MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Pada Mata Kuliah Ilmu Mantiq
Dosen Pengampu
H. Cucun Kindarasa, S.Si., M.Ag.
Disusun oleh
Assan Muhammad Abdullah Saify
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Masalah
2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Lawahiq Qiyas
3
1. Qiyas Murakkab 3
2. Qiyas Istiqrai Naqis
5
3. Qiyas Tamtsili
6
4. Qiyas Khafi
7
B. Kesalahan dalam Qiyas
7
C. Hujjah (Argumen) dan Pembagiannya
1. Hujjah Naqliyah 11
2. Hujjah Aqliyah 12
11
BAB I
PENDAHULUAN
ulama
dan
cendekiawan
Muslim
yang
mendalami,
menterjemah dan mengarang di bidang Ilmu Mantiq adalah Abdullah Ibn AlMuqaffa', Ya'qub Ibn Ishaq Al-Kindi, Abu Nashr Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu
Hamid Al-Ghazali, Ibnu Rusyid dan banyak lagi yang lainnya.
Lebih jelasnya, Mantiq adalah sebuah ilmu yang membahas tentang alat dan
formula berpikir, sehingga seseorang yang menggunakannya akan selamat
dari cara berpikir salah. Manusia sebagai makhluk yang berpikir tidak akan
lepas dari berpikir. Namun, saat berpikir, manusia seringkali dipengaruhi oleh
berbagai tendensi, emosi, subyektifitas dan lainnya sehingga ia tidak dapat
berpikir jernih, logis dan obyektif. Mantiq merupakan upaya agar seseorang
dapat berpikir dengan cara yang benar, tidak keliru.
Diantara pembelajaran ilmu mantiq yang takkala pentingnya yaitu
Qiyas yang membutuhkan penjelasan lengkap dari Lawahiq Qiyas itu sendiri
agar tidak salah dalam pemikiran maupun logika. Oleh karena itu dalam
makalah ini kami coba membahas tentang Lawahiq Qiyas atau rentetanrentetan qiyas agar dapat memahami Qiyas itu sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami membatasi masalah
dengan:
1. Apakah Lawahiq Qiyas itu?
2. Bagaimanakah Qiyas Murakkab itu?
3. Apakah macam dari Hujjah itu?
C. TUJUAN MASALAH
1. Memahami Lawahiq Qiyas, macam-macamnya dan validitasnya.
2. Mengetahui Qiyas Murakkab dan pembagianya.
3. Agar memahami dan mengetahui pengertian dan macam-macam Hujjah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAWAHIQ QIYAS
Qiyas atau Silogisme disebut Qiyas Manthiqi. Terhadap Qiyas
Manthiqi ini terdapat beberapa qiyas yang dihubungkan atau diikutkan dalam
Istidlal, yang kemudian disebut Lawahiq al-Qiyas (Susunan dalam qiyas).
Qiyas Manthiqi dijamin validitasnya, sedangkan Lawahiq al-Qiyas tidak
dijamin sebab memerlukan penelusuran lebih lanjut sampai validitasnya
ditemukan. 1
Lawahiq Qiyas terdapat empat macam :
1. Qiyas Murakkab
2. Qiyas IstiqraI Naqhisi
3. Qiyas Tamtsili
4. Qiyas Khafi
Qiyas yang tersusun dari dua qiyas yang sederhana (mudah) atau dari
beberapa qiyas yang setiap natijahnya menjadi muqaddamah bagi qiyas
yang mengikutinya.
Cara membuatnya ialah: qiyas yang telah menelorkan kesimpulan,
disambung/dirangkaikan
dengan
qiyas
yang
lain
dan
ini
akan
binatang,
bila
makan
yang
bergerak
rahang
bawah.
Ternyata dalam penelitian, ada binatang yang rahang atas bergerak yakni
buaya maka penelitian Istiqra tersebut disebut Naqis yakni kurang atau
tidak sempurna.
3. Qiyas Tamtshili (Analogi)
Tamtsil dalam bahasa arab sama dengan asal kata missal berarti
mengambil contoh, mengidentifiikasai kemiripan. Maksudnya adalah
menetapkan hukum sesuatu terhadap sesuatu yang lain yang dapat
persamaan
sifat.
Persamaan
sifat
ini
yang
disebut
Tamtsil.
Contoh:
Di pulau jawa ada air, ada udara segar, ada pohon.
Sedang di pulau lain juga ada air, udara segar, dan pohon.
Berarti karena di pulau jawa ada manusia ada manusia maka di
pulau lain juga ada manusia. Ini sebagai contoh, contoh yang
3 H. Syukriadi Sambas, Ibid, hal. 147
c. Jika mujabah kulliyah atau salibah kulliyah dijadikan natijah dalam syakal
qiyas lll
Contoh :
Setiap ikan adalah hewan.
Setiap ikan hidup di laut.
Jadi, setiap hewan hidup di laut.
d. Jika mujabah kulliyah atau mujabah juziyyah dijadikan natijah dalam
syakal qiyas ll
Contoh :
Setiap orag pintar akan juara,
Tidak seorang pun yang bodoh akan juara.
Jadi, setiap orang pintar itu bodoh
e. Jika menjadikan natijah sebagai esensi muqaddam, dan mengecualikan
esensi taliy; atau, menjadikan natijah sebagai lawan taliy dengan
mengecualikan muqaddam.
Contoh :
Setiap sesuatu yang berupa roti adalah makanan; Akan tetapi,
sesuatu itu makanan; maka sesuatu itu roti.
Setiap sesuatu yang berupa roti adalah makanan; Akan tetapi,
sesuatu itu bukan makanan; maka sesuatu itu bukan roti.
b. Menetapkan sesuatu yang berlaku pada situasi khusus kepada sesuatu yang
umum
Contoh :
Makanan ini adalah daging biawak, dan daging biawak itu boleh
dimakan(dalam situasi darurat) jadi, makanan daging biawak itu
boleh.
c. Menetapkan ketentuan yang berlaku umum kepada sesuatu yang khusus.
Contoh :
Ini adalah kerudung hitam
Setiap kerudung hitam memancarkan kecantikan. Jadi, ini
memancarkan kecantikan.
d. Menetapkan ketentuan kepada jenis (jinsun) dengan ketentuan Nau
(nauun)
Contoh :
Bunga adalah tumbuhan, setiap tumbuhan adalah makhluk hidup
yang bertelur; sebagian bunga bertelur.
Contoh:
Ini angin
Setiap angin itu bergerak
Jadi ini bergerak
10
11
Yaitu hujjah yang hanya berlandaskan akal. Hujjah ini ada lima macam:6
a. Hujjah Khitabah artinya ada keterangan atau alasan dalam bentuk
kalimat.
Contoh:
Si A keluar malam memakai topeng
Tiap yang pake topeng adalah maling
Maka si A adalah maling.
b. Hujjah Syiriyah adalah kalimat biasa yang dipindah untuk enak
didengar dan menyentuh hati
Contoh:
Obat ini meskipun pahit tetapi menyembuhkan. Ucapan ini
biasa di utarakan oleh seorang ayah kepada anaknya yang
malas minum obat.
c. Hujjah Jadal adalah bantahan atu debat jadi hujjah jadal maksudnya
adalah hujjah yang tersusun dari muqaddimah yang mengandung
kemaslahatan umum yang menyentuh jiwa.
Contoh:
Si A jatuh hingga mati, tiap yang mati dikarenakan ajal, jadi
jatuhnya adalah ajal.
d. Hujjah Syaftathiyah artinya terselubung. Maksudnya adalah hujjah
yang terdiri muqaddimah yang kelihatan benar padahal tidak benar
Contoh:
1) Seorang penjual berkata pada si pembeli bahwa barang ini
asli Karena itu harganya mahal padahal barang palsu.
2) Seorang dukun berkata di rumahmu ada jin karena anakmu
sakit, untuk tidak sakit beri sesajien. Padahal semua itu
semua itu adalah ulah dukun untuk menipu si pasien.
e. Hujjah Burhan artinya jelas atau terang. Maksudnya adalah hujjah
yang kebih jelas hingga dapat meyakinkan tentang kebenaran
kesimpulan yang dihasilkan daripada hujjah-hujjah sebelumnya
Bagian-bagian muqaddimah pada hujjah burhan ada 6:
1) Muaddimah awaliyah yaitu muqaddimah dimana
akal
memantiqnya
Contoh:
Satu separuh dari dua
Separuh lebih kecil dari semua
6 Cholil Bisyri Mustofa, ibid, hal. 86
12
BAB III
PENUTUP
13
A. KESIMPULAN
Setelah kita membahas secara menyeluruh mengenai qiyas ini maka
dapat
ditarik
kesimpulkan
bahwa
qiyas
itu
memiliki
rentetan
Qiyas Murakkab
Qiyas Istiqra
Qiyas Tamsil
Qiyas Khafi
Selain itu ada pula macam-macam murakkab yang terbagi menjadi dua
jenis, yaitu qiyas murakkab dengan natijah tidak terpisah (mausul nataij) dan
qiyas murakkab yang natijahnya tidak terpisah disebut dengan (mafsul nataij).
Dan yang terakhir macam-macam hujjah yang terbagi menjadi dua pula
Hujjah Aqliyah dan Hujjah naqliyah.
B. SARAN
Disarankan kepada para teman pembaca agar mengkaji lebih dalam lagi mengenai
rentetan Lawahiq Qiyas dan Hujjah ini melalui referensi atau rujukan yang lebih
akurat demi mendapatkan kebenaran yang lebih vali
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-Karim
Sambas, H. Syukriadi. 2012 Mantiq: Kaidah Berpikir Islami.
Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mustofa, Cholil Bisyri. 2000. Ilmu Mantiq, Terjemah Assullamul
Munauroq. Bandung : PT. al-Maarif
Nurnajmi Laila. Lawahiq al-Qiyas. 16 Januari 2015.
https://prezi.com/cuzu3yo1vgtc/lawahiq-al-qiyas/
Pensil Merah. Wawasan Islam. 17 Januari 2015.
http://ruslankpawallang.blogspot.com/2010/08/wawasanislam_25.html