Anda di halaman 1dari 25

BAB II TINJAUAN

PUSTAKA
2.1 Barcode
Berdasarkan Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Barcode
memiliki arti kode batang. Sejenis kode yang mewakili data atau informasi
tertentu (biasanya jenis dan harga barang seperti makanan dan buku). Kode
berbentuk batangan balok dan berwarna hitam putih ini, mengandungi satu
kumpulan kombinasi batang yang berlainan ukuran yang disusun sedemikian
rupa. Kode ini dicetak di atas stiker atau di kotak bungkusan barang. Kode
tersebut akan dibaca oleh alat pengimbas (Barcode reader) yang akan
menterjemahkan kode ini kepada data/informasi yang mempunyai arti. Di
supermarket, barcode reader ini biasanya digunakan oleh kasir dalam pencatatan
transaksi oleh customer.
Tidak ada satu standard dari kode batang ini, malahan terdapat bermacammacam standard yang digunakan untuk berbagai keperluan, industri, maupun
berdasarkan tempat digunakannya. Semenjak 1973, Uniform Product Code (UPC)
diatur oleh Uniform Code Council, sebuah organisasi industri, yang menyediakan
suatu standard bar code yang digunakan oleh toko-toko retail. Joe Woodland,
merupakan penemu sistem barcode ini. (http://www.total.or.id/)
Barcode pada dasarnya adalah susunan garis vertikal hitam dan putih
dengan ketebalan yang berbeda, sangat sederhana tetapi sangat berguna, dengan
kegunaan untuk menyimpan data-data spesifik misalnya kode produksi, tanggal
kadaluwarsa, nomor identitas dengan mudah dan murah, walaupun teknologi
semacam itu terus berkembang dengan ditemukannya media magnetic, rfid,
electronics tags, serial eeprom (seperti pada smart card), barcode terus bertahan
dan masih memiliki kelebihan-kelebihan tertentu yaitu ,yang paling utama, murah
dan mudah, sebab media yang digunakan adalah kertas dan tinta, sedangkan untuk
membaca barcode ada begitu banyak pilihan di pasaran dengan harga yang relatif
murah mulai dari yang berbentuk pena(wand), slot, scanner, sampai ke CCDdan
bahkan kita dapat membuatnya sendiri. (http://www.innovativeelectronics.com/)

Pada konsep digital, hanya ada 2 sinyal data yang dikenal dan bersifat
boolean, yaitu 0 atau 1. Ada arus listrik atau tidak ada (dengan besaran tegangan
tertentu, misalnya 5 volt dan 0 volt). Barcode menerapkannya pada batang-batang
baris yang terdiri dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0
dan warna putih mewakili bilangan 1. Karena warna hitam akan menyerap cahaya
yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan warna putih akan
memantulkan balik cahaya tersebut.

Gambar 2.1 Anatomi Barcode


Selanjutnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang
berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai. Demikian,
karena ketebalan batang barcode menentukan waktu lintasan bagi titik sinar
pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.
Dan sebab itu, batang-batang barcode harus dibuat demikian sehingga
memiliki kontras yang tinggi terhadap bagian celah antara (yang menentukan
cahaya). Sisi-sisi batang barcode harus tegas dan lurus, serta tidak ada lubang atau
noda titik ditengah permukaannya. Sementara itu, ukuran titik sinar pembaca juga
tidak boleh melebihi celah antara batang barcode. (http://sabri.telkom.us/)
2.1.1 Jenis-Jenis Barcode
Code 39/3 of 9
Code 39 dapat mengkodekan karakter alphanumeric yaitu angka
desimal dan huruf besar serta tambahan karakter spesial-.*$/%+. Satu

karakter dalam Code 39 terdiri dari 9 elemen yaitu 5 bar (garis vertikal
hitam) dan 4 spasi (garis vertikal putih) yang disusun bergantian antara bar
dan spasi. 3 dari 9 elemen tersebut memiliki ketebalan lebih tebal dari
yang lainnya oleh karenanya kode ini biasa disebut juga , 3 elemen yang
lebih tebal tersebut terdiri dari 2 bar dan 1 spasi. Elemen yang lebar
mewakili digit biner 1 dan elemen yang sempit mewakili digit biner 0.

Gambar 2.2 Contoh Barcode Code 39


(http://www.innovativeelectronics.com/)

Interleaved 2 of 5 (ITF)
ITF barcode hanya dapat mengkodekan angka saja dan sering
digunakan

pada

produk-produk

yang

memiliki

kemasan

dengan

permukaan yang tidak rata (misalnya corugated box), hal ini disebabkan
struktur dan cara pengkodean ITF yang unik. Setiap karakter pada ITF
barcode dikodekan dengan 5 elemen yaitu 2 elemen tebal dan 3 elemen
sempit, dimana elemen tebal mewakili digit biner 1 sedangkan elemen
tipis mewakili digit biner 0 dengan perbandingan ketebalan antara elemen
tebal dengan elemen tipis 2:1 s/d 3:1. Keunikan dari ITF adalah
pengkodean karakternya apakah menggunakan bar ataukah menggunakan
spasi tergantung pada posisi sesuai dengan namanya interleaved, atau lebih
jelasnya sebagai berikut : Karakter pertama dikodekan menggunakan bar
setelah start character, sedangkan karakter kedua dikodekan menggunakan
spasi secara interleaved pada karakter pertama, karena sifat berpasangpasangan itulah panjang message termasuk check character haruslah genap
jika jumlahnya ganjil maka harus ditambahkan karakter 0 pada awal
message.

Tabel 2.1 Karater Set ITF

Gambar 2.3 Contoh jenis barcode ITF


(http://www.innovativeelectronics.com/)

Code 128
Code

128

adalah

barcode

dengan

kerapatan

tinggi,

dapat

mengkodekan keseluruhan simbol ASCII (128 karakter) dalam luasan


yang paling minim dibandingkan dengan barcode jenis lain, hal ini
disebabkan karena code 128 menggunakan 4 ketebalan elemen (bar atau
spasi) yang berbeda (jenis yang lain kebanyakan menggunakan 2
ketebalan elemen yang berbeda). Setiap karakter pada code 128 dikodekan
oleh 3 bar dan 3 spasi (atau 6 elemen) dengan ketebalan masing-masing

elemen 1 sampai 4 kali ketebalan minimum (module), jika dihitung dngan


satuan module maka tiap karakter code 128 terdiri dari 11 module kecuali
untuk stop character yang terdiri dari 4 bar 3 spasi (13 module). Jumlah
total module untuk bar selalu genap sedangkan untuk spasi selalu ganjil,
selain itu code 128 memiliki 3 start character yang berbeda sehingga code
128 memiliki 3 sub set karakter yang bersesuaian dengan start
characternya.

Gambar 2.4. Struktur Code 128 Barcode


(http://www.innovativeelectronics.com/)
2.2 Mikrokontroller AT89S52
AT89S52 merupakan mikrokontroller yang dikembagkan dari 8051
standar (semua pin dan instruksi assembler sesuai dengan standar 8051) oleh
Atmel Corporation. Mikrokontroler ini dirancang dengan teknologi AMOS dan
memori non-volatile dari Atmel dengan memori program internal (memori flash)
sebesar 8 KB yang bisa diprogram dalam sistem (In-system programmable flash
memory-ISP).
Penambahan fitur dari mikrokontroler standar di antaranya :
1. Memori flash 8 KB yang bisa diprogram

ulang sampai 1000 siklus

baca/tulis.
2. Fungsi penguncian memori program (program memori lock) untuk
memproteksi isi memori program internal.
3. bekerja pada frekuensi sampai 33 MHz.
4. RAM internal sebesar 256 byte.
5. penambahan Timer 2.
6. Timer Watchdog yang bisa diprogram.
7. Dua data pointer (DPTR)

8. 8 sumber interupsi.
9. Fungsi-fungsi penghematan daya (power down mode).
Dengan

penambahan fungsi-fungsi di

atas,

AT89S52

merupakan

mikrokontroler yang cukup andal untuk aplikasi-aplikasi sistem kendali atau yang
lainnya. Memori flash internal sebesar 8 KB yang bisa diprogram ulang dalam
sistem (ISP) memudahkan untuk meracang software sehingga mungkin tidak
diperlakukan emulator. (Usman, 2008: 59)
Berikut ini adalah gambar blok diagram dari mikrokontroller AT89S52

Gambar 2.5 Diagram Blok Mikrokontroller AT89S52 (Agfianto, 2003:33)

Keterangan Gambar 2.2 Diagram Blok Mikrokontroller AT89S52


a. Accumulator
ACC merupakan register akumulator atau tempat penyimpanan data
untuk sementara waktu. Dimana accumulator ini biasa dipakai untuk
menyimpan proses perhitungan aritmatika. Register ini biasa disebut Register
A.
b. Register B
Register B digunakan pada operasi perkalian dan pembagian. Instruksi
instruksi yang lain berfungsi sebagai register umumnya. Register ini
berpasangan dengan register A, pada proses perkalian atau pembagian.
c. Program Status Word (PSW)
PSW berisi informasi status yang penting seperti adanya carry pada
proses perhitungan, adanya proses overflow pada proses perhitungan,
pemeriksaan bit pada transfer data, adanya polaritas (+/-) dan status untuk
pemilihan bank dari register (R0-R7).
d. Stack Pointer (SP)
Stack Pointer terdiri dari 8 bit. Alamat SP ditambah / dinaikkan
sebelum data disimpan pada eksekusi instruksi PUSH dan CALL. SP dapat
diletakkan pada alamat manapun di on-chip RAM, SP diinisialisasikan pada
alamat 07H setelah reset. Hal ini mengakibatkan stack dimulai pada lokasi
08H.
e. Data Pointer (DPTR)
DPTR terdiri dari high byte (DPH) dan low byte (DPL). Fungsi
utamanya adalah sebagai tempat alamat 16 bit. Register ini bisa juga
dimanipulasi sebagai sebuah register 16 bit atau 2 buah register 8 bit yang
berdiri sendiri.
Ini juga untuk akses data atau source code di memori Flash PEROM
atau Memori Eksternal.

f. Oscilator
Xtal dengan frekuensi 12 MHz dan 2 kapasitor 30 pF dipakai untuk
melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan
kerja mikrokontroller.
g. Register Control
Special Function Register IP, IE, TMOD, T2CON, SCON dan PCON
berisi bit kontrol atau status untuk sistem interrupt, timer / counter dan port
serial. Yang dimaksud dengan special function register adalah kumpulan
kumpulan register yang memiliki fungsi khusus dimana isi dari register
tersebut ada yang menunjukkan sebuah informasi penting mengenai suatu
fungsi tertentu, ada juga yang menyimpan data sebagai buffer dari port
tertentu (memori sementara).
h. Struktur dan Cara Kerja Port
Pada mikrokontroller AT89S52 memiliki 4 port bi-directional (Port 0
Port 3), yang masing masing terdiri dari 8 bit. Setiap port terdiri dari
sebuah latch.
i. Serial Data Buffer
Serial data buffer sebenarnya merupakan 2 register yang terpisah,
transmit buffer (untuk mengirim data serial) dan receive buffer (untuk
menerima data serial). Ketika data dipindahkan ke SBUF, maka data akan
menuju ke transmit buffer dimana data ditampung untuk pengiriman serial.
Memindahkan data ke SBUF berarti menginisialisasi / memulai transmisi data
secara serial. Sebaliknya bila data dipindahkan dari SBUF, data tersebut
berasal dari receive buffer.
j. Register Timer
Pasangan register (TH0 & TL0), (TH1 & TL1) serta (TH2 & TL2)
adalah register 16 bit untuk proses perhitungan timer / counter 0, 1 dan 2.
(Special Function Register P0 sampai P3), sebuah output driver, dan sebuah
input buffer. Output driver Port 0 dan Port 2, serta input buffer Port)
digunakan untuk mengakses memori eksternal. Untuk aplikasi yang
menggunakan memori eksternal, maka port 0 mengeluarkan low order byte

alamat memori eksternal (A0-A7), yang multipleks dengan data (1 byte) yang
dibaca atau ditulis. Port 2 mengeluarkan High order byte alamat memori
eksternal (A8-A15) bila alamat yang diperlukan sebanyak 16 bit. Bila alamat
yang diperlukan hanya A0-A7 maka output Port 2 sama dengan isi SFR
(Special Function Register). Semua pin Port 3 mempunyai fungsi alternatif
selain sebagai port. Fungsi alternatif hanya akan aktif bila bit bit yang
bersesuaian pada port SFR berisi 1. Bila tidak maka output port akan
terkunci pada low.
Pada mikrokontroller AT89S52 ini hanya memerlukan tambahan 3
kapasitor, 1 resistor dan 1 Xtal serta catu daya 5 volt. Kapasitor 10 F

dan

resistor 10 K yang dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya


rangkaian reset ini, AT89S52 ini secara langsung akan di-reset pada saat
rangkaian menerima catu daya. Xtal dengan frekuensi 12MHz dan kapasitor 30 pF
dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan
kecepatan kerja atau frekuensi dari mikrokontroller.
Adapun memori data yang disediakan dalam mikrokontroller AT89S52
sebesar 256 byte, sarana input / output yang disediakan cukup banyak dan
bervariasi. AT89S52 ini mempunyai 32 jalur input / output paralel. Jalur input /
output ini dikenal sebagai Port 0 (P0.0.......P0.7), Port 1 (P1.0.......P1.7), Port 2
(P2.0.......P2.7), Port 3 (P3.0.........P3.7).
2.2.1 Deskripsi Pin Mikrokontroller AT89S52
Gambar dibawah ini memperlihatkan susunan kaki AT89S52, dimana
susunan kaki sama persis dengan AT89S51. Demikian pula dengan IC dari
keluarga MCS-51 yang lain, dimana semua keluarga MCS-51 memiliki konstruksi
dalam chip yang sama dan yang membedakannya adalah hanya kapasitas Flash
PEROM nya saja.
Mikrokontroller AT89S52 mempunyai 40 kaki, 32 kaki digunakan untuk
keperluan port pararel. Setiap port terdiri dari 8 pin, sehingga terdapat 4 port, yang
terdiri dari port 0, port 1, port 2 dan port 3.

Gambar 2.6 Mikrokontroler AT8952 (Usman, 2008:5)


Keterangan Gambar 2.6 Mikrokontroler AT89S52
Fungsi dari pin mikrokontroler AT89S52 :
1. VCC
Terletak pada pin 40 yang merupakan sumber tegangan positif.
2. GND
Terletak pada pin 20 yang merupakan ground sumber tegangan.
3. Port 0
Terletak pada pin 32 39 merupakan saluran (bus) input / output 8 bit
open collector yang dapat digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah
dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada saat
proses pemrograman dan verifikasi port 0 digunakan sebagai saluran (bus)
data.
4. Port 1
Teletak pada pin 1 - 8 merupakan port 1 yang menjadi saluran (bus)
dua arah input / output 8 bit. Dengan internal pull-up yang dapat digunakan
untuk berbagai keperluan dan dapat mengendalikan empat input TTL
(Transistor transistor logic). Port ini juga digunakan sebagai saluran alamat
pada pemrograman dan verifikasi.
5. Port 2
Terletak pada pin 21 28 yang menjadi saluran (bus) input / output
dua arah 8 bit dengan internal pull up. Merupakan port paralel 8 bit dua arah.

Port ini mengirim byte alamat-alamat bila dilakukan pengaksesan memori


eksternal.
6. Port 3
Pin 10 17 merupakan saluran (bus) input / output 8 bit dua arah
dengan internal pull up yang memiliki fungsi pengganti. Ketika logika 1
diberikan ke port 3, maka pull up internal akan menset port pada kondisi high
dan port 3 dapat digunakan sebagi saluran input. Bila fungsi pengganti tidak
digunakan, maka fungsi ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit
serbaguna. Selain itu, sebagaian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal
kontrol pada saat proses pemrograman dan verifikasi. Port ini mempunyai
beberapa fungsi khusus seperti ditunjukkan tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Fungsi Pin Pada Port 3 di Mikrokontroller

7. RST

Pin pin pada port 3

Fungsi Pengganti

P3.0

RXD (port input serial)

P3.1

TXD (port output serial)

P3.2

INT0 (interrupt eksternal 0)

P3.3

INT1 (interrupt eksternal 1)

P3.4

T0 (input eksternal timer 0)

P3.5

T1 (input eksternal timer 1)

P3.6

WR (perintah write pada memori eksternal)

P3.7

RD (perintah read pada memori eksternal)

Terletak pada pin 9 yang berfungsi untuk mengembalikan kondisi

kerja mikrokontroler pada posisi awal. Pin ini harus diberi logic 1 untuk
mengaktifkannya.

8. ALE / PROG
Address Latch Enable (ALE) PROG terletak pada pin 31 yang
merupakan penahan alamat memori eksternal pada port 1 selama mengakses
ke memori eksternal. Pin ini juga sebagai pulsa (sinyal) input program
(PROG) selama proses pemrograman.
9. PSEN (Program Store Enable)
Program Store Enable (PSEN) yang terletak pada pin 29 merupakan
sinyal pengontrol untuk mengakses program memori eksternal yang masuk ke
dalam saluran (bus) selama proses pemberian atau pengambilan instruksi.
10. EA /Vpp (External Acces Enable)
EA (External Acces Enable) terletak di pin 31. EA (External Acces
Enable) merupakan sinyal kontrol untuk pembacaan memori program dan
juga berfungsi sebagai tegangan pemrograman selama proses pemrograman
berjalan.
11. XTAL1
Terletak di pin 18 dan berfungsi sebagai masukan dari rangkaian
osilator
12. XTAL2
Terletak di pin 19 dan berfungsi sebagai keluaran dari rangkaian
osilator.(http://www.alldatasheet.com).
2.2.2 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52
Sistem minimum adalah rangkaian minimum yang diperlukan agar
AT89S52 bisa menjalankan program. Rangkaian ini meliputi rangaian osilator dan
rangkaian reset (untuk power on reset). Oleh karena AT89S52 memiliki memori
program internal, maka rangkaian ntuk mengakses

memori program eksternal

(yaitu IC latch untuk alamat) tidak iperlukan selama AT89S52 hanya


menggunakan memori program internal yang dimilikinya. Resistor pull up
eksternal diperlukan P0 karena keluaran P0 bersifat drain terbuka.

Rangkaian sistem minimum yang diperlihatkan oleh gambar 2.7


mengansumsikan bahwa AT89S52 akan selalu mengerjakan program yang ada di
memori flash yang dimilikinya (pin EA dihubungkan dengan VCC). Osilator
menggunakan sebuah kristal 11.0592 MHz(X400) mengingat pada frekuensi ini
banyak baud rate standar yang bisa dibangkitkan oleh AT89S52 pada komunikasi
serial. (Usman, 2008:513)

Gambar 2.7 Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S52 (Usman, 2008:514)


2.3 Mikrokontroler ATMEGA8535
AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction
Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang
berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler
dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits
words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada
teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk
menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock.
AVR atau sebuah kependekan dari Alf and Vegards Risc Processor
merupakan chip mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum
dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas :

ATtiny

ATMega

AT90Sxx

AT86RFxx
Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas

memori, peripheral, dan fungsinya. Dalam hal arsitektur maupun instruksinya,


hampir idak ada perbedaan sama sekali. Dalam hal ini ATMEGA8535 dapat
beroperasi pada kecepatan maksimal 16MHz serta memiliki 6 pilihan mode sleep
untuk menghemat penggunaan daya listrik. (http://www.forumsains.com)
Mikrokontroler dapat disebut sebagai one chip solution karena terdiri
dari :
1. CPU (Central Processing Unit)
2. RAM (Random Access Memory)
3. EPROM/PROM/ROM (Erasable Programmable Read Only Memory)
4. I/O (Input/Output) - serial dan parallel
5. Timer
6. Interupt Controller
Mikrokontroller AVR (Alf and Vegards Risc processor) memiliki arsitektur
8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan
sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock atau dikenal dengan
teknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing), berbeda dengan instruksi
MCS51 yang membutuhkan 12 siklus clock atau dikenal dengan teknologi
CISC (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, AVR dapat
dikelompokan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,
keluarga ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masingmasing adalah kelas memori, peripheral dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan
instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.

2.3.1 Arsitektur ATmega8535

Gambar 2.8 Gambar Arsitektur ATMEGA8535 (http://www.forumsains.com)


Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa ATMega8535 memiliki bagian
sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.


7. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
8. Unit interupsi internal dan eksternal.
9. Port antarmuka SPI.
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11. Antarmuka komparator analog.
12. Port USART untuk komunikasi serial. Fitur ATMega8535.
Kapabilitas detail dari ATMega8535 adalah sebagai berikut:
1. System mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16
Mhz.
2. Kapabilitas memory flash 8KB,SRAM sebesar 512 byte,dan EEPROM
(Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 512 byte.
3. ADC internal dengan fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
4. Portal komunikasi serial (USART) dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
5. Enam pilihan mode sleep menghemat penggunaan daya listrik. Konfigurasi
Pin ATMega8535
2.3.2

Konfigurasi Pin ATmega8535

Gambar 2.9 Konfigurasi Pin ATMEGA8535 (http://www.forumsains.com)


Konfigurasi pin ATMega8535 bisa dilihat pada gambar 2.9. Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan secara fungsional konfigurasi pin ATMega8535 sebagai
berikut:

1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
2. GND merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu Timer/Counter,komparator analog,dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu TWI,komparator analog dan Timer Oscillator.
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus,
yaitu komparator analog,interupsi eksternal,dan komunikasi serial.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock ekstenal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
2.3.3 Fungsi Alternatif Port-Port ATmega8535
Selain berfungsi sebagai port I/O bidirectional 8-bit, masing-masing port
ATMega8535 memiliki fungsi lain, yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Alternatif Port A
Tabel 2.3 Fungsi Alternatif Port A
Pin

Keterangan

PA.7

ADC7 (ADC Input Channel 7)

PA.6

ADC6 (ADC Input Channel 6)

PA.5

ADC5 (ADC Input Channel 5)

PA.4

ADC4 (ADC Input Channel 4)

PA.3

ADC3 (ADC Input Channel 3)

PA.2

ADC2 (ADC Input Channel 2)

PA.1

ADC1 (ADC Input Channel 1)

PA.0

ADC0 (ADC Input Channel 0)

2. Fungsi Alternatif Port B


Tabel 2.4 Fungsi Alternatif Port B
Pin

Keterangan

PB.7

SCK (SPI Bus Serial Clock)

PB.6

VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)

PB.5

VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)

PB.4

SS (SPI Slave Select Input)

PB.3
PB.2
PB.1
PB.0

AIN1 (Analog Comparator Negative Input)


OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
INT2 (External Interrupt2 Input)
T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)
XCK (JSART External Clock Input/Output)

3. Fungsi Alternatif Port C


Tabel 2.5 Fungsi Alternatif Port C
Pin

Keterangan

PC.7

TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)

PC.6

TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)

PC.1

SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)

PC.0

SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)

4. Fungsi Alternatif Port D


Tabel 2.6 Fungsi Alternatif Port D
Pin

Keterangan

PD.7

OC2 (Timer/Counter2 Output Compare Match Output)

PD.6

ICP1 (Timer/Counter1 Input Capture Pin)

PD.5

OC1A (Timer/Counter1 Output Compare A Match Output)

PD.4

OC1B (Timer/Counter1 Output Compare B Match Output)

PD.3

INT1 (External Interrupt1 Input)

PD.2

INT0 (External Interrupt0 Input)

PD.1

TXD (USART Output Pin)

PD.0

RXD (USART Input Pin)

(http://www.alldatasheet.com)
2.4 Driver Motor DC L293D
IC L293D adalah IC yang umum dipakai untuk mengendalikan motor DC
memiliki 2 Supply daya yang memiliki fungsi berbeda yaitu tegangan 5V untuk
mengaktifkan IC dan 12 V untuk tegangan motor Sebuah IC L293D berisi empat
buah push-pull. Setiap dua buah push-pull dapat digunakan sebagai sebuah untai
H-bridge dan dapat diaktifkan dengan sebuah sinyal enable. Dalam penelitian ini
digunakan metode DC Chopper kelas E sehingga untai yang dirancang

ditunjukkan gambar 3.5 IC L293D mampu beroperasi pada tegangan 4,5 V


sampai 36 V. Besarnya arus yang dapat ditarik adalah 600mA pada kondisi
normal serta 1,2 A pada arus puncak (Budiharto Widodo, 2006 : 57).

Gambar 2.10 Konfigurasi L293D Untuk 1 Motor (http://digilib.petra.ac.id/).


Dan berikut ini adalah rating tegangan maximum yang dapat dilewatkan
oleh IC ini :
Tabel 2.7 Karakteristik L293D
Symbol

Parameter

Value

Unit

Vs

Supply Voltage

35

VSS

Logic Supply Voltage

35

VI

Input Voltage

VM

Enable Voltage

IP

Peak Output Current (100s non repetitive)

12

Psl

Total Power Dissipation at Tphs-90 C

Tapl Tl

Storage and Junction Temperature

- 40 to 150

Gambar 2.11 kontruksi IC 29L3D


IC 29L3D terdiri atas 16 pin dengan 4 pin utama digunakan sebagai jalur
komunikasi dengan motor atau pun mikrokontorler. (http://digilib.petra.ac.id/).
2.5 LCD Grafik
LCD atau Liquid Crystal Display sekarang semakin banyak digunakan,
dari yang berukuran kecil, seperti LCD pada sebuah MP3 player, sampai yang
berukuran besar seperti minitor PC atau televisi. Warna yang dapat ditampilkan
bisa bermacam-macam, dari yang 1 warna (monokrom) sampai yang 65.000
warna. Pola (pattern) LCD juga bisa bervariasi, dari pola yang membentuk
display 7 segmen (misalnya LCD yang dipakai untuk jam tangan) sampai LCD
yang bisa menampilkan karakter/teks dan LCD yang bisa menampilkan gambar.
LCD sangat berbeda dengan display 7 segmen atau display dot matriks.
Untuk menyalakan LCD diperlukan sinyal khusus (gelombang AC). Oleh karena
itu, diperlukan sebuah IC driver yang khusus juga. Pada LCD yang bisa
menampilakan karakter (LCD karakter) dan LCD yang bisa menampilakan
gambar (LCD grafik), diperlukan memori untuk membangkitkan gambar
(CGROM atau Character Generator ROM) dan juga RAM untuk menyimpan data

(teks atau gambar) yang sedang ditampilkan (DDRAM atau Display Data RAM).
Diperlukan

pula

pengendali

(controller)

untuk

berkomunikasi

dengan

mikrokontroler. (Usman, 2008 : 209).

Gambar 2.12 LCD tipe LCM-S01602DTR (http://media.digikey.com/).

Gambar 2.13 Rangkaian LCD (http://www.kmitl.ac.th/).


Tabel 2.8 Fungsi-fungsi Kaki LCD
No

Nama

Fungsi

1.

Vss

Catu daya (0 V atau GND)

2.

Vcc

Catu daya +5 V

3.

Vee

Tegangan LCD

4.

RS

Register Select, untuk

0 memilih register perintah

memilih mengirim perintah

1 register data

atau data (Input)

Keterangan

5.

R/W

Read/Write, Pin untuk

0 tulis

pengendalian baca atau tulis 1 baca, dalam banyak aplikasi,


(Input)

tidak ada proses pembacaan data


dari LCD, sehingga R/W bisa
langsung dihubungkan ke GND

6.

Enable, untuk mengaktifkan Pulsa :


LCD untuk memulai operasi Rendah-Tinggi-Rendah
baca atau tulis (Input)

7-

DB0-

14

DB7

Bus data (Input/Output)

Pada operasi 4 bit hanya DB4DB7 yang dipakai, yang lain


sebaiknya dihubungkan ke GND.
DB7 bisa digunakan sebagai bit
status sibuk (busy flag)

Dua pin terakhir adalah pin untuk memberikan tegangan ke LED backlight
LCD, pin anoda (A) dan katoda (K). Seperti terlihat pada Gambar 2.14, sebuah
resistor digunakan untuk menghubungkan pin A dengan tegangan +5 V,
sedangkan pin K langsung dihubungkan dengan GND. Resistor tersebut
digunakan untuk mengatur arus yang mengalir ke LED backlight sekaligus
mengatur kecerahan backlight. Lembaran data akan menyebutkan berapa arus
yang diperlukan, sehingga nilai resistor pembatas bisa ditentukan. (Usman, 2008:
212-213)
2.5.1 Function Set
Mengatur interface lebar data, jumlah dari baris dan ukuran font karakter
RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3

DB2

DB1

DB0

DL

CATATAN:
X : Dont care
DL: Mengatur lebar data

DL=1, Lebar data interface 8 bit ( DB7 s/d DB0)


DL=0, Lebar data interface 4 bit ( DB7 s/d DB4)
Ketika menggunakan lebar data 4 bit, data harus dikirimkan dua kali
(http://mau-nulis.co.cc/).
2.5.2 Entry Mode Set
Mengatur increment/ decrement dan mode geser
RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3

DB2

DB1

DB0

I/D

Catatan:
I/D: Increment/ decrement dari alamat DDRAM dengan 1 ketika kode karakter
dituliskan ke DDRAM.
I/D = 0, decrement
I/D= 1, increment
S: Geser keseluruhan display kekanan dan kekiri
S=1, geser kekiri atau kekanan bergantung pada I/D
S=0, display tidak bergeser
(http://mau-nulis.co.cc/).
2.5.3 Display On/ Off Cursor
Mengatur status display ON atau OFF, cursor ON/ OFF dan fungsi Cursor Blink.
RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3

DB2

DB1

DB0

D : Mengatur display
D = 1, Display is ON
D = 0, Display is OFF
Pada kasus ini data display masih tetap berada di DDRAM, dan dapat ditampilkan
kembali secara langsung dengan mengatur D=1.

C : Menampilkan kursor
C = 1, kursor ditampilkan
C = 0, kursor tidak ditampilkan
B : Karakter ditunjukkan dengan kursor yang berkedip
B=1, kursor blink
(http://mau-nulis.co.cc/).
2.5.4 Clear Display
Perintah ini hapus layar
RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3

DB2

DB1

DB0

(http://mau-nulis.co.cc/).
2.5.5 Geser Kursor dan Display
Geser posisi kursor atau display ke kanan atau kekiri tanpa menulis atau baca data
display. Fungsi ini digunakan untuk koreksi atau pencarian display
RS

R/W

DB7

DB6

DB5

DB4

DB3

DB2

DB1

DB0

S/C

R/L

Catatan : x = Dont care


S/C

R/L

Note

Shift cursor position to the left

Shift cursor position to the right

Shift the entire display to the left

Shift the entire display to the right

(http://mau-nulis.co.cc/).

2.5.6 Posisi Kursor


Modul LCD terdiri dari sejumlah memory yang digunakan untuk display.
Semua teks yang kita tuliskan ke modul LCD adalah disimpan didalam memory
ini, dan modul LCD secara berturutan membaca memory ini untuk menampilkan
teks ke modul LCD itu sendiri. (http://mau-nulis.co.cc/).
2.6 Buzzer
Rangkaian Simple Electronic Buzzer
Rangkaian simple electronic buzzer merupakan rangkaian yang hanya
menggunakan 2 resistor, 3 kapasitor, 1 buah IC NE555, saklar dan speaker.
Perakitan rangkaian simple buzzer electronic ini juga sangat mudah dan simpel.
IC NE555 ini menghasilkan frekuensi sekitar 1 KHz ketika saklar ditekan.
Frekuensi ini bisa bisa diatur dengan menggunakan potensiometer 10 KOhm.
Gambar rangkaian simple electronic buzzer ini bisa dilihat disini :

Gambar 2.15 Rangakain Buzzer (http://tutorial-elektronika.blogspot.com/)

Anda mungkin juga menyukai