Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMASI FISIKA II

MIKROMERITIKA

NAMA

: ANGGA KESUMAH

NPM

: 260110140149

HARI,TANGGAL PRAKTIKUM

: RABU, 6 MEI 2015

ASISTEN

: 1. NURUL ROHMANIASARI
2. ZEFANYA OKTIVINA

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015

Abstak
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel kecil, pengetahuan dan
kontrol dari partikel penting dalam ilmu farmasi dan material. Ada tiga percobaan
yang dilakukan pada praktikum ini yaitu menentukan kerapatan partikel dengan
piknometer , menentukan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat , serta menentukan
kerapatan curah dan kerapatan mampat. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah Strach 1500 dan menggunakan pelarut organik yaitu paraffin cair. Kerapatan
sejati dihitung menggunakan piknometer, kerapatan curah dan kerapatan mampat
dihitung menggunakan alat tapping, dan kecepatan alir dan sudut istirahat diukur
menggunakan alat pengukur kecepatan alir serbuk. Hasil yang diperoleh dari
percobaan ini adalah kerapatan sampel yang diukur dengan menggunakan piknometer
diperoleh hasil 3,61 gr/ml. Hasil dari sifat alir strach 1500 dapat disimpulkan bahwa
dengan perhitungan Indeks Carr , strach 1500 memiliki sifat aliran buruk, sedangkan
dengan menggunakan sudut istirahat dan laju alir, strach 1500 memiliki sifat aliran
sangat sulit mengalir.
Kata kunci : mikromeritika, starch 1500, laju alir, sudut istirahat, indeks carr

Abstract
Mikromeritika is the science and technology of the tiny particles, knowledge and
control of the particle is important in the pharmaceutical and material science. There
are three experiments conducted in this lab is to determine the density of particles
with a pycnometer, determine the flow rate of the powder and the angle of rest, as
well as determining the bulk density and the density of compressible. Materials used
in this lab is strach 1500 and using an organic solvent that is liquid paraffin. True
density is calculated using a pycnometer, bulk density and the density of
compressible calculated using tapping tools, and the flow velocity and the angle of
the break were measured using a powder flow rate measuring device. The results
obtained from this experiment is that the sample density was measured using a
pycnometer obtained results of 3.61 g / ml. Results from 1500 strach flow properties
can be concluded that the calculation of Carr Index, strach 1500 has poor flow
properties, while using the angle of rest and the flow rate, strach 1500 has properties
very difficult flowing stream.
Keywords: mikromeritika, starch 1500, flow rate, corner breaks, indices carr

MIKROMERITIKA
I.

II.

Tujuan
1. Menentukan ukuran partikel secara mikroskopik
2. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
3. Menentukan kerapatan alir serbuk dan sudut
4. Menentukan kerapatan curah (ruah, longgar, bulk) dan kerapatan mampat
5. Menentukan sifat aliran serbuk
Prinsip
1. Kalibrasi mikrometer
Kalibrasi sebuah micrometer yaitu adjustment kembali ketitik nol untuk
mendapatkan hasil ukur yang lebih presisi (Takarina, 2014).
2. Kerapatan sejati
Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk rongga yang terbuka
dan tertutup (Mochtar,1990).
3. Kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
Kecepatan alir diperoleh dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah
tertentu serbuk untuk mengalir melewati corong. Sudut istirahat diperoleh
dengan mengukur tinggi dan diameter tumpukan serbuk yang terbentuk
(Lachman, 1994).
4. Kerapatan curah dan kerapatan mampat
Kerapatan curah adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan pori
antarpartikel. Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid
bergerak melewati partikel (Gibson.2004).
5. Adhesi dan Kohesi
Adhesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar partikel yang
berbeda jenis.Kohesi didefinisikan sebagai gaya tarik menarik antar
partikel sejenis (Febriyani,2014).
6. Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel

III.
IV.

yang memiliki massa di alam semesta (Mesuji,2014).


Reaksi
-----Teori Dasar
Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik ole Dalla
Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat

dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspense farmasi serta
serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel yang
mempunyai ukuran serbuk lebih kasar,granul tablet dan garam granular berada
dalam kisaran ayakan (Martin,2008).
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi mengenai partikel kecil,
pengetahuan dan kontrol dari partikel penting dalam ilmu farmasi dan
material. Ukuran luas permukaan partikel dapat berhubungan dengan sifat
fisik, sifat kimia, dan sifat-sifat farmakologi dari obat-obatan secara klinis.
Ukuran partikel dapat mempengaruhi pelepasan dari bentuk sediaan yang
diberikan secara oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang baik dari
suspensi, emulsi dan tablet baik stabilitas fisika dan respon farmakologi juga
tergantung pada ukuran dari partikel yang ada di dalam suatu produk
(Mochtar, 1990)
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi. Sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya. Ukuran partikel
yang juga luas permukaan spesifik dapat dihubungkan dengan sifat-sifat
fisika, kimiawi, farmakologi suatu obat (Lachman, 1986)
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari
umunya jumlah bahan besar (ditandai dengan junlah dasar) suatu contoh yang
representatif. Karenanya suatu pemisahan bahan awal dihindari oleh karena
dari suatu pemisahan, contoh yang diambil berupa bahan halus atau bahan
kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-1000 g digunakan
apa yang disebut Pembagi, Contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang
amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pengambilan contoh
sebaiknya dipilih menurut program acak (Voigh, 1994).
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam
farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranana besar dalam pembuatan
sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya (Parrot, 1990).
Pentingnya mempelajari mikromeritik, yaitu :
1. Menghitung luas permukaan

2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat


3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara
peroral, suntikan, dan topical
4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspense dan disperse
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
(Parrot, 1990).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai partikel adalah dengan
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuka dari kawat dengan ukuran
lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan utuk menyatakan jumlah lubang
tiap inchi linear (Parrot, 1990).
Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel:
1. Mikroskopik opticMetode ini menyatakan bahwa suatu emulsi atau
suspensi, diecerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan
ditempatkan pada pentas mekanik. Dibawah mikroskop tersebut, pada
tempat

dimana

partikel

terlihat,

diletakkan

micrometer

untuk

memperlihatkan ukuran partikel tersebut.


2. PengayakSuatu metode yang paling sederhana, tetapi realtif lama dari
penenetuan ukuran partikel adalah meted analisis ayakan. Disini
penentunya adalah pengukuran geometik partikel.
3. Dengan cara sedimenteasiCara ini pada prinsipnya menggunakan rumus
sedimentasi stocks, dan dasar untuk metode ini adalah aturan Stokes.
(Martin, 1990).
Partikel adalah fase terdispersi, kcepatan alir merupakan waktu yang
dibutuhkan suatu zat/serbuk untuk seluruhnya mengalir, diukur dengan cara
mengukur waktu jatuh yang diperlukan oleh sejumlah serbuk yang ditaruh di
dalam suatu corong sampai seluruh serbuk tersebut turun. Cara pengukuran
seperti ini, selain dapat menentukan kecepatan alir serbuk sekaligus dapat
menentukan sudut diam. Sudut istirahat merupakan sudut yang dibentuk
antara tetes timbunana serbuk dengan bidang datar (Mhamath, 2011).
Kecepatan alir diketahui melalui metode corong. Metode ini paling
sederhana untuk menetapkan mampu alir granul secara langsung, yakni
kecepatan alir granul. Dengan membagi massa serbuk dengan waktu keluar

tersebut, kecepatan alir diperoleh sehingga dapat digunakan untuk


perbandingan kuantitatif granul yang berbeda.
Kecepatan aliran granul = massa (g) / waktu (s)
Hubungan Antara Kecepatan Alir Dengan Sifat Aliran Granul
Laju alir
>10
4-10
1,6-4
<1,6

Sifat aliran
Sangat baik
Baik
Sukar
Sangat sukar
(Aulton,1988)
Metode sudut istirahat telah digunakan sebagai metode tidak langsung
untuk mengukur mampu alir granul karena hubungannya dengan kohesi
antarpartikel. Banyak metode yang berbeda untuk menetapkan sudut istirahat
dan salah satunya yang digunakan adalah metode corong. Definisi sudut
istirahat adalah sudut permukaan bebasdari tumpukan granul dengan bidang
horizontal.
Sudut istirahat () : Arc Tangen = 2 tinggi puncak granul / diameter
lingkaran
Hubungan Sudut Istirahat Dengan Tipe Aliran
Sudut istirahat ( )

Sifat aliran

<25
25-30
30-40
>40

Sangat baik
Baik
Sukar
Sangat sukar
(Aulton,1988)
Pada industry farmasi, mikromeritik diperlukan dalam pengolahan

tablet dan granul, dalam pengisian cangkang kapsul gelatin, dan penanganan
V.

serbuk secara umum (Lachman, 1994).


Alat dan Bahan
5.1.
Alat
1.Alat pemampat serbuk
2.Alat pengukur kecepatan alir serbuk

3.Gelas ukur
4.Piknometer (10 ml)
5.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Bahan
Asetosal
Am protob
Bimisel
Paraffin cair
Paracetamol
Primojel
Struch 15000

Gambar alat

VI.

Prosedur
1. Menentukan kerapatan partikel dengan piknometer
Menimbang piknometer kosong 5ml (W1.g). Mengisi piknometer
dengan parafin cair sampai batas 5ml. Menimbang diatas neraca
analitik (W1). Menentukan bobot solven (parafin cair) dengan rumus
W2=W1-W1. Mengeluarkan sedikit parafin cair dari pinkometer.
Memasukan starch 1 gram, lalu piknometer diisi kembali dengan
paraffin cair hingga penuh (W3) ke dalam piknometer. Ditimbang
beratnya dengan neraca analitik (WS). Dihitung W4=WS-W1.
2. Menentukan kecepatan alir sebuk dan sudut istirahat
Menimbang strach 50 gram. Memasukan ke dalam corong yang ada
pada alat penentu kecepatan alir serbuk yang bawahnya ditutup.
Membuka tutup bawah corongnya. Mengamati dan mencatat waktu
saat seluruh serbuk strach mengalir. Melakukan percobaan tersebut
tanpa dan dengan penggetar. Mengukur diameter timbunan serbuk
dengan menentukan diameter, dan Mengambil rata-ratanya. Mengukur
tinggi puncak timbunan serbuk strach.
3. Menentukan kerapatan curah dan kerapatan mampat
Menimbang sampel seberat 50 gram. Dimasukan ke dalam gelas ukur
100ml

dengan

hati-hati.

Mencatat

volume

serbuk

strach.

Memampatkan serbuk dengan alat pemampat dengan kecepatan 250


ketukan/m. Menentukan pemampatan dengan variasi ketukan,
VII.

dilakukan dengan mengatur waktu.


Data Pengamatan
Penentuan Kerapatan Partikel dengan Piknometer
Bobot piknometer kosong
= 15,9 gram
Bobot piknometer + pelarut = 36,6 gram
W2 = 36,6 15,9 gram
= 20,6 gram
Bobot sampel
= 1 gram
Bobot piknometer +plarut +sampel= 36,8 gram
W3 = 36,8 15,9
= 20,9 gram
20,6 1
=
20,615,9+1

20,6
=3,61 gr /ml
5,7

Kecepatan alir dan sudut istirahat


Pengulangan
1
2
3
Rata-rata

Waktu (s)

Diameter

Tinggi

Tan

27,32
36,80
25,36
29,59

(cm)
9,35
9,55
10,05
28,96

(cm)
4
4
3,9
3,96

0,85
0,84
0,77
0,693

Perhitungan:
Sudut istirahat (

tan =

tinggi
8
tan=
jari jari
9,35

= 0,85

=40,36
tan=

8
9,55

= 0,84

=40,03

tan=

8
10,05

= 0,77

=37,59

Kecepatan alir =

massa
waktu

(1) Kecepatan alir =

25
=0,915 gr / s
27,32

(2) Kecepatan alir =

25
=0,692 gr / s
36,80

(3) Kecepatan alir =


(4) Rata-rata =

25
gr
=0,986
28,96
s

0,915+ 0,692+ 0,986


gr
=0,864
3
s

40,36
40,03
37,59
39,32

Kerapatan curah dan kerapatan mampat


Bobot sampel = 25 gram
No

Jumlah

Volume

Kerapatan

1
2
3
4
5
6
7

ketukan
50
100
125
200
250
300
Volume awal

48
40,5
40
40
40
40
58

0,52
0,617
0,625
0,625
0,625
0,625
0,431

Perhitungan:
massa
=
volume
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

25
=0,52 gr /cm 3
48

25
=0,617 gr /cm 3
40,5

25
=0,625 gr /cm 3
40

25
=0,625 gr /cm 3
40

25
=0,625 gr /cm 3
40

25
=0,625 gr /cm 3
40

25
=0,431 gr /cm3
58

Indeks Carr
IC=

mampat curah
x 100
mampat

IC=

0,6250,431
x 100
0,625

= 31,04 %
Rasio Hausnerr

kerapatanmampat
kerapatan curah

0,625
0,431

= 1,45

Penentuan Kerapatan Partikel dengan Piknometer

No

Perlakuan

.
1.

Piknometer 25 mL W1 = 15,9 gram


kosong ditimbang

Hasil

Gambar

2.

Solven yang tidak Didapatkan


melarutkan
sebanyak
lalu

bobot

diukur solven
25

dituang

mL, W2 = 20,6 gram


ke

piknometer,
kemudian ditimbang
(W1)

3.

Ditimbang 1 gram 1 gram serbuk starch


serbuk starch 1500 1500
(W3)

4.

Beberapa

mL Didapatkan W4

paraffin dikeluarkan W4 = 20,9 gram


dari piknometer dan
serbuk starch 1500 1
gram dimasukkan ke
dalamnya
5.

(W5),

kemudian ditimbang
Dihitung kerapatan

= 3,61 gram/mL

sejatinya
Kecepatan alir dan sudut istirahat

No.
1.

Perlakuan
Hasil
Serbuk starch 25 gram

Gambar
serbuk

1500 ditimbang starch 1500


sebanyak

25

gram

2.

Digerus hingga Serbuk lebih halus


halus
menggunakan
mortir,

lalu

diayak dengan
pengayak
3.

100
Serbuk

no.
starch Serbuk starch 1500

1500 25 gram dalam

corong,

dimasukkan ke belum mengalir


dalam

corong

pada

alat

pengukur
kecepatan
serbuk
lubang
bawahnya
ditutup

alir
yang

4.

Dibuka

tutup Serbuk

sulit

bawah, diamati, mengalir sehingga


dan

dicatat dibutuhkan

waktunya saat bantu

alat
untuk

seluruh sampel mengalirkan


mengalir

serbuk
Waktu (detik)
Pengulangan

1:

27,32
Pengulangan

2:

36,11
Pengulangan

3:

25,36
Rata-rata
5.

Diukur

29,59
Diameter (cm)

diameter

Pengulangan 1 =

timbunan

9,35

serbuk dengan Pengulangan 2 =


menentukan 4 9,55
garis diameter Pengulangan 3 =
dan

diambil 10,05

harga
6.

ratanya
Diukur

rata- Rata-rata

28,95
tinggi Tinggi (cm)

timbunan

Pengulangan 1 = 4

serbuk

Pengulangan 2 = 4
Pengulangan 3 =

3,9
Rata-rata
7.

3,96
= 40,36
Sudut istirahat
1
dihitung
= 40,03
2
dengan
data
diameter

dan

= 37,59

tinggi timbunan
dari serbuk

Kerapatan curah dan kerapatan mampat


No

Perlakuan

Hasil

.
1.

Ditimbang serbuk starch 1500 50

Gambar
gram

sebanyak 25 gram sebanyak dua serbuk


kali, dimasukkan dalam beaker starch
glass

1500
dalam
beaker
glass

2.

Serbuk starch 1500 40 gram Didapatkan


dimasukkan ke dalam gelas ukur volume
100 mL yang terdapat di atas curah
alat pemampat serbuk, volume sebesar 58

3.

serbukdicatat

mL

Serbukdimampatkanmenggunak

Ketukan
50
= 48

an alat pemampat serbuk dengan


variasi ketukan : 50, 100, 125,

mL
100 = 40,5

200, 250, dan 300 ketukan.

mL
Volume mampat dicatat untuk 125 = 40
setiap ketukan

mL
200 = 40
mL
250 = 40
mL
300 = 71

4.

Kerapatan mampat dihitung

mL

0,53
gram/mL

0,54
gram/mL

0,55
gram/mL

0,56

gram/mL

0,56
gram/mL

0,56
gram/mL

VIII.

Pembahasan
Pada peaktikum

ini

dilakukan

penentuan

kerapatan

partikel

menggunakan piknometer, penentuan kecepatan alir dan sudut istirahat, dan


juga penentuan kerapatan curah dan mampat. Sampel yang digunakan dalam
percobaan ini adalah Strach 1500. Strach 1500 merupakan eksipien yang
memiliki multifungsi diantaranya adalah sebagai pengikat, lubrikan(zat
pengisi) , desitegran, dan pemberi rasa. Selain itu, starch merupakan eksipien
yang unik karena memiliki sifat alir dan juga granulasi yang baik. Starch 1500
memiliki kompatibilitas yang baik, aliran yang baik serta pelumas yang baik.
Starch 1500 merupakan pengikat yang sangat baik menghasilkan granulasi
yang kompresibel . Selain itu, Starch 1500 mengandung 20% fraksi larut air
sehingga berguna untuk granulasi basah. Fraksi yang larut air ini bertindak
sebagai pengikat, dan sisanya sebagai desintegrator.
Menurut Handbook of Pharmaceutical Excipient (HOPE) , Strach
1500 atau yang dikenal dengan Strach pregelatinized atau Pati Kompresibel
ini memiliki pemerian diantaranya adalah agak kasar, putih , serbuk berwarna
putih, dan tidak berbau . Kelarutan dari Strach 1500 adalah praktis tidak larut
dalam pelarut organik . Biasanya strach 1500 ini juga memiliki khasiat
sebagai bahan pengawet dan juga sebagai penghancur . Stabilitas dari strach
1500 ini adalah tetap stabil tetapi bersifat higroskopis ,sehingga dalam
penyimpanannya harus disimpan dalam wadah tertutup baik dan tidak kontak

langsung dengan udara karena apabila hal tersebut terjadi maka serbuk dari
strach 1500 akan lembab dan dalam penggunaannya akan sangat sulit.
Prosedur pertama yang dilakukan adalah penentuan kerapatan partikel
menggunakan piknometer. Piknometer merupakan alat pengukur kerapatan
suatu zat. Prinsip kerja dari piknometer adalah menentukan massa sampel
yang termuat dalam piknometer kemudian membaginya dengan volume
piknometer.piknometer yang digunakan pada praktikum ini volumenya 20
mL. Untuk menggunakannya, piknometer harus dibersihkan terlebih dahulu,
bahkan tidak boleh ada sidik jari pada piknometer karena dapat
mempengaruhi massa saat penimbangan sehingga hasil yang didapat yidak
valid. Setelah dibersihkan piknometer kosong ditimbang, hasilnya massa
piknometer kosong adalah 15,9 gram. Selanjutnya piknometer diisi parafin
cair hingga penuh kemudian piknometer yang telah terisi paraffin cair
ditimbang kembali, hasilnya massanya adalah 36,5 gram. Kerapatan paraffin
cair yang didapat adalah 1,035 g/mL, menurut farmakope Indonesia (1979)
kerapatan paraffin cair adalah 0,87 g/mL sampai 0,89 g/mL. selanjutnya
sedikit paraffin dikeluarkan dari dalam piknometer kemudian sebanyak 1
gram starch dimasukan kedalam piknometer lalu piknometer diisi lagi hingga
penuh, piknometer yang berisi paraffin dan starch ditimbang kembali,
hasilnya 36,8 gram. Dari data yang didapat kerapatan starch dihitung
menggunakan rumus kerapatan sejati, hasilnya kerapatan starch yang didapat
adalah 3,61 gr/mL. menurut ----- kerapatan starch seharusnya adalah ----.hasil
yang didapat kurang sesuai karena piknometer yang digunakan kurang bersih,
banyak tumpahan paraffin yang keluar dari tutup piknometer yang menempel
pada dinding piknometer yang sulit dibersihkan sehingga ikut tertimbang dan
mempengaruhi hasil penimbangan yang didapat.
Prosedur kedua yang dilakukan adalah menentukan kecepatan alir dan
sudut istirahat. Untuk melakukan pengujian ini sampel harus diayak terlebih
dahulu, tujuan dari pengayakan ini adalah supaya serbuk yang digunakan

untuk pengujian benar-benar halus, karena jika terdapat partikel-partikel kasar


dapat menghambat laju aliran serbuk pada alat. Starch merupakan bahan yang
tidak berlemak sehingga digunakan ayakan nomor 100. Setelah diayak sampel
ditimbang 25 gram kemudian dimaskan kedalam alat kemudian dihitung
waktu alir serbuk tersebut, dan dihitung juga sudut istirahat dengan cara
mengukur tinggi tumpukan serbuk dengan rata-rata diameter dari 4 garis
berbeda. Hasilnya adalah kecepatan alir serbuk starch adalah 0,864 g/s dan
sudut istirahatnya 37,59o , menurut aulton (1988) hubungan laju alir dan sudut
istirahat terhadap sifat aliran dapat dilihat pada tabel berikut
Laju alir
>10
4-10
1,6-4
<1,6

Sudut istirahat ( )
<25
25-30
30-40
>40

Sifat aliran
Sangat baik
Baik
Sukar
Sangat sukar

Sifat aliran
Sangat baik
Baik
Sukar
Sangat sukar

Jika dilihat dari nilai laju alir dan sudut istirahat, sifat lairan serbuk
starch sangat sukar untuk mengalir.
Prosedur ketiga pada praktikum ini adalah penentuan kerapatan
mampat dan kerapatan curah. Kerapatan curah merupakan kerapatan bahan
curah alam keadaan volume seimbang atau secara sederhana kerapatan curah
dapat dinyatakan sebagai kerapatan normal serbuk sebelum di tapping,
kerapatan curah diukur dengan cara menimbang 25 gram serbuk starch
kemudian memasukannya kedalam gelas ukur lalu melihat volume melihat
berapa volume serbuk tersebut dan menentukan nilai kerapatan curahnya,
hasilnya kerapatan curah yang didapat adalah 0,431 g/mL. jika kerapatan

curah merupakan kerapan sebelum sampel ditapping maka kerapatan mampat


adalah kerapatan sampel yang dihitung pada kondisi mampat, untuk
mengehitung kerapatan mampat serbuk di tapping menggunakan alat khusus
sampai volumenya konstan. Nilai kerapatan mampat yang didapat adalah
0.625 g/mL.
Dari data keraptan curah dan kerapatan mampat tersebut dapat
ditentukan nilai indeks carr. indeks Carr yang sangat bergantung pada
kerapatan nyata maupun kerapatan mampat dari granul yaitu dengan cara
kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi dengan kerapatan
mampat. Kompresibilitas granul dinyatakan dalam persen. Dalam bidang
farmasi indeks carr biasa digunakan untuk mengetahui kompresibilitas dalam
pembuatan tablet. Menurut aulton (1988) Hubungan antara indeks Carr
dengan jenis aliran granul dapat dilihat pada tabel berikut

Nilai indeks carr dari serbuk starch pada percobaan ini adalah 31 % .
berarti jika mengacu pada literature dia atas kompresibilitas serbuk starch yng
diuji pada praktikum ini sangat buruk. Hasil ini tidak sesuai dengan yang
tertera pada Handbook of Pharmaceutical Excipient (HOPE) yang
menyatakan bahwa starch 1500 memiliki kompresibilitas yang baik. Ketidak
sesuaian ini dapat disebabkan karena kesalahan pada pengujian, seperti
kurangnya ketelitian dan penggunaan alat tidak dilakukan dengan baik. Selain

itu ketidaksesuaian hasil pengujian ini dengan literature juga dapat disebabkan
karena starch 1500 merupakan zat yang higroskopis, penyimpanan zat
dilaboratorium dibiarkan terbuka cukup lama dan juga saat penimbangan dan
proses pengerjaan sampel tidak diperlakukan dengan penanganan zat yang
higroskopis sehingga serbuk menjadi lembab dan mempengaruhi seluruh hasil
IX.

percobaan.
Simpulan
1. Kerapatan sejati starch adalah 3,61 gr/mL
2. Kecepatan alir starch 0,864 gr/mL dan sudut istirahatnya 37,59o
3. Kerapatan curah starch adalah 0,431 gr/mL dan kerpatan mapatnya
0,625 gr/mL
4. Sifat aliran serbuk starch sangat sulit mengalir
5. Kompresibilitas starch adalah 31%, artinya sifat aliran starch pada
percobaan ini sangat buruk.

Daftar Pustaka
Alton,M.E.1988.Pharmaceutics:The Science Of Dosage From Design. New York :
Churchill Livingstone Inc.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI
Febriyani,Eka.2014.Adhesi-Kohesi. Available at http://www.informasipendidikan.com/2014/12/kohesi-dan-adhesi.html?m=1 [Diakses pada tanggal
8 Mei 2015]
Gibson,Mark. 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation. United States
of Amerika
Lachman, L., H. A. Lieberman & J.L Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Jilid I Edisi II. diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas
Indonesia press
Mesuji, dudung. 2014. Pengertian Gravitasi Bumi menurut Hukum Newton. Available
at http://www.dosenpendidikan.com/pengertian-gravitasi-bumi-menuruthukum-newton/ (Diakses tanggal 8 Mei 2015)
Mhamath. 2011. Mikromeritika. Available at
http://mmutin.com/2011/04/mikromeritika/html (Diakses tanggal 8 Mei
2015).
Mochtar. 1990.Fisika Farmasi. Jogjakarta : UGM Press
Parrot, L, E. 1970. Pharmaceutical Technologi. Publishing Company
Takarina,M. 2014. Cara Kalibrasi Mikrometer. Available at
http://www.pipercomex.com/2011/10/cara-kalibrasi-micrometer.html [Diakses
pada tanggal 8 Mei 2015]

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi edisi V Cetakan I.Yogyakarta


Universitas Gadjah Mada Press

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai