Anda di halaman 1dari 9

Riesha Amanda Fitria

1102013250
FK-B (b10)
RANGKUMAN SKENARIO 1 (BMS2)

Kekurangan Oksigen Pada Pencinta Alam


LEARNING OBJECTIVE
LO.1 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjekaskan Oksigen
1.1 Definisi
Oksigen adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa yang mengisi 20%
dari udara yang kita hirup (dan setidaknya setengah dari berat seluruh kerak bumi yang
padat). Oksigen bergabung dengan sebagian besar unsur-unsur lain untuk
membentuk oksida. Oksigen sangat penting untuk manusia, hewan dan tumbuhan.
(www.kamuskesehatan.com)
Unsur kimia dengan nomor atom 8. Unsur ini menyusun sekitar 20 persen udara atmosfer,
merupakan unsur pernapasan tumbuhan dan hewan, dan diperlukan untuk mendukung
pembakaran o.15, isotop oksigen radioaktif buatan yang memiliki waktu paruh 2,04 menit
dan meluruh oleh pancaran positron digunakan sebagai pelacak pada tomografi pancaran
positron. Hyperbaric O, oksigen yang tekanannya melampaui tekanan atmosfer.
( Buku Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi.28)
1.2 Peranan
RESPIRASI AEROB
Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang membutuhkan suasana aerobik sehingga
dibutuhkan oksigen, dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar. Energi ini
dihasilkan dan disimpan dalam bentuk energi kimia yang siap digunakan, yaitu ATP.
Pelepasan gugus posfat menghasilkan energi yang digunakan langsung oleh sel untuk
melangsungkan reaksi-reaksi kimia, pertumbuhan, transportasi, gerak, reproduksi, dll. Reaksi
respirasi aerob secara sederhana adalah :

C6H12O6 + 6O2

6CO2 + 6H2O

Proses respirasi aerob berlangsung dalam 3 tahap yang berurutan, yaitu :


1. Glikolisis
Pemecahan molekul glukosa (C6) menjadi senyawa asam piruvat (C3)

2. Siklus Krebs
Reaksi reduksi molekul Asetil CoA menghasilkan asam sitrat dan oksaloasetat

3. Transpor elektron
Reaksi reduksi-oksidasi molekul-molekul NADH2 dan FADH2 menghasilkan H2O dan
sejumlah ATP.
Memerlukan Oksigen (O2)
Terjadi dalam matriks mitokondria
Untuk pemecahan senyawa organik menjadi senyawa anorganik
Menghasilkan energi yang lebih besar
Menghasilkan 36 ATP
Proses respirasi aerob :
1. Glikolisis
2. Dekarboksilasi Oksidatif
3. Siklus Krebs
4. Transfer Elektron

RESPIRASI ANAEROB
Pengertian Respirasi Anaerob
Setelah berolahraga atau mengerjakan suatu pekerjaan berat, napas Anda menjadi
terengah-engah karena suplai oksigen yang masuk tubuh menjadi berkurang. Tubuh
mengatasi keadaan ini dengan memperpendek jalur pembentukan energi melalui proses
respirasi anaerob. Cara ini ditempuh agar tubuh tidak kekurangan pasokan energi ketika
melakukan suatu aktivitas berat. Respirasi anaerob dikenal juga dengan istilah fermentasi.
Respirasi anaerob:
C6H12O6 2 C2 H5OH + 2 CO2 + 28 kkal + 2 ATP
Respirasi anaerob terjadi bila tidak ada oksigen. Perlu diingat, bahwa dalam respirasi aerob
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir. Bila peran oksigen digantikan oleh zat
lain, terjadilah respirasi anaerob. Organelaorganela dan reaksi-reaksi yang terlibat dalam
proses respirasi aerob sama dengan respirasi anaerob. Adapun zat lain yang dapat
menggantikan peran oksigen antara lain NO3 dan SO4. Sejauh ini baru diketahui bahwa yang
dapat menggunakan zat pengganti oksigen merupakan golongan mikroorganisme. Dengan
demikian, organisme tingkat tinggi tidak dapat melakukan respirasi anaerob. Bagaimana
organisme tingkat tinggi mengubah energi potensial kimia menjadi energi kinetik jika tidak
ada oksigen? Apabila tidak tersedia oksigen, organisme tingkat tinggi mengubah energi
potensial kimia menjadi energi kinetik melalui proses fermentasi.
Pada kebanyakan tumbuhan dan hewan, respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat karena sesuatu hal, maka hewan
dan tumbuhan tersebut melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi
tanpa adanya oksigen, yang disebut respirasi anaerob.
Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi tanpa
menggunakan oksigen. Perlu Anda ketahui sel jamur dan bakteri dapat melakukan respirasi

anorganik. Demikian juga apabila kita melakukan konstraksi otot terlalu kuat misalnya
berlari-lari, maka sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob. Pada keadaan
oksigen yang tidak mencukupi untuk respirasi maka terjadi penimbunan asam laktat di dalam
sel dan akan menimbulkan kelelahan. Proses penguraian pada respirasi anaerob disebut
fermentasi. Dari hasil akhir fermentasi, jenis fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam
laktat/asam susu, dan fermentasi alkohol. Pada respirasi anaerob, jalur yang ditempuh
meliputi:
a. Lintasan glikolisis.
b. Pembentukan alkohol (fermentasi alkohol) atau pembentukan asam laktat (fermentasi asam
laktat).
c. Akseptor elektron terakhir bukan oksigen, tetapi molekul alkohol dan atau asam laktat.
d. Energi dihasilkan hanya 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Tidak memerlukan Oksigen (O2)


Terjadi dalam sitoplasma
Untuk penguraian senyawa organik
Menghasilkan energi yang lebih kecil
Menghasilkan 2 ATP
Proses respirasi anaerob :
1. Fermentasi
2. Pernafasan intramolekul
http://soerya.surabaya.go.id/AuP/eDU.KONTEN/edukasi.net/SMA/Biologi/Respirasi.
Aerob/

LO.2 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjekaskan Hemoglobin


2.1 Definisi
Hemoglobin adalah pigmen pebawa oksigen pada eritrosit, dibentuk oleh eritrosit
yang sedang berkembang di dalam sumsum tulang, sebuah hemoprotein tersusun atas empat
rantai polipeptida globin yang berbeda dan mengandung sekitar 141 hingga 146 asam amino.
( Buku Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi.28)
Hemoglobin adalah pigmen pembawa oksigen dan protein utama dalam sel darah
merah. Hemoglobin membentuk ikatan reversibel yang tidak stabil dengan oksigen. Dalam
keadaan kaya oksigen, hemoglobin disebut oksihemoglobin dan berwarna merah terang.
Dalam keadaan kurang oksigen disebut deoksihemoglobin dan berwarna ungu kebiruan.
(www.kamuskesehatan.com)

2.2 Struktur

Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatumolekul organik
dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkansuatu golongan penyakit
menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling seringditemui adalah anemia sel sabit dan
talasemia.Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satusama lain.
Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2beta-globulin chains,
sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahirterdiri dari beberapa rantai beta dan
molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada
manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer(mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masingmasing dua subunit alfa dan beta yangterikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural
dan berukuran hampirsama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat
molekultotal tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang
dikenal dengan porfirin yangmenahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen.
Porfirin yangmengandung besi disebut heme Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme,
sehinggasecara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul
hemeinilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat inipula yang
menjadikan darah kita berwarna merah.Hemoglobin juga berperan penting dalam mempertahankan bentuk
sel darah yangbikonkaf, jika terjadi gangguan pada bentuk sel darah ini, maka keluwesan sel darah
merahdalam melewati kapiler jadi kurang maksimal. Hal inilah yang menjadi alasan mengapakekurangan zat
besi bisa mengakibatkan anemia. Nilai normal hemoglobin adalah sebagai berikut :
Anak-anak

11 13 gr/dl

Lelaki dewasa

14 18 gr/dl

Wanita dewasa

12 16 gr/dl

Jika nilainya kurang dari nilai diatas bisa dikatakan anemia, dan apabila nilainya kelebihan
akan mengakibatkan polinemis.
(www.id.scribd.com)

2.3 Peranan
Mekanisme Pertukaran Gas Oksigen (02)dan Karbondioksida (CO2)
Udara lingkungan dapat dihirup masuk ke dalam tubuh makhluk hidup melalui dua cara,
yakni pernapasan secara langsung dan pernapasan tak langsung. Pengambilan udara
secara langsung dapat dilakukan oleh permukaan tubuh lewat proses difusi. Sementara udara
yang dimasukan ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan dinamakan pernapasan tidak
langsung.
Saat kita bernapas, udara diambil dan dikeluarkan melalui paruparu. Dengan lain kata, kita
melakukan pernapasan secara tidak langsung lewat paru-paru. Walaupun begitu, proses difusi
pada pernapasan langsung tetap terjadi pada paru-paru. Bagian paru-paru yang meng alami
proses difusi dengan udara yaitu gelembung halus kecil atau alveolus.
Oleh karena itu, berdasarkan proses terjadinya pernapasan, manusia mempunyai dua tahap
mekanisme pertukaran gas. Pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida yang dimaksud yakni
mekanisme pernapasan eksternal dan internal.
a. Pernafasan Eksternal
Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paruparu. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada
saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru dinamakan
pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang
diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase,
karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi
keluar. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.

Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion
hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin
akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).

Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena adaperbedaan tekanan parsial
antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan
karbondioksida pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial
oksigen pada alveolus paru-paru. Dengan kata lain, konsentrasi oksigen pada udara lebih
tinggi daripada konsentrasi oksigen pada darah. Oleh karena itu, oksigen dari udara akan
berdifusi menuju darah pada alveolus paru-paru.

Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan
parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan
lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida
pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
b. Pernafasan Internal
Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan
internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan
karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses
metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses
difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara
darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih rendah
dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam cairan
jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan.
Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.
Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama
hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Reaksinya sebagai berikut.

Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan bergabung
dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam karbonat akan
segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion bikarbonat (HCOPersamaan reaksinya sebagai berikut.

CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru, akan
tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap berada dalam
darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau larutan penyangga.\
Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga stabilitas pH (derajat keasaman)
darah. (Biologi Online)
LO.3 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjekaskan Hipoksia
3.1 Definisi Hipoksia
Hipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen sehingga sel
gagal melakukan metabolisme secara efektif. ( www.lampung.tribunnews.com)
Hipoksia adalah penurunan asupan oksigen ke jaringan dibawah kadar fisiologis sekalipun
perfusi darah ke jaringan memadai. (Buku Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi.28)
3.2 Jenis Hipoksia

Berdasarkan penyebabnya hipoksia dibagi menjadi 4 kelompok, yakni : hipoksia


hipoksik, hipoksia anemic, hipoksia stagnan dan hipoksia histotokik.
Jenis Hipoksia hipoksik, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena kurangnya oksigen
yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah, dan gagal untuk masuk
dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran
pernapasan, baik oleh sebab alamiah atau oleh trauma/ kekerasan yang bersifat mekanik,
seperti tercekik, penggantungan, tenggelam dan sebagainya.
Jenis kedua adalah hipoksia anemic, yakni keadaan hipoksia yang disebabkan karena
darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa oksigen yang cukup untuk
metabolisme seluler. Seperti, pada keracunan karbon monoksida (CO), karena afinitas CO
terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afinitas oksigen dengan hemoglobin.
Jenis hipoksia stagnan, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah
(hemoglobin) tidak mampu membawaoksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi,
seperti pada heart failure atau embolisme, baik emboli udara vena maupun emboli lemak.
Sedangkan hipoksia histotokik, ialah keadaan hipoksia yang disebabkan karena
jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah satu contohnya pada keracunan sianida.
Sinida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara
radikal, terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen
yang dibawa darah.
( www.lampung.tribunnews.com)
3.3 Gejala Hipoksia
Pandangan kabur
Pernapasan makin cepat atau tersengal -sengal, serta tubuh menjadi lemas.
Frekuensi pernapasan meningkat karena tubuh berusaha memenuhi kebutuhan
oksigen. hal ini tidak hanya memaksa paru - paru bekerja lebih keras, tetapi juga
mempengaruhi jantung yang harus bekerja keras memompa oksigen dalam darah yang
hanya sedikit itu untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Selain dari gejala fisik, kondisi Hipoksia juga bisa dikenali dari perubahan perilaku.
Dalam kondisi hipoksia, otak juga akan kekurangan oksigen sehingga pola pikir
seorang pendaki berubah menjadi kacau dan sulit membuat keputusan yang tepat.
Dalam keadaan hipoksia, yang dominan hanya emosi dan ini sangat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, para pendaki sering tersesat, salah satunya
karena otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk bisa bekerja dengan baik.
3.4 Penyebab Hipoksia
Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan akibatnya selsel tidak cukup memperoleh oksigen sehingga metabolisme sel akan terganggu.
Oksigenasi paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik, bisa karena
kekurangan oksigen dalam atmosfer atau karena hipoventilasi (gangguan syaraf otot),
Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran napas atau
compliance paru menurun. Rasio ventilasi perfusi tidak sama (termasuk peningkatan
ruang rugi fisiologik dan shunt fisiologik). Berkurangnya membran difusi respirasi
Shunt vena ke arteri (shunt dari kanan ke kiri pada jaringan),
Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai (inadekuat). Hal ini terjadi pada
anemia, penurunan sirekulasi umum, penurunan sirkulasi lokal (perifer, serebral,
pembuluh darah jantung), edem jaringan.
Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jaringan, misal pada keracunan enzim
sel, kekurangan enzim sel

Hipoksia dapat disebabkan faktor jaringan lokal misal peningkatan kebutuhan


metabolisme, dimana hipoksia dapat menimbulkan efek-efek pada metabolisme
jaringan yang selanjutnya menyebabkan asidosis jaringan dan mengakibatkan efekefek pada tanda vital dan efek pada tingkat kesadaran.
Gagal napas >> Gagal pernapasan dapat akut dapat didefinisikan sebagai kurangnya
PO2 dari 50 mmHg dengan atau tanpa PCO2 lebih dari 50 mmHg Penyebab: syaraf
pusat, jalan napas, paru, rongga pleura, dinding dada, otot napas, syaraf perifer

3.5 Pencegahan Hipoksia


Mulai dari persiapan membawa tabung oksigen, melonggarkan pakaian.
Para pendaki yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung, pernafasan dan sirkulasi
darah, dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh.
Latihan senam pernafasan
Khususnya para pendaki gunung sebelum melakukan aktivitasnya, terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan kesehatan dan kondisi tubuh secara keseluruhan. Langkah ini, sebagai upaya
dini pencegahan hipoksia. Sehingga, aktivitas hobi penuh risiko ini dapat diantisipasi
sebelumnya.
(www.lampung.tribunnews.com)
3.6 Penanganan Hipoksia
Bila oksigen (O2) belum cukup membantu. Maka langkah selanjutnya yang dapat
diambil adalah dengan melonggarkan semua pakaian. Tujuannya, agar pernafasan penderita
hipoksia menjadi lancar dan lega. Teknisnya, membuka kerah baju, ikat pinggang, termasuk
bagi wanita mau tidak mau harus dilepas bra-nya. Penderita hipoksia secepatnya harus
dibawa ke lokasi lebih rendah untuk membantu pernafasannya. Dimana lokasi dataran
rendah, memiliki asupan oksigen (O2) lebih banyak daripada dataran tinggi.
LO.4 Mahasiswa Mampu Memahami dan Menjekaskan Cara Mensyukuri Kekuasaan
Allah Melalui Ciptaan-Nya.
4.1 AL-Quran
Ada beberapa dalil bersyukur bisa kita dapatkan dalam Al-Qur'an ini yaitu
diantaranya : "Jika kamu menghitung-menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan
dapat menentukan jumlahnya (menghitungnya). Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun Lagi Maha Penyayang." (QS. An Nahl : 18.)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. 31:14)
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan
yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami
berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami

berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. Dan Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur. (QS. 3:145)
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nimat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nimat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.(QS. 14:7)
Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nimat Tuhanmu apabila
kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: Maha Suci Tuhan yang
telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu
menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (QS. 43:13-14)
4.2 Hadits
Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang
tadi) :Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah
kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan makhlukNya,
maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya. (HR. Abu Dawud)
Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang
bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih
tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih
bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)
Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya.
Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan
kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.
Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu
merupakan kebaikan baginya. (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari
Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu anhu).

Anda mungkin juga menyukai