Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA


Disusun Oleh :
Namira Caroline Ercho, S.Ked
Ranti Apriliani Putri, S.Ked

STASE ILMU FORENSIK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
APRIL 2015

BAB I
PENDAHULUAN
Epidemiologi kekerasan pada perempuan di Indonesia
masih sangat tinggi. Komisi Nasional Anti Kekerasan
Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
memperlihatkan pada tahun 2003 telah terjadi 5.934
kasus kekerasan terhadap perempuan.Sebanyak 2.703
di antaranya adalah kasus KDRT, dengan korban
terbanyak adalah istri, yaitu 2.025 kasus (75%).Tindakan
kekerasan terhadap perempuan terus meningkat secara
konsisten dari tahun ke tahun. Tindakan KDRT skala
nasional tahun 2008 mencapai 35.398 kasus dan
meningkat menjadi 43.000 kasus di tahun 2009. Dan
dibandingkan tahun 2009, kasus KDRT pada tahun 2010
meningkat sekitar 6,25%.

Definisi KDRT
UU no. 23 tahun
2004

Pasal 1 ayat 1

setiap perbuatan terhadap seseorang terutama


perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.

BAB II
ILUSTRASI KASUS
Identitas Korban
Nama

: Yani Poningsih

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 45 tahun

Kebangsaan

: Indonesia

Agama
Pekerjaan

: Islam
: Wiraswasta

Alamat
: Jl.Teuku Umar no.8 Lk.II Rt.007 Kel. Gunung Sari Kec. Tanjung
Pusat Bandar Lampung

Karang

Riwayat

Korban datang dengan keadaan sadar


dengan keadaan umum baik.

Korban mengaku dianiaya oleh suami


korban (Nugroho) pada tanggal 13 April
2015 sekira jam 12.00 waktu Indonesia
barat di kontrakan Nizar Gunung Sari Kec.
Tanjung Karang Pusat Bandar Lampung

HASIL PEMERIKSAAN

Luka-luka

Tekanan darah seratus dua puluh


per delapan puluh mili meter air
raksa,
frekuensi nadi delapan puluh kali per
menit,
frekuensi pernapasan dua puluh kali
per menit,

Pada dahi sisi kanan, tiga senti


meter dari garis pertengahan depan,
dua koma lima senti meter diatas
alis, terdapat memar warna kebiruan
ukuran tiga koma lima senti meter
kali dua koma lima senti meter
Pada dahi sisi kanan, tiga senti
meter dari garis pertengahan depan,
dua koma lima senti meter diatas
alis terdapat luka lecet warna
kemerahan diameter dua senti
meter
Bola mata kiri, tampak perdarahan
Pada kelopak bawah mata kiri, satu
koma lima senti meter dari garis
pertengahan depan, terdapat
memar warna biru kehitaman
ukuran tiga koma lima senti meter
kali dua koma lima senti meter
Pada hidung, terdapat luka lecet
warna kemerahan ukuran nol koma
tiga senti meter kali nol koma dua
senti meter
Pada telapak tangan kiri, terdapat
luka robek sepanjang dua senti
meter

BAB III
PEMBAHASAN
Prosedur
medikolegal
Keadaan
umum
Pemeriksaan
Luka

Prosedur Medikolegal
Pemeriksaan korban ini sudah sesuai dengan prosedur medikolegal

dengan adanya permintaan dari penyidik dalam hal ini permintaan


tertulis dari Misran Anwar, pangkat BRIPKA, NRP 60100184, jabatan
KA SPK III, atas nama Kepala Kepolisian Sektor Tanjung Karang Barat,
kepada Kepala RSAM Provinsi Lampung, atas korban yang
merupakan korban pemukulan dengan orang yang dikenal.

Permintaan dilakukan secara tertulis yang sesuai dengan pasal 133


KUHAP ayat 2

Pemeriksaan Keadaan Umum


Sudah dilakukan pemeriksaan secara baik dalam
kasus ini, diperiksa dengan tidak melewatkan
keadaan umum pasien saar datang dan didapatkan
hasil : Pasien datang dalam keadaan sadar dan
kondisi baik, dengan TD : 120/80 mmHg RR : 20
x/mnt N : 80 x/mnt

Pemeriksaan Luka Luka


Dalam hal hasil pemeriksaan pada
korban ini sudah memuat hasil
pemeriksaan yang objektif

Pemeriksaan dilakukan dengan baik


secara sistematis dari atas ke bawah
sehingga tidak ada yang tertinggal.
Deskripsinya juga tertentu yaitu mulai dari
letak anatomisnya, koordinatnya (absis
adalah jarak antara luka dengan garis
tengah badan, ordinat adalah jarak antara
luka dengan titik anatomis permanen yang
terdekat), jenis luka atau cedera,
karakteristiknya serta ukurannya.

Memar

Luka - luka

Luka Robek

Luka Lecet

Luka-luka yang dialami korban ini


termasuk luka derajat sedang
Karena yang dianggap sebagai hasil dari
penganiayaan sedang adalah keadaan
yang terletak diantara luka ringan dan
luka berat sehingga luka sedang
didefinisikan sebagai luka yang
mengakibatkan penyakit atau halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencahariannya untuk
sementara waktu

Simpulan
Pada pemeriksaan seorang korban
perempuan berumur kurang lebih 45 tahun
ini ditemukan memar pada dahi sisi kanan,
kelopak bawah mata kiri, luka lecet pada
dahi sisi kanan, hidung dan tampak
perdarahan pada bola mata kiri serta luka
robek pada telapak tangan kiri akibat
kekerasan tumpul.

Luka tersebut merupakan luka sedang yang


dapat menimbulkan halangan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-harii

DAFTAR PUSTAKA
Bangun, M., 2013. Pembuktian Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga Kaitannya dengan Visum et
Repertum. Diakses dari http://jurnal.usu.ac.id/index.php/jmpk/article/view/3535/1687 pada 30 September 2013
Ciciek, F., Ikhtiar Mengatasi Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Belajar Dari Kehidupan Rasulullah SAW., Jakarta:
Lembaga Kajian Agama Dan Jender dengan Perserikatan Solidaritas Perempuan, 1999
Munti (ed.), R.B., 2000. Advokasi Legislatif Untuk Perempuan: Sosialisasi Masalah dan Draft Rancangan UndangUndang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta: LBH APIK
Peraturan Pemerintah RI No. 4 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan dan Kerjasama Pemulihan Korban Kekerasan
dalam Rumah Tangga
Putri, dkk, 2010. Aspek Medikolegal Kekerasan dalam Rumah Tangga. diakses dari http://eprints.undip.ac.id/22097/
pada 30 September 2013
Ribka, P.D., 1998. Tindakan Kekerasan Terhadap Perempuan Dalam Keluarga, Hasil Penelitian di Jakarta, Jakarta:
Program Studi Kajian Wanita Program Pasca SarjanaUniversitas Indonesia
Sudjana, P. 2011. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal: Toksikologi: Surabaya. Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Munti (ed.), R.B., 2000. Advokasi Legislatif Untuk Perempuan: Sosialisasi Masalah dan Draft Rancangan UndangUndang Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta: LBH APIK
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
WHO, 2010, Definition and Typology of Violence, diakses dari
http://www.who.int/violenceprevention/approach/definition/en/index.htmlpada 30 September 2013
Tim Kalyanamitra, Menghadapi Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta: Kalyanamitra, Pusat Komunikasi dan
Informasi Perempuan, 1999

LAMPIRAN

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai