Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sasaran Belajar
LI 1.
LI 2.
LI 3.
Kata-kata Sulit
Poliklinik
: Balai pengobatan
Tuberculosis Paru
Normotensi
Takikardi
Takipnea
Febris
: Demam.
Thorax
: Dada.
Farmakoterapi
LI 1
Anatomi : ilmu tentang struktur tubuh dan hubungan antarbagiannya, sebagian besar
didasarkan pada diseksi, yang darinya, nama tersebut diperoleh. Diseksi antar tubuh yang
terorganisasi
Divisi anatomi
istilah anatomi
Istilah arah
Lutea = kuning
Chloros = hijau
Dorum/ serra = keras
Molle = lunak
Supra = atas, lebih atas
Infra = bawah, lebih bawah
Berbagai bentukan / bangunan
Facies= muka, permukaan
Fovea = lekuk yang bulat
Facialis = termasuk permukaan
Fascia = lembaran, balut, selaput otot
Foramen= lubang
Sulcus= lekuk / alur
Fasciculus= berkas
Canalis = Saluran, pipa
Cavum= Rongga
Caverna = rongga (caver-nosus = berongga-rongga)
Caput= kepala
Condylus = benjol sendi
Collum = leher
Spina= duri
Crista= bingkai, tepian tajam, sisir
Sinus= lengkung, rongga kecil, serambi
Processus= taju
Fissura= celah, robek
Incissura = irisan, sobekan
10
LI 2
Anemia
Anterior
Auskultasi
Diagnosis
Farmakoterapi
Febris
: Demam.
Fossa Cubiti
Inspeksi
Laboratorium
Lateral
: Menunjuk posisi yang lebih jauh dari bidang tengah atau garis tengah
tubuh atau struktur
Leukositosis
Mikrobiologis Sputum : mikrobiologis yang terdapat di dalam bahan yang dikeluarkan lewat
mulut (dahak).
Normotensi
Palpasi
: Tindakan merasakan dengan tangan, penggunaan jari tangan dan
sentuhan ringan pada permukaan tubuh untuk menentukan keadaan organ tubuh di bawahnya,
dilakukan pada diagnosis fisik.
Perkusi
: Perbuatan mengetuk sesuatu dengan ketukan pendek dan tajam sebagai
cara untuk mengetahui keadaan yang ada dibaliknya berdasarkan suara ketukan yang terdengar.
Poliklinik
: Balai Pengobatan
Posterior
Pungsi
: Pengambilan cairan
11
Radiologi
Rontgen
Takikardi
Takipnea
Thorax
: Dada.
Tuberculosis Paru
LI 3
13
14
Kultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat
pula Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat
dipakai Middlebrook JH9 dan JH 12. Melakukan pemeriksaan biakan
dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti dan dapat mendeteksi
mikobakterium tuberkulosis dan juga
Mycobacterium Other Than Tuberculosis (MOTT)
c.Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberkulosis, tujuan dari
pemeriksaan
ini, mencari obat-obatan yang poten untuk terapi penyakit tuberkulosis.
15
2. Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukan indikator yang spesifik
untuk tubercolosis. Laju Endap Darah ( LED ) jam pertama dan jam kedua
dibutuhkan. Data ini dapat di pakai sebagai indikator tingkat kestabilan keadaan
nilai keseimbangan penderita, sehingga dapat digunakan untuk salah satu respon
terhadap pengobatan penderita serta kemungkinan sebagai predeteksi tingkat
penyembuhan penderita.
Demikian pula kadar limfosit dapat menggambarkan daya tahan tubuh penderita.
LED
sering meningkat pada proses aktif, tetapi LED yang normal juga tidak
menyingkirkan
diagnosa TBC
3.Uji Tuberculin
Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan
sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering digunakan dalam "Screening
TBC". Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%.
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji tuberkulin positif
100%, umur 12 tahun 92%, 24 tahun 78%, 46 tahun 75%, dan umur 612 tahun 51%.
Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar usia anak maka hasil uji tuberkulin
semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux lebih
sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada bagian atas lengan
bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan(ke dalam kulit).Penilaian uji tuberkulin
dilakukan 4872 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari pembengkakan
(indurasi) yang terjadi.
Uji tuberkulin hanya berguna untuk menentukan adanya infeksi TB, sedangkan
penentuan sakit TB perlu ditinjau dari klinisnya dan ditunjang foto torak. Pasien dengan
hasil uji tuberkulin positif belum tentu menderita TB. Adapun jika hasil uji tuberkulin
16
negatif, maka ada tiga kemungkinan, yaitu tidak ada infeksi TB, pasien sedang mengalami
masa inkubasi infeksi TB, atau terjadi alergi.
Penilaian hasil uji tuberculin test :
1. Pembengkakan (Indurasi) : 04 mm,uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa
2. Pembengkakan (Indurasi) : 39 mm,uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi atau silang dengan Mikobakterium
atipik setelah vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan (Indurasi) : = 10 mm,uji mantoux positif.
Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa
4. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan standar ialah foto toraks. Pemeriksaan lain atas indikasi: fotolateral,
top lordotik, oblik, CT Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat
memberi gambaran bermacam-macam bentuk.
Gambaran radiologi yang di curigai lesi TBC aktif
- Bayangan berawan atau nodular di segmen apical dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
- Kapitas, terutama lebih dari satu di kelilingi bayangan berawan atau noduler
- Bayangan bercak miler
- Efusi pleura unilateral
Gambaran radiologi yang di curigai lesi TB inaktif
- Fibrotik pada segmen apikal dan posterior lobus atas
- Kalsifikasi atau fibrotik
- Fibrothorak dan atau penebalan pleura
Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks
Pada sebagian besar TB paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi
tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai
17
berikut:
- Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan
foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis TB paru BTA positif.
- Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada
pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah
pemberian antibiotika non OAT(non fluoroquinolon
- Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan
penanganan khusus (seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis atau
efusi pleural) dan pasien yang mengalami hemoptisis berat (untuk menyingkirkan
bronkiektasis atau aspergiloma
5.pemeriksaan khusus
a.BACTEC
Merupakan pemeriksaan teknik yang lebih terbaru yang dapat mengidentifikasi kuman
tuberkulosis secara lebih cepat. Metode yang digunakan adalah metode radiometrik.
M.
Tuberkulosis metabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2 yang akan
dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif
pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan
uji kepekaan.
b.PCR
Pemeriksaan ini adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA, termasuk DNA M.
Tuberkulosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalah kemungkinan
kontaminasi. Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis
sepanjang pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara benar dan sesuai dengan standar
internasional. Pada tuberkulosis pasca primer, penyebaran kuman terjadi secara
bronkogen, sehingga
penggunaan sampel darah untuk uji PCR tidak disarankan. Sebaliknya bila sampel
yang diperiksa merupakan dahak dari penderita yang dicurigai menderita tuberkulosis
paru,masih ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan PCR
sebagai sarana diagnosis tuberkulosis paru
c.PEMERIKSAAN SEROLOGI
-ELISA
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respons humoral
berupa proses antigen antibodi yang terjadi. Kelemahan utama dari teknik ELISA ini
adalah pengenceran serum yang tinggi dan perlu dilakukan untuk mencegah ikatan
nonspesifik dari imunoglobulin manusia pada plastik
-Immuno crhomotografi tuberculosis (ITC)
Uji ICT adalah uji serologi untuk mendeteksi antibodi M. Tuberkulosis dalam
serum.
18
19
membunuh atau melenyapkan kuman sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil
yang negatif (2 bulan dari permulaan pengobatan).
B. Aktivitas sterilisasi
Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang pertumbuhannya lambat
(metabolismenya kurang aktif).Aktivitas sterilisasi diukur dari angka kekambuhan
setelah pengobatan dihentikan.
Pengobatan penyakit Tuberculosis dahulu hanya dipakai satu macam obat
saja.Kenyataan dengan pemakaian obat tunggal ini banyak terjadi resistensi.Untuk
mencegah terjadinya resistensi ini, terapi tuberculosis dilskukan dengan memakai
perpaduan obat, sedikitnya diberikan 2 macam obat yang bersifat bakterisid. Dengan
memakai perpaduan obat ini, kemungkinan resistensi awal dapat diabaikan karena
jarang ditemukan resistensi terhadap 2 macam obat atau lebih serta pola resistensi
yang terbanyak ditemukan ialah INH
Kategori pengobatan untuk penderita Tuberkolosis yaitu:
A.
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap
hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali
dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada:
i.
ii.
B.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
i. Penderita kambuh.
ii. Penderita gagal terapi.
iii. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
C.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
i.
20
Daftar Pustaka
www.medicastore.com
21