MODUL PERCOBAAN I
DEEP BED FILTER
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
dengan cara memasukkan air dengan arah yang berlawanan dengan pemasukan
umpan.
2.1.2. Plate and Frame Filter
Peralatan filter ini terdiri dari plate and frame yang tersusun bersama
dengan suatu filter cloth, dimana plate memiliki saluran untuk mengeluarkan
cairan filtrate jernih ke masing-masing plate. Umpan slurry dimasukkan melalui
saluran menuju frame yang terbuka sehingga slurry tersebut memenuhi frame.
Filtrate mengalir di antara cloth dan padatan akan membentuk cake pada bagian
frame dari cloth. Filtrat mengalir di antara filter cloth dan permukaan plate
menuju saluran pengeluaran. Filtrasi berlangsung sampai frame dipenuhi oleh
padatan, kemudian dilakukan pencucian sehingga cake akan meninggalkan plate.
Di sinilah terdapat saluran terpisah untuk memasukkan air pencucian cloth pada
setiap sistem dari frame dan keluar melalui saluran pembuangan.
2.1.3. Leaf Filter
Leaf filter dirancang untuk sejumlah besar slurry dengan pencucian yang
lebih efisien. Pada alat filtrasi ini slurry memasuki tangki dan ditekan sehinggga
menerobos filter cloth dimana cake akan terdeposit ke sisi luar dari leaf. Untuk
memisahkan cake maka shell harus dibuka dan kadang-kadang diberikan udara
dengan arah yang berlawanan ke dalam leaf untuk mengeluarkan cake.
2.1.4. Continuos Rotary Vacum Drum Filter
Jenis ini merupakan peralatan yang berguna untuk penyaringan, pencucian,
dan pengeluaran cake dalam urutan yang kontinu. Dimana drum dilengkapi
dengan sebuah medium filter serta drum berputar dimana suatu katup otomatias
yang berada ditengah membantu menjalankan penyaringan, pencucian, dan
pengeluaran cake.
2.1.5. Media Filter
Media filter untuk filtrasi sering digunakan untuk memisahkan padatan yang
akan tersaring dari slurry dan menghasilkan filtrat yang jernih. Porosnya juga
tidak mudah tersumbat sehingga laju filtrat cepat. Media filter harus dapat
memisahkan cake secara mudah dan bersih dan harus tahan secara kimia terhadap
larutan-larutan yang digunakan.
2.2. Jenis-Jenis Filter
2.2.1. Filter Butiran (Granular Filter)
Filter butiran terdiri dari:
2 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
a.
Suatu filter pasir lambat terdiri dari satu lapisan pasir yang ditahan oleh
sekitar 30 cm pecahan batu (gravel). Pasir biasanya mempunyai ukuran efektif 0.2
0.35 mm dengan kedalaman sekitar 60 120 cm. Air dialirkan ke filter tersebut
dengan laju alir sekitar 0.034 0.1 l/m2.det (0.05 0.015 gpm/ft2). proses filtrasi
dihentikan dan filternya dikeringkan dan lapisan permukaan bagian atas dari pasir
dibuang dengan cara scrapping. Karena laju alir air yang rendah, filter pasir
lambat membutuhkan areal yang luas dan capital cost agak tinggi.
b.
Filter pasir cepat terdiri dari 0.4 0.7 m lapisan pasir yang ditahan di atas
30 60 cm pecahan batu (gravel). Di dalam filter pasir cepat ukuran pasir efektif
adalah 0.4 0.8 mm (lebih besar daripada untuk filter pasir lambat). Laju alir air
biasanya sekitar 1.3 2.7 l/m2.det (2 4 gpm/ft 2). Unggun dibersihkan dengan
cara mengalirkan air melalui unggun berlawanan arah (back wash) dengan
kecepatan sedemikian sehingga unggun mengembang dan padatan yang tersumbat
terlepas dan terbawa bersama air cucian keluar.
c.
Filter Multimedia
Pada filter multimedia, unggun terdiri dari dua atau lebih lapisan bahan
butiran yang berbeda. Sebagai contoh, filter media ganda yang biasa terdiri dari
50 cm lapisan partikel batubara anthrasit dengan ukuran 1 mm diatas 30 cm
lapisan pasir silika dengan ukuran 0.5 mm. Lapisan atas (batubara anthrasit) yang
lebih besar ukuran pori-porinya berfungsi untuk mengurangi beban kandungan
padatan pada lapisan bawah (pasir silika).
d.
Precoat Filter
Bahan filter yang digunakan pada precoat filter ini adalah lapisan tipis
daripada tanah diatomi (diatomaceous) atau perlit yang dibuang pada akhir masa
pemakaian atau akhir siklus filtrasi. Bahan ini (endapan tanah diatomi) terdiri dari
kerangka fosil dari mikroskopik diatomi yang terbentuk jutaan tahun yang silam.
Bahan ini digali, kemudian dihancurkan, dikalsinasi, dipisahkan untuk
mendapatkan butiran halus yang berpori dengan berbagai bentuk yang
mempunyai ukuran 5-50 mikron.
e.
Sebuah filter terdiri dari sejumlah plat dan bingkai yang dipasang
sedemikian rupa sehingga diantara dua plat terdapat sebuah bingkai yang
3 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Bag Filter
4 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Kehilangan daya tekan (head loss) untuk suatu unggun butiran dengan
partikel yang seragam, kehilangan tekanan awal dalam suatu unggun yang bersih
diberikan oleh persamaan Kozeny berikut:
HL
1 L 2
us
f p 3
DP
Dimana:
HL
p
L
Dp
us
fp
=
=
=
=
=
=
=
Bila unggun terdiri dari beberapa lapisan bahan yang berbeda, persamaan
Kozeny dapat dipakai untuk masing-masing lapisan secara terpisah. Kalau terjadi
distribusi ukuran partikel secara kontinu sepanjang kedalaman unggun, persamaan
Kozeny harus ditulis dalam bentuk differensial kemudian diintegrasikan dengan
batasan sepanjang unggun tersebut (O-L).
5 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
Valve 7
Valve 6
Manometer
Unggun
Valve 5
Valve 9
Valve 8
Valve 3
Valve 4
Valve 2
Valve 1
Bak Filtrat
Bak Slurry
Pompa
Pembuatan slurry
Tahap downward
1.
2.
3.
4.
5.
6.
6 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
7.
8.
c)
Tahap backwash
1.
2.
3.
4.
d)
Dibuka kran (2), (4), dan (7), sedangkan kran lainnya dalam keadaan
tertutup.
Diatur laju alir backwash dengan membuka kran (5).
Dihitung pressure drop selama proses backwash sesuai dengan tugas.
Diambil filtrat untuk dihitung absorbansinya sesuai tugas yang
diberikan.
Menghentikan peralatan
1.
2.
3.
e)
Perawatan peralatan
1.
2.
3.
7 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
4.
PENUGASAN
No
Konsentrasi
CaCO3
(mg/L)
350
320
3
4
5
6
300
410
330
390
270
400
250
350
Waktu
(menit)
Interval
Waktu
(Menit)
Volume
Larutan
(L)
80
20
150
60
15
250
50
10
300
2,5
75
15
180
3,5
40
10
350
60
20
260
Laju Alir
(L/menit)
2
2,5
1,5
4
290
1,5
4
60
15
220
340
420
3,5
50
10
320
250
75
25
200
10
380
45
15
360
2
3
3,5
4,5
8 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
5.
DATA PENGAMATAN
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
9 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
40
41
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
10 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
38
39
40
41
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
11 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
36
37
38
39
40
41
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
12 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
34
35
36
37
38
39
40
41
NTU
NTU
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
M =
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
mg/L
Waktu =
Q=
L/menit
menit
13 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
MODUL PERCOBAAN II
PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
Q = h.A (Td T)
c.
Dimana:
Q
h
A
Td
T
Q = .A. (
Dimana:
6)
a.
Konveksi Alami
Konveksi Paksa
= diameter pipa
= panjang pipa
17 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
Prosedur percobaan dilakukan sebagai berikut:
a) Rangkai peralatan yang meliputi :
Pasang salah satu sampel (Finned dan Pinned) pada sisi bagian
belakang kolom apparatus yang terhubung dengan heater power
Pasang thermometer pada sampel melalui apparatus hole (Tw),
window hole (Tb) dan lingkungan (Ta)
b) Setelah peralatan terpasang dengan lengkap dan aman, sambungkan
Themal Convection dengan sumber listrik dan tekan tombol Supply.
c) Set Heater Power sesuai dengan penugasan yang diberikan. Amati dan
catat perubahan suhu pada masing-masing thermometer yang terpasang
(Tw, Tb dan Ta).
d) Untuk konveksi paksa, prosedur kerja sama dengan point a,b,c dan
tetapi sebelumnya di atur fan speed sesuai dengan penugasan. Amati
dan catat perubahan suhu pada masing-masing thermometer yang
terpasang (Tw, Tb dan Ta).
e) Setelah percobaan selesai, matikan heater power, buka semua peralatan
yang terpasang (sampel dan thermometer) serta jagalah bersihan tempat
anda bekerja.
f) Periksa dengan teliti rangkaian listrik pada peralatan agar tidak ada lagi
yang terhubung satu sama lain.
4.
Konveksi Paksa
P1 dan P2 sama pada konveksi alami
v = 5 m/s
v = 10 m/s
v = 15 m/s
v = 20 m/s
v = 25 m/s
18 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
5.
DATA PENGAMATAN
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
19 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
20 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
21 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
22 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
23 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
T (menit)
Tw (C)
Tb (C)
Ta (C)
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
60
24 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
Perpindahan energi dalam bentuk panas (heat) terjadi dalam banyak proses
kimia dan proses-proses lainnya. Perpindahan panas (heat transfer) adalah proses
perpindahan energi dari suatu benda atau sistem ke benda atau sistem lain sebagai
akibat dari gaya dorong (driving force) perbedaan temperatur. Perpindahan panas
sering terjadi dalam unit-unit operasi seprti pengeringan makanan, distilasi,
pembakaran bahan bakar dan evaporasi. Panas mengalir dari bagian temperatur
tinggi kebagian temperatur rendah. Perpindahan panas ini dapat terjadi secara
konduksi, konveksi dan radiasi.
Kalor dapat diangkut dengan tiga macam cara yaitu:
a.
Pancaran, sering juga dinamakan radiasi.
b.
Hantaran, sering juga disebut konduksi.
c.
Aliran, sering juga disebut radiasi.
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien temperatur atau bila dua sistem
yang temperaturnya berbeda disinggungkan maka akan terjadi perpindahan energi
yang disebut panas (heat) atau dengan kata lain bila dua benda atau lebih terjadi
kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bertemperatur lebih
tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah, hingga tercapainya
kesetimbangan termal. Energi ini tidak dapat diukur atau diamati secara langsung
tetapi arah perpindahan dan pengaruhnya dapat diamati dan diukur.
2.1. Konduksi
Konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat sehingga
perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman
karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran
energi kalor, adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan
secara konduksi ini dapat lebih mudah ditinjau jika perpindahan kalor terjadi
didalam zat padat isotropik, isotropik artinya adalah media tidak mempunyai
kecenderungan arah tertentu terhadap variable yang ditinjau dalam perpindahan
panas secara konduksi (Bird, dkk., 1960).
25 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Dimana:
h
= koefisien perpindahan kalor konveksi
Tw = suhu permukaan dinding
T = suhu fluida
Profil temperatur untuk perpindahan panas dengan konveksi dari fluida
panas ke fluida dingin dapat dilihat pada gambar berikut:
26 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Radiasi
PROSEDUR PERCOBAAN
1)
Alat-alat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tangki
Motor
Termometer
Batang Statis
Voltmeter
Pengaduk
1 buah
1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
g.
h.
i.
j.
k.
Heater
Timbangan
Stopwatch
Rol
Wayer
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
27 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
2)
Bahan
a. Air
3)
Prosedur Percobaan
1. Hubungkan cok voltmeter ke saklar yang ada di laboratorium.
28 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
6. Lalu letakkan tangki yang telah terisi air di atas batang statis, kemudian
pasang heater pada motor lalu sambungkan cok heater pada wayer.
29 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
30 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
e. Pada heater
31 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
10. Setelah temperatur fluida konstan, kemudian ditimbang sisa fluida yang
ada dalam tangki (W2) dan diukur sisa tinggi fluidanya.
32 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
33 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
4.
PENUGASAN
Volume fluida
:
%
Kecepatan pengadukan : 0 rpm, 60 rpm, 80 rpm,100 rpm, 120 rpm,
150 rpm
Voltase
: 100 volt, 120 volt, 150 volt, 180 volt, 200
volt
34 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
5.
DATA PENGAMANTAN
Temperatur
T4
T5
T6
T7
T8
T9
kg
kg
T8
T9
kg
kg
35 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Temperatur
T4
T5
T6
T7
T8
T6
T7
T9
kg
kg
T8
T9
kg
kg
36 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
MODUL PERCOBAAN IV
ALIRAN FLUIDA
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi)
secarapermanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di
dalam fluidatersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu
akan mengalir di ataslapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama
perubahan bentuk tersebut,terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya
bergantung pada viskositas fluidadan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu.
Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyaidensitas tertentu.
Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dantekanan
yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika
densitasnyapeka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida
tersebut digolongkancompresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang
incompresible, sedangkan gasumumnya dikenal sebagai zat yang compresible.
Dalam percobaan aliran fluida ini yang akan diamati adalah pengaruh
sistem perpipaan terhadap laju alir fluida dimana dalam sistem perpipan tersebut
ada pipa permukaan dalam yang kasar, pipa permukaan dalam yang halus, elbow,
orifice meter, ventury meter, pitot, static bend, sudden enlargement, sudden
contraction, gate valve, strainer dan ball valve.
Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan
ukuran danbentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk
membuka dan menutuppenuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi
tekanan dan laju aliran fluida, adapula valve yang berfungsi mengatur agar aliran
fluida terjadi pada satu arah saja.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi aliran fluida adalah yang
menyangkut dengan sifat fluida yaitu tekanan, temperatur, densitas, dan
viskositas. Viskositas fluida mungkin dipengaruhi oleh besar dan lama aksi yang
bekerja terhadapnya. Viskositas fluida mungkin dipengaruhi oleh besar dan lama
aksi yang bekerja terhadapnya.
Disamping viskositas, sifat fluida yang penting lainnya adalah densitas
(massa per satuan volume). Density atau rapat jenis () suatu zat adalah ukuran
untuk konsentrasi zat tersebut dan dinyatakan dalam massa persatuan volume;
sifat ini ditentukan dengan cara menghitung nisbah (ratio) massa zat yang
terkandung dalam suatu bagian tertentu terhadap volume bagian tersebut.
37 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
..(4.1)
2.
Energi potensial (zg) dari sistem masa fluida adalah energy yang timbul
karena posisi dari masa dalam gravitasi (g) dimana z tinggi relatif dalam
meter dari bidang.
Energi Kinetik (v2/2) dari satuan massa fluida adalah energi yang timbul
karena gerakan translasi atau rotasi.
Energi total dari fluida per satuan massa adalah:
E=U+
( )
E=U+
(English)
Selanjutnya dengan memperhatikan laju energi yang masuk dan yang keluar
dengan massa dalam volume yang diatur. Massa yang bertambah atau yang
bergerak dari sistem membawa energi dalam, energi kinetik dan energi potensial,
sebagai tambahan energi dipindahkan ketika massa mengalir ke dalam dan keluar
dari volume yang diatur.
38 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
3.
z2 g +
PROSEDUR PERCOBAAN
- Alat yang digunakan:
Pompa
Manometer
39 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
- Prosedur kerja:
1. Vent Valve yang berada pada ujung atas pipa dibuka untuk
mengeluarkan udara yang berada dalam pipa, agar tidak mengganggu
aliran air yang masuk ke dalam pipa. Buka inlet valve dan outlet valve
untuk saluran pengaliran air.
4. Kemudian air yang masuk kedalam pipa akan keluar dan ditampung
dalam baker glass (1000 ml) dan dihitung waktu yang dibutuhkan
sampai volume air mencapai 1000 ml, untuk ditentukan laju alirnya.
40 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Orifice
Venturi
Pitot
Tee
Bend 90
Strainer Y
Perpipaan 1
Smooth surface 1m
41 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Perpipaan 2
Sudden Enlargment
Sudden Contraction
Smooth Surface 1m
Perpipaan 3
Smooth Surface 1 m
Perpipaan 4
Strainer Y
Ball Valve
Elbow 45
Rough Surface 22 cm
42 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Rough Surface 1 m
Perpipaan 5
Elbow 90
Strainer
Globe Valve
Gate Valve
7. Setelah dihitung perbedaan tekanan disetiap perpipaan, maka dicatat
hasil pengamatan dari ketinggian manometernya. Hal ini dilakukan atau
diamati untuk tiap-tiap laju alirnya.
4.
PENUGASAN
43 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
5.
DATA PENGAMATAN
No
Jenis Pipa
1
2
3
4
5
6
Pipa Induk
Orifice Meter
Venturi Meter
Pitot Static
Tee
Bend 90
Strainer Y
Perpipaan 1
Smooth Surface 1 m
1
2
3
4
Perpipaan 2
Sudden Contraction
Smooth Surface 0,5 m
Smooth Surface 1 m
Sudden Enlargement
Perpipaan 3
Smooth Surface 1m
1
2
3
4
5
Perpipaan 4
Rough Surface 1 m
Rough Surface 0,2 m
Ball Valve
Elbow 45
Strainer Y
1
2
3
4
Perpipaan 5
Gate Valve
Globe Valve
Strainer
Elbow 90
44 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
MODUL PERCOBAAN V
SOLID HANDLING STUDY BENCH (SHB)
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
Bentuk Partikel
3.
PROSEDUR KERJA
d.
d.
e.
47 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
b.
c.
b.
c.
d.
48 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
b.
c.
49 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
4.
PENUGASAN
Klp
Sampel
(1200 gr)
Waktu
Kominusi
(menit)
Waktu
screening
(menit)
A-1
A-2
A-3
A-4
A-5
A-6
A-7
A-8
B-1
B-2
B-3
B-4
B-5
B-6
B-7
B-8
Arang
Batu kapur
Kacang kedelai
Batu bata
Kacang tanah
Batu bara
Kacang hijau
Tawas
Batu bara
Kacang hijau
Arang
Batu kapur
Kacang tanah
Tawas
Batu bata
Kacang kedelai
20, 40, 60
15, 30, 45
20, 40, 60
25, 50, 75
30, 40,50
30, 60, 90
40, 80, 120
15, 30, 45
20, 40, 60
15, 30, 45
20, 40, 60
30, 40,50
25, 50, 75
30, 60, 90
40, 80, 120
15, 30, 45
15 dan 30
10 dan 20
20 dan 40
15 dan 30
10 dan 20
20 dan 40
10 dan 20
25 dan 50
15 dan 30
25 dan 50
20 dan 40
25 dan 50
15 dan 30
20 dan 40
10 dan 20
15 dan 30
Tinggi
padatan
dalam hopper
(cm)
1 dan 1,5
1 dan 2
2 dan 2,5
1 dan 1,5
1 dan 2
2 dan2,5
1 dan 2
2 dan 2,5
1 dan 1,5
1 dan 2
2 dan 2,5
1 dan 1,5
1 dan 2
2 dan 2,5
1 dan 1,5
1 dan 2
50 | Jagalah kebersihan, ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama praktikum di Laboratorium OTK 1
Diameter
orifice (mm)
Kecepatan
mixing
(rpm)
Waktu
mixing
(menit)
6 dan 9
6 dan 12
9 dan 12
6 dan 9
9 dan 12
6 dan 12
9 dan12
6 dan 9
9 dan12
6 dan 15
6 dan 9
9 dan 15
6 dan 12
9dan 15
6 dan12
6 dan15
30 dan 40
20 dan 50
30 dan 60
30 dan 40
20 dan 50
30 dan 60
30 dan 40
20 dan 50
30 dan 60
30 dan 40
20 dan 50
30 dan 60
30 dan 40
20 dan 50
30 dan 60
30 dan 40
10
15
20
10
15
20
10
15
20
10
15
20
10
15
20
10
5.
DATA PENGAMATAN
a.
Distribusi Partikel
Sampel pada waktu kominusi x menit
Berat Awal
= ..... gram
Berat Akhir
= ..... gram
Waktu pengayakan
= ..... gram
Tabel 5.1 Berat partikel yang tertahan pada waktu kominusi x menit
Ukuran Ayakan
Berat Pertikel Tertahan
Berat Pertikel Terlolos
(mesh)
(gram)
(gram)
4
6
8
25
60
Pan
b.
Sudut Luncur
Sampel pada waktu kominusi x menit dan pengayakan y menit
Sudut luncur ( )
2
3
Rata-rata
51 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
c.
Waktu (detik)
Massa (gram)
4
6
8
25
60
Pan
d. Pencampuran (mixing)
Tabel 5.4 Data pencampuran pada sampel
Kecepatan mixing
Waktu mixing
(rpm)
(menit)
52 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
MODUL PERCOBAAN VI
AGITASI MEKANIK DAN PENCAMPURAN CAIRAN
1.
TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
53 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
b.
c.
d.
e.
f.
Untuk mencampur zat cair yang mampu campur (miscible), sebagai contoh
metil alkohol dengan air.
Untuk mendispersikan gas dalam zat cair dengan berbentuk gelembunggelembung kecil.
Untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat campur sehingga membentuk
emulsi atau suspensi partikel halus pada kedua zat cair immiscible tersebut.
Untuk mempercepat perpindahan kalor antara zat cair baik sesama bahan
dengan menyuplai panas yang ada dalam tangki pencampuran tersebut.
Untuk mempercepat perpindahan massa antara fase yang terdispersi.
Zat cair biasanya diaduk di dalam sutu tangki atau bejana, biasanya yang
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Di dalam tangki itu dipasang
impeller pada ujung tutup yang ditumpu dari atas dan digerakkan oleh motor. Tangki
itu biasanya dilengkapi dengan lubang masuk dan lubang keluar, kumparan kalor,
mantel, dan sumur untuk menempatkan termometer atau piranti pengukuran suhu
lainnya. Impeller itu akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang
menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam bejana dan akhirnya kembali ke impeller.
Menurut arus yang dihasilkan, impeller terbagi dua (Suhendrayatna, 2005)
yaitu:
a.
b.
Komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller.
Komponen longitudinal yang bekerja pada arah paralel dengan poros.
Komponen tangensial atau rotational yang berkerja pada arah singgung
terhadap lintasan di sekeliling poros.
Pola aliran keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga
komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen radial dan komponen
longitudinal sangat aktif dalam memberi aliran pencampuran.
54 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
f.
g.
h.
i.
55 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
j.
Bilangan ini menggambarkan jenis aliran dalam fluida yang disebabkan oleh
putaran batang pengaduk. Secara matematis bilangan Reynold dapat ditulis:
(
Dimana:
Da = Diameter impeller
n
= Kecepatan putaran fluida
= Densitas
= Viskositas
2.
Dimana:
P
= Daya keluaran motor
Da = Diameter impeller
n
= Kecepatan putaran impeller
= Densitas
56 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
3.
Dimana:
Da = Diameter impeller
n
= Kecepatan putaran impeller
gc
= Gravitasi bumi
3.
PROSEDUR PERCOBAAN
1.
2.
57 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
3.
4.
5.
6.
58 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
7.
8.
4.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Diamati pola aliran dengan memasukkan sejumlah butiran padat yang dapat
mengapung diatas permukaan fluida. Diamati pola yang terjadi (pandangan dari
atas dan samping).
Kebutuhan daya ditentukan dengan menghubungkan voltmeter dan miliampere
untuk satu putaran pengaduk tertentu
PENUGASAN
Fluida
Air
Clay 15%
Clay 20%
Clay 25%
Clay 30%
Kapur 15%
Kapur 20%
Kapur 25%
Kapur 30%
Kanji 15%
Kanji 20%
Kanji 25%
Kanji 30%
H/Dt
0,70
0,75
0,80
0,85
0,90
0,95
1,00
E/Dt
0,70
0,75
0,80
0,85
0,90
0,95
1,00
1,05
1,10
1,15
1,20
1,25
1,30
1,35
1,40
1,45
1,50
RPM
110
115
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
Volt
120
125
130
135
140
145
150
155
160
165
170
175
180
120
125
Tentukan:
1. Waktu pencampuran sehingga homogen
2. Densitas fluida
3. Viskositas fluida
4. Hubungan antara kecepatan putaran dengan waktu pencampuran
5. Bilangan tak berdimensi
6. Jika terjadi penyimpangan, jelaskan penyebabnya.
59 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
5.
Ukuran (cm)
Ukuran
60 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
5.3 Data Pola Aliran untuk Berbagai Jenis Tangki dan Impeller
Tampak samping
Tampak Atas
Pola Aliran dan Vorteks
Impeller propeller
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk
centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk offcentre
Pola aliran pada tangki
ber-baffle dengan posisi
pengaduk centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk offcentre
Impeller paddle
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk
centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk offcentre
Pola aliran pada tangki
ber-baffle dengan posisi
pengaduk centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk offcentre
Impeller turbin
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk
centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk off61 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
centre
Pola aliran pada tangki
ber-baffle dengan posisi
pengaduk centrally
Pola aliran pada tangki
tanpa baffle dengan
posisi pengaduk offcentre
5.4 Data Waktu Pencampuran untuk Fluida Air pada Pengaduk Propeller
Waktu Pencampuran (s)
Voltase Kecepatan
Unbaffle
Baffle
(V)
(Rpm)
Central
Off-Centre
Central
Off-Centre
62 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
5.5 Data Waktu Pencampuran untuk Fluida Air pada Pengaduk Paddle
Waktu Pencampuran (s)
Voltase Kecepatan
Unbaffle
Baffle
(V)
(Rpm)
Central
Off Centre
Central
Off Centre
5.6 Data Waktu Pencampuran untuk Fluida Air pada Pengaduk Turbin
Waktu Pencampuran (s)
Voltase Kecepatan
Unbaffle
Baffle
(V)
(Rpm)
Central
Off-Centre
Central
Off-Centre
63 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
64 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
Jenis
Pengaduk
Jenis
Tangki
Posisi
Pengaduk
Pola Aliran
Central
Unbaffle
Off-Centre
1
Propeller
Central
Baffle
Off-Centre
Central
Unbaffle
Off-Centre
Turbine
Central
Baffle
Off-Centre
Central
Unbaffle
Off-Centre
Paddle
Central
Baffle
Off-Centre
65 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1
Jenis
Pengaduk
Jenis
Tangki
Posisi
Pengaduk
Vorteks
Central
Unbaffle
Off-Centre
1
Propeller
Central
Baffle
Off-Centre
Central
Unbaffle
Off-Centre
Turbine
Central
Baffle
Off-Centre
Unbaffle
Paddle
Baffle
Central
Off-Centre
Central
Off-Centre
66 | Jaga Kebersihan, Ketertiban, kedisiplinan dan ketelitian selama Praktikum di Laboratorium OTK 1