TINJAUAN TEORITIS
2.1. Gastritis
2.1.1. Definisi
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung. Menurut
Hirlan dalam Suyono (2006), gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa
dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa
dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain. Gastritis merupakan inflamasi dari
mukosa lambung klinis berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema
mukosa, kerapuhan bila trauma yang ringan saja sudah terjadi perdarahan (Hadi,
2002).
Penyebab asam lambung tinggi antara lain : aktivitas padat sehingga telat makan,
stress tinggi yang berimbas pada produksi asam lambung berlebih. Faktor lain yaitu
infeksi kuman (e-colli, salmonella atau virus), pengaruh obat-obatan, konsumsi
alkohol berlebih (Purnomo, 2009). Secara hispatologi dapat dibuktikan dengan
adanya infiltrasi sel-sel. Sedangkan, menurut Lindseth dalam Prince (2005), gastritis
adalah suatu peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronis, difus, atau lokal. Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung
paling sering diakibatkan oleh ketidakteraturan diet, misalnya makan terlalu banyak
dan cepat atau makan makanan yang terlalu
6
Universitas Sumatera Utara
berbumbu atau terinfeksi oleh penyebab yang lain seperti alkohol, aspirin, refluks
empedu atau terapi radiasi (Brunner, 2006).
Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan
pada manifestasi klinis, gambaran hispatologi yang khas, distribusi anatomi, dan
kemungkinan patogenesis gastritis. Didasarkan pada manifestasi klinis, gastritis
dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Harus diingat, bahwa walaupun dilakukan
pembagian menjadi akut dan kronik, tetapi keduanya tidak saling berhubungan.
Gastritis kronik merupakan kelanjutan dari gastritis akut (Suyono, 2006).
Gejala gastritis atau maag antara lain: tidak nyaman sampai nyeri pada saluran
pencernaan terutama bagian atas, mual, muntah, nyari ulu hati, lambung merasa
penuh, kembung, bersendawa, cepat kenyang, perut keroncongan dan sering
kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung. Gejala ini bisa menjadi akut,
berulang dan kronis. Disebut kronis bila gejala itu berlangsung lebih dari satu
bulan terus-menerus dan gstritis ini dapat ditangani sejak awal yaitu:
mengkonsumsi makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi
makanan pedas dan asam, berhenti merokok serta minuman beralkohol dan jika
memang diperlukan dapat minum antasida sekitar setengah jam sebelum makan
atau sewaktu makan (Misnadiarly, 2009).
Lambung sering disebut sebagai maag yang berfungsi untuk menampung
makanan. Sakit maag sering dihubungkan dengan faktor stress dan makan yang
tidak teratur. Keadaan stress memang bikin makan tidak teratur. Orang masih
percaya bahwa penyakit maag disebabkan oleh stress. Keadaan stress
yang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna
(Suratum, 2010). Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus
merupakan penyakit yang ringan. Penyebab terberat dari gastritis akut adalah
makanan yang bersifat asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa
menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi akibat
obstruksi pylorus (Brunner, 2006).
Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk
penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut
gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa
lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi yang berarti hilangnya
kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada
mukosa lambung tersebut (Suyono, 2006).
a. Gastritis Akut Erosif
Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan yang
terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di
klinik, sebagai akibat efek samping dari pemakaian obat, sebagai penyulit
penyakit-penyakit lain atau karena sebab yang tidak diketahui. Perjalanan
penyakit ini biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang dapat
menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas.
Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami pendarahan sering
diagnosisnya tidak tercapai.
10
11
dengan ulserasi menahun yang biasa pada traktus gastrointestinalis atas, jarang
menembus profunda kedalam mukosa dan tak disertai dengan infiltrasi sel radang
menahun. Tanpa profilaksis efektif, erosi stress akan berlanjut dan bersatu dalam
20% kasus untuk membentuk beberapa ulserasi yang menyebabkan perdarahan
gastrointestinalis atas, yang bisa menyebabkan keparahan dan mengancam nyawa.
B. Gastritis Kronik
Gastritis Kronik merupakan peradangan bagian mukosa lambung yang menahun.
Gastritis kronik sering dihubungkan dengan ulkus peptik dan karsinoma lambung
tetapi hubungan sebab akibat antara keduanya belum diketahui. Penyakit gastritis
kronik menimpa kepada orang yang mempunyai penyakit gastritis yang tidak
disembuhkan. Awalnya sudah mempunyai penyakit gastritis dan tidak
disembuhkan, maka penyakit gastritis menjadi kronik dan susah untuk
disembuhkan. Gastritis kronik terjadi infiltrasi sel-sel radang pada lamina propria
dan daerah intra epiteil terutama terdiri dari sel-sel radang kronik, yaitu limfosit
dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai
peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat ringan
pada gastritis kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub
epitel di sekitar cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai
kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan
dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi kronis) dan metaplasia intestinal.
12
Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe, yaitu:
tipe A yang merupakan gastritis autoimun adanya antibody terhadap sel parietal
yang pada akhirnya dapat menimbulkan atropi mukasa lambung, 95% pasien
dengan anemia pernisiosa dan 60% pasien dengan gastritis atropik kronik.
Biasanya kondisi ini merupakan tendensi terjadinya Ca Lambung pada fundus
atau korpus dan tipe B merupakan gastritis yang terjadi akibat helicobacter pylory
terdapat inflamasi yang difusi pada lapisan mukosa sampai muskularis, sehingga
sering menyebabkan perdarahan dan erosi (Suratum, 2010).
Klasifikasi histologi yang sering digunakan pada gastritis kronik yaitu: 1. Gastritis
kronik superficial
Gastritis kronik superfisial suatu inflamasi yang kronis pada permukaan mukosa
lambung. Pada pemeriksaan hispatologis terlihat gambaran adanya penebalan
mukosa sehingga terjadi perubahan yang timbul yaitu infiltrasi limfosit dan sel
plasma dilamina propia juga ditemukan leukosit nukleir polimorf dilamina profia.
Gastritis kronik superfisialis ini merupakan permulaan terjadinya gastritis kronik.
Seseorang diketahui menderita gastritis superficial setelah diketahui melalui PA
antara lain: hiperemia, eksudasi, edema, penebalan mukosa, sel-sel limfosit,
eosinofil dan sel plasma. Pemeriksaan klinis tidak jelas tetapi pasien mengalami
mual, muntah, pain-foof-pain dan nafsu makan berkurang. Pasien gastritis
superficial disarankan untuk istirahat total, mengkonsumsi makanan lunak dan
simptomatis (Misnadiarly, 2009).
13
14
Gastritis kronis. Keluhan pada gastritis kronis pada umumnya tidak spesifik
berupa perasaan tidak enak pada ulu hati yang disertai mual, muntah dan perasaan
penuh dihati. Penyebabnya antara lain: infeksi C.Pylori, gastropati reaktif,
autoimun, adanya tumor pada lambung dan faktor stress.
Tanda dan Gejala Gastritis
a. Tanda dan gejala Gastritis Akut
Gejala yang paling sering dijumpai pada penderita penyakit gastritis adalah
keluhan nyeri, mulas, rasa tidak nyaman pada perut, mual, muntah, kembung,
sering platus, cepat kenyang, rasa penuh di dalam perut, rasa panas seperti
terbakar dan sering sendawa ( Puspadewi, 2012)
b. Tanda dan Gejala Gastritis Kronis 1. Gastritis sel plasma
Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
Mausea sampai muntah empedu
Dyspepsia
Anorreksia
Berat badan menurun
Keluhan yang berhubungan dengan anemia
Penyebab Gastritis:
a. Makan tidak teratur atau terlambat makan. Biasanya menunggu lapar dulu, baru
makan dan saat makan langsung makan terlalu banyak (Puspadewi, 2009).
15
Bisa juga disebabkan oleh bakteri bernama Helicobacter pylori. Bakteri tersebut
hidup di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lamung. Fungsi
lapisan lendir sendiri adalah untuk melinudngi kerusakan dinding lambung akibat
produksi asam lambung. Infeksi yangt diakibatkan bakteri Helicobacter
menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang disebut gastritis (Aziz,
2011).
Merokok akan merusak lapisan pelindung lambung. Oleh karena itu, orang yang
merokok lebih sensitive terhadap gastritis maupun ulser. Merokok juga akan
meningkatkan asam lambung, melambatkan kesembuhan dan meningkatkan
resiko kanker lambung (Yuliarti, 2009).
Stress. Hal ini dimungkinkan karena karena system persarafan di otak
berhubungan dengan lambung, sehingga jika seseorang mengalami stress, bisa
muncul kelainan dalam lambungnya. Stress bisa menyebabkan terjadi perubahan
hormonal di dalam tubuh. Perubahan itu akan merangsang sel-sel dalam lambung
yang kemudian memproduksi asam secara berlebihan. Asam yang berlebihan ini
membuat lambung terasa nyeri, perih dan kembung. Lama-kelamaan hali ini dapat
menimbulkan luka di dinding lambung (Sari, 2008).
Efek samping obat-obatan tertentu. Konsumsi obat penghilangan rasa nyeri,
seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) misalnya aspirin, ibuproven
(Advil, Motrin dll), juga naproxen (aleve), yang terlalu sering dapat menyebabkan
penyakit gastritis, baik itu gastritis akut maupun kronis (Aziz, 2011).
16
17
tipe I. Autoimun gastritis juga berkaitan defisiensi B12 yang dapat membahayakan
tubuh (Aziz, 2011).
Patofisiologi Gastritis
0bat-obatan, alkohol, garam empedu, zat iritan lainnya dapat merusak mukosa
lambung (gastritis erosif). Mukosa lambung berperan penting dalam melindungi
lambung dari autodigesti oleh HCl dan pepsin. Bila mukosa lambung rusak maka
terjadi difusi HCl ke mukosa dan HCl akan merusak mukosa. Kehadiran HCl di
mukosa lambung menstimulasi perubahan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamine akan menyebabkan
peningkatan pemeabilitas kapiler sehingga terjadi perpindahan cairan dari intra sel
ke ekstrasel dan meyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul
perdarahan pada lambung. Lambung dapat melakukan regenerasi mukosa oleh
karena itu gangguan tersebut menghilang dengan sendirinya.
Bila lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus
menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan
mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukasa lambung. Faktor
intrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang
sehingga cobalamin (vitamin B12) tidak dapat diserap diusus halus. Sementara
vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah
merah. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan
perdarahan (Suratum, 2010).
18
19
Hindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung, misalnya aspirin,
vitamin C dan sebagaianya.
Hindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi
lambung (coklat, keju dan lain-lain).
Kelola stres psikologi seefisien mungki (Misnadiarly, 2009).
2.1.6 Diet Penyakit Gastritis/Penyakit Lambung
Diet penyakit gastritis adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan. Syarat-syarat diet penyakit gastritis adalah:
Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai dengan kemampuan pasien untuk menerimanya.
Lemak rendah yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara
bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis,
mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya tahan terima perorangan).
Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak dianjurkan
minum susu terlalu banyak.
20
1.
Sumber hidrat arang (nasi
Beras, kentang, mie,bihun,
Beras ketan, bulgur, jagung
atau penggantinya).
makaroni, roti, biskuit dan
cantel,singkong, kentang
tepung- tepungan.
goreng, cake, dodol.
2.
Sumber protein hewani.
Ikan, hati, daging sapi,
Daging, ikan, ayam (yang
digoreng,dikeringkan
atau goreng.
3.
Sumber Protein Nabati.
Tahu, tempe, kacang
Tahu, tempae, kacang merah,
dihaluskan.
panggang.
4.
Lemak.
Margarine, minyak (tidak
Lemak hewan, santan kental.
21
santan encer).
5.
Sayuran.
Sayuran yang tidak bnyk
Sayuran yang banyak
menimbulkan gas.
menimbulkan gas,
sayuran mentah.
6.
Buah-bauhan.
Pepaya, pisang rebus,
Buah yang banyak mengandung
buah.
jambu, nenas, durian, nangka dan
7.
Bumbu-bumbu.
Gula, garam, vitsin,
Cabai, merica, cuka, dan bumbu
bawang
Pola Makan
Pengertian Pola Makan
Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah atau jenis makanan
dengan maksud tertentu. (Depkes RI ,2009). Dengan demikian, pola makan yang sehat dapat
diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk melakukan kegiatan makan secara sehat.
Sedangkan yang dimaksud pola makan sehat dalam penelitian ini adalah suatu cara atau
usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis bahan makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Pola
22
23
setiap hari yang meliputi jenis makanan dan frekwensi makan yang berdasarkan pada
beberapa faktor yaitu :
1. Budaya
Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula
letak geografis mempengaruhi makanan yang di inginkannya. Sebagai contoh nasi
untuk orang-orang asia dan orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, carry untuk
orang India merupakan makanan pokok, selain makanan-makanan lain yang mulai
ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir
Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian selatan lebih banyak menyukai
goreng-gorengan.
2. Agama/kepercayaan
Agama/ kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai
contoh, agama Islam dan Yahudi Ortodoks mengharamkan daging babi, agama Roma
Khatolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan)
melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.
3. Status sosial ekonomi
Pilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status
social dan ekonomi. Sebagai contoh, orang kelas menengah kebawah atau orang
miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang
mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang
mahal harganya. Kelompok social juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan,
misalnya kerang dan seafood disukai oleh beberapa kelompok
24
25
yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar
daripada makan. Pola makan yang dianjurkan adalah pola yang sumbangan
energinya 60-70% berasal dari karbohidrat , 15-20% dari protein dan 20-30% dari
lemak, disamping cukup akan vitamin, mineral dan serat. Pola makan tersebut
terbagi dalam 3 periode yaitu sarapan, makan siang dan makan malam. Peranan
sarapan tidak boleh diabaikan, karena makanan menentukan kerja tubuh dari pagi
hingga siang hari.
2.2.2 Tujuan Makan
Secara umum tujuan makan menurut ilmu kesehatan adalah memperoleh energi
yang berguna untuk pertumbuhan, mengganti sel tubuh yang rusak, mengatur
metabolisme tubuh serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit (Uripi, 2004). Tujuan utama dari makanan yang kita makan adalah untuk
menyediakan berbagai nutrisi bagi tubuh. Ada enam kelas utama nutrisi penting
yang ditemukan dalam makanan yaitu: karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan air. Nutrisi ini melakukan tiga fungsi dasar yaitu: memberikan energi
untuk metabolisme tubuh, meningkatkan pertumbuhan dan pengembangan, serta
membantu mengatur proses tubuh.
Fungsi makanan bagi tubuh yaitu : sebagai sumber energi (tenaga), sumber bahan
pembangun sel dan jaringan tubuh serta menggantikan sel-sel tubuh yang rusak
atau tua, dan pengatur proses yang terjadi di dalam tubuh serta sebagai pelindung
tubuh terhadap berbagai penyakit. Energi yang diperlukan aktivitas tubuh berasal
dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Zat yang
26
berfungsi sebagai bahan pembangun tubuh adalah protein. Zat pengatur dan
pelindung tubuh terdiri dari mineral, vitamin dan air (Wenny, 2010).
2.2. 3 Jumlah/porsi makanan yang dikonsumsi
WHO, secara sederhana menggambarkan kebutuhan pangan yang dikonsumsi
sebagai sebuah piramida makanan. Bagian terbawah piramida makanan tersusun
atas bahan-bahan pangan sumber karbohidrat (roti, nasi, seral, pasta, jagung dan
lain-lain), yang dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 6-11 porsi sehari. Bagian
tengah piramida terdiri atas 2-4 porsi buah-buahan, 3-5 porsi sayur- sayuran, 2-3
porsi daging, unggas, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Sedangkan bagian atas
piramida hanya terdiri atas sedikit lemak, minyak dan pemanis gula (Prita, 2010).
Sebagai pedoman secara umum setiap hari dianjurkan makan tiga kali sehari yang
terdiri dari 1 piring nasi atau penukarnya, 1 potong ikan atau penukarnya, 1
potong tempe atau penukarnya, 1 mangkok sayuran dan buah-buahan. Kita harus
menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energy yang
dikeluarkan. Porsi merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang
dikonsumsi setiap kali makan. Dalam mengkonsumsi makanan haruslah seimbang
dengan kebutuhan remaja atau dewasa yang disesuaikan dengan umur dan porsi
ini disesuaikan dengan piramide makanan yaitu karbohidrat 50-60%, lemak 2530% dan protein 15-20%. Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari
energi yang dikeluarkan maka akan mengalami kelebihan berat badan. Jumlah
(porsi) standar yaitu:
27
Makanan pokok
Makanan pokok berupa nasi, roti tawar dan mie, jumlah atau porsi makanan
pokok terdiri dari nasi 100 gram, roti tawar 50 gram, mie untuk ukuran besar 100
gram dan ukuran kecil 60 gram.
Lauk pauk
Lauk pauk mempunyai dua golongan lauk nabati dan lau hewani, jumlah atau
porsinya: daging 50 gram, telur 50 gram, ikan 50 gram, tempe 50 gram (dua
potong), tahu 100 gram (dua potong).
Sayur
Sayur merupakan bahan makanan yang berasal dari dari tumbuh-tumbuhan,
jumlah atau porsi sayuran dari berbagai jenis masakan sayuran antara lain: sayur
100 gram.
Buah
Buah merupakan sumber vitamin terutama karoten, vitamin B1, vitamin B6,
vitamin C, dan sumber mineral, jumlah atau porsi buah ukuran buah 100 gram,
ukuran potongan 75 gram.
Makanan selingan atau kecil biasanya dihidangkan antara waktu makan pagi,
makan siang maupun sore hari. Porsi atau jumlah untuk makanan selingan tidak
terbatas jumlahnya (bisa sedikit atau banyak).
Minuman
Minuman mempunyai fungsi membantu proses metabolisme tubuh, tiap jenis
minuman berbeda-beda pada umumnya jumlah atau ukurannya untuk air putih
dalam sehari lima kali atau lebih per gelas (2 liter perhari), atau
28
susu 1 gelas (200 gram). Jumlah (porsi) makanan tersebut di atas adalah sesuai
dengan anjuran makanan menurut Achmad (2004).
Menurut Anonym (2009) bahwa porsi yang tepat pada saat makan memainkan
peranan besar untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan.
Menghidangkan porsi untuk semua kelompok makanan yang menentukan jumlah
jenis tertentu nakanan yang harus dikonsumsi saat makan. Porsi yang tepat dan
baik makan yang baik adalah:
Karbohidrat
Setengah cangkir beras, kentang tumbuk atau pasta adalah setara dengan satu
porsi sekitar ukuran satu sendok es cream. Sebuah kentang kecil dipanggang,
wafel atau sepotong roti juga satu porsi. Satu porsi roti jagung atau roll adalah
seukuran sebatang sabun.
Sayuran dan buah-buahan
Satu porsi sayuran setara dengan secangkir sayuran yang dimasak atau cangkir
jus sayuran. Satu porsi buah setara dengan setengah cangkir berry, apel sedang,
atau setengah jeruk atau mangga. Sayuran dan buah harus seukuran kepalan
tangan.
Daging, susu dan kacang
Satu porsi daging sama dengan tiga ons, sekitar satu dada ayam atau pon daging
ukuran telapak tangan atau setumpuk kartu. Tiga ons ikan adalah ukuran buku cek.
Satu porsi susu sama dengan - 1 ons keju atau satu cangkir susu atau yoguart.
Satu cangkir kacang dimasak sama dengan ukuran kepalan atau bola tenis.
29
Satu porsi makanan ringan sama dengan tiga atau empat crackers, segenggam
keripik atau pretzel, satu sendok es criem atau satu ons coklat. Satu porsi mentega
adalah seukuran perangko tetapi setebal jari. Satu porsi salad dressing sama
dengan dua sendok makan seukuran bola ping-pong.
2.4 Jenis makanan yang dikonsumsi
Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lamak
dan nutrient spesifik. Karbohidrat kompleks bisa kita penuhi dari gandum, beras,
terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi
karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manis-manis.
Konsumsi makanan yang manis 3-5 sendok makan perhari.
Makanan terbagi atas 2 jenis yaitu makanan ringan/makanan selingan dan
makanan utama yang memenuhi kalori tubuh sehari-hari. Makanan ringan atau
makanan selingan atau snack yang terdiri dari makanan ringan kering, basah
maupun berkuah adalah makanan yang dikonsumsi untuk selingan di sela-sela
makanan utama. Makanan utama terdiri dari makanan pokok, lauk pauk hewani
dan nabati, sayur, buah dan minuman. Di alam terdapat berbagai jenis bahan
pangan baik yang berasal dari tanaman maupun yang berasal dari hewan. Diantara
beragam jenis bahan pangan tersebut, ada yang kaya akan satu jenis zat gizi dan
ada yang kekurangan zat gizi karena itu manusia memerlukan berbagai macam
bahan pangan untuk menjamin agar semua zat gizi yang diperlukan tubuh dapat
dipenuhi dalam jumlah yang cukup (Prita, 2010)
Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram perhari. Untuk
memenuhinya dianjurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Konsumsi protein
30
harus lengkap antara protein nabati dan protein hewani. Sumber protein nabati
didapat dari kedelai, tempe dan tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan,
daging (sapi, ayam, kambing, kerbau). Sumber vitamin dan mineral terdapat pada
vitamin A (hati, susu, wortel dan sayuran), vitamin D (ikan, susu dan kuning
telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan dan kedelai), vitamin K (brokoli,
bayam dan wortel), vitamin B (gandum, ikan, susu dan telur), serta kalsium (susu,
ikan dan kedelai). Jenis makanan yang dikonsumsi dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Makanan Utama
Makanan utama adalah makanan yang dikonsumsi seseorang berupa makan pagi,
makan siang, dan makan malam yang terdiri dari makanan pokok, seperti nasi,
lauk pauk, sayur, buah, dan minum.Makanan pokok adalah makanan yang
dianggap memegang peranan penting dalam susunan hidangan. Pada umumnya
makanan berfungsi sebagai sumber energi (kalori) dalam tubuh dan memberi rasa
kenyang.
(Achmad, 2004).
Makanan Selingan
Makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat sendiri maupun yang dijual
di depan rumah atau di toko atau di supermarket. Makanan selingan menurut
bentuknya terdiri dari :
Makanan selingan bentuk kering seperti kripik pisang, kripik singkong, kacang
telor, pop corn dan sebagainya.
31
Makanan selingan berbentuk basah seperti lemper, semar, mendem, tahu isi,
pastel, pisang goreng dan sebagainya.
Makanan selingan berbentuk kuah seperti bakso, mie ayam, empek-empek, mie
ketupat dan sebagainya.
Fungsi makanan
Setiap makhluk hidup akan membutuhkan makanan untuk dapat tetap bertahan
hidup. Mengapa manusia memerlukan makanan? karena makanan diperlukan
tubuh manusia untuk pertumbuhan dan melakukan kegiatan sehingga tubuh tetap
sehat. Asupan gizi yang baik tidak akan terpenuhi tanpa makanan yang sehat.
Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung semua zat gizi. Zat gizi
tesebut di butuhkan tubuh untuk memperoleh energi. Selain itu, zat gizi digunakan
untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan sel-sel tubuh serta memelihara
kesehatan. Zat zat makanan yang diperlukan tubuh diantaranya karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan, air. Berikut ini merupakan fungsi umum dari
makanan yang kita makan setiap hari:
Untuk memberikan tenaga atau energi pada tubuh makhluk hidup sehingga dapat
melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit
Sumber pembangun tubuh baik untuk pertumbuhan maupun perbaikan tubuh.
Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tua yang usang dimakan usia.
32
33
Frekuensi yang telah distandarkan oleh Depkes di mana anjuran makan satu hari
rata-rata remaja/dewasa secara umum orang Indonesia dengan energi 2550 kkl dan
protein 60 bagi laki-laki dan bagi perempuan 1900 dan proteinnya 50. (Depkes RI,
2009). Orang yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang penyakit
gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda
pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga
timbul rasa nyeri . Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung
setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya
kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh
akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila
seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi
semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta
menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. Kebiasaan makan tidak teratur ini
akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal itu berlangsung lama,
produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding
mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak peptik. Hal tersebut
dapat menyebabkan rasa perih dan mual. Gejala tersebut bisa naik ke
kerongkongan yang menimbulkan rasa panas terbakar.
2.2.7 Jadwal makan
Jadwal makanan sama dengan manusia pada umumnya, yaitu pagi (jam 07.0008.00), selingan (jam 10.00) siang (jam 13.00-14.00), selingan (jam 17.00)
sore/malam (jam 19.00). Jadwal adalah teratur makan pagi, selingan pagi, makan
siang, selingan siang dan makan malam, makan ini sama dengan manusia pada
34
umumnya, yaitu pagi, siang dan sore. Disini hanya ditekankan untuk
mengkonsumsi makanan yang tidak menyebabkan pengeluaran asam lambung
secara berlebih. Jadi jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah
sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak
teratur (Almatsier, 2010).
Direktorat Gizi Masyarakat Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Umum
Gizi seimbang sebagai berikut:
Makan aneka ragam makanan
Makan makanan untuk memenuhi kecukupan energy
Makan makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energy
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan energy
Gunakan garam beryodium
Makan makanan sumber zat besi
Berikan ASI pada bayi
Biasakan makan pagi
Minum air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Hindari minum minuman beralkohol
Makan makanan yang aman bagi kesehatan
Beri label pada makanan yang dikemas.
35
36
Usahakan untuk tidak memasak bahan makanan dalam waktu terlalu lama karena
kandungan zat gizinya akan lebih banyak yang hilang.
Membentuk Pola Makan yang Baik
Pola makan yang baik merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses upaya untuk
membentuk pola makan yang baik hendaknya dilaksanakan secara dini.
Lingkungan sangat besar peranannya dalam membentuk pola makan seseorang.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membentuk pola makan yang baik
yaitu :
Menyediakan makanan yang bervariasi.
Makan makanan sumber tepung-tepungan, lauk pauk, sayuran dan buah.
Kurangi makanan belemak.
Batasi makanan bergula.
Kurangi makanan yang banyak mengandung garam.
Makan teratur.
Memberikan pengetahuan gizi.
Menciptakan suasana yang menggembirakan saat makan.
Menananmkan norma-norma yang berkaitan dengan makanan.
Menanamkan adat sopan santun saat makan.
Pada kasus gastritis diawali dengan pola makan yang tidak teratur sehingga
mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung yang memicu terjadinya
nyeri epigastrium.
37
2.3 Stres
Stres merupakan keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun
eksternal (stimulus) yang dapat membahayakan, tak terkendali atau melebihi
kemampuan individu sehingga individu akan bereaksi baik secara fisiologis
maupun psikologis (respon) dan melakukan usaha-usaha penyesuaian diri
terhadap situasi tersebut (Al Banjary, 2009).
Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang
menyebabkan seseorang sakit, tidak saja datang dari satu macam pemicu tetapi
ada beberapa faktor pemicu stres yaitu :
Faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti tuntutan fisik misalnya faktor kebisingan,
dan faktor tugas mencakup kerja malam, beban kerja, resiko dan bahaya.
Faktor struktur dan iklim kelompok adalah terpusat pada ssejauh mana individu
dapat berperan serta pada support sosial. Kurangnya peran serta atau partisipasi
dalam pengambilan keputusan sehuubngan dengan suasana hati dan perilaku
negatif. Peningkatan peluang untuk berperan serta menghasilkan peningkatkan
produktivitas dan peningkatan taraf dari kesehatan mental dan fisik.
Faktor ciri-ciri individu sebagai faktor alainnya yang dapat memicu terjadinya
stres artinya stres ditentukan oleh individunya sendiri, sejauh mana ia melihat
situasinya sebagai kondisi stres. Reaksi-reaksi psikologis, fisiologis dan bentuk
perilaku terhadap stres adalah hasil dari interaksi situasi dengan individunya,
mencakup ciri-ciri kepribadian yang khusus
38
39
susah tidur lagi, bangun terlalu pagi, koordinasi tubuh terganggu dan terasa mau
jatuh pingsan.
Tahap keempat, yaitu tahapan stres dengan keluhan, seperti tidakmampu bekerja
sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan menjenuhkan, respon
tidakadekuat, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering menolak
ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan dan
kecemasan.
Stres tahap kelima, yaitu tahapan stres yang ditandai dengan kelelahan fisik dan
mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana dan ringan,
gangguan pencernaan berat, meningkatnya ras takut dan cemas, bingung dan
panik.
Stres tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stres dengan tanda-tanda
seperti jantung bedebar keras, sesak nafas, badan gemetar, dingin dan banyak
keluar keringat, lemah serta pingsan.
Davis dan Newstrom dalam Margiati (1999) bahwa stres kerja disebabkan oleh
tugas yang telalu banyak, terbatanya waktu, kurang mendapatkan tanggungjawab,
ambiguitas peran, perbedaan nilai, frustrasi,perubahan tipe pekerjaan dan
perubahan atau konflik peran. Tugas yang terlalu banyak memang tidak
selalumenjadi penyebab stres, namun akan menjadi sumber stres bila banyaknya
tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu
yang tersedia bagi individu. Dalam kondisi tertentu, pihak atasan seringkali
memberikan tugas dengan waktu yang terbatas. Akibatnya, individu dikejar waktu
untuk menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan atasan.