Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses kimia pada sistem pengoperasiannya suatu akan mengalami ganguan,
salah satunya adalah dinamika proses. Dinamika proses menunjukkan unjuk kerja proses
yang profilnya selalu berubah terhadap waktu. Dinamika agar proses selalu stabil,
karakteristik dinamika sistem proses dan sistem pemroses harus diidentifikasi. Jika dinamika
peralatan dan perlengkapan operasi sudah dipahami akan mudah dilakukan pengendalian,
pencegahan kerusakan, dan pemonitoran tempat terjadi kerusakan apabila unjuk kerja
perlatan berkurang dan peralatan bekerja tidak sesuai dengan spesifikasi operasinya proses
selalu terjadi selama sistem proses belum mencapai kondisi tunak. Keadaan tidak tunak
terjadi karena adanya gangguan terhadap kondisi proses yang tunak.
Oleh karena itu, untuk dapat melihat unjuk kerja dalam dinamika proses percobaan ini
dilakukan dengan simulasi mengosongkan tangki dan memberi simulasi gangguan pada
sistem tangki yang telah tunak dimana parameter yang menentukan debit adalah k dan n yang
nantinya didapat dari hasil linearisasi persamaan hasil dari percobaan. Sedangkan percobaan
pengukuran temperatur pada termometer karakteristik proses yang diuji yakni kosntanta
waktu () termometer dan temperatur (T) terhadap waktu (t) dengan nilai konstanta ()
tersebut.
1.2 Tujuan
1. Menentukan parameter k dan n pada proses pengosongan tangki
2. Menentukan konstanta waktu () termometer
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengujian Dinamika Proses Pengaliran Fluida dan Pengukuran Temperatur
Dinamika proses adalah variasi unjuk kerja suatu proses dinamik dari waktu ke waktu
sebagai respon terhadap gangguan-gangguan dan perubahan-perubahan terhadap proses
tersebut. Dinamika proses menunjukkan adanya kondisi tidak unak dalam setiap proses/
sistem teknik kimia setelah diberi gangguan untuk mencapai keadaan tunak baru.
Ketidaktunakan ini diakibatkan adanya gangguan pada sistem yang telah tunak.
2.2 Proses Dinamis pada Tangki
Kedinamisan tangki air diuji coba dengan pengosongan tangki dan pemberian
gangguan pada tangki berisi air yang tenang dengan ketinggian tunak.
Proses pengosongan tangki dimaksudkan untuk menentukan parameter laju
volumeterik keluaran (k dan n). Laju volumetrik keluaran tangki merupakan fungsi dari
ketinggian air dalam tangki.
Dasar percobaan ini adalah persamaan Bernoulli:
P1 1 2
P 1
+ . v 1+ g . h 1= 2 + . v 22 + g . h 2 .........................................(3)
P 2
P 2
P1 P2
Mulut tangki dan saluran keluaran terbuka pada tekanan atmosfer sehingga P = P
Persamaan tersebut menjadi:
1 2 2
. [ v v ]=g .[h2h 1]
.......................................................................(4)
2 2 1
Selanjutnya digunakan asumsi
v 21
v 22
Q=k . h
................................................................................................(7)
dh
n
=k . h
...................................................................(9)
dt
dh k n
=
.h
....................................................................(10)
dt
A
Dari persamaan tersebut disimpulkan bahwa laju perubahan ketinggian air dalam tangki
bergantung pada ketinggian tangki setiap saat. Konstanta k dan n merupakan parameter yang
menunjukkan keidelan tangki. Data yang diperoleh adalah h dan t. Nilai k dan n bisa dicari dengan
linearisasi persamaan neraca massa:
ln
dh
k
=n . ln hln ( )
dt
A ........................................................................(11)
Dimana
ln (
k
)
A
Cara lain yang lebih akurat adalah dengan metoda numerik dengan menggunakan
bantuan program komputer. Simulasi gangguan pada tangki dilakukan dengan mengguanggiu
sistem tangki yang sudah tunak. Gangguan diberikan dengan menambahkan air masuk masuk
secara tiba-tiba atau mengurangi jumlah air yang sudah tunak degan memperbesar bukaan
valve keluaran. Jika dilakukan gangguan penambahan air ke dalam tamgki, neraca massa
tangki akan menjadi:
akumulasi air = massa air masuk massa air keluar
A
dh
=( Q 1+ Q 2 )Qout
.........................................................................(12)
dt
Dengan adanya tambahan air, maka debit keluaran akan berubah dan akhirnya
mencapai keadaan tunak yang kedua. Selama simulasi dicatat perubahan ketinggian terhadap
waktu. Umumnya keadaan tunak sulit dicapai, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan tangki
dengan luas permukaan relatif besar untuk mencapai kondisi tunak yang sempurna. Waktu
untuk mencapai kondisi tunak dipengaruhi besar kecilnya debit pada tiap-tiap valve. yang
mempengaruhi parameter k dan n.
Kesalahan seringkali terjadi karena ketidaktepatan penentuan waktu saat terjadinya
kondisi tunak. Jika simulasi sudah berlangsung lama, perubahan ketinggian air pada setiap
variasi bukaan akan sangat lambat, walaupun mempunyai kecenderungan untuk berubah pada
jangka waktu yang lama.
4. koefisien konveksi fluida termometer relatif besar sehingga dianggap tidak aka panas yang
terbuang karena konveksi ini
5. kapasitas panas fluida termometer konstan
6. temperatur fluida termometer sama ti setiap titik.
Dengan asumsi-asumsi tersebut, neraca energi menjadi:
dQ
=Q
..............................................................................................(13)
dt
m. Cp .
dT
=h . A .(T lT )
..................................................................(14)
dt
m. Cp dT
. =(T lT )
..........................................................................(15)
h . A dt
m. Cp
h. A
adalah suatu konstanta yang disebut konstanta waktu . Konstanta waktu adalah
pengukuran waktu yang diperlukan bagi suatu proses untuk mencapai keadaan seperti yang
diberikan oleh inputnya. Dengan demikian, makin besar konstanta waktu suatu proses, makin
lama proses tersebut mencapai kondisi tunak baru.
Integrasi neraca energi pada pengukuran temperatur oleh termometer menjadi:
T L T
t
=exp( ) ............................................................(16)
T LT o
dimana To adalah temperatur pada saat t=0, dan TL adalah temperatur lingkungan.
Untuk menunjukkan unjuk kerja termometer raksa (dengan ataupun tanpa termowel)
dilakukan pengukuran temperatur fluida dari temperatur tinggi ke rendah dan sebaliknya dari
temperatur rendah ke tinggi.
Menurut pustaka, seharusnya harga termometer raksa akan lebih kecil daripada
harga termometer alkohol. Ini berarti termometer raksa lebih sensitif terhadap perubahan
temperatur daripada termometer alkohol.
Termometer diuji dengan dan tanpa menggunakan termowel. Termowel digunakan
untuk membantu pembacaan hasil pengukuran temperatur. Dengan adanya termowel,
konstanta waktu termometer akan makin besar karena adanya tahanan perpindahan kalor
yang makin besar. Akibatnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai harga temperatur tiap
saat lebih akurat. Pada percobaan dapat dilakukan variasi jenis termowel.
Umumnya saat pengguanaan termowel terjadi fenomena lag phase pada awal
pengukuran temperatur. Hal ini akibat adanya perubahan temperatur yang mendadak
sehingga kalor tidak dapat langsung berpindah dari dinding termometer.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.
Rangkaian alat untuk percobaan proses pengosongan tangki dan simulasi ganguan
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
3.2 Alat
a. Termometer raksa
b. Terometer digital
c. Ceret
d. Gelas kimia
e. Gelas ukur 1 L
3.3 Bahan
a. Air
b. Air panas
c. Es batu
3.4 Cara Kerja
3.4.1. Proses Pengosongan Tangki
1. Mengisi tangki dengan air hingga mencapai ketinggian maksimum
2. Membuka kerangan keluaran cairan tersebut dengan bukaan yang telah ditentukan dan
mengamati perubahan ketinggian terhadap waktu
3. Mencatat waktu yang diperlukan setiap perubahan ketinggian sampai kosong
4. Melakukan prosedur 1 s/d 3 untuk bukaan kerangan 10%,30%,45%,70%,dan 100%
5. Memperkirakan harga parameter k dan n
3.4.2. Simulasi Gangguan Pada Tangki
1. Mengisi tangki dengan air hingga mencapai ketinggian maksimum
2. Membuka kerangan air masuk dan keluar sampai keadaan steady state
3. Memasukkan air sebanyak 7 Liter, lalu mencatat waktu yang dibutuhkan sampai
ketinggian tangki mencapai steady state
4. Mencatat data perubahan ketinggian cairan didalam tangki terhadap waktu.