Anda di halaman 1dari 18

LAWAHIQ QIYAS DAN HUJJAH

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Pada Mata Kuliah Ilmu Mantiq
Dosen Pengampu
H. Cucun Kindarasa, S.Si., M.Ag.

Disusun oleh
Assan Muhammad Abdullah Saify

HUKUM EKONOMI SYARIAH


STAI YAPATA AL-JAWAMI
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas Rahmat dan Karunia-Nya tugas makalah Mata Kuliah Ilmu Mantiq
telah penyusun rampungkan.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dan memberikan dorongan sehingga tugas ini selesai sesuai dengan
jadwal yang telah direncanakan, walaupun penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna.
Kami sadari pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan, baik itu dari
segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran konstruktif untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Akhirnya penyusun ucapkan semoga tulisan yang sangat sederhana ini
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Bandung, 18 Januari 2015


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Masalah
2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Lawahiq Qiyas
3
1. Qiyas Murakkab 3
2. Qiyas Istiqrai Naqis
5
3. Qiyas Tamtsili
6
4. Qiyas Khafi
7
B. Kesalahan dalam Qiyas
7
C. Hujjah (Argumen) dan Pembagiannya
1. Hujjah Naqliyah 11
2. Hujjah Aqliyah 12

11

BAB III PENUTUP 15


A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Mantiq adalah alat atau dasar yang penggunaannya akan menjaga
kesalahan dalam berpikir. Diantara pendapaT yang lain mengatakan bahwa,
Ilmu mantiq adalah ilmu tentang kaidah-kaidah yang dapat membimbing
manusia ke arah berfikir secara benar, yang menghasilkan kesimpulan yang
benar sehingga ia terhindar dari berfikir secara keliru dan menghasilkan
kesimpulan salah.
Diantara

ulama

dan

cendekiawan

Muslim

yang

mendalami,

menterjemah dan mengarang di bidang Ilmu Mantiq adalah Abdullah Ibn AlMuqaffa', Ya'qub Ibn Ishaq Al-Kindi, Abu Nashr Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Hamid Al-Ghazali, Ibnu Rusyid dan banyak lagi yang lainnya.
Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan
formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat
dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan
lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh
berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat
berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang
dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.
Diantara pembelajaran ilmu mantiq yang takkala pentingnya yaitu
Qiyas yang membutuhkan penjelasan lengkap dari Lawahiq Qiyas itu sendiri
agar tidak salah dalam pemikiran maupun logika. Oleh karena itu dalam
makalah ini kami coba membahas tentang Lawahiq Qiyas atau rentetanrentetan qiyas agar dapat memahami Qiyas itu sendiri.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami membatasi masalah
dengan:
1. Apakah Lawahiq Qiyas itu?
2. Bagaimanakah Qiyas Murakkab itu?
3. Apakah macam dari Hujjah itu?
C. TUJUAN MASALAH
1. Memahami Lawahiq Qiyas, macam-macamnya dan validitasnya.
2. Mengetahui Qiyas Murakkab dan pembagianya.
3. Agar memahami dan mengetahui pengertian dan macam-macam Hujjah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. LAWAHIQ QIYAS
Qiyas atau Silogisme disebut Qiyas Manthiqi. Terhadap Qiyas
Manthiqi ini terdapat beberapa qiyas yang dihubungkan atau diikutkan dalam
Istidlal, yang kemudian disebut Lawahiq al-Qiyas (Susunan dalam qiyas).
Qiyas Manthiqi dijamin validitasnya, sedangkan Lawahiq al-Qiyas tidak
dijamin sebab memerlukan penelusuran lebih lanjut sampai validitasnya
ditemukan. 1
Lawahiq Qiyas terdapat empat macam :
1. Qiyas Murakkab
2. Qiyas IstiqraI Naqhisi
3. Qiyas Tamtsili
4. Qiyas Khafi

1. Qiyas Murakkab (Silogisme Majemuk)


Definisi Qiyas Murakkab:





























Qiyas yang tersusun dari dua qiyas yang sederhana (mudah) atau dari
beberapa qiyas yang setiap natijahnya menjadi muqaddamah bagi qiyas
yang mengikutinya.
Cara membuatnya ialah: qiyas yang telah menelorkan kesimpulan,
disambung/dirangkaikan

dengan

qiyas

yang

lain

dan

ini

akan

mengeluarkan natijah. Natijah ini ditangkaikan pula dengan qiyas yang


lain. Demikian seterusnya.2

1 H. Syukriadi Sambas, Mantiq: Kaidah Berpikir Islami, Remaja Rosda


Karya, Bandung, 2012, hal. 144

Qiyas yang diikutinya disebut Qiyas Sabiq; dan Qiyas yang


mengikuti disebut Qiyas Lahiq, contoh:
o Benda itu emas,
Tiap-tiap emas adalah logam,
Tiap-tiap logam dapat menghantarkan panas,
Maka natijahnya: emas dapat menghantarkan panas.
o Benda itu kayu,
Tiap-tiap kayu adalah tumbuhan,
Tiap-tiap tumbuhan mesti bertumbuh,
Tiap-tiap yang tumbuh memerlukan makanan,
Tiap-tiap yang yang memerlukan makanan adalah makhluk,
Maka natijahnya adalah: benda itu makhluk.

Macam-macam Qiyas Murakkab


Murakkab artinya tersusun atau bertumpuk-tumpuk. Maksudnya
adalah mukaddimah qiyas lebih dari satu. Bisa dua bisa tiga bisa empat
dan seterusnya. Untuk sampai kepada natijah. Karenanya dinamakan
murakkab, bertumpuk, bersusun. Qiyas Murakkab terbagi dua :
1. Muttashil al-Nataij yaitu qiyas yang natijahnya disebutkan secara
eksplisit, dan natijahnya itu menjadi muqaddamah shugra bagi qiyas
yang mengikutinya.
Contoh :
Tiap-tiap pepaya adalah buah-buahan
Tiap-tiap buah-buahan adalah tumbuh
Tiap-tiap pepaya adalah tumbuh
Tiap-tiap tumbuh perlu air
Tiap-tiap pepaya perlu air
Maka tiap-tiap pepaya perlu air
2. Munfashil al-Nataij adalah qiyas yang natijahnya disebutkan secara
eksplisit,cukup jelas dapat diketahui.
Contoh:
Tiap-tiap pepaya adalah buah-buahan
2 Cholil Bisyri Mustofa, Ilmu Mantiq, Terjemah Assullamul Munauroq, alMaarif, Bandung, 2000, hal. 82

Tiap-tiap buah adalah tumbuh


Tiap-tiap yang tumbuh perlu air
Maka tiap-tiap pepaya perlu air

2. Qiyas Istiqrai Naqish (Silogisme Induksi)


Istiqrai artinya meneliti satu kesatuan. Maksudnya adalah satu
metode untuk menarik kesimpulan dengan meneliti satu persatu dahulu
seperti sebelum kita menyimpulkan bahwa setiap manusia itu berpikir,
harus diteliti satu persatu terlebih dahulu.
Ketika semua yang dituju peneliti itu masuk dalam kesimpulan/
natijah tidak ada yang keluar, maka penelitian tersebut penelitian
sempurna atau Istiqrai Tam. Sebaliknya jika dalam penelitian tersebut
ternyata tidak dapat dicakup kesimpulan semua. Maka penelitian tersebut
dinamakan penelitian Naqish atau Istiqrai Naqish. Istiqrai Tam termasuk
Qiyas Manthiqi dan Istiqrai Naqish termasuk ke dalam Lawahiq Qiyas.3
Contoh:
Setiap

binatang,

bila

makan

yang

bergerak

rahang

bawah.

Ternyata dalam penelitian, ada binatang yang rahang atas bergerak yakni
buaya maka penelitian Istiqra tersebut disebut Naqis yakni kurang atau
tidak sempurna.
3. Qiyas Tamtshili (Analogi)
Tamtsil dalam bahasa arab sama dengan asal kata missal berarti
mengambil contoh, mengidentifiikasai kemiripan. Maksudnya adalah
menetapkan hukum sesuatu terhadap sesuatu yang lain yang dapat
persamaan

sifat.

Persamaan

sifat

ini

yang

disebut

Tamtsil.

Contoh:
Di pulau jawa ada air, ada udara segar, ada pohon.
Sedang di pulau lain juga ada air, udara segar, dan pohon.
Berarti karena di pulau jawa ada manusia ada manusia maka di
pulau lain juga ada manusia. Ini sebagai contoh, contoh yang
3 H. Syukriadi Sambas, Ibid, hal. 147

demikian belum tentu benar, karena unsur-unsur adanya manusia


belum tentu itu benar.
Contoh lain tentang hukum Islam:
Babi hukumnya haram dimakan, kemudian kita cari unsur
penyebabnya, ditemukan penyebabnya oleh manusia adalah cacing
pita. Kemudian binatang yang ada unsur cacing pitanya kita
hukumi haram. Hukum haramnya babi itu karena asalnya. Hukum
haramnya yang selain babi tapi bercacing pita dinamakan furu
mempersamakan itu disebut tamsil.
Dalam hukum Islam yang demikian tidak bisa dibenarkan,
haramnya babi adalah asal ketentuan wahyu, sedang sebab
haramnya bukan ketentuan wahyu akan tetapi yang dicari manusia.
Karenanya ulama sepakat bahwa sebab yang dicari manusia tidak
bisa menghapus hukum asal.
Qiyas Tamtsili banyak digunakan dan dikembangkan dalam
pembahasan Ushul Fiqh sebagai model Mantik Islami.

4. Qiyas Khafi (Analogi Tersembunyi)


Qiyas Khafi adalah menetapkan suatu objek pikir dengan
membatalkan lawannya. Dalam proses penyusunannya terdiri dari dua
qiyas, Iqtirani dan Istitsnai. Jika objek pikir yang ditetapkan yang
ditetapkan itu tidak terbukti, yang terbukti adalah lawannya. Sebaliknya,
jika lawannya yang terbukti, objek pikir yang ditetapkan itu mustahil
terbuktinya. Jadi, kesimpulannya kemustahilannya itu sendiri.
Contoh : apabila kewajiban shalat itu tidak terbukti hilang bagi
perempuan yang haid, shalat itu terbukti wajibnya. Dan jika shalat itu
wajib bagi perempuan yang haid, wajib pula baginya puasa yang
terjadinya mustahil. Akan tetapi, kewajiban puasa itu tidak terbukti bagi

perempuan yang haid. Jadi, tiadanya kewajiban shalat bagi perempuan


yang haid itu terbukti.
Qiyas Khafi ini jarang digunakan dalam istidlal.

B. KESALAHAN DALAM QIYAS


Kesalahan dalam Qiyas ada dua yaitu kesalahan yang tidak disengaja
(Ghalat al-Manthiq) dan kesalahan yang disengaja (Mughalathath/supsathah).
Ghalat Manthiq yaitu kesalahan dalam formulasi (al-aghaliyath al-shuriyat)
dan kesalahan materi (al-aghalyat al-madiyat).4
Diantara kemungkinan terjadi kesalahan formulasi disebabkan oleh
hal-hal berikut :
a. Jika had wasath qiyas menggunakan kata musytarak
Contoh :
Setiap kekuasaan yang dipimpin Islam akan maju.
Setiap tangan yang patah harus di urut.
Jadi, setiap kekuasaan yang dipimpin islam harus di urut.
b. Jika had wasath qiyas menggunakan kata taraduf
Contoh :
Setiap wanita itu berhati lembut.
Setiap yang berhati lembut selalu menangis.
Jadi, setiap wanita itu selalu menangis.
4 Nurnajmi Laila, Lawahiq al-Qiyas, diakses dari
https://prezi.com/cuzu3yo1vgtc/lawahiq-al-qiyas/, pada tanggal 16
Januari 2015 pukul 20.21 WIB

c. Jika mujabah kulliyah atau salibah kulliyah dijadikan natijah dalam syakal
qiyas lll
Contoh :
Setiap ikan adalah hewan.
Setiap ikan hidup di laut.
Jadi, setiap hewan hidup di laut.
d. Jika mujabah kulliyah atau mujabah juziyyah dijadikan natijah dalam
syakal qiyas ll
Contoh :
Setiap orag pintar akan juara,
Tidak seorang pun yang bodoh akan juara.
Jadi, setiap orang pintar itu bodoh
e. Jika menjadikan natijah sebagai esensi muqaddam, dan mengecualikan
esensi taliy; atau, menjadikan natijah sebagai lawan taliy dengan
mengecualikan muqaddam.
Contoh :
Setiap sesuatu yang berupa roti adalah makanan; Akan tetapi,
sesuatu itu makanan; maka sesuatu itu roti.
Setiap sesuatu yang berupa roti adalah makanan; Akan tetapi,
sesuatu itu bukan makanan; maka sesuatu itu bukan roti.

Diantara kemungkinan terjadinya kesalahan dalam materi qiyas adalah


disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

a. Menetapkan ketentuan yang berlaku bagi setiap individu kepada individu


tertentu dan pada situasi tertentu.
Contoh :
Petinju ini lemah, setiap yang lemah menang dalam pertarungan.
Jadi petinju ini menang dalam pertarungan.

b. Menetapkan sesuatu yang berlaku pada situasi khusus kepada sesuatu yang
umum
Contoh :
Makanan ini adalah daging biawak, dan daging biawak itu boleh
dimakan(dalam situasi darurat) jadi, makanan daging biawak itu
boleh.
c. Menetapkan ketentuan yang berlaku umum kepada sesuatu yang khusus.
Contoh :
Ini adalah kerudung hitam
Setiap kerudung hitam memancarkan kecantikan. Jadi, ini
memancarkan kecantikan.
d. Menetapkan ketentuan kepada jenis (jinsun) dengan ketentuan Nau
(nauun)
Contoh :
Bunga adalah tumbuhan, setiap tumbuhan adalah makhluk hidup
yang bertelur; sebagian bunga bertelur.

e. Menetapkan ketentuan zhani (tidak pasti) kepada sesuatu qathI (pasti).


9

Contoh:
Ini angin
Setiap angin itu bergerak
Jadi ini bergerak

f. Menetapkan asal pada posisi hasil


Contoh:
Ini gula (tebu adalah bahan gula); setiap gula boleh dimakan, ini
boleh dimakan.
g. Berpegang kepada sesuatu yang dianggap sudah menjadi pegetahuan
umum.
Contoh :
Meminum kopi dicampur duren memabukan
Setiap yang memabukan dilarang
Meminum kopi dicampur dengan duren dilarang

C. HUJJAH (ARGUMEN) DAN PEMBAGIANNYA


Secara lughawi, Hujjah berarti bukti, alasan, keterangan dan petunjuk.
Secara istilah, Hujjah adalah suatu alasan yang menunjukan kebenaran
perkara. Hujjah dilihat dari subyek yang dijadikan rujukan terbagi menjadi
dua, yaitu :
1. Hujjah Naqliyah

10

Yaitu pemakaian hujjah dengan sanad, hujjah yang diambil atau


dipindahkan dari al-Quran dan al-Hadits atau ijma. Umpamanya,
membasuh muka dalam wudhu itu diperintahkan (wajib) dengan dalil


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, Maka basuhlah mukamu. (Q.S. al-Maidah : 6)
Hujjah ini adalah alasan atau argument yang dibangun berdasarkan
wahyu, yakni al-Quran dan Sunnah Rasul, karena wahyu adalah sesuatu
yang tak bisa dibantahkan kebenaranya maka bila berargumen dengannya
maka cukup menukilnya, walaupun dilihat dari namanya yakni naqli maka
seolah-olah pasti telah benar.
Nash al-Quran disebut juga qathiy. Qathiy sendiri memiliki
makna yang benar seratus persen atau pasti benar. Sedangkan dilalah tidak
qathiy tetapi dzanny. Jadi ringkasnya walaupun al-Quran itu qathiy
namun dilalahnya ada yang Qathiy adapula yang dzanny.
Lain lagi nash dzanny wurudnya yakni hadits-hadits sunnah,
wurudnya saja dzanny, walaupun ada dilalahnya qathiy tetap saja
dikategorikan dzanny artinya kebenarannya benar dugaan benar. Yang
demikian ini meliputi hadits-hadits mutawatir dan hadits shohih.
Sedangkan di bawahnya hadits sohih seperti hadits-hadits tingkat hasan,
tentu penerimaanya di bawah hadits sohih, apalagi hadits dhoif atau
lemah tentu hampir tidak mempunyai kekuatan hujjah. Walau ada yang
berpendapat bahwa ada yang berpendapat bahwa hadits dhoif boleh
dipakai untuk keutamaan amal.5
2. Hujjah Aqliyyah
5 Pensil Merah, Wawasan Islam, diakses dari
http://ruslankpawallang.blogspot.com/2010/08/wawasanislam_25.html, pada tanggal 17 Januari 2015 pukul 23.44 WIB

11

Yaitu hujjah yang hanya berlandaskan akal. Hujjah ini ada lima macam:6
a. Hujjah Khitabah artinya ada keterangan atau alasan dalam bentuk
kalimat.
Contoh:
Si A keluar malam memakai topeng
Tiap yang pake topeng adalah maling
Maka si A adalah maling.
b. Hujjah Syiriyah adalah kalimat biasa yang dipindah untuk enak
didengar dan menyentuh hati
Contoh:
Obat ini meskipun pahit tetapi menyembuhkan. Ucapan ini
biasa di utarakan oleh seorang ayah kepada anaknya yang
malas minum obat.
c. Hujjah Jadal adalah bantahan atu debat jadi hujjah jadal maksudnya
adalah hujjah yang tersusun dari muqaddimah yang mengandung
kemaslahatan umum yang menyentuh jiwa.
Contoh:
Si A jatuh hingga mati, tiap yang mati dikarenakan ajal, jadi
jatuhnya adalah ajal.
d. Hujjah Syaftathiyah artinya terselubung. Maksudnya adalah hujjah
yang terdiri muqaddimah yang kelihatan benar padahal tidak benar
Contoh:
1) Seorang penjual berkata pada si pembeli bahwa barang ini
asli Karena itu harganya mahal padahal barang palsu.
2) Seorang dukun berkata di rumahmu ada jin karena anakmu
sakit, untuk tidak sakit beri sesajien. Padahal semua itu
semua itu adalah ulah dukun untuk menipu si pasien.
e. Hujjah Burhan artinya jelas atau terang. Maksudnya adalah hujjah
yang kebih jelas hingga dapat meyakinkan tentang kebenaran
kesimpulan yang dihasilkan daripada hujjah-hujjah sebelumnya
Bagian-bagian muqaddimah pada hujjah burhan ada 6:
1) Muaddimah awaliyah yaitu muqaddimah dimana

akal

memantiqnya
Contoh:
Satu separuh dari dua
Separuh lebih kecil dari semua
6 Cholil Bisyri Mustofa, ibid, hal. 86

12

Dua adalh bilangan genap


Satu adalah bilangna ganjil
2) Muqaddimah yang rasa batin yaitu tidak perlu ada pikiran dan
semuanya
Contoh:
Perasaan haus dan dahaga
Perasaan sakit hati
Perasaan kecewa
3) Muqaddimah yang dihasilkan dari percobaan berulang-ulang atau
kebiasaan
Contoh:
Air kunyit dapat mengatasi mencret
Alcohol bila minum banyak bisa mabuk
4) Muqaddimah yang dihasilkan berita mutawatir
Contoh:
Berita tentang nabi Muhammad
Berita tentang adanya kota Jakarta
5) Muqaddimah hadistiat maksudnya satu muqaddimah dimana
kebenarannya berdasrkan dengnkuat dan di dukung penemuanpenemuan ilmiah.
Contoh:
Cahaya bulan hanyalah pantulan dari cahaya matahari
6) Muqaddimah almusyahadah adalah disaksikan. Maksudnya suatu
muqaddimah yang dihasilkan oleh indra yang nyata.
Contoh:
Api mempunyai sifat membakar
Air mempunyai sifat membasahkan

BAB III
PENUTUP

13

A. KESIMPULAN
Setelah kita membahas secara menyeluruh mengenai qiyas ini maka
dapat

ditarik

kesimpulkan

bahwa

qiyas

itu

memiliki

rentetan

Lawahiq qiyas dengan pembagian-pembagiannya antara lain:


1.
2.
3.
4.

Qiyas Murakkab
Qiyas Istiqra
Qiyas Tamsil
Qiyas Khafi
Selain itu ada pula macam-macam murakkab yang terbagi menjadi dua

jenis, yaitu qiyas murakkab dengan natijah tidak terpisah (mausul nataij) dan
qiyas murakkab yang natijahnya tidak terpisah disebut dengan (mafsul nataij).
Dan yang terakhir macam-macam hujjah yang terbagi menjadi dua pula
Hujjah Aqliyah dan Hujjah naqliyah.

B. SARAN
Disarankan kepada para teman pembaca agar mengkaji lebih dalam lagi mengenai
rentetan Lawahiq Qiyas dan Hujjah ini melalui referensi atau rujukan yang lebih
akurat demi mendapatkan kebenaran yang lebih vali

14

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-Karim
Sambas, H. Syukriadi. 2012 Mantiq: Kaidah Berpikir Islami.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mustofa, Cholil Bisyri. 2000. Ilmu Mantiq, Terjemah Assullamul
Munauroq. Bandung : PT. al-Maarif
Nurnajmi Laila. Lawahiq al-Qiyas. 16 Januari 2015.
https://prezi.com/cuzu3yo1vgtc/lawahiq-al-qiyas/
Pensil Merah. Wawasan Islam. 17 Januari 2015.
http://ruslankpawallang.blogspot.com/2010/08/wawasanislam_25.html

Anda mungkin juga menyukai