) A. Haslindah, 2) Zulkifi
)Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Makassar
2
) Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Makassar
1
ABSTRAK
Air juga merupakan sumber daya alam yang vital tetapi terbatas kesediaannya, untuk itu harus dikelola dengan
bijaksana karena tanpa pengolahan yang baik maka air akan menjadi bahan yang sukar diperoleh, baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Dengan tujuan penelitian mengetahui jumlah koagulan yang digunakan untuk menghilangkan
kekeruhan pada air. Serta penyebab kekeruhan yang kadang masih terjadi pada hasil pengolahan air minum yang telah
disalurkan ke masyarakat. Penelitian uji jar test yang telah dilakukan maka dapat diketahui berdasarkan grafik yang ada
Hubungan Dosis (mg/l) dengan Kekeruhan (NTU)), diperoleh 65 mg/l koagulan (Tawas/Al 2(SO4)3) yang diperlukan
dalam tiap 1 liter air baku. Penyebab terjadinya kekeruhan air yang kadang masih terjadi dikonsumen/masyarakat
disebabkan karena saat penambahan koagulan (Tawas/Al2(SO4)3) pada proses penjernihan air, air dalam keadaan
mengalir, otomatis jumlah zat terlarut yang terkandung di dalam air akan berubah-ubah, sehingga penentuan jumlah
koagulan (uji jar test) yang dilakukan pada saat itu, hasinya/jumlahnya tidak akan sesuai lagi pada waktu yang berbeda.
Sedangkan diketahui bahwa zat terlarut yang terkandung di dalam air akan mengalami proses pengendapan secara
sempurna apabila koagulan (Tawas/Al2(SO4)3) yang ditambahkan tidak lebih dan tidak kurang atau dalam arti dalam
dosis/jumlah yang pas. Terjadinya kebocoran pipa bawah tanah sehingga sebagian air yang dialirkan ke
konsumen/masyarakat menjadi keruh karena tercampur oleh tanah.
Kata Kunci : Koagulan, Proses Penjernihan Air
belakangi penulis untuk mengangkat judul ini agar
dapat mengetahui sistem pengolahan air di PDAM
secara langsung serta menganalisis jumlah koagulan
(tawas/Al2(so4)3)
yang
digunakan
untuk
menghilangkan kekeruhan pada air dan menganalisa
penyebab kekeruhan hasil pengolahan air PDAM.
1.2 Rumusan Masalah
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu kebutuhan esensial yang
kedua setelah udara untuk keperluan hidup manusia,
karena di dalam air terdapat unsur mineral yang
diperlukan untuk perkembangan pertumbuhan fisik
manusia.
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penulis akan melaksanakan penelitian selama
kurang lebih 1 bulan pada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Instalasi I Ratulangi Makassar.
3.2 pH
koagulan efektif secara optimal pada pH 6,5 - 7,8
dan jika pH diatas atau dibawah standar maka
penbentukan flok yang baik (flok yang berukuran
besar) akan sulit terjadi sehimgga pengendapan kurang
sempurna, dimana pengendapan yang kurang sempurna
ini akan mengakibatkan air hasil pengendapan masih
dalam keadaan keruh. Seperti terlihat pada grafik
dibawah ini, dimana pada dosis 45, 50, 55, 60, dan 70
mg/l tidak terjadi pengendapan yang sempurna
disebabkan pH air tidak memenuhi standar untuk
koagulan bekerja secara optimal.
Mulai
Larar
Belakang
Rumusan
Masalah
Batasan
Masalah
pH
Tujuan
Penelitian
Pengumpulan
Data
7.4
7.2
7
6.8
6.6
6.4
6.2
6
5.8
5.6
45
Metode
Observasi
Study
Literatur
50
55
60
65
70
Dosis (mg/l)
Metode
Interviu
3.3 Suhu
Pembentukan flok terbaik jika suhu air berkisar 28
O
C 29 OC, dan jika suhu air rendah maka flok
menjadi lebih kecil dan mudah pecah.
Hasil
Selesai
975
3.4 Pengadukan
Setelah pembubuhan koagulan maka diikuti
pengadukan cepat agar homogen dan pengadukan
lambat agar terbentuk flok.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 1991. Advance Course Water Quality
Control, Introduction. Departemen pekerjaan
umum, Direktorat Cipta karya pusat pelatihan
Bidang AB dan PLP, Makassar.
Anonimous, 1992. Informasi Singkat Perusahaan
Air Minum Kotamadya Makassar, Makassar.
Rahatio. Spd, 2005, Kimia Anorganik, Sekolah
Menengah Analis Kimia, Makassar.
Ralph H. Petrucci-Suminar, 1987, Kimia Dasar
Prinsip Terapan Modern, Edisi Keempat-Jilid 2,
Erlangga, Bogor.
Yoanna dan Septiawati, 2001. Proses Pengolahan Air
pada Perusahaan Daerah Air Minum Makassar
(PDAM) Instalasi II Makassar. Universitas
Kristen Indonesia-Paulus, Makassar.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Instalasi I
Ratulangi Makassar maka dapat disimpulkan :
1. Penelitian uji jar test yang telah dilakukan maka
dapat diketahui berdasarkan grafik yang ada
Hubungan Dosis (mg/l) dengan Kekeruhan (NTU)),
diperoleh 65 mg/l koagulan (Tawas/Al2(SO4)3)
yang diperlukan dalam tiap 1 liter air baku.
2. Penyebab terjadinya kekeruhan air yang kadang
masih terjadi dikonsumen/masyarakat disebabkan
karena:
Saat penambahan koagulan (Tawas/Al2(SO4)3)
pada proses penjernihan air, air dalam keadaan
mengalir, otomatis jumlah zat terlarut yang
terkandung di dalam air akan berubah-ubah,
sehingga penentuan jumlah koagulan (uji jar test)
yang dilakukan pada saat itu, hasinya/jumlahnya
tidak akan sesuai lagi pada waktu yang berbeda.
Sedangkan diketahui bahwa zat terlarut yang
terkandung di dalam air akan mengalami proses
pengendapan secara sempurna apabila koagulan
(Tawas/Al2(SO4)3) yang ditambahkan tidak lebih
dan tidak kurang atau dalam arti dalam
dosis/jumlah yang pas.
Terjadinya kebocoran pipa bawah tanah sehingga
sebagian
air
yang
dialirkan
ke
konsumen/masyarakat menjadi keruh karena
tercampur oleh tanah.
4.2 Saran-Saran
1. Karena air baku yang dikelolah dalam keadaan
mengalir otomatis zat terlarut yang ada didalamnya
selalu berubah-ubah. Sedangkan penentuan
pemberian koagulan (jar test) tiap-tiap 2 jam, bisa
jadi setelah pemberian koagulan kuantitas zat
terlarut berubah (banyak atau sedikit) sehingga
dosis yang diberikan tidak sempurna, walaupun
setelah proses pengendapan dilakukan penyaringan
tapi terkadang masih terdapat pada air konsumen
dalam keadaan keruh. Jadi kalau bisa pihak PDAM
melakukan 2 kali penyaringan air hasil sedimennya
untuk mengantisipasi hal tersebut.
2. Analisa lengkap yang dilakukan satu bulan sekali
kurang efektif karena sampel yang diujikan hanya
pada saat itu saja, sedangkan air yang dikelolah
setiap hari. Jadi kalau bisa sarana alat-alat
laboratorium dibuat lebih lengkap agar dapat
dilakukan analisa lengkap setiap harinya untuk
mengetahui apakah air yang dikelolah pada saat itu
masih memenuhi standar.
976