Anda di halaman 1dari 9

22

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu di
di

Desa

Guluk-guluk

Kecamatan

Guluk-guluk

Kabupaten

Sumenep.

Pertimbangan pemilihan lokasi karena di Desa Guluk-guluk cukup banyak


pengusaha kunir instan yang sudah memproduksi sejak tahun 1990-an. Penelitian
ini akan dilakukan pada tahun 2012.

3.2 Metode Pengambilan Sampel


Responden adalah pengusaha kunir instan di Desa Guluk-guluk
Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep. Dalam teknik pengambilan sampel
peneliti menggunakan sampel probilitas dengan metode simple random sampling
artinya pengambilan sampel secara acak sederhana dimana anggota populasi
mempunyai kesempatan sama untuk dipilih menjadi sampel (Malo, 2000).
Dari hasil survey awal diketahui bahwa jumlah populasi pengusaha
minuman kunir instan di Desa Guluk-guluk Kecamatan Guluk-guluk sebanyak 12
pengusaha minuman kunir instan. Dan dalam penelitian mengambil 1 sampel
perusahaan yang dianggap dapat mewakili dari 11 perusahaan yang lainnya.
tujuan responden tersebut diambil untuk dapat memberikan informasi yang
diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.

22

23

3.3 Jenis Data


Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan secara
langsung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang
memerlukannya, contoh : kuisioner, data observasi dan data primer lainnya yang
diambil secara Cross Section dari satu kali proses produksi yang diperoleh
melalui wawancara secara langsung dari responden sampel serta menggunakan
daftar pertanyaan. Sementara data sekunder dapat diperoleh dari literatur-literatur
yang dapat menunjang penelitian serta Browsing melelui internet.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui metode wawancara
dengan bantuan Kuesioner. Informasi yang diperoleh dari observasi juga
diperlukan untuk memperoleh data informasi secara langsung mengenai produsen
kunir instan dan karakteristik responden guna melakukan analisis terhadap
efisiensi produksi. Selain itu data dari artikel, buku, literatur, dan penelitian
terdahulu dipergunakan sebagai kelengkapan penunjang penelitian ini.

3.5 Metode Analisis Data


Metode yang digunakan untuk menganalisis dan mengolah data dalam
penelitian ini adalah :

24

a. Biaya
Biaya pengeluaran dalam agroindustri minuman kunir instan dapat dibagi
menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap.
-

Biaya tetap = biaya penyusutan, biaya modal investasi, biaya tenaga kerja.

Biaya variabel = biaya bahan baku, biaya bahan bakar, biaya bahan pembantu,
biaya transportasi dan pengiriman produk.

Biaya total merupakan penjumlahan dari total biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya total dapat dirumuskan sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Keterangan :
TC

= Biaya total usaha agroindustri minuman kunir instan (Rp)

TFC = Total biaya tetap usaha agroindustri minuman kunir instan (Rp)
TVC = Total biaya variabel usaha agroindustri minuman kunir instan (Rp)
(Gasperz, 1999).

b. Penerimaan
Menurut Soedjarwanto dan Riswan (1994) bahwa penerimaan total (Total
Revenue) dari suatu usaha dapat diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah
produk yang dihasilkan (terjual) dengan harga dari produk tersebut. Secara
matematis dituliskan dengan rumus :
TR = Q x P

25

Keterangan :
TR

= Total penerimaan usaha agroindustri minuman kunir instan (Rp)

= Harga minuman kunir instan per sachet (Rp)

= Jumlah minuman kunir instan yang dihasilkan (sachet)

c. Keuntungan
Menurut Soekartawi (1995) keuntungan adalah selisih antara penerimaan
total dengan biaya-biaya. Biaya-biaya yang dimaksud meliputi biaya tetap
ditambah biaya tidak tetap / variabel yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri
kunir instan. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
= TR TC atau = Q x P (TFC + TVC)
Keterangan :

= Keuntungan usaha agroindustri kunir instan (Rp)

TR

= Total penerimaan usaha agroindustri kunir instan (Rp)

TC

= Total biaya usaha agroindustri kunir instan (Rp)

= Harga kunir instan per sachet (Rp)

Q = Jumlah kunir instan yang dihasilkan (sachet)


VC = Biaya variabel usaha agroindustri kunir instan (Rp)
FC = Biaya tetap usaha agroindustri kunir instan (Rp)
Semakin besar penerimaan yang diterima atau semakin kecil biaya yang
dikeluarkan maka semakin besar pula keuntungan yang akan diterima oleh
produsen. Sebaliknya bila penerimaan total yang diterima semakin kecil atau

26

biaya total yang dikeluarkan semakin besar maka keuntungan yang akan diperoleh
produsen akan semakin kecil pula.

d. Efisiensi Usaha
Sedangkan untuk mengetahui tingkat efisiensi/keuntungan usaha kunir
instan menggunakan rumus Return/Cost (R/C) Ratio yaitu

merupakan

perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya, (Soekartawi, 2001).


R/C Ratio =
Dinana :

TR
TC

TR = Total penerimaan
TC = Total biaya

Kreteria :
-

Jika R/C > 1 maka usaha kunir instan dikatakan efisien atau
menguntungkan.

Jika R/C < 1 maka usaha kunir instan dikatakan tidak efisien.

Jika R/C = 1 maka usaha kunir instan tersebut impas (tidak untung tidak
rugi).

e. Nilai Tambah
Nilai tambah didapatkan dari besarnya nilai akhir dari produksi
agroindustri kunir instan cap herbal dikurangi dengan besarnya nilai bahan baku
dan nilai bahan penolong dan sumbangan input lain. Menurut Zakaria (2000) nilai
tambah (NT) dapat dirumuskan sebagai berikut :

27

NT = Na (Nb + Ni)
Keterangan :
NT = Nilai tambah produk akhir agroindustri kunir instan (Rp)
Na = Nilai produk akhir agroindustri kunir instan (Rp)
Nb = Nilai bahan baku (Rp)
Ni = Nilai bahan penolong dan input lain (Rp).
Menurut Hayami dalam Sudiyono (2002), adapun perhitungan nilai
tambah seperti tampak pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 3.1. Format Analisis Nilai Tambah
No
Output, Input, Harga
1
Hasil produksi (Kg/Bulan)
2
Bahan baku (Kg/Bulan)
3
Tenaga kerja (Hok)
4
Faktor konversi
5
Koefisien Tenaga kerja
6
Harga produk (Rp/kg)
7
Upah rata-rata (Rp/kg)
PENDAPATAN
8
Harga bahan baku (Rp/kg)
10
Nilai produk (Rp/kg)
11
a. Nilai Tambah (Rp/kg)
b. Rasio nilai tambah (5%)
12
a. Imbangan tenaga kerja (Rp/kg)
b. Bagian tenaga kerja (5%)
13
a. Keuntungan
b. Tingkat keuntunan (5%)

Persamaan
A
B
C
A/B=M
C/B=N
D
E
F
MxD=K
K-F-G=L
(L/K)%=H%
NxE=P
(P/L)%=Q%
L-P=R
(R/K)%=O%

3.6 Definisi Operasional


Penelitian ini dititikberatkan pada tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui efisiensi dan nilai tambah produksi minuman kunir instan Cap
Herbal Desa Guluk-guluk Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep.

28

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu terletak pada variabel


penelitian yang diteliti yaitu mencakup :
1. Responden merupakan produsen kunir instan di Desa Guluk-guluk Kecamatan
Guluk-guluk.
2. Modal adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk digunakan oleh satu
unit usaha budidaya dalam proses pemeliharaan produksi mulai dari awal
sampai pada akhir produksi tersebut yang meliputi biaya vareabel dan biaya
tetap (Rp).
3. Bahan baku adalah bahan baku yang digunakan dalam pengolahan kunir
instan dalam satuan kg.
4. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan pengolahan
kunir instan dalam satuan Rp/HOK/hari.
5. Hok adalah lamanya seseorang bekerja, mulai pukul 07.00 wib sampai pukul
13.00 yang dinyatakan dengan Rp/orang.
6. Produksi adalah hasil produksi yang berupa kunir instan yang dinyatakan
dalam satuan sachet.
7. Produksi kunir instan adalah merupakan hasil pengolahan kunir menjadi kunir
instan yang dinyatakan dalam satuan sachet.
8. Harga adalah harga beli bahan baku dan harga jual hasil produksi kunir instan
dalam satuan Rp/kg.
9. Nilai tambah adalah selisih dari nilai produksi dikurangi biaya bahan baku dan
biaya input lainnya dalam satuan Rp/kg.

29

10. Keuntungan adalah selisih antara nilai tambah dikurangi dengan imbangan
tenaga kerja dalam satuan Rp/kg.
11. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses
produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu biaya investasi dan biaya operasional
(biaya variabel dan biaya biaya tetap).
12. Pendapatan adalah selisih total penerimaan tunai dikurangi seluruh biaya
yang dikorbankan selama proses produksi. Dimana hasil pendapatan ini
diperoleh dari total rincian nilai dari Total Penerimaan Total Cost. Total
Penerimaan adalah hasil dari jumlah biji bawang merah (produksi) x harga
(Rp), Sedangkan Total Cost merupakan rincian biaya dari biaya variabel dan
biaya tetap.
13. Agroindustri kunir adalah kegiatan pengolahan tanaman kunir.
14. Biaya total adalah semua biaya yang digunakan dalam usaha pembuatan kunir
instan, baik yang benar-benar dikeluarkan atau tidak, yang terbagi menjadi
biaya tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dalam satuan rupiah.
15. Biaya tetap adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi kunir instan
yang besarnya tidak dipengaruhi oleh kuantitas output yang dihasilkan dan
dinyatakan dalam satuan rupiah.
16. Biaya variabel (biaya tidak tetap) adalah biaya yang besarnya berubah ubah
secara proporsional terhadap kuantitas Output yang dihasilkan dan dinyatakan
dalam satuan rupiah. Yang termasuk dalam biaya variabel dalam penelitian ini

30

antara lain : biaya bahan baku, biaya bahan pembantu (penolong), biaya bahan
bakar, biaya transportasi dan pemasaran produk. Semua dinyatakan dalam
satuan rupiah/bulan.

Anda mungkin juga menyukai