Anda di halaman 1dari 4

2. d. Efek samping morfin?

Jawab:
1. Susunan saraf pusat
Efek secara umum: rasa kantuk, tidak dapat berkonsentrasi, sukar berfikir, apatis,
aktivitas motorik berkurang, ketajaman penglihatan berkurang, letargi, ekstremitas
teras berat, badan terasa panas, muka gatal dan mulut terasa kering, depresi nafas dan
miosis.
Analgesia Efek yang menguntungkan
Opioid berikatan dengan dengan reseptor opioid

(mu, kappa, dan delta)

terutama didapatkan di SSP dan medulla spinalis berperan pada transmisi dan
modulasi nyeri. Ketiga reseptor utama banyak didapat pada kornu dorsalis
medulla spinalis. Reseptor didapatkan baik pada saraf yang mengtransmisi
nyeri di medulla spinalis maupun pada aferen primer yang meralai nyeri.
Agonis opioid melalui reseptor mu, kappa dan delta pada ujung prasinaps
aferen primer nosisepti mengurangi penglepasan transmitermenghambat
saraf yang mengtransmisi nyeri di kornu dorsalis medulla spinalisefek

analgesik
Narkosis
Morfin dosis kecil (5-10 mg)euforia pada pasien yang sedang nyeri, gelisah
dan sedih. Sebaliknya dosis yang sama pada orang normal disforia seperti

perasaan kuatir atau takut disertai mual dan muntah.


Eksitasi mual dan muntah
Miosis
Morfin dan kebanyakan agonis opoidmerangsang segmen otonom inti saraf

okulomotor pupil pin point.


Depresi napas
Depresi nafaspenurunana frekuensi nafas, volume semenit dan tidal
exchange Pco2 dalam darah dan udara dalam alveolar meningkatO2 dalam
darah menurunkepekaan pusat pernafasan terhadap CO2 berkurangsesak

nafas.
Mual dan muntah
Stimulasi langsung pada emetic chemoreceptor trigger zone (CTZ) di area
postrema medulla oblongata dan diperkuat oleh stimulasi vestibularmual
dan muntah

2. Saluran cerna

Lambungmenghambat sekresi HCLpergerakan lambung berkurang, tonus


bagian antrum meninggi dan motilitasnya berkurang sedangkan sfingter

pilorus berkontraksi.
Usus halus mengurangi sekresi empedu dan pankreas dan memperlambat

percernaan makanan di usus halus.


Usus besarmengurangi/menghilangkan gerakan propulsi usus besar,
meninggikan

tonusspasme

usus

besarpenerusan

isi

kolon

diperlambattinja menjadi keraskonstipasi


Duktus koledokuspeninggian tekanan dalam duktus koledokus keadaan ini
sering disertai perasaan tidak enak di epigastrium sampai gejala kolik berat.

3. Sistem kardiovaskukar
Perubahan terjadi akibat efek depresi pada pusat vagus dan pusat vasomotor yang
terjadi pada dosis toksis. Tekanan darah turun akibat hipoksia pada stadium akhir
intoksikasi morfin. Morfin dan opoid lain menurunkan kemampuan sistem
kardiovaskular untuk bereaksi terhadap perubahan sikap.
4. Otot polos lain peninggian tonus, amplitudo serta kontraksi ureter dan kandung
kemih.
Efek menguntungkan:
Morfin merendahkan tonus uterus pada masa haiduterus lebih tahan terhadap
reganganmengurangi nyeri disminorea.
5. Kulit
Morfinpelebaran pembuluh darah kulitkulit tampak merah dan terasa panas
terutama di flush area (muka, leher, dan dada bagian atas)
6. Metabolisme
Morfinsuhu badan turun akibat aktivitas otot menurun, vasodilatasi perifer dan
penghambatan mekanisme neural di SPP. Hiperglikemia timbul tidak tetap akibat
penglepasan adrenalinglikogenolisis. Setelah pemberian morfinlaju filtrasi
glomerulus, aliran darah ginjal dan penglepasan ADH menurunvolume urine
berkurang. Hipotiroidisme dan insufisiensi adrenokortikal meningkatkan kepekaan
orang terhadap morfin.
2. f. Golongan NAPZA
Jawab:
Berdasarkan proses pembuatan dibagi ke dalam 3 golongan:

1. Alamijenis zat yang diambil langsung dari alam tanpa ada proses fermentasi atau
produsksi cotohnya: Ganja, Mescaline, Psilocybin, Kafein, Opium.
2. Semi Sintesis jenis zat/obat yang diproses sedemikian rupa melalui proses
fermentasi misalnya: Morfin, Heroin, Kodein, Crack.
3. Sintesisjenis zat yang dikembangkan untuk keperluan medis yang juga untuk
menghilangkan

rasa

sakit

contohnya:

Peptidin,

metadon,

dipipanon,

dekstropropokasifen.
Menurut efek yang ditimbulkan dibagi dalam 3 golongan:
1. Depresanmengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga membuat pemakai merasa
tenang, tertidur sampai tidak sadarkan diri. Contohnya: opioda, opium atau putau,
morfin, heroin, kodein opiat sintesis.
2. Stimulanmerangsang fungsi tubuh dan meningkatkan gairah kerja serta kesadaran
misalnya: kafein, kokain, nikotin amfetamin atau sabu-sabu.
3. Halusinogenmenimbulkan efek halusinasiyang bersifat merubah perasaan dan
fikiran. Misalnya: ganja/kanabis/getok/cimeng, jamur masrum mescalin, psilocybin,
LSD.
Tatalaksana
I.

II.

III.

Gejala klinis:
Penurunan kesadaran disertai salah satu dari:
Respirasi <12x/menit
Pipil miosis (pin point)
Ada riwayat memakai morfin/heroin terdapat needle track sign
Tindakan:
A. Penanganan Kegawatan:
Bebaskan jalan nafas
Berikaan oksigen sesuai kebutuhan
IFD NaCl 0,9% atau Dekstrose 5%
Tindakan Lanjutan:
B. Pemberian Antidot Nalokson:
Tanpa hipoventilasi: dosis awal 0,4 mg IV pelan atau diencerkan
Dengan hipoventilasi dosis awal 1-2 mg IV
Bila tidak ada respon: beri nalokson 1-2 mg IV setiap 5-10 menit
hingga timbul respon ( perbaikan kesadaran, depresi pernafasan hilang,
dilatasi pupil) atau telah mencapai dosis maksimal 10 mg.
C. Pemeberian Antidot Nalokson Lanjutan

Efek Nalokson berkurang setelah 20-40 menit sehingga pasien dapat


jatuh kedalam keadaan overdosis kembali. Bila perlu drips Nalokson

IV.

V.

satu ampul dalam 5% 500cc atau NaCl 0,9% diberikan dalam 4-6 jam.
Simpan sampel urin, lakukan fototorax
Puasakan kurang lebih 6 jam untuk menghindari aspirasi
Endotracheal tube (ETT) bila: pernapasan tidak adekuat, oksigenisasi

kurang walau ventilasi cukup, hipoventilasi menetap setelah 3 jam.


Dalam Tindakan:
Perhatikan prinsip-prinsip kewaspadaan universal karena tingginya angka prevalensi
hepatitis C dan HIV
Penderita dirawat dan dikonsultaiskan ke Tim Narkoba.

Anda mungkin juga menyukai