Anda di halaman 1dari 4

MANAGEMENT AGROEKOSISTEM

Hama Penyakit Pada Jambu Kristal

Oleh
Dani Adi Saputra
135040201111262

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITASBRAWIJAYA
MALANG
2015

Hama Jambu Kristal


Jambu Biji Kristal Taiwan
Jambu Biji Kristal merupakan mutasi dari residu Muangthai Pak, ditemukan pada tahun
1991 di District Kao Shiung -Taiwan. Diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1991 oleh Misi
Teknik Taiwan. Jambu Kristal sebetulnya tidak benar-benar nirbiji, jumlah bijinya kurang dari
3% bagian buah, sepintas Jambu Biji Kristal hampir tidak berbiji.dalam budidayanya jambu
kristal juga terdapat hama penyakit.
Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga
(disebut pula Insecta, dibaca insekta) adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda)
yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa
Yunani, berarti berkaki enam). Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di
lautan.
Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu
mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di bawah, pada dan di atas
permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun
yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan
demikian dalam proses produksi , masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan
mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi
sebesar 20,7%, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian
secara efektif.
Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan hama
tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida
kimia. Demikian juga halnya pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari
berbagai ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan.

Hama dan Penyakit


Hama
Ulat daun (trabala pallida)
Ciri: tubuh ulat bagian kiri dan kanan berbulu lebat, dengan kepala merah bergaris kuning.
Gejala: menyerang daun dan pada serangan berat dapat menyebabkan tanaman gundul.
Pengendalian: insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC.
Pengendalian: dengan menggunakan pestisida yang sesuai.
Ulat keket (Ploneta diducta)
Pengendalian: sama dengan ulat daun.
Semut dan tikus
Pengendalian: dengan penyemprotan dengan fungisida yang sesuai.
Kalong dan Bajing
Keberadaan hama ini dipengaruhi faktor lingkungan baik lingkungan biotik maupun abiotik.
Yang termasuk faktor biotik seperti persediaan makanan, Pengendalian: dengan menggunakan
musuh secara alami.

Ulat putih
Gejala: buah menjadi berwarna putih hitam, Pengendalian: dilakukan penyemprotan dengan
insektisida yang sesuai sebanyak 2 kali seminggu hingga satu bulan sebelum panen
penyemprotan dihentikan.
Ulat penggerek batang (Indrabela sp)
Gejala: membuat kulit kayu dan mampu membuat lobang sepanjang 30 cm; Pengendalian: sama
dengan ulat putih.
Ulat jengkal (Berta chrysolineate)
Ciri biologi
- Imago serangga dewasa meletakkan telurnya di permukaan bawah daun
- Larva membentuk kepompong dan dalam anyaman daun, kemudian berubah menjadi pupa.
- Daur ( siklus hidup) hama ini berlangsung selama lebih kurang 30 hari.

Gejala serangan
- Hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag)dan stadium yang membahayakan
adalah larva.
- Larva menyerang seluruh bagian tanaman, terutama daun-daunnya sehingga menjadi rusak tidak
beraturan.

Pengendalian
- Pengendalian non kimiawi antara lain dengan pergiliran (rotasi) tanaman, mengatur waktu tanam
secara serempak pada areal sehamparan, pengumpulan larva untuk dimusnahkan.
- Penyemprotan insektisida selektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor instar 1 atau 32 instar
2 atau 17 ekor instar 3per 12 tanaman. Jenis insektisida yang mangkus antara lain Dekasulfan
350 EC, folimat 500 SL, Gusadrin 150 WSC, Hostathion 40 EC, atau Matador 25 EC sesuai
konsentrasi yang dianjurkan.
Ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti tangkai daun berwarna cokelat dan beruas-ruas
Gejala: pinggiran daun menjadi kering, keriting berwarna cokelat kuning. Pengendalian: sama
dengan ulat putih.
Penyakit
Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)

Menyerang daun tua dan muncul pada musim hujan. Gejala: adanya bercakbercak kecil dibagian
atas daun disertai serat-serat halus berwarna jingga yang merupakan kumpulan sporanya.
Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida yang sesuai.
Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola psidil
Gejala: bercak pada daun berwarna hitam. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida yang
sesuai.
Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
Gejala: rizom berwarna putih yang menempel pada akar dan apabila akar yang kena dikupas
akan nampak warna kecoklatan. Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida yang sesuai.
Berikut adalah hama yang terdapat pada tanaman jambu, dipostingan sebelumnya kita sudah
membahas tentang penyakit pada tanaman jambu biji
BAB IV
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan praktikum lapang ini, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala
serangan sangat beragam pada setiap tanaman. Serangga yang dominan adalah belalang
dengan gejala gerigitan dan Liriomyzae dengan korokan sebagai gejala yang
ditimbulkannya.

Anda mungkin juga menyukai