
dan tingginya dimensi bukaan.
6.2. Saran
1. Mengingat pentingnya fungsi masing-masing lubang bukaan pada tambang bawah
tanah Anggi, diharapkan perlu adanya perancangan kembali sistem penyanggaan
yang digunakan, dengan dasar penggunaan penyangga harus memiliki nilai
pelengkungan maksimal kayu harus lebih besar dibandingkan tekanan yang
bekerja pada penyangga itu sendiri.
2. Setelah melakukan perhitungan evaluasi dan safety factor pada penyangga kayu
lubang bukaan tambang dalam diperoleh nilai yang belum memenuhi syarat
secara teknis, untuk itu penulis merekomendasikan perancangan penyangga kayu
yang aman, yaitu dengan memperbaiki jarak antar penyangga atau dengan
mengganti dimensi kayu yang digunakan (pada bab V, tabel V.9 hingga V.12).
3. Perlu adanya pengontrolan secara berkala terhadap sistem penyanggaan yang ada
sekarang, sehingga kecelakaan kerja seperti ambrukan atap atau penyangga yang
patah dapat diantisipasi.