Anda di halaman 1dari 33

Dispepsia

June 6, 2011
by Medicinesia
This post has already been read 29557 times!

Dispepsia1,2 atau indigesti adalah kumpulan keluhan atau gejala klinis


berupa rasa tidak enak atau sakit pada perut bagian atas yang bersifat menetap
atau mengalami kekambuhan serta sering disertai dengan asupan makanan.
Keluhan refluks gastroesofagus berupa heartburn dan regurgitasi asam lambung
tidak lagi termasuk dispepsia. Akan tetapi, penggunaan istilah yang jelas untuk
keluhan dispepsia pasien tidak dapat ditentukan sehingga penunjukan deskriptif
digunakan. Sebagai contoh, dispepsia nonulkus jika tidak ada ulkus, dispepsia
flatulen jika bersendawa, dan dispepsia fungsional jika tidak ditemukan penyebab
pasti secara evaluasi klinis. Dispepsia dibagi menjadi:

-Organik: diketahui pasti penyebabnya, seperti ulkus peptik kronik,


GERD, dan malignansi.
-Non-organik (fungsional atau non-ulkus) tidak diketahui penyebabnya,
contoh nyeri epigastrik yang telah dijelaskan sebelumnya.

Dispepsia Fungsional (Tanpa Ulkus)3


Tergolong dispepsia non-organik. Adapun kriteria dispepsia ini berdasarkan
konferensi Roma II adalah dispepsia rekuren atau persisten (berpusat pada perut
bagian atas), tidak terdapat bukti penyakit organik (meliputi pemeriksaan
endoskopi saluran atas), dan tiada bukti bahwa dispepsia berkurang setelah
defekasi atau berkaitan dengan onset perubahan frekuensi defekasi dan bentuk
feses. Selain itu, ditetapkan pula pada konsensus Roma II, subgrup dispepsia
fungsional yaitu:
1.Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus

-Nyeri epigastrium terlokalisasi


-Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
-Nyeri saat lapar
-Nyeri episodik

2.Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas

-Mudah kenyang atau perut cepat terasa penuh saat makan


-Mual
-Muntah
-Rasa kembung pada perut bagian atas
-Rasa tak nyaman bertambah saat makan

3.Dispepsia nonspesifik dimana tidak terdapat gejala menyertai seperti kedua


tipe sebelumnya. Menurut lama berlangsungnya dalam jangka waktu tiga bulan,
dispepsia tipe ini dibagi menjadi akut dan kronik.
Patofisiologi Dispepsia Fungsional 4,5
1. Penyakit asam lambung
Perihal bagaimana individu tertentu dapat merasakan asam tanpa kerusakan nyata
pada lambung bisa jadi karena mereka juga menderita GERD (Gastroesophageal
Reflux Disease). Individu ini akan merasakan pajanan terhadap keasaman
esofagus sebagai nyeri epigastrik, daripada sebagai heartburn pada substernal.
Namun, masih belum diketahui apakah dispepsia pada pasien adalah konsekuensi
nyeri alih dari esofagus ke epigastrium atau peningkatan sensitivitas lambung
proksimal (contoh: cardia) terhadap asam. Refluks bisa terjadi akibat rendahnya
tonus sfingter esofagus bawah.
2.Kelainan motilitas
Kelainan motilitas pada gastroduodenal dapat berujung pada gangguan distribusi
awal makanan, disritmia lambung, hipomotilitas antral, dan keterlambatan dalam
pengosongan lambung. Coffin et al, yang pertama kali mengusulkan bahwa
pasien dispepsia memiliki kelainan motilitas, mencatat hiporeaktivitas atau
penurunan relaksasi refleks fundus dalam merepons distensi usus mendasari
terjadinya dispepsia. Disamping itu, selama pemasukan makanan ke duodenum,
persepsi pasien terhadap distensi antrum meningkat dan menurun terhadap
relaksasi fundus. Terlebih lagi, gangguan relaksasi fundus berkontribusi pada
terjadinya distoni lambung proksimal dan distal yang berakibat pada pengisian
berlebihan antral. Padahal normalnya, lambung proksimal akan mengembang
seiring ingesti makanan sehingga memungkinkan peningkatan volume tanpa
perubahan tekanan yang signifikan. Oleh karena itu, pasien akan merasa cepat
kenyang akibat distribusi awal cairan ke antrum, atau rasa penuh yang dikaitkan
dengan retensi proksimal. Pada duodenum sendiri, gangguan motilitas akan
menghambat pembersihan asam eksogen.
3.Hiperalgesia viseral
Banyak studi membuktikan bahwa pasien dengan dispepsia fungsional memiliki
prevalensi yang lebih tinggi terhadap kelainan psikiatrik. Secara eksperimental,
dibuktikan bahwa stres menurunkan ambang batas (threshold) sensoris pada
saluran pencernaan. Disamping itu, pasien dispepsia fungsional hipersensitif
terhadap distensi isobarik atau isovolumetrik lambung proksimal. Hal ini
menandakan adanya sindrom iritasi lambung (stomach irritable syndrome).
Meskipun nyeri perut bagian atas juga terjadi pada nyeri organik, ambang batas
nyeri akibat distensi pada dispepsia fungsional akan lebih rendah daripada
organik. Tidak hanya akibat distensi mekanik, peningkatan kemosensitivitas
terhadap mukosa intestinal juga menyebabkan dispepsia. Saat berpuasa,

pemasukan asam ke usus meningkatkan sensasi mual pada pasien dispepsia


fungsional.
4.Infeksi Helicobacter pylori
Telah lama menjadi kontroversi karena penurunan akomodasi lambung tetap
terjadi pada pasien dispepsia tanpa peduli status Helicobacter pylori positif atau
negatif.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stasis lambung (gastric stasis)
berkaitan dengan kekenyangan setelah makan malam (postprandial fullness),
mual, dan muntah. Gangguan akomodasi pada lambung berkaitan erat dengan
penurunan berat badan dan rasa cepat kenyang. Terakhir, hipersentivitas distensi
balon berkaitan dengan nyeri abdominal atau sendawa. Namun, masih dibutuhkan
studi lanjut mengenai keterlibatan sistem saraf pusat dalam mengolah stimuli
visceral pada dispepsia fungsional ini.5
PATOFISIOLOGI DISPEPSIA LAINNYA 2
1. Intoleransi makanan
Pada sebagian orang, intoleransi makanan tertentu berkaitan dengan gejala
dispepsia. Sebagian makanan tidak dapat ditelan karena konsistensinya seperti
pasien karsinoma yang merasa tidak enak setelah makan makanan padat.
Defisiensi enzim tertentu seperti lactase juga mampu membuat pasien mengalami
kram perut, distensi, diare, dan flatulensi.
2. Aerofagia
Eruktasi (sendawa) berulang atau kronik diakibatkan oleh aerofagia (menelan
udara) bukan karena produksi gas berlebihan dalam lambung atau usus. Aerofagia
disebabkan oleh kecemasan kronik, makan cepat, minum minuman mengandung
karbonat, mengunyah permen, merokok, gigi geligi dan esofagus yang buruk.
PRINSIP PENATALAKSANAAN 2
Dispepsia merupakan permasalahan diagnostik menantang dan sulit karena
sifatnya nonspefisik. Anamnesis riwayat medis termasuk kelainan ekstraintestinal
harus cermat dan riwayat diet juga harus teliti ditanyakan. Disamping itu,
penggunaan obat pasien ditinjau kembali. Pemeriksaan fisik jarang memberikan
hasil tetapi bermanfaat mendeteksi penyakit lainnya pada sistem organ yang dapat
mempengaruhi fungsi intestinal. Pemeriksaan tinja menentukan penampakan dan
adanya darah.
PENGOBATAN DISPEPSIA1
1.Antasid 20-150 ml/hari
Mudah didapat dan murah dengan cara kerja menetralisir asam lambung.

Campuran yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na bikarbonat, Al


(OH3), Mg (OH2), dan Mg trisilikat. Pemakaiannya bersifat simtomatis.
2.Antikolinergik
Kerja obat ini tidak spesifik. Pirenzepin, bersifat agak selektif, bekerja dengan
menghambat reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam lambung 2843%.
3.Antagonis reseptor H2
Hanya digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak
lambung. Adapun contoh obatnya adalah simetidin, roksatidin, ranitidin, dan
famotidin.
4.Penghambat pompa asam
Adapun contoh obatnya adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol yang
bekerja sesuai namanya.
5.Sitoprotektif
Prostaglandin sintetik seperti misoprostol dan enprostil selain bersifat sitoprotektif
juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
6.Golongan prokinetik
Domperidon dan metoklopramid adalah contoh golongan ini. Keduanya bersifat
cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan
pembersihan asam lambung (acid clearance) dan pencegahan refluks.

Disusun oleh Herliani Halim

Nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas umumnya di bawah tulang
rusuk di atas pusar yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa
panas di dada, mual, muntah, dan napas berbau seringkali dianggap enteng.
Biasanya penderita hanya minum obat bebas semisal antasida (penawar
asam lambung) yang banyak diiklankan.
Namun, berhati-hatilah. Meski jarang, kumpulan gejala yang dikenal sebagai
dispepsia itu bisa jadi merupakan penyakit serius seperti kanker lambung, maupun
radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna.
Dispepsia tidak memilih usia dan jenis kelamin. Semua bisa terkena. Boleh
dibilang satu dari empat orang pernah mengalami dispepsia suatu saat dalam
hidupnya
Apakah Dispepsia
Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang jelek.
Per definisi dikatakan bahwa dispesia adalah ketidaknyamanan bahkan hingga
nyeri pada saluran pencernaan terutama bagian atas.
Gejala lain yang bisa dirasakan selain rasa tidak nyaman, juga mual, muntah,
nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh), kembung, bersendawa, cepat

kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga kentut-kentut. Gejala itu bisa


akut, berulang, dan bisa juga menjadi kronis. Disebut kronis jika gejala itu
berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus.
Seberapa banyak orang yang menderita dispepsia itu?
Banyak sumber, banyak juga angka yang diberikan. Ada yang menyebut 1 dari 10
orang, namun ada juga yang menyatakan sekitar 25 persen dari populasi. Tentu itu
angka dari luar negeri yang dikutip dari http://familydoctor.org. Mengenai jenis
kelamin, ternyata baik lelaki maupun perempuan bisa terkena penyakit itu.
Penyakit itu tidak mengenal batas usia, muda maupun tua, sama saja.
Di Indonesia sendiri, survei yang dilakukan dr Ari F Syam dari FKUI pada tahun
2001 menghasilkan angka mendekati 50 persen dari 93 pasien yang diteliti.
Sayang, tidak hanya di Indonesia (seperti Pak Otto), di luar negeri pun, menurut
sumber di Internet, banyak orang yang tidak peduli dengan dispepsia itu. Mereka
tahu bahwa ada perasaan tidak nyaman pada lambung mereka, tetapi hal itu tidak
membuat mereka merasa perlu untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Padahal, menurut penelitian- masih dari luar negeri-ditemukan bahwa dari mereka
yang memeriksakan diri ke dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus (borok)
pada lambungnya atau dispepsia non-ulkus. Angka di Indonesia sendiri, penyebab
dispepsi adalah 86 persen dispepsia fungsional, 13 persen ulkus dan 1 persen
disebabkan oleh kanker lambung.
Mekanisme
Seperti yang bisa dilihat pada tabel Klasifikasi Dispepsia berdasarkan Penyebab,
sangat beragam penyebab dispepsia. Sayangnya, sampai saat ini belum ada satu
teori pun yang bisa memuaskan semua pihak dalam hal menjelaskan terjadinya
dispepsia itu. Multifaktorial, kata para peneliti.
Bahkan, pasien-pasien yang sama-sama mempunyai ulkus (peptic ulcer),
mekanisme terjadinya pun bisa berbeda. Artinya dengan keadaan yang sama tidak
selalu gejala yang dirasakan sama.
Begitu luasnya cakupan istilah dispesia, akhirnya ada yang menggolongkannya
dengan dispepsia fungsional dan dispesia organik.
Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi tanpa diketahui adanya
kelainan struktur organ lambung (seperti ulkus, tumor maupun kanker), mulai dari
melalui pemeriksaan klinis, biokimiawi hingga pemeriksaan penunjang lainnya,
seperti USG, Endoskopi, Rontgen hingga CT Scan.
Teori patogenesis penyakit ini masih banyak yang kontroversial dan kontradiktif.
Ada juga postulat yang mengatakan sensitivitas mukosa terhadap asam lambung
mungkin dapat menimbulkan nyeri abdomen ataupun rasa tidak nyaman. Kelainan

fungsi motori saluran cerna atas juga dipercaya merupakan salah satu patogenesis
terjadinya dispesia fungsional.
Hasil penelitian memperlihatkan hipomotilitas antrum pilori pada 25-50 % pasien
DNU, dan pengosongan lambung yang terlambat. Selain itu, reaksi inflamasi
diperkirakan mengaktivasi reseptor ambang rangsang, sehingga stimulus fisiologis
yang normal menimbulkan rasa tidak nyaman.
Kurang lebih 50% pasien dengan dispesia fungsional melaporkan keluhan mereka
berkaitan dengan makanan. Makanan dianggap memicu sekresi asam lambung.
Kopi juga dapat memperberat dispepsia, namun apakah caranya dengan berfungsi
sebagai iritan nonspesifik langsung ataupun dengan mempresipitasi refluks
gastroduodenal masih belum jelas. Obat antiinfalmasi nonsteroid (OAINS)/ Obat
pereda nyeri/rematik juga dapat menyebabkan gangguan gejala serupa. Hal ini
berkaitan dengan dosis.
Infeksi Hp
Dari berbagai laporan kekerapan Helicobacter pylori (Hp) pada dispepsia
fungsional sekitar 50% dan tidak berbeda makna dengan populasi Hp pada
kelompok orang normal. Korelasi sebagai faktor penyebab masih banyak
diperdebatkan, dan juga manfaat eradikasi Hp pada dispepsia fungsional. Dengan
alat endoskopi saluran cerna pemeriksaan Hp dapat dilakukan biopsi. Hasil biopsi
dengan pemeriksaan patologi anatomi pada pasien dispesia di RSUD Tugurejo
didapatkan hasil 72% menunjukkan adanya infeksi Hp (Data unit endoskopi
saluran cerna RSUD Tugurejo).
Diagnosis Banding
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dapat menjadi salah satu diagnosis
banding. Umumnya, penderita penyakit ini sering melaporkan nyeri abdomen
bagian atas epigastrum/uluhati yang dapat ataupun regurgitasi asam.
Kemungkinan lain, irritable bowel syndrome (IBS) yang ditandai dengan nyeri
abdomen (perut) yang rekuren, yang berhubungan dengan buang air besar
(defekasi) yang tidak teratur dan perut kembung.
Kurang lebih sepertiga pasien dispepsia fungsional memperlihatkan gejala yang
sama dengan IBS. Sehingga dokter harus selalu menanyakan pola defekasi kepada
pasien untuk mengetahui apakah pasien menderita dispepsia fungsional atau IBS.
Pankreatitis kronik juga dapat dipikirkan. Gejalanya berupa nyeri abdomen atas
yang hebat dan konstan. Biasanya menyebar ke belakang.
Obat-obatan juga dapat menyebabkan sindrom dispepsia, seperti suplemen besi
atau kalium, digitalis, teofilin, antibiotik oral, terutama eritromisin dan ampisilin.
Mengurangi dosis ataupun menghentikan pengobatan dapat mengurangi keluhan
dispepsia. Penyakit psikiatrik juga dapat menjadi penyebab sindrom dispesia.
Misalnya pada pasien gengan keluhan multisistem yang salah satunya adalah
gejala di abdomen ternyata menderita depresi ataupun gangguan somatisasi.

Gangguan pola makan juga tidak boleh dilupakan apalagi pada pasien usia remaja
dengan penurunan berat badan yang signifikan.
Diabetes Mellitus (DM) dapat menyebabkan gastroparesis yang hebat sehingga
timbul keluhan rasa penuh setelah makan, cepat kenyang, mual, dan muntah.
Lebih jauh diabetik radikulopati pada akar saraf thoraks dapat menyebabkan nyeri
abdomen bagian atas. Gangguan metabolisme, seperti hipotiroid dan
hiperkalsemia juga dapat menyebabkan nyeri abdomen bagian atas. Penyakit
jantung iskemik kadang-kadang timbul bersamaan dengan gejala nyeri abdomen
bagian atas yang diinduksi oleh aktivitas fisik.
Nyeri dinding abdomen yang dapat disebabkan oleh otot yang tegang, saraf yang
tercepit, ataupun miositis dapat membingunkan dengan dispepsia fungsional.
Cirinya terdapat tenderness terlokalisasi yang dengan palpasi akan menimbulkan
rasa nyeri dan kelembekan tersebut tidak dapat dikurangi atau dihilangkan dengan
meregangkan otot-otot abdomen.
Dispepsia Fungsional
Terdapat bukti bahwa dispepsia fungsional berhubungan dengan ketidaknormalan
pergerakan usus (motilitas) dari saluran pencernaan bagian atas (esofagus,
lambung dan usus halus bagian atas). Selain itu, bisa juga dispepsia jenis itu
terjadi akibat gangguan irama listrik dari lambung atau gangguan pergerakan
(motilitas) piloroduodenal.
Beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu
banyak udara. Misalnya, mereka yang mempunyai kebiasaan mengunyah secara
salah (dengan mulut terbuka atau sambil berbicara). Atau mereka yang senang
menelan makanan tanpa dikunyah (biasanya konsistensi makanannya cair).
Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus.
Kebiasaan lain yang bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein
(kopi), alkohol, atau minuman yang sudah dikarbonasi.
Mereka yang sensitif atau alergi terhadap bahan makanan tertentu, bila
mengonsumsi makanan jenis tersebut, bisa menyebabkan gangguan pada saluran
cerna. Begitu juga dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti Obat Anti-Inflamasi
Non Steroid (OAINS), Antibiotik makrolides, metronidazole), dan kortikosteroid.
Obat-obatan itu sering dihubungkan dengan keadaan dispepsia.
Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang
berlebihan.
Penyakit Refluks Asam
Cukup sering ditemukan dispepsia akibat asam lambung yang meluap hingga ke
esofagus (saluran antara mulut dan lambung). Karena saluran esofagus tidak
cukup kuat menahan asam -yang semestinya- tidak tumpah, karena pelbagai
sebab, pada orang tertentu asam lambung bisa tumpah ke esofagus dan

menyebabkan dispepsia. Dispepsia jenis itu bisa menyebabkan nyeri pada daerah
dada.
Diagnosis
Mencari tahu sebab (diagnosis) dari dispepsia tidaklah mudah. Dalam dunia
kedokteran, diagnosis harus ditegakkan dulu sebelum memberi pengobatan.
Dalam hal itu pengobatan dispepsia boleh dibilang relatif sukar karena untuk
mengetahui dengan pasti penyebab penyakit itu relatif tidak gampang.
Dokter harus dengan saksama membedakan antara dispepsia yang mempunyai
ulkus dan yang tidak, antara dispepsia fungsional dan dispepsia organik. Beberapa
hal yang bisa dijadikan petunjuk oleh para dokter, yaitu sebagai berikut.
- Penelitian yang besar menunjukkan bahwa secara statistis nyeri ulu hati yang
terjadi pada malam hari dan berkurang dengan pemberian antasid, cenderung
dihubungkan dengan luka pada lambung (peptic ulcer).
- Pada dispepsia non-ulkus, tidak terjadi komplikasi dari perdarahan seperti
kurang darah, penurunan berat badan atau muntah-muntah.
- Nyeri atau ketidaknyamanan akibat Irritable Bowel Syndrome dapat terjadi pada
ulu hati. Untuk membedakannya dengan dispepsia adalah dengan memperhatikan
pola buang air besar.
Dengan pemeriksaan fisik saja, sangat sukar membedakan dispepsia ulkus dan
non-ulkus.
Pengobatan
Intervensi dini terhadap sakit maag yaitu dengan mengonsumsi obat yang bisa
menetralkan atau menghambat produksi yang berlebihan dari asam lambung (jenis
antasid). Bisa juga diberikan obat yang memperbaiki motilitas lambung. Apabila
setelah dua minggu obat yang diberikan tidak bermanfaat, biasanya dokter akan
memeriksa dengan peralatan khusus.
Pengobatan Dispepsia
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pasien, tindakan dokter adalah sebagai
berikut.
* Jika mempunyai ulkus, dapat diobati dan akan diberikan antasid atau sejenisnya.
Jika mengalami infeksi (terutama oleh H Pylori), perlu diberi antibiotika.
* Jika dokter berpikir bahwa ada obat yang sedang Anda konsumsi menyebabkan
dispepsia, Anda akan diberi obat lain.
Obat yang bisa mengurangi kadar asam di lambung Anda bisa sangat membantu.
Obat itu juga bisa membantu jika Anda mengalami penyakit refluks asam.

Pemeriksaan Endoskopi bisa dilakukan jika sebagai berikut:


* Anda masih mengalami nyeri pada lambung meskipun telah minum obat
dispepsia selama delapan minggu
* Nyeri berkurang atau hilang sesaat untuk kemudian muncul kembali
Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi adalah suatu pemeriksaan untuk melihat keadaan lambung
Anda. Caranya, dengan memasukkan suatu slang berkamera ke mulut terus hingga
ke lambung. Dengan demikian, dokter bisa melihat bagian dalam lambung untuk
mencari tahu apa penyebab nyeri yang Anda derita. Tentu untuk itu Anda perlu
minum cairan penghilang nyeri (anestesi) dan bersikap pasrah saat slang itu
dimasukkan. Bagi penderita dispepsia, janganlah lupa mengonsumsi obat-obatan
yang diberikan dokter. Jika diperlukan antibiotika, minum antibiotika tersebut
sampai habis meskipun Anda merasa lebih baik.
Melihat banyaknya penyakit dasar yang bermanifestasi dalam bentuk keluhan
dispepsia, diperlukan suatu perhatian pendekatan diagnostik yang baik. Terutama
untuk menyingkirkan atau menegakkan penyebab yang dapat menimbulkan
morbiditas yang berat bahkan kematian. Berbagai sarana penunjang dapat dipakai
untuk mencari penyebab dispepsia. Selain keadaan klinik yang ditunjang
pemeriksaan laboratorium dan radiologi, pemeriksaan endoskopi saluran cerna
bagian atas memegang peran yang sangat penting.
Alat endoskopi saat ini dibuat semakin lentur/fleksibel dan diameter yang lebih
kecil. Gambar yang dihasilkan makin baik memungkinkan pemeriksaan ini
berlangsung dengan nyaman dan komplikasi yang sangat minim. Dari pengalaman
pemeriksaan endoskopi 223 pasien (setelah evaluasi klinis lainnya) pada penderita
dispepsia di RSUD Tugurejo Semarang 2003 didapatkan sekitar 80% adanya lesi
organik di saluran cerna bagian atas. Hal ini jauh berbeda dengan data
kepustakaan di luar negeri (30-40%).
Dengan alat edoskop ini dapat pula lakukan biopsi untuk pemeriksaan patologi
dan menentukan ada/tidaknya kuman Hp. Perkembangan teknologi
memungkinkan penggunaan endoskopi semakin luas, misalnya pengambilan
polip, pengambilan benda asing yang tertelan, menghentikan perdarahan saluran
cerna dan untuk pemberian nutrisi, ERCP (Endoskopi Retrograde Cholangio
Pancreotorgraphi), Endoskopi ultrasonographi (USG Endoskopi) dan pengambilan
batu saluran empedu

dr Widodo Judarwanto SpA, Children Allergy clinic dan Picky Eaters Clinic
Jakarta. Phone 5703646 0817171764 70081995.
email : judarwanto@gmail.com,

KORAN INDONESIA SEHAT


Yudhasmara Publisher
Jl Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Pusat
Phone : (021) 70081995 5703646
http://koranindonesiasehat.wordpress.com/

Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat


8:56 PM SeaSon No comments
1. Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3,
Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya
hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam
waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik,
namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa
MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek
sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis respetor H2
antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah
omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain
bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang
selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan
meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site
protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna

bagian atas (SCBA).


6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional
dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam
lambung (acid clearance) (Mansjoer et al, 2007).
7. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti- depresi
dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan
yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi
(Sawaludin, 2005)
6. Pencegahan
Modifikasi gaya hidup sangat berperan dalam mencegah terjadinya dispepsia
bahkan memperbaiki kondisi lambung secara tidak langsung (Ariyanto, 2007)
Berikut ini adalah modifikasi gaya hidup yang dianjurkan untuk mengelola dan
mencegah timbulnya gangguan
akibat dispepsia :
1. Atur pola makan seteratur mungkin.
2. Hindari makanan berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi lambung
(coklat, keju, dan lain-lain).
3. Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung (kol, kubis, kentang,
melon, semangka, dan lain-lain).
4. Hindari makanan yang terlalu pedas.
5. Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.
6. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung, seperti obat anti-inflammatory,
misalnya yang mengandung ibuprofen, aspirin, naproxen, dan ketoprofen.
Acetaminophen adalah pilihan yang tepat untuk mengobati nyeri karena tidak
mengakibatkan iritasi pada dinding lambung.
7. Kelola stress psikologi se-efisien mungkin.
8. Jika anda perokok, berhentilah merokok.
9. Jika anda memiliki gangguan acid reflux, hindari makan sebelum waktu tidur.
10. Hindari faktor-faktor yang membuat pencernaan terganggu, seperti makan
terlalu banyak, terutama makanan berat dan berminyak, makan terlalu cepat, atau
makan sesaat sebelum olahraga.
11. Pertahankan berat badan sehat
12. Olahraga teratur (kurang lebih 30 menit dalam beberapa hari seminggu) untuk
mengurangi stress dan mengontrol berat badan, yang akan mengurangi dispepsia.
13. Ikuti rekomendasi dokter Anda mengenai pengobatan dispepsia. Baik itu
antasid, PPI, penghambat histamin-2 reseptor, dan obat motilitas.
Gejala :
1. nyeri
2. rasa penuh / kembung
3. mual-mual
4. perut terasa keras

5. kadang sampai muntah


Dua macam dispepsia:
1. ulcus like dyspepsia
- nyeri timbul bila terlambat makan
2. dismotility like dyspepsia
- rasa cepat penuh / kenyang
- nyeri timbul walau telah makan
Penyebab :
- makanan yang terlalu asam
- makanan yang terlalu pedas
- makanan yang terlalu dingin (termasuk suhu udara lingkungan yang dingin,
misalnya karena ruangan ber-AC)
- makan makanan tertentu, seperti kubis, sawi, semangka, dll. Seperti alergi,
pemicu dispepsia antara satu orang dengan orang lainnya bisa berbeda-beda
- obat-obatan yang bersifat asam, misal: ibuprofen, aspirin, asam mefenamat
(misal: ponstan), diklofenak
Perhatikan:
Dispepsia yang tidak segera diobati bisa mengakibatkan peradangan lambung
(gastritis) yang bisa diperparah oleh bakteri Helicobacter Pylori. Hal ini bila
dibiarkan terus dimungkinkan bisa memicu terjadinya kanker lambung.
Pengobatan Medis :
1. obat-obatan antasid (obat ini mengandung senyawa basa/alkali untuk
menetralisir asam lambung (HCL) yang berlebihan)
- antasid DOEN (obat generik), promag, mylanta, rennie, dexanta, plantacid
2. H2 blocking agent (untuk menghambat produksi asam lambung / HCL)
- cimetidin (obat generik), cimet, ranitidine (obat generik), radin, famotidin (obat
generik)
Ctt:
Untuk laki-laki, hindari penggunaan cimetidin untuk jangka panjang, karena
cimetidin menimbulkan efek samping impotensi dan pembesaran payudara
(gynekomastia)
Efek samping pembesaran payudara ini tidak akan terjadi pada wanita.
3. koloid alumunium (untuk melapisi sel-sel lambung dari serangan asam
lambung / HCL)
- sucralfat (resep dokter)
4. penghambat pompa proton (H+)
- omeprasol (obat generik), OMZ

5. obat-obatan anti mual muntah


- metoklopramid (obat generik), primperan, primperan compositum, vometa
6. analgesik (untuk mengurangi rasa nyeri)
- parasetamol (obat generik), paracetamol-coles, panadol, hebron
Jangan gunakan analgesik yang bersifat asam seperti ibuprofen, proris, aspirin,
asam mefenamat (misalnya: ponstan)
7. antiflatulen (untuk mengurangi gas dan kembung)
- simetikon
- dimetil polisiloksan

Pengobatan Alternative :
- pemberian susu hangat menjelang tidur karena susu merupakan koloid (melapisi
sel-sel lambung dari serangan asam lambung / HCL)
- kunyit/kunir/koneng. Kunyit diparut, kemudian ditambahkan air secukupnya dan
direbus. Setelah dingin, saring dan air rebusan kunyit tersebut diminum setiap hari
sampai sakitnya hilang.
Pencegahan :
- menghindari makanan yang bisa memicu terjadinya dispepsia
- menghindari obat-obatan yang bisa memicu terjadinya dispepsia
- hindari udara yang dingin, bila udara dingin memang memicu terjadinya
dispepsia
- mengurangi tingkat stress
Tips
Kenali makanan, obat-obatan, dan lingkungan yang bisa memicu Anda terserang
dispepsia. Dan hindari hal-hal tersebut.
Bila harus memakan makanan tersebut, makanlah sedikit saja, tetapi siapkan obat
sebelum atau sesudah Anda makan makanan pemicu tersebut.
Sumber Referensi :
Cerdas Mengenali Penyakit & Obat, Ika Puspitasari
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani - (Dys-), berarti sulit , dan
(Pepse), berarti pencernaan Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis
yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas
di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk
dispepsia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu :

1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai


penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata
terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari,
radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain.
2. Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus
(DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai
kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis,
laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan).
Definisi lain, dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas
atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa
sakit atau rasa terbakar di perut. Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena
dispepsia, baik pria maupun wanita. Sekitar satu dari empat orang dapat terkena
dispepsia dalam beberapa waktu
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju
esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam
lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat
anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia
belum dapat ditemukan.
Penyebab dispepsia secara rinci adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Menelan udara (aerofagi)


Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
Iritasi lambung (gastritis)
Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
Kanker lambung
Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
Kelainan gerakan usus
Stress psikologis, kecemasan, atau depresi

10. Infeksi Helicobacter pylory


3. Manifestasi Klinis
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi
dispepsia menjadi tiga tipe :
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulkus-like dyspepsia), dengan
gejala:
1.
2.
3.
4.

Nyeri epigastrium terlokalisasi


Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
Nyeri saat lapar
Nyeri episodik

5. Mudah kenyang
6. Perut cepat terasa penuh saat makan
7. Mual
8. Muntah
9. Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
10. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
1. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspesia),
dengan gejala:
1. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) .
Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik
berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan
sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan
dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi
nyerinya.
Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan
flatulensi (perut kembung).
Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi
respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain
yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan untuk penanganan dispepsia terbagi beberapa bagian, yaitu:
1. Pemeriksaan laboratorium biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang
lengkap dan pemeriksaan darah dalam tinja, dan urine. Dari hasil
pemeriksaan darah bila ditemukan lekositosis berarti ada tanda-tanda
infeksi. Pada pemeriksaan tinja, jika tampak cair berlendir atau banyak
mengandung lemak berarti kemungkinan menderita malabsorpsi.
Seseorang yang diduga menderita dispepsia tukak, sebaiknya diperiksa
asam lambung Pada karsinoma saluran pencernaan perlu diperiksa petanda
tumor, misalnya dugaan karsinoma kolon perlu diperiksa CEA, dugaan
karsinoma pankreas perlu diperiksa CA 19-9
2. Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus
dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau
muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau
memburuk bila penderita makan
3. Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau
usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari
lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop
untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori.

Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik


sekaligus terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi
adalah:
1.
2.
3.
4.

CLO (rapid urea test)


Patologi anatomi (PA)
Kultur mikroorgsanisme (MO) jaringan
PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian

1. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan radiologi, yaitu OMD


dengan kontras ganda, serologi Helicobacter pylori, dan urea breath test
(belum tersedia di Indonesia) (Mansjoer, 2007). Pemeriksaan radiologis
dilakukan terhadap saluran makan bagian atas dan sebaiknya dengan
kontras ganda. Pada refluks gastroesofageal akan tampak peristaltik di
esofagusnyang menurun terutama di bagian distal, tampak anti-peristaltik
di antrum yang meninggi serta sering menutupnya pilorus, sehingga
sedikit barium yang masuk ke intestin (Hadi, 2002). Pada tukak baik di
lambung, maupun di duodenum akan terlihat gambar yang disebut niche,
yaitu suatu kawah dari tukak yang terisi kontras media. Bentuk niche dari
tukak yang jinak umumnya reguler, semisirkuler, dengan dasar licin
Kanker di lambung secara radiologis, akan tampak massa yang ireguler
tidak terlihat peristaltik di daerah kanker, bentuk dari lambung berubah
Pankreatitis akuta perlu dibuat foto polos abdomen, yang akan terlihat
tanda seperti terpotongnya usus besar (colon cut off sign), atau tampak
dilatasi dari intestin terutama di jejunum yang disebut sentinal loops
Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan
atau respon kerongkongan terhadap asam.
Penatalaksanaan
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996,
ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra
kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas
endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat.
Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
1. Antasid 20-150 ml/hari
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi
asam lambung. Antasid biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3,
Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus-menerus, sifatnya
hanya simtomatis, unutk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam
waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga bersifat nontoksik,
namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa
MgCl2.

2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif
yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan
seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek
sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis respetor H2
antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah
omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain
bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang
selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan
meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site
protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna
bagian atas (SCBA).
6. Golongan Prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan
metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional
dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam
lambung (acid clearance)
7. Kadang kala juga dibutuhkan psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti- depresi
dan cemas) pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan
yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi

obat tradiosional dispepsia


obat tradisional dispepsia==> pengobatan alami dengan obat tradisional
dispepsia jelly gamat gold-G sangat ampuh dan terbuat dari bahan 100% alami
jadi tanpa ada efek samping, obat tradisonal dispepsia jelly gamat gold-G .

obat tradisional dispepsia


Dispepsia mungkin merupakan nama yang aneh karena penyakit ini jarang
terdengar di telinga masyarakat, namun penyakit ini sangat banyak di derita oleh
masyarakat. Maka dari itu untuk menambah pengetahuan anda tentang penyakit,
disini saya membahas tentang penyakit dyspepsia dan cara mengobati dyspepsia
dengan Obat Tradisional Alami Dispepsia dengan obat tradisional dispepsia Jelly
Gamat gold-G .
Penyakit dispepsia adalah penyakit gangguan saluran pada pencernaan khususnya
pada daerah lambung. Dispepsia merupakan nyeri atau rasa tidak nyaman pada
perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan
penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.sebagai akibat dari pencernaan
yang jelek. Penderita penyakit ini kebanyakan diderita oleh kamu produktif yang
sibuk akan pekerjaannya sehinngga urusan makan di nomor duakan. Sekedar info
buat anda, sesibuk apapun pekerjaan, jangan menunda makan. Bagi anda yang
menderita penyakit dispepsia sekarang sudah ada cara pengobatan dyspepsia yaitu
Obat Tradisional Dispepsia dengan obat herbal multi khasiat Jelly Gamat gold-G
yang doformulasikan bisa menyembuhkan dyspepsia.
Gejala Penyakit Dispepsia
Setelah anda mengetahui penyebab suatu penyakit, tentu anda harus tau juga
gejalanya. Karena dengan mengetahui gejalanya anda bisa melakukan antisipasi
dengan cepat, berikut adalah gejala-gejala penyakit dyspepsia:

Usia 50 tahun keatas


Kehilangan berat badan tanpa disengaja
Kesulitan menelan
Terkadang mual-muntah
Buang air besar tidak lancar
Merasa penuh di daerah perut

Jika gejala-gejal- diatas sudah anda rasakan, itu artinya anda menderita dyspepsia,
untuk pengobatan penyakit dyspepsia sekarang sudah ada Obat Tradisional Alami
Dispepsia yaitu dengan obat herbal alami Jelly Gamat gold-G yang bisa
menyembuklan dispepsia.

solusi obat tradisional dispepsia dengan jelly gamat


gold-G

mengobati penyakit dispepsia dengan Obat


Tradisional Alami Dispepsia merupakan pilihan tepat bagi anda yang ingin
menyembuhkan dispepsia. Obat alami dispepsia Jelly Gamat gold-G merupakan
suatu brand dari makanan kesehatan yang kini popular di Indonesia. Sebelumnya
makanan kesehatan ini sudah sangat popular terlebih dahulu di Asia tenggara,
Jepang, China dan Taiwan. Teripang bahan utama jelly gamat gold-G
mengandung semua asam amino, semua mineral dan semua vitamin,Aman
dikonsumsi bagi semua usia, mulai balita sampai dengan lansia bahkan ibu hamil
dan menyusui. Anak berumur 1 tahun sudah biasa minum.
Obat Tradisional Dispepsia Jelly Gamat gold-G terbuat dari species teripang
terbaik Stichopus Hermanii. dengan 34% ekstrak teripang lebih kental dan lebih
berkhasiat.Kurang lebih ada sekitar 1200 jenis teripang di dunia yang tersebar di
berbagai negara.Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Univeristas Islam
Malaysia, Prof. Ridzwan Hasim dalam bukunya Malaysian heritage
mengatakan bahwa terdapat 15 species yang memiliki potential therapeutic dan
Sticophus hermanii adalah teripang yang memiliki nilai theurapetic paling tinggi.
Khasiat hewan gamat emas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Prof.
Ridzwan Hashim dari National University of Malaysia (UKM) diketahui bahwa
teripang mengandung cell growth factor (CGF). CGF inilah yang bertanggung
jawab untuk menstimulus proses regenerasi atau peremajaan sel dan berperan
untuk mempercepat penyembuhan luka.
Dispepsia

DISPEPSIA pencernaan yang jelek


Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti "pencernaan yang jelek". Per
definisi dikatakan bahwa dispepsia adalah ketidaknyamanan bahkan hingga nyeri
pada saluran pencernaan terutama bagian atas. Semua orang dalam hidupnya pasti
pernah mengalami dispepsia. Tidak ada perbedaan jenis kelamin, laki-laki maupun
perempuan dapat mengalami hal ini. Satu diantara 4 orang pasti mengalami hal ini.
Dispepsia merupakan suatu sindroma (kumpulan gejala) yang mencerminkan
gangguan saluran cerna. Kumpulan gejala tersebut adalah rasa tidak nyaman,
mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh/sebah), kembung,
sendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga kentut-kentut.
Gejala itu bisa akut, berulang, dan bisa juga menjadi kronis. Disebut kronis jika
gejala itu berlangsung lebih dari satu bulan terus-menerus.
Penyebab dispepsia bervariasi dari psikis sampai kelainan serius seperti kanker
lambung. Ada dua tipe dispepsia yakni organik dan fungsional.
Dispepsia fungsional adalah dispepsia yang terjadi tanpa adanya kelainan organ
lambung, baik dari pemeriksaan klinis, biokimiawi hingga pemeriksaan penunjang
lainnya, seperti USG, Endoskopi, Rontgen hingga CT Scan.
Dispepsia organik adalah dispepsia yang disebabkan adanya kelainan struktur
organ percernaan(perlukaan, kanker)
Dispepsia fungsional berhubungan dengan ketidaknormalan pergerakan (motilitas)
dari saluran pencernaan bagian atas (kerongkongan, lambung dan usus halus
bagian atas). Selain itu, bisa juga dispepsia jenis itu terjadi akibat gangguan irama
listrik dari lambung. Sebab lain bisa juga karena infeksi bakteri lambung
Helicobacter pylori.
Beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu
banyak udara, misalnya, mereka yang mempunyai kebiasaan mengunyah secara
salah (dengan mulut terbuka atau sambil berbicara). Atau mereka yang senang
menelan makanan tanpa dikunyah (biasanya konsistensi makanannya cair).
Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus.
Kebiasaan lain yang bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein
(kopi), alkohol, atau minuman yang sudah dikarbonasi (softdrink), atau makanan
yang menghasilkan gas ( tape, nangka, durian). Begitu juga dengan jenis obatobatan tertentu, seperti suplemen besi/kalium, anti-nyeri tertentu, antibiotika
tertentu, dan anti-radang. Obat-obatan itu sering dihubungkan dengan keadaan
dispepsia.

Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang
berlebihan. Pada pasien diabetes pun dapat mengalami dispepsia karena gerakan
lambungnya mengalami gangguan akibat kerusakan saraf.
Diagnosis Banding
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)/Penyakit refluks asam lambung dapat
menjadi salah satu kemungkinan dari kumpulan gejala tersebut. Umumnya,
penderita penyakit ini sering melaporkan nyeri perut bagian ulu hati.
Kemungkinan lain, irritable bowel syndrome (IBS) yang ditandai dengan nyeri
perut yang berulang, yang berhubungan dengan buang air besar yang tidak teratur
dan perut kembung.
Kurang lebih sepertiga pasien dispepsia fungsional memperlihatkan gejala yang
sama dengan IBS. Sehingga dokter harus selalu menanyakan pola BAB kepada
pasien untuk mengetahui apakah pasien menderita dispepsia fungsional atau IBS.
Pankreatitis kronik juga dapat dipikirkan. Gejalanya berupa nyeri perut atas yang
hebat dan konstan. Biasanya menyebar ke belakang.
Mencari tahu sebab dari dispepsia tidaklah mudah. Dalam dunia kedokteran,
diagnosis harus ditegakkan dulu sebelum memberi pengobatan. Dalam hal itu
pengobatan dispepsia boleh dibilang relatif sukar karena untuk mengetahui dengan
pasti penyebab penyakit itu relatif tidak gampang.

Dokter harus dengan teliti membedakan antara dispepsia fungsional dan dispepsia
organik. Beberapa hal yang bisa dijadikan petunjuk oleh para dokter, yaitu sebagai
berikut.

Nyeri ulu hati yang terjadi pada malam hari dan berkurang dengan
pemberian antasid, cenderung dihubungkan dengan luka pada lambung
(peptic ulcer).
Pada dispepsia fungsional, tidak terjadi komplikasi dari perdarahan seperti
kurang darah, penurunan berat badan atau muntah-muntah.
Nyeri atau ketidaknyamanan akibat IBS dapat terjadi pada ulu hati. Untuk
membedakannya dengan dispepsia adalah dengan memperhatikan pola
buang air besar.
Dengan pemeriksaan fisik saja, sangat sukar membedakan dispepsia
fungsional dan organik

Intervensi dini terhadap dispepsia adalah dengan mengkonsumsi obat yang bisa
menetralkan atau menghambat produksi yang berlebih asam lambung. Bisa juga

diberikan obat yang memperbaiki pergerakan lambung. Apabila setelah dua


minggu obat yang diberikan tidak bermanfaat, biasanya dokter akan memeriksa
dengan peralatan khusus (endoskopi).
Hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, menghindari faktor
risiko seperti alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin
rokok, dan stress serta mengatur pola makan.
Pemeriksaan Endoskopi bisa dilakukan jika sebagai berikut:

Masih mengalami nyeri pada lambung meskipun telah minum obat selama
delapan minggu.
Nyeri berkurang atau hilang sesaat untuk kemudian muncul kembali.

Penyebab Maag Kronis

Maag Kronis ? Penyakit maag Kronis


merupakan kelanjutan penyakit maag itu sendiri. Maag kronis merupakan
penyakit maag itu sendiri yang merupakan tingkatan dari penyakit maag biasa.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan penyakit Maag Kronis ini terjadi di
antaranya faktor makanan dan pola hidup yang kita jalankan untuk kesehatan kita
dan keluarga. Apa pengertian Maag Kronis / Radang Lambung / Dispepsia ?
Pengertian Maag Kronis adalah Suatu penyakit yang terjadi pada lambung karena
siatem pencernaan dalam tubuh sudah tidak baik lagi di sebabkan oleh banyak hal
(multifaktorial). Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa penyakit Maag
kronis dapat disebabkan oleh bakteri pada makanan yang tidak terjaga
keheginisan nya, pola hidup tidak sehat, dan stres. Apa Gejala Maag Kronis ?
Untuk gejala yang sering timbul yaitu mual, muntah, kembung, bersendawa,
nyeri ulu hati, perut keroncongan, cepat kenyang, dan sering buang gas. Bila hal
ini berlangsung dengan jangka waktu cukup sering, penyakit ini bisa
dikategorikan menjadi sakit maag kronis. Helicobacter pylori merupakan salah

satu penyebab terjadi nya penyakit Maag Kronis. Bakteri ini mempunyai sifat luar
biasa. Jika bakteri lain mati pada suasana asam dalam lambung, Helicobacter
pylori mampu bertahan hidup bahkan berkembang biak. Kuman Helicobacter
pylori dapat mengiritasi dinding lambung, sehingga menimbulkan peradangan dan
luka (ulkus). Akibat dinding lambung mengalami perlukaan, penderita akan
merasakan perih di bagian ulu hati. Sebenarnya kalau kita dapat menjaga pola
makan dan hidup sehat kita, resiko kita untuk terkena penyakit ini semakin kecil.
Jadi Laksanakan lah sebaik baik nya pola hIdup sehat yang kita lakukan.
Penyebab penyakit Maag kronis / radang lambung diantaranya :

Pola makan
Stres emosi
Konsumsi Alkohol dan rokok.
Adanya penyakit seperti luka bakar, pembedahan gagal ginjal, dan lainlain.
Pemakaian obat
Jenis makanan

Makanan Yang baik dan Sehat Untuk Lambung :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kentang
Pisang Masak
Brokoli
Bubur Ayam
Lidah Buaya
Kol
Permen Karet (bukan utk dimakan)
Teripang

Sayuran atau Hewan yang mempunyai kandungan terbaik untuk


Kesehatan Tubuh dan Lambung tentunya, Seperti :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Protein 86,8 %
80% kolagen
Mucopolysacarida
Condroitin Sulfat dan Glukosamin
Omega 3
Mineral
Bio Active Element

Untuk Masalah Pengobatan dan Pencegahan Yang dapat kita kita lakukan , anda
jangan bingung untuk mencari solusi untuk masalah Maag kronis yang anda derita
itu. karena kami mempunyai solusi untuk masalah anda tersebut yaitu Obat
herbal Jelly Gamat Luxor. Jelly gamat Luxor merupakan salah satu herbal
pilihan terbaik kami yang mempunyai khasiat yang luar biasa untuk kesehatan kita
diantaranya untuk mengatasi Maag Kronis, Sakit perut, kanker, dll. Obat herbal
Jelly gamat Luxor terbuat dari bahan utama yaitu Hewan laut yang mempunyai

khasiat dan kandungan terbaik yaitu Gamat / Teripang. Untuk pemesanan Klik
Pesan Jelly Gamat Luxor.
Sekilas Tentang Jelly Gamat Luxor dan bahan Utamanya

Gamat / Teripang mempunyai Kemampuan dalam


regenerasi sel sehingga jadi alasan utama teripang laut ini dipakai untuk
menyembuhkan berbagai penyakit, kata dr Pieter A. W. Pattinama, RS PGI
Cikini, Jakarta. Dokter Hariadi mengkonsumsi ekstrak teripang untuk mengatasi
gastritis. Pada saat bersamaan ia juga memberikan kepada penderita gastritis.
Dosisnya 2 sendok makan 3 kali sehari. Dua bulan berselang tampak kemajuan
seperti mual dan kembung hilang. Menurut alumnus Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro itu teripang mengandung kolagen yang mempercepat
penyembuhan. Pria kelahiran Semarang 28 Februari 1963 itu juga meresepkan
ekstrak teripang untuk pasien nyeri sendi dan beragam luka. Proses penyembuhan
relatif cepat lantaran teripang mampu meregenerasi sel dalam waktu singkat.
Sampai saat ini belum diketahui adanya efek samping. Karena teripang
merupakan suplemen organik sehingga penyerapan dalam tubuh berlangsung baik,
ujarnya. Selain mampu meregenerasi sel, teripang kaya akan nutrisi. Senyawa
aktif terbanyak berupa antioksidan, baik untuk perbaikan sel tubuh manusia, baik
sekali untuk Maag Kronis.Itulah salah satu alasan kenapa Jelly gamat Luxor
manjur untuk regenerasi sel bagi penderita maag. Bagi penderita maag akut,
terkadang sulit untuk menelan makanan. Sehingga kebutuhan nutrisi bagi tubuh
penderita maag sangat kurang. Jelly gamat yang kaya akan kandungan Protein
akan membantu penderita maag untuk memperoleh asupan gizi.
Info Herbal Klik Jelly Gamat Luxor
Testimoni Untuk Maag kronis Dengan Jelly Gamat Luxor

Nama : Japy Adrianus Amos


Usia
: 67 th
Alamat : Jakarta Selatan

Sebelum konsumsi obat maag jelly gamat

Sejak usia 30 tahun menderita darah tinggi, tekanan darah rata-rata 160-180/100.
Tahun 1992 terkena maag dan vertigo. Hilang keseimbangan, mual, perut
kembung dan tak sanggup berdiri tegak. Tahun 1999 terkena penyempitan
pembuluh darah dan pengapuran. Kondisi kesehatan semakin memburuk di tahun
2001.
Setelah konsumsi obat maag kronis jelly gamat
Pertengahan tahun. 2003 mulai mengkonsumsi produk Jelly Gamat Luxor
Spirulina 15 butir/hr, Jelly Gamat Luxor 22 sdm/hr sebagai obat maag kronis
alami. Perlahanlahan mulai terjadi perbaikan kondisi kesehatan. 1.5 bulan
kemudian pusing, mual, kembung karena maag dan vertigo mulai berkurang.
Tekanan darah turun menjadi 135/90. Setelah 6 bulan tekanan darah stabil 130/80,
vertigo dan maag tidak pernah kambuh lagi. Saat ini kesehatan semakin membaik,
tubuh kuat dan lebih bugar.
A. Pendahuluan
Sindroma dispepsia lebih dikenal masyarakat umum sebagai penyakit maag
(walaupun sebenarnya kurang tepat, karena maag berasal dari bahasa Belanda,
yang berarti lambung. Padahal keluhan yang mun cul pada penyakit mag tidak
selalu berasal dari lambung).
Prevalensi penyakit ini beragam, sebagian besar penelitian menunjukkan, hampir
25 % orang dewasa mengalami gejala dyspepsia pada suatu waktu dalam
hidupnya.
Suatu survey menyebutkan, sekitar 30% orang yang berobat ke dokter umum
disebabkan gangguan saluran cerna terutama dyspepsia. Dan 40 50 % yang
dating ke specialis disebabkan gangguan pencernaan, terutama dyspepsia.
B. Pengelompokan
Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti pencernaan yang jelek.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit, rasa penuh dan panas di perut bagian atas yang menetap atau
mengalami kekambuhan keluhan rasa nyeri dan panas pada ulu hati.
Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu:
1. Dispepsia organik, dyspepsia yang telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya.
Dispepsia organic dikategorikan menjadi :
a. Gastritis
b. Ulkus peptikum
c. Stomach cancer
d. Gastro-Esophangeal reflux Disease

e. Hyperacidity
f. dll.
2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non ulkus
(DNU), Dispepsia yang tidak jelas penyebabnya.
Dispepsia fungsional dibagi atas 3 subgrup yaitu:
1. Dispepsia mirip ulkus {ulcer-likedyspepsia) bila gejala yang dominan adalah
nyeri ulu hati;
2. Dispepsia mirip dismotilitas (dysmotility-likedyspepsia) bila gejala dominan
adalah kembung, mual, cepat kenyang;
3. Dyspepsia non-spesific yaitu bila gejalanya tidak sesuai dengan (a) maupun (b).
C. Dispepsia Fungsional
Terdapat bukti bahwa dispepsia fungsional berhubungan dengan ketidaknormalan
pergerakan usus (motilitas) dari saluran pencernaan bagian atas (esofagus,
lambung dan usus halus bagian atas). Selain itu, bisa juga dispepsia jenis itu
terjadi akibat gangguan irama listrik dari lambung atau gangguan pergerakan
(motilitas) piloroduodenal.
Beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu
banyak udara. Misalnya, mereka yang mempunyai kebiasaan mengunyah secara
salah (dengan mulut terbuka atau sambil berbicara). Atau mereka yang senang
menelan makanan tanpa dikunyah (biasanya konsistensi makanannya cair).
Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus.
Kebiasaan lain yang bisa menyebabkan dispesia adalah merokok, konsumsi kafein
(kopi), alkohol, atau minuman yang sudah dikarbonasi.
Mereka yang sensitif atau alergi terhadap bahan makanan tertentu, bila
mengonsumsi makanan jenis tersebut, bisa menyebabkan gangguan pada saluran
cerna. Begitu juga dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti Obat Anti-Inflamasi
Non Steroid (OAINS), Antibiotik makrolides, metronidazole), dan kortikosteroid.
Obat-obatan itu sering dihubungkan dengan keadaan dispepsia.
Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang
berlebihan.
1. Definisi
Dispepsia Fungsional adalah dispepsia non ulkus (DNU), Dispepsia yang tidak
jelas penyebabnya.
2. Etiologi /Penyebab
a. Perubahan pola makan
b. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu yang
lama
c. Alkohol dan nikotin rokok

d. Stres
e. Tumor atau kanker saluran pencernaan
3. Manifestasi Klinik / Gejala klinis
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Perut kembung
g. Rasa panas di dada dan perut
h. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
4. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat
seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.
5. Pencegahan
Pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan
kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi
makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus
makan obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara
wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
6. Pengobatan
Penatalaksanaan non farmakologis

Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung


Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda, obatobatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
Atur pola makan

Penatalaksanaan farmakologis yaitu:


Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam
mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses
patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70 % kasus DF
reponsif terhadap placebo.
Obat-obat yang digunakan untuk kondisi dyspepsia antara lain :
a. Antacid (menetralkan asam lambung)
Contohnya : Al, Mg, Ca, OH, Almagate, Hidrotalcite
b. Golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung)

Contohnya : Pirenzepin,
c. Golongan obat antagonis reseptor H2
Contohnya : Ranitidin, Simetidin, Famotidin,
d. Golongan Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Contohnya : Omeprazole, Esomeprazole, pantoprazole, Lansoprazole,
Rabeprazole
e. Golongan Sitoprotektif
Contohnya : Sucralfat, koloid bismuth
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung)
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokinetik
(mencegah terjadinya muntah)
7. Test Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama, seperti halnya
pada sindrom dispepsia, oleh karena dispepsia hanya merupakan kumpulan gejala
dan penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan penyakitnya. Untuk
memastikan penyakitnya, maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, selain
pengamatan jasmani, juga perlu diperiksa : laboratorium, radiologis, endoskopi,
USG, dan lain-lain.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan untuk
menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis kronik, diabets
mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional biasanya hasil laboratorium
dalam batas normal.
Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di saluran
makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan radiologis terhadap saluran
makan bagian atas, dan sebaiknya menggunakan kontras ganda.
Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran endoskopinya
normal atau sangat tidak spesifik.
USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin banyak
dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan setiap saat dan
pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada dispepsia
fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 40 % kasus.
Sumber : Lambungsehat.com

Linked Posts:
Penyakit Tukak Lambung | Mengobati Maag Kronis | Radang Lambung Dan Usus
| Radang Usus Berangsur Sembuh
==========================================================
====================
Promo Produk
Propolis ProSMART
Suplemen Dan Obat Alami

Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja
secara holistic tanpa efek samping. Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang
Lebah.
Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya
syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids (Kuersetin) : Memulihkan system kapilari serta memperbaiki
kerapuhan dan kebocoran saluran darah. Propolis ProSMART memiliki
kandungan Bioflavonoids (kuersetin) tertinggi di dunia, yaitu mencapai 140
mg/ml atau 14% . Propolis proSMART sangat baik untuk perlindungan
Jantung dan Tubuh Anda.
2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)
3. Vitamin dan mineral
Fungsi Propolis bagi manusia
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Antioksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)
Klik Selanjutnya
AGEN PROPOLIS PROSMART
Apa Itu Propolis ? | Propolis Untuk Masalah Jantung | Propolis Stop Cuci
Darah gagal Ginjal | Propolis Gagalkan Amputasi Diabetes | Agen Propolis

Tags: agen propolis, dispepsia, Dispepsia non organik, Dispepsia organik,


Gastritis, lambung, maag, propolis prosmart, Sindroma dispepsia

Tukak Lambung
Posted by sodikin on March 28th, 2010 No Comments

Tukak Lambung Disebabkan oleh Bakteri


Helicobacter pylori

Tukak Lambung terbukti disebabkan oleh


suatu jenis bakteri yang bernama Helicobacter pylori. Untuk penelitian yang
mengungkap penyebab penyakit tukak lambung dan usus duabelas jari inilah J.
Robin Warren dan Barry J. Marshall, dua orang warga Australia itu mendapat
anugerah Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2005.
Selama ini orang beranggapan bahwa penyakit tukak lambung dan usus dua
belas jari disebabkan oleh gaya hidup dan stress. Namun anggapan tersebut
sekarang sudah bisa dibantah karena jelas bahwa bakteri Helicobacter pylori
adalah penyebab yang bertanggung jawab terhadap lebih dari 90 persen borok
usus duabelas jari dan 80 persen tukak lambung.
Bermula pada tahun 1982, Warren, ahli patologi yang pada waktu itu masih
bekerja di Royal Perth Hospital, Australia, mengamati koloni bakteri di bagian
bawah lambung (Antrum) pada 50 persen pasien, dan tanda-tanda peradangan di
lendir lambung selalu dijumpai adanya koloni bakteri sama tersebut.
Selanjutnya, Warren bersama-sama dengan Marshall yang ahli klinis meneliti
lebih lanjut temuan itu dengan mempelajari biopsi 100 pasien. Marshall berhasil
membiakkan bakteri yang ditemukan hampir pada semua pasien radang lambung,
tukak duabelas jari, atau borok lambung. Bakteri ini kemudian dikenal sebagai
Helicobacter pylori.
Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui
oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala
(asimptomatik). Sekali bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di
perut selama hidup seseorang. Namun, sekitar 10-15 persen individu yang

terinfeksi kadang-kadang akan mengalami penyakit luka lambung atau usus


duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di usus duabelas jari daripada
di lambung.
Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral
dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri
Helicobacter pylori berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka
lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak
ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki
kualitas kesehatan yang buruk.
Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka
Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui
interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari
glikoprotein membran sel-sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini
dalam menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA.
Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui berbagai
cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan
permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis
(pengaktifan bunuh diri sel).
Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan
peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan
pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung
meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak
terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari.
Pada beberapa individu, Helicobacter pylori juga menginfeksi bagian badan
lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas
yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga
kanker lambung. Kanker lambung merupakan kanker penyebab kematian kedua di
dunia.
Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor
limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT
(mucosa associated lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir).
Infeksi Helicobacter pylori berperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor.
Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu dibasmi dengan
antibiotik.
Helicobacter pylori hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di
lingkungan lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang
menjadi penyakit lambung. Bakteri Helicobacter pylori sendiri sangat beragam
dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan ke lendir
lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.

Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak
identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap
perubahankondisi-kondisi di lambung.
Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan
produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri
dan peradangan kronis lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren
menunjukkan bahwa penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri
dibasmi dari lambung dengan antibiotik.
Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat mengakibatkan masalah
serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu,
penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang
tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi.
Linked Posts:
Penyebab Tukak Lambung | Dispepsia | Pengobatan Maag Kronis | Penyakit
Mutaber | Penyakit Muntaber | Apa Itu Propolis ? | Propolis bagi Kesehatan |
Propolis ProSMART
==========================================================
======================
Promo Produk
Propolis ProSMART
Suplemen Dan Obat Alami

Propolis bisa menjadi solusi kesehatan untuk berbagai penyakit yang bekerja
secara holistic tanpa efek samping. Hampir seluruh Kitab Suci menulis tentang
Lebah.
Q.S. AN NAHL : Ayat. 68 & 69
..Keluarlah dari perutnya syaraabun (cairan) beraneka warna, dan padanya
syifa (penyembuhan) bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu
menjadi tanda bagi kaum yang memikirkan.
Kandungan Propolis:
1. Bioflavonoids (Kuersetin) : Memulihkan system kapilari serta memperbaiki
kerapuhan dan kebocoran saluran darah. Propolis ProSMART memiliki
kandungan Bioflavonoids (kuersetin) tertinggi di dunia, yaitu mencapai 140
mg/ml atau 14% . Propolis proSMART sangat baik untuk perlindungan
Jantung dan Tubuh Anda.

2. Protein ( 16 Asam amino Esensial)


3. Vitamin dan mineral
Fungsi Propolis bagi manusia
1. Detoksifikasi (Membuangan racun dan Kuman Penyakit dari dalam tubuh)
2. Antibiotika Alami (antimicrobial seperti virus, bakteri dan jamur)
3. Anti Radang
4. Anti Alergi
5. Meningkatkan Imunitas / Kekebalan Tubuh
6. Anti Oksidan (mencegah kanker dan membunuh sel kanker)
7. Nutrisi (memperbaiki dan regenerasi sel tubuh)
Klik Selanjutnya
AGEN PROPOLIS PROSMART
Apa Itu Propolis ? | Propolis Untuk Masalah Jantung | Propolis Stop Cuci
Darah gagal Ginjal | Propolis Gagalkan Amputasi Diabetes | Agen Propoli

Daftar Pustaka
1
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta
kedokteran: gastroenterology. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001, hlm. 48891Powell LW, Piper DW. Dasar gastroenterologi hepatologi. Editor Daldiyono
Harjodisastro, dkk. Jakarta: FKUI; 1989, hlm. 275-82.
2
Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL.
Harrison: Prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor Asdie AH. Jakarta: EGC;
1999, hlm. 244-247.
3
Katzka DA, Metz DC. Esophagus and stomach. Vol.1. London: Mosby; 2003,
hlm. 163-168.
4
Medscape. Dyspepsia: Functional dyspepsia: pathophysiology. Diunduh dari
http://www.medscape.com/viewarticle/584173_4. Diakses pada 7 Feb 2011, pk.
00.11
5
M Thumshirn. Pathophysiology of functional dyspepsia. Gut. 2002;51(Suppl
I):i63i66.

Anda mungkin juga menyukai