Anda di halaman 1dari 6

Transfusi Darah

Ariza Zakia Imani


Transfusi darah adalah suatu rangkaian proses pemindahan darah donor
ke dalam sirkulasi dari resipien sebagai upaya pengobatan. Bahkan
sebagai upaya untuk menyelamatkan kehidupan.
Berdasarkan asal darah yang diberikan, transfusi dikenal sebagai:
Homologous transfusi (berasal dari darah orang lain) dan Autologous
transfusi (berasal dari diri sendiri)
Tujuan transfusi darah
Indikasi
Transfusi darah umumnya > 50% diberikan pada saat perioperatif.
Penggolongan Darah
Sistem ABO
Penggolongan ABO ditentukan oleh ada atau tidak adanya antigen
permukaan sel darah merah (SDM) : A atau B
Golongan darah A memiliki antigen SDM A
Golongan darah B memiliki antigen SDM B
Golongan darah AB memiliki antigen SDM A dan B
Golongan darah O tidak memiliki antigen SDM A dan B
Sistem Rh
Ada sekitar 46 kelompok resus antigen permukaan sel darah merah, dan
pasien dengan resus antigen D dianggap sebagai Rh-positif.
85% dari populasi kulit putih dan 92% dari populasi kulit hitam memiliki
antigen D
Individu yang tidak memiliki antigen ini disebut Rh-negatif.
Pemeriksaan Kompatibilitas
Pemeriksaan ABO-Rh
Reaksi transfusi yang paling parah adalah karena inkompatibilitas ABO
Sel darah merah pasien diuji dengan serum yang memiliki antibodi
terhadap A dan B untuk menentukan golongan darah.
Sel darah merah pasien juga diuji dengan antibodi anti-D untuk
menentukan status Rh.
Skrining Antibodi
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mendeteksi adanya antibodi yang
paling sering dikaitkan dengan reaksi hemolitik non-ABO pada serum.
Tes (juga dikenal sebagai tes Coombs tidak langsung) ini membutuhkan
waktu 45 menit dan melibatkan pencampuran serum pasien dengan sel
darah merah komposisi antigenik yang dikenal;
Skrining antibodi secara rutin dilakukan pada semua donor darah dan
sering dilakukan untuk penerima yang potensial bukannya crossmatch
Crossmatch
Crossmatch mirip dengan transfusi: dilakukan pada darah pasien dan
darah donor.

Crossmatching memiliki tiga fungsi: (1) mengkonfirmasi penggolongan


ABO dan Rh, (2) mendeteksi antibodi terhadap sistem golongan darah
lainnya, dan (3) mendeteksi antibodi dalam titer rendah atau yang tidak
menggumpal dengan mudah.
Pemeriksaan Kontaminasi
Kontaminasi Bakteri
Pseudomonas, Yersinia, Enterobacter, Flavobacterium (pada darah
simpan)
Bacillus, Escherichia coli, Klebsiella, Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Serratia marcescens, and Streptococcus
account (pada platelet concentrate)
Treponema pallidum (sifilis)
Kontaminasi Virus
HIV, Hepatitis B;C;D;E, HHVs, CMV, EBV
Kontaminasi Parasit : Malaria, Toxoplasmosis
Sediaan Darah untuk Transfusi
Darah Lengkap (Whole Blood)
Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit dan plasma.
450 mL darah + 63 mL CPDA-1
Indikasi :
Memperbaiki kemampuan transport O2 oleh eritrosit (pada anemia berat).
Menambah jumlah darah yang beredar(pada perdarahan).
Darah Segar (Fresh Whole Blood)
Masa simpan 4-6 jam
Suhu penyimpanan 2oC-6oC
Keuntungan :
Faktor-faktor pembekuan masih lengkap
Fungsi sel darah merah relatif masih sangat baik
Kerugian :
Sulit diperoleh dalam waktu yang tepat
Bahaya penularan penyakit masih tinggi (CMV masih hidup dalam 48
jam).
Indikasi : operasi jantung terbuka pada bayi
Darah Baru
Masa simpan 3-4 hari
Keuntungan : kenaikan kadar Kalium, ammonia dan asam laktat belum
tinggi.
Kerugian : faktor-faktor pembekuan sudah sangat berkurang.
Darah Simpan
Masa simpan 21 hari, 28 hari (tergantung antikoagulan yg dipakai)
Keuntungan :
Pengadaan mudah
Bahaya penularan penyakit sudah berkurang
Kerugian :
Faktor pembekuan hampir habis.
Kemampuan transportasi O2 berkurang

Kadar Kalium, ammonia dan asam laktat meningkat.


Packed Red Cell (PRC)
Dari 250 cc WB 100-125 cc PRC (Ht : 70-80%).
Isi : eritrosit + sedikit plasma
Pembuatan sistem terbuka (400C) tahan 12 jam;
Sistem tertutup tahan sesuai tgl kadaluwarsa.
Keuntungan :
Bahaya overloading (-).
Reaksi alergi thd protein plasma (-)
Ekonomis
Kerugian
Sistem tertutup :
Kemampuan transportasi O2 menurun.
Bahaya infeksi
Sistem terbuka :
Masa simpan pendek
Bahaya infeksi
Washed Red Cell (WRC)
Dibuat dari PRC yang dicuci 3 X dengan NaCl fisiologis.
Tujuan : menghilangkan antibodi dalam plasma dan yg menempel pada
eritrosit.
Harus digunakan dalam 4 jam setelah pembuatan.
Platelet Concentrate
Dari 250 cc WB 20 cc PC (TC).
Berisi 70-80% jumlah trombosit semula.
Berisi 28 milyar trombosit.
Dapat menaikkan jumlah trombosit sebanyak 5000/mm3.
Pada penyimpanan dengan agitator (220C), tahan 3-5 hari.
Fresh Frozen Plasma (FFP)
Dibuat dari plasma segar yang dibekukan pada suhu 200C.
Berisi semua faktor pembekuan.
Tahan disimpan 1 tahun (250C).
Kadar faktor VIII sedikitnya 70% dari awal.
Cryoprecipitate
Dibuat dari FFP yg dicairkan pada 40C, kemudian disentrifus, endapan
yang diambil.
Pada penyimpanan -300C, tahan 1 tahun.
Bila akan dipakai, dicairkan dulu pada 40C, dan harus diberikan dalam
waktu 6 jam.
Dari 250 cc WB, diperoleh 15-20 cc cryoprecipitate yg berisi 50-75 IU f
VIIIc dan 40-125 mg fibrinogen.
Konsentrat Faktor
Konsentrat Faktor IX

Konsentrat Faktor VIII (factor anti hemofilia A)


Albumin
Protein plasma, diperoleh dengan cara fraksionisasi Cohn.
Larutan 5% albumin bersifat isoosmotik dengan plasma, dan dapat segera
meningkatkan volume darah.
Komponen ini digunakan juga untuk hipoproteinemia (terutama
hipoalbuminemia), luka bakar hebat, pancreatitis, dan neonatus dengan
hiperbilirubinemia.
Dosis disesuaikan dengan kebutuhan, misal pada neonatus
hiperbilirubinemia perlu 1-3g/kgBB dalam bentuk larutan albumin 5%
Mengganti Kehilangan Darah
Idealnya, kehilangan darah harus diganti dengan kristaloid atau koloid
untuk mempertahankan volume intravaskular (normovolemia) sampai
bahaya anemia melebihi resiko transfusi.
Kehilangan darah lebih lanjut diganti dengan transfusi sel darah merah
untuk menjaga konsentrasi Hb atau Ht. Tidak ada pemicu transfusi wajib.
Titik di mana manfaat dari transfusi lebih besar daripada risiko harus
dipertimbangkan secara individual.
Transfusi dapat ditentukan sebelum operasi dari hematokrit dan dengan
memperkirakan volume darah (EBV)

Pasien dengan hematokrit yang normal umumnya harus ditransfusi hanya


setelah kehilangan 10-20% dari volume darah mereka.
Jumlah kehilangan darah yang diperlukan sehingga Ht turun 30% dapat
dihitung sebagai berikut:
EBV
Perkiraan RBCV di hematokrit pra operasi (RBCV preop).
Memperkirakan RBCV pada hematokrit 30% (RBCV 30%), dengan asumsi
volume darah yang normal dipertahankan.
Hitung RBCV hilang ketika hematokrit adalah 30%; RBCV lost= RBCV
preop - RBCV 30%.
Kehilangan darah yang diperbolehkan(ABL) = RBCV lost 3
Komplikasi Transfusi Darah
Reaksi Imun
Reaksi Hemolitik Akut inkompatibilitas ABO darah
Insidensi 1:38.000
Gejala pada pasien sadar: demam, menggigil, nyeri dada-panggul dan
muak

Gejala pada pasien dlm anestesi: demam, takikardi tidak jelas asalnya,
hipotensi, perdarahan merembes di daerah operasim syok, spasme
bronkus, Hb-uria, ikterus, renal shut down
Reaksi Hemolitik Lambat
Biasanya ringan
Disebabkan antibodi terhadap antigen non-D dari sistem Rh
Reaksi muncul 2- 21 hari setelah transfusi
Gejala: malaise, jaundice, dan demam . Th e patients
Ht biasanya gagal meningkat, atau meningkat sementara
Reaksi Imun Non-Hemolitik
Reaksi Febrile
Reaksi Urtikaria
Reaksi Anafilaktik
Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI)
Penyakit Graft-vs-Host
Purpura pasca transfusi
Imunomodulasi terkait transfusi
Infeksi (virus, bakteri, parasit)
Transfusi Darah Masif
Perdarahan masif: perdarahan > 1/3 volume darah dalam waktu < 30
menit
Transfusi darah masif
Transfusi darah sebanyak > 1-2x volume darah dalam waktu > 24 jam
Transfusi darah lebih besar dari 50% volume darah dalam waktu singkat
(misal, 5 unit dalam 1 jam untuk berat 70 kg).
Strategi Alternatif untuk Tatalaksana Kehilangan Darah pada
Operasi
Transfusi autologus sebelum operasi, pasien mendonorkan darahnya
sendiri, biasanya 4 5 minggu sblm operasi. Pasien boleh mendonorkan
darah jika Ht 34% atau Hb 11 g/dL. Diperlukan setidaknya 72 jam untuk
penyesuaina volume plasma
Blood Salvage & Reinfusion Darah yang dikeluarkan di-aspirasi
pada saat operasi ke dalam wadah dan dicampur dengan heparin. Setelah
jumlah darah yang dikumpulkan cukup, sel-sel merah dikonsentrasikan
dan dicuci untuk menghilangkan kotoran dan antikoagulan dan kemudian
diinfusikan kembali ke pasien
Hemodilusi Normovolemik
Satu atau dua unit darah biasanya diambil sesaat sebelum operasi dan
diganti dengan kristaloid dan koloid sehingga pasien tetap normovolemik
namun memiliki hematokrit 21-25%.
Darah yang diambil lalu disimpan dalam tas CPD pada suhu kamar
(sampai 6 jam) untuk mempertahankan fungsi platelet; darah diberikan
kembali ke pasien setelah kehilangan darah atau lebih cepat jika perlu.
Transfusi Langsung Donor
Pasien dapat menerima darah yang didonorkan dari anggota keluarga
atau teman yang diketahui memiliki kecocokan ABO

Sebagian besar bank darah tidak menganjurkan praktek ini dan umumnya
memerlukan minimal 7 hari sebelum operasi untuk memproses darah
yang didonorkan dan mengkonfirmasi kompatibilitas.
Daftar Pustaka
Butterworth, JF; Mackey, DC; Wasnick, JD. 2013. Morgan & Mikhails
Clinical Anethesiology. New York: McGraw Hill Lange.
Latief, SA; Suryadi, KA; Dachlan, MR. 2009. Petunjuk Praktis Anestesiologi
Edisi Kedua. Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
Longnecker, DE; Brown, DL; Newman, MF; Zapol, WM. 2008.
Anesthesiology. New York: McGraw Hill Medical.
Widjaya, DS. 2014. Transfusi dan Bank Darah, Bandung: FK UNJANI.

Anda mungkin juga menyukai