Anda di halaman 1dari 3

Di setiap kaki terdapat 5 tulang metatarsal yang menghubungkan lengkung kaki ke jari-jari

kaki. Tulang metatarsal dan jari-jari kaki berperan untuk menopang berat badan saat fase
bertolak (push-off phase) ketika seseorang berjalan, berlari, atau melompat.
Sebagian besar gangguan yang terjadi pada tulang metatarsal disebabkan oleh perubahan
mekanik pada cara kaki mendistribusikan dan menopang berat badan. Akibatnya, tulang
metatarsal bisa mendapatkan tekanan yang berlebihan, sehingga menyebabkan terjadinya
peradangan dan rasa nyeri, terutama pada bagian ujung tulang metatarsal yang berhubungan
dengan tulang jari-jari kaki.
Bentuk kaki tertentu. Kaki dengan lengkung yang tinggi memberikan tekanan
yang lebih besar pada tulang metatarsal.

Plantar fascia merupakan struktur mirip jaringan fibrous, yang terentang dari
tulang tumit hingga tulang ibu jari kaki, yang berfungsi sebagai serabut peradam
kejut (shock- absorbing bowstring), menyangga lengkung dalam kaki kita.
penyangga bagian lengkung kaki.
Pada waktu kita berjalan, semua berat badan kita bertumpu pada tumit yang
kemudian tekanan ini akan disebarkan ke plantar fascia. Sehingga plantar fascia
meregang / tertarik saat kaki melangkah. Apabila kaki berada dalam posisi baik
maka tegangan yang ada tidak menyebabkan masalah, tetapi apabila kaki berada
pada posisi yang salah atau adanya tekanan yang berlebih maka plantar fascia akan
tertarik secara berlebihan, maka dapat terjadi beberapa robekan kecil di plantar
fascia.
Struktur kaki yang abnormal. Lengkung telapak kaki yang datar atau terlalu
melengkung atau pola berjalan yang abnormal dapat mengakibatkan distribusi
berat badan kita tidak seimbang diterima oleh kedua kaki, dan menyebabkan stress
tambahan pada plantar fascia.
Kaki datar mempunyai peredam kejut yang kurang,hal ini meningkatkan
peregangan dan tegangan pada plantar fascia, sedangkan lengkung kaki yang tinggi
mempunyai jaringan plantar yang lebih ketat, hal ini juga menyebabkan
penyerapan kejutan yang kurang.
Klikdokter.com

Berikut akan diuraikan beberapa macam-macam cedera otot skeletal:


a. Cedera achilles tendonitis,
Cedera ini dengan mudah diketahui apabila tendo ditekan akan terasa sakit. Rasa sakit akan
terasa lebih pada pagi hari, bisa juga saat akhir atau mulai latihan. Tendo Achilles mudah
mengalami cedera apabila peregangan pada otot betis tidak cukup dilakukan atau bahkan tak
melakukan sama sekali. Dapat juga karena otot betis terlalu kaku, banyak lari, mendapat
beban latihan berat dan kecepatan tinggi. Pertolongan pertama pada cedera ini adalah dengan
istirahat, gosoklah bagian yang sakit dengan es dan akan obat-obat anti inflamasi. Jangan
latihan kecepatan dulu dan kurangi intensitas latihan (Sumosarjuno, 1996: 178).
b. Cedera strain
Cedera lain otot skelet akibat latihan olahraga adalah strain atau pegel-pegel, mulai dari
yang ringan hingga yang berat. Cedera ini disebabkan oleh latihan yang berlebihan pada otot
tertentu (Aminudin, 2009: 1).
c. Miogelosis
Banyak atlet yang mengeluh bahwa otot-ototnya, terutama di punggung menjadi keras di
beberapa tempat, hal ini terjadi akibat latihan olahraga yang cukup intensif dan terusmenerus. Keluhan ini disebut dengan miogelosis. Ada dua macam tipe miogelosis, yakni
yang berbentuk bulat dan memanjang. Penyebab miogelosis belum begitu jelas, namun
diduga akibat beban latihan beban lebih terhadap otot yang bersangkutan (Sumosarjuno,
1990: 140).
d. Kram otot skelet
Aktifitas [saat] keadaan otot tidak siap dapat mengakibatkan ketegangan berlebihan yang
tidak dapat dikendalikan ... otot, atau sering disebut dengan kram otot. Kram otot umumnya
terjadi pada saat mendekati akhir latihan, kontraksi otot ringan mula-mula berkembang saat
awal latihan, yang bertambah berat saat seseorang mengalami kelelahan dan berkurang jika
kerja otot berkurang.
Kram otot akan meningkat jika panjang otot dalam keadaan sangat memendek. Otot yang
mengalami kram akan tampak sangat tegang, bergerak-gerak di bagian tengahnya. Kram otot
diduga disebabkan oleh ketidakseimbangan mineral dalam tubuh, khususnya natrium.
Keadaan kekurangan cairan dan kelelahan otot juga dipercaya dapat menyebabkan kram otot.
Dengan demikian pencegahan kram otot adalah menjaga kondisi tubuh secara umum jika
hendak berlatih, mempertahankan nutrisi, perhatikan pemulihan kondisi tubuh jika setelah
berlatih berat (Nani, 2009: 4).
Fisioterapist.com

Sindroma kompartemen adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan


tekanan intertisial di dalam ruangan yang terbatas, yaitu di dalam kompartemen
osteofasial yang tertutup. Ruangan tersebut berisi otot, saraf dan pembuluh
darah. Ketika tekanan intrakompartemen meningkat, perfusi darah ke jaringan
akan berkurang dan otot di dalam kompartemen akan menjadi iskemik. Tanda
klinis yang umum adalah nyeri, parestesia, paresis, disertai denyut nadi yang
hilang.
(1,2,3)

Sindroma kompartemen dapat diklasifikasikan menjadi akut dan kronik,


tergantung dari penyebab peningkatan tekanan kompartemen dan lamanya
gejala. Penyebab umum terjadinya sindroma kompartemen akut adalah fraktur,
trauma jaringan lunak, kerusakan arteri, dan luka bakar. Sedangkan sindroma
kompartemen kronik dapat disebabkan oleh aktivitas yang berulang misalnya
lari. (1)

Fraktur
adalah terputusnya kontinuitas tula
ng yang ditandai oleh rasa nyeri,
pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitas.

Produksi Panas
Otot secara kontinu menghasilkan panas sebagai hasil oksidasi pada saat istirahat dan
aktif. Energi panas diperlukan untuk memelihara struktur dan derajat elektrokimia pada otot.
Jika otot berkontraksi, maka akan terjadi dua fase produksi panas yaitu :
1. Panas inisial yaitu panas yang dihasilkan pada waktu periode laten dan pada fase
kontraksi
2. "Delayed heat" yaitu panas yang dihasilkan pada fase relaksasi dan setelahnya
Kontraksi otot dapat terjadi dalam keadaan aerob dan anaerob. Jika tidak ada oksigen,
panas yang dihasilkan sedikit dan dihasilkan asam laktat. Jika cukup oksigen akan lebih
banyak dihasilkan panas dan asam laktat sangat rendah atau tidak ada. Sebanyak seperlima
asam laktat akan dioksidasi dan sisanya diubah menjadi glikogen. Selama kontraaksi otot,
panas inisial dihasilkan tergantung pada pemecahan ATP dan kreatin fosfat. Setelah relaksasi
dan dalam keadaan tidak ada oksigen sejumlah kecil "delayed heat" dihasilkan dari hasil
pembentukan asam laktat dari glikogen. Jika ada oksigen cukup "delayed heat" dihasilkan
dari oksidasi asam laktat.

Anda mungkin juga menyukai