berspekulasi bahwa sikap beliau garang seperti itu karena beban hidup
yang beliau tanggung. Tapi apa boleh buat, keputusan tidak lulus sudah
dibuat. Saya sudah pasrah, tawakal alallah, inilah takdirku. Mungkin ini
untuk membayar dosa saya yang sudah berbohong. Alhamdulillah,temanteman dan guru banyak memberi support.
Pada waktu penutupan PPL, kebetulan saya sebagai MC yang mana bisa
lebih leluasa menyampaikan sesuatu. Tepat pada akhir acara, saya
meminta maaf kepada semuanya atas kesalahan yang sudah saya buat.
PPL yang seharusnya saya bisa belajar praktik mengajar secara real,
menimba ilmu dari guru pamong ,tapi saya tidak mendapatkannya. Lepas
dari itu, sebuah pelajaran berharga yang mungkin tidak didapatkan oleh
teman-teman adalah tentang urgensi kejujuran.
Saking
semangatnya ada bank konven (waktu itu belum begitu tahu tentang
haramnya bank konven) yang sudah tutup, tapi saya memaksa masuk,
akhirnya bapak satpam ngasih brosur tentang pinjaman. Saat saya cari
modal, gak peduli hujan deras atau apa. Tapi gak ada yang bisa memberi
pinjaman karena sepedsaya no platnya wilayah Pati.
Setelah banyak berpetualang cari pinjaman, akhirnya BMT Amanah
Ummah merekomendasikan LAZIS UMS. Saya ke LAZIS UMS, dan olehnya
saya diminta mengajukan proposal. Beberapa hari kemudian mendapat
surprise, ada yang survei ke tempat saya. Waktu itu, tempat lesnya di kos
saya yang sederhana. Tentunya setelah minta ijin ke pemilik kos. Di luar
dugaan, proposal saya di ACC. Allahuakbar walhamdulillah...ternyata
selama ini ikhtiar dan berdoa, rizqinya malah dideka saya sendiri. LAZIS
UMS tidak meminta bagi hasil sedikitpun. Bahkan ketika saya punya uang
sedikit, saya diijinkan cuma membayar separuh cicilan.
Luar biasanya saya mendapat tender dari LAZIS JATENG yang notabene
bimbel baru seumur jagung bahkan belum punya murid satupun. Seiring
berjalannya waktu muridnya terus bertambah. Alhamdulillah hasilnya bisa
untuk biaya kuliah dan juga living cost. Memang Allah itu berorientasi
pada proses bukan pada hasil.