Anda di halaman 1dari 7

A.

Latar Belakang Masalah

Fenomena yang saat ini banyak terjadi di Indonesia adalah tumpang tindih kewenangan
diantara banyak tenaga kesehatan yang ada. Terjadi baik di kalangan perawat, dokter maupun
bidan. Permasalahan tersebut bukan hal yang baru lagi. Sebagai tenaga kesehatan di tuntut
agar dapat menjadi pekerja yang profesional, bukan hanya sekedar ucapannya tetapi yang
lebih mendasar adalah apa yang di lakukannya. Bukan hanya karena disiplin ilmunya yang
menuntutnya untuk harus bekerja secara profesional, tetapi karena tenaga kesehatan juga
mendapat wewenang langsung dari pemerintah yang menyangkut tugas dan kewajibannya.
Dewasa ini setiap tenaga kesehatan tidak hanya dapat mengerjakan tugasnya secara individu,
tetapi juga dituntut untuk dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya, baik perawat,
bidan, dokter, maupun kesehatan masyarakat. Yang di samping itu mempunyai wewenang
tersendiri.
Peran serta pelaksana pelayanan kesehatan khususnya bidan, perawat dan dokter dalam upaya
meningkatkan taraf hidup sehat masyarakat begitu signifikan, sebetulnya mereka pun
diperkenankan untuk menyelenggarakan praktek diluar praktek mandiri dan atau praktek
mandiri.
Bila melihat dari fungsi dan kedudukan mereka dalam pelayanan kesehatan ketiganya
memiliki fungsi masing masing tetapi saling berkesinambungan diantara ketiganya.
Penyelenggaraan praktek diluar praktek mandiri dan atau praktek mandiri bidan dan perawat
mengikis persepsi bahwa mereka bukan lagi pembantu dokter melainkan teman sejawat yang
masing-masing mempunyai hak dan kewajiban serta fungsi independen diantara ketiganya.
B.

Tujuan Penulisan

Betapa pentingnya suatu kegiatan yang di kerjakan seseorang tentu mempunyai tujuan
tertentu, yaitu untuk mengetahui tentang tugas dan kewenangan profesi tersebut.
C.

Perumusan Masalah

Permasalahan yang hendak diangkat dalam makalah ini adalah tentang perbedaan antara
perawat, dokter dan bidan dari mulai definisi, kewenangan serta hak dan kewajibannya juga
peraturan yang mengatur tentang profesi tersebut.
D.

Metode Penulisan

Penulisan makalah ini bersifat studi kepustakaan (library research), dimana data yang
diperoleh berdasarkan pustaka melalui buku-buku, peraturan perundang-undangan, artikelartikel yang berhubungan dengan profesi perawat, dokter dan bidan yang didapat melalui
internet.
PERAWAT
Hak dan Kewajiban

a)

Hak Perawat

Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas


sesuai dengan profesinya.

Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan sosialisasi sesuai


dengan latar belakang pendidikannya.

Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi

Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari klien atau keluarganya
tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang diberikan.

Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan


ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan atau kesehatan secara terus
menerus.

Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi pelayanan
maupun klien.

Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang dapat
menimbulkan bahaya baik secara fisik maupun stres emosional

Perawat berhak di ikut sertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan


pelayanan kesehatan.

Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
oleh klien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.

Perawat berhak untuk menolak di pindahkan ketempat tugas yang lain, baik melalui
anjuran maupun pengumuman tertulis karna diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundangundangan lainnya.

Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa
profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi
pelayanan yang bersangkutan.
b)

Kewajiban Perawat

Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.

Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas kegunaannya.

Perawat wajib menghormati hak klien.


Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat
mengatasinya.

Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan


keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.

Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya


sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien yang
lainnya.

Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien.

Perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.

Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan


bersinambungan.

Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan


atau kesehatan secara terus-menerus

Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan kemanusiaan sesuai


dengan batas kewenangannya.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien, kecuali
jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.

Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau perjanjian yang telah
dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.

4.

Perlindungan Hukum dalam Praktik Keperawatan

Hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok masyarakat.
Dengan demikian hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua anggota
masyarakat.
Pedoman legal yang dianut perawat berasal dari hukum perundang-undangan, hukum
peraturan, dan hukum umum.
a.

UU No. 23 / 1992 Tentang Kesehatan

- Pasal 32 Ayat 4 Pelaksanaan pengobatan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan , hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu

- Pasal 53 Ayat 1 Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam


melaksanakan tugas sesuai denga profesinya.
- Pasal 53 Ayat 2 Tenaga Kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien
b.
KEPMENKES 1239/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan yang mengatur
hak, kewajiban, dan kewajiban perawat, tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan
oleh perawat dalam menjalankan praktiknya, dan persyaratan praktik keperawatan dan
mekanisme pembinaan dan pengawasan.
c.
SK DIRJEN DIRJEN YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311 tentang tindakan
keperawatan mandiri

DOKTER
3.

Hak dan Kewajiban Dokter

a)

Hak

Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar


profesi dan standar operasional prosedur.

Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya.

Menerima imbalan jasa atau penghargaan.

b)

Kewajiban

Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur
serta kebutuhan medis.

Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang
mempunyai kemampuan lebih baik.

Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien
itu meninggal dunia.

Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang mampu melakukannya.

Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

4.

Perlindungan Hukum Terhadap Dokter

Profesi dokter perlu mendapatkan jaminan perlindungan hukum dalam rangka memberikan
kepastian dalam melakukan upaya kesehatan kepada pasien, peraturan perundang-undangan
yang memberikan dasar perlindungan hukum bagi dokter yaitu :

UUPK No.29/2004 Tentang Praktik Kedokteran, memuat ketentuan perdata dan


pidana.

Pasal 50 UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran yaitu dokter memperoleh
perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional.

Pasal 27 UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yaitu bahwa tenaga kesehatan
berhak mendapatkan imbalan dan pelindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.

Pasal 24 PP No 32 tahun 1996 yaitu perlindungan hukum diberikan kepada tenaga


kesehatan yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan.

BIDAN
3.

Hak dan Kewajiban Bidan

a.

Hak bidan

Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya

Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat/jenjang
pelayanan kesehatan

dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi

Bidan berhak atas privasi/kedirian dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan
baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain

Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan jabatan yang
sesuai

Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan

Bidan berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai

b.

Kewajiban Bidan

Bidan wajib mematuhi peraturan sesuai dengtan hubugan hokum antara bidan tersebut
dengan rumah bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.


Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga.

Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau
keluarga.

Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuia
dengan keyakinan Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang seorang
pasien.
4.

Sumber Hukum Peran Bidan

Aspek hukum yang berkaitan dengan kebidanan :

Praktek bidan selain bertujuan menjalani profesi sebagai bidan, namun senantiasa
wajib merahasiakan keadaan penyakit klien yang ditangani, bukan saja sebagai kewajiban
moral akan tetapi melekat sebagai kewajiban hukum.

Perlu diketahui dan diingat bahwa klien yang datang ke praktek bidan , itu karena ia
sangat membutuhkan pertolongan, siapapun keadaan klien kita tidak boleh meremehkan dan
lupa akan norma kesusilaan yang berlaku pada saat tersebut di masyarakat, atas dasar tersebut
norma susila yang telah ada lebih dikuatkan dengan undang-undang, yang mana apabila apa
yang telah dilakukan bidan diduga ada kesalahan atau mengakibatkan cacat , maka terkena
sanksi hukum baik perdata maupun pidana.

Di Indonesia telah dikeluarkan mengenai Peraturan Pemerintah, dan Undang-undang


Kesehatan.

Pasal 53 UU Kesehatan 1992, beserta penjelasanya menyatakan dengan tegas bahwa


rahasia pasien merupakan hak yang perlu dihormati, selain sanksi moral tentunya ada sanksi
hukum yang dapat diterapkan jika bidan melanggar ketentuan yang berlaku.

Sanksi pidana pada pasal 322 KUHP, berbunyi :

Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia yang ia wajib menyimpanya oleh karena
jabatan atau pekerjaanya, baik sekarang maupun dulu, dihukum dg hukuman penjara selamaselamanya 6 bulan atau denda 600 jt rupiah

KEPMENKES RI NOMOR 369/MENKES/SK/III/2007 Tentang standar profesi


bidan.

AZAS-AZAS UU KEBIDANAN NOMOR.23 TAHUN 1992

Kep. MenKes No.43/MenKes/SK/X/1983 tentang KODEKI, memuat segala sesuatu


tanggung jawab terhadap ketentuan profesi.


Praktik bidan juga telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan
No.900/MenKes/SK/VII/2002, yang merupakan revisi dari Permenkes
No.572/MenKes/per/VI/1996.

PP 32/1996 Tentang otonomi Daerah,

UU 13/2003 Ketenagakerjaan

UU Aborsi, Adopsi, bayi tabung dan transplantasi.

Anda mungkin juga menyukai