Anda di halaman 1dari 4

Nama

NIM
Mata Kuliah
Dosen Pengampu

: Dhony Wiyasandy
: 136090300111009
: Metodologi Riset
: Prof. Dr.rer.nat Muhammad Nurhuda
RESUME METODOLOGI RISET

Hakikat Kerangka Berpikir Ilmiah


Setiap makhluk hidup dikaruniai kemampuan untuk mengetahui diri dan alam sekitar
termasuk manusia. Melalui pengetahuan, manusia dapat mengatasi kendala dan kebutuhan
demi kelangsungan hidupnya. Karena itu tidak salah jika Tuhan menyatakan manusialah yang
memiliki peran sebagai wakil Tuhan di Bumi, melalui penciptaan kebudayaan. Proses
penciptaan kebudayaan dan pengetahuan yang di dapatkan oleh manusia dimulai dari sebuah
proses yang paling dasar yaitu, kemampuan manusia untuk berpikir. Meskipun sebenarnya
hewan memiliki kemampuan yang sama dengan manusia dalam hal berpikir, tetapi hewan
hanya dapat berpikir dengan kemampuan terbatas pada insting hewaninya demi kelangsungan
hidup.
Bila kita hidup semata-mata untuk memenuhi insting dasar saja, sesungguhnya kita
masih menjadi binatang yang berevolusi kesadaran, ibaratnya masih berkedok jasad manusia.
Perbedaannya terletak dimana binatang tidak bisa berpura-pura mengelabuhi dirinya
(munafik), sebaliknya manusia dengan perangkat mind (otak sadar/pikiran) mampu berpurapura seolah bukanlah binatang.
Kerangka berpikir ilmiah selalu dikaitkan dengan logika dan filsafat karena dua
komponen ini saling berhubungan. Kerangka berpikir ilmiah merupakan salah satu cabang
filsafal ilmu setelah ontologi dan oksiologi yang secara khusus mengkaji dan mempelajari
tentang hakikat ilmu itu sendiri dengan pengetahuan ilmiah. Kerangka adalah sesuatu yang
menyusun yang lain sehingga yang lain dapat berdiri. Berpikir adalah proses untuk
memperoleh pengetahuan. Sedangkan ilmiah adalah sesuatu hal atau pernyataan yang bersifat
keilmuan yang sesuai dengan kenyataan yang ada berdasarkan atas penelitian. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kerangka berpikir ilmiah membahas secara mendalam mengenai proses
untuk memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan kebenarannya berdasarkan penelitian dan
riset.
Manusia memiliki kemampuan berpikir yang akhirnya menyebabkan rasa ingin
tahunya berkembang. Dengan kemampuan bipikir itulah, manusia selalu menggabungkan
pengetahuan yang terdahulunya hingga menghasilkan pengetahuan yang baru bersumber pada

kebenaran melalui kajian-kajian ilmu pengetahuan. Seiring dengan perkembangan pola pikir
manusia yang haus akan ilmu pengetahuan, dan pada akhirnya melahirkan pengetahuan yang
ilmiah. Pengetahuan ilmiah selalu membutuhkan alasan dan penjelasan secara sistematis untuk
memberikan suatu penegasan atau keyakinan. Golongan terpelajar yang wajib memiliki
kerangka berpikir ilmiah adalah mahasiswa.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan diri mahasiswa sebagai seorang
yang kritis dan ilmiah. Dua hal inilah yang mampu menciptakan karakter idiologis pada diri
mahasiswa. Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa
memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa di lingkup
nasional bahkan internasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagai bagian
dari masyarakat memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi berbanding lurus dengan
pengetahuan yang dimiliki. Mahasiswa harus dan mampu memiliki kerangka berpikir ilmiah
dalam menganalisis setiap persoalan serta tidak terjebak pada kesalahan berpikir.
Persiapan menyusun kerangka penelitian
Menyusun kerangka yang memuat penelitian sebenarnya hampir sama dengan
menyusun kerangka pada kerangka apapun. Intinya pemahaman yang dimiliki peneliti bukan
hanya mengenal dan memahami bidang yang akan diteliti tetapi pemahaman dasar mengenai
penelitian dan kemampuan menggunakan bahasapun sangat penting untuk dikuasai. Beberapa
hal yang harus dilakukan dalam menyusun kerangka penelitian, antara lain:
1. Memahami jenis penelitian
Jenis penelitian pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif menunjukkan hasil penelitian berupa teori dan pengembangan
konsep. Sedangkan kuantitatif menggunakan data yang berupa angka matematis.
Pemahaman tentang jenis penelitian ini sangat penting karena akan mempengaruhi
judul, rumusan masalah, tujuan dan batasan masalah yang akan diteliti.
2. Mengenal dan memahami istilah dalam penelitian
Berbagai istilah penting dalam penelitian harus dipahami karena berhubungan mulai
dari komponen hingga penyusunannya. Salah satunya adalah data karena data
merupakan informasi faktual yang diolah dalam penelitian.
3. Memahami sistematika dan karya ilmiah hasil penelitian
Sistematika bisa ditemui di pedoman penulisan karya ilmiah. Contoh karya ilmiah dapat
dilihat dalam bentuk laporan hasil penelitian (skripsi, tesis, jurnal). Tujuannya untuk
memberikan gambaran mengenai penelitian secara utuh, selain itu untuk mencari topik
penelitian yang belum pernah diteliti.

4. Mencari dan mencatat hasil penelitian yang serupa/terdahulu


Penelitian selalu mencari sesuatu yang terbaru, jika tidak penelitian tersebut dapat
dikatakan sebagai plagiat.
5. Mencari referensi
Kegiatan ini dilakukan setelah membuat beberapa judul dan permasalahan. Referensi
bisa didapat melalui buku maupun jurnal ilmiah terbaru. Jika membaca jurnal, bacalah
abstrak, pendahuluan, kesimpulan dan yang terpenting adalah saran. Karena didalam
saran tersebut kita dapat menemukan celah untuk penelitian selanjutnya.
Menyusun metodologi penelitian
Dalam menyusun penelitian baik penelitian skripsi maupun tesis, metode atau
metodologi penelitian yang digunakan mutlak harus disertakan. Metode atau metodologi
penelitian ini akan menggambarkan bagaimana langkah atau strategi peneliti dalam menjawab
perumusan masalah penelitian, yang hasil dari jawaban atas perumusan masalah tersebut akan
diuraikan dalam bab selanjutnya yaitu bab hasil penelitian dan pembahasan. Berikut adalah
langkah-langkah menyusun metodologi penelitian.
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini berkaitan dengan sifat data dan cara atau teknik analisis data yang
digunakan. Jika data yang digunakan atau data yang dianalisis adalah data numerik
(angka) dan cara analisisnya dengan cara matematis atau menggunakan teknik statistik,
maka jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan, jika data yang
digunakan dalah data string atau sebagai bentuk record atas suatu kondisi tertentu
(seperti kondisi sosial, kondisi seseorang/individu) yang lebih berkaitan dengan
kualitas atau sifat dan perilakunya, maka jenis penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif.
2. Waktu dan tempat penelitian
Waktu adalah watu keseluruhan dari jalannya penelitian yang berkaitan dengan
pengambilan data saat penelitian. Untuk tempat penelitian diusahakan memberikan
alasan yang logis dan ilmiah mengapa tempat tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data terbagi antara data primer dan data sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh melalui pengukuran langsung oleh peneliti yang
bukan berasal dari data yang telah ada, sedangkan data sekunder adalah data yang
dikumpulkan oleh pihak lain dan telah didokumentasikan sehingga dapat digunakan
oleh pihak lain (peneliti).

4. Teknik Analisis Data


Dalam menyusun metode atau metodologi penelitian, teknik analisis data mutlak
dicantumkan dan diuraikan secara jelas dan rinci. Apabila dilakukan secara kuantitatif,
maka teknik kuantitatif apa saja yang digunakan, serta bagaimana rumusan dan
ketentuan penghitungannya. Apabila dilakukan secara kualitatif, maka perlu diuraikan
tahapan-tahapan kualitatif yang dilaluinya secara jelas. Dalam teknik analisis data perlu
juga diuraikan tentang bagaimana teknik untuk menguji atau memperoleh data yang
valid dan reliabel.

Anda mungkin juga menyukai