Anda di halaman 1dari 7

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

BAB I
Pendahuluan
1.1.

Latar Belakang
Wilayah pesisir Kabupaten Badung (Kecamatan Kuta Utara) secara
biofisik sangat produktif, sehingga sangat mendukung nilai-nilai dan fungsifungsi lingkungan pesisir untuk menyediakan sumber daya hayati dan jasa
lingkungan. Namun demikian, wilayah pesisir secara ekologis sangat kompleks
dan sensitif terhadap bencana alam dan gangguan aktivitas manusia. Kehatihatian harus dilakukan dalam mengembangkan potensinya tanpa menimbulkan
kerusakan terhadap aset sumber daya oleh pemanfaatan berlebih, degradasi
atau pencemaran. Saat ini berbagai kegiatan manusia seperti domestik dan
bisnis di perkotaan, industri, pertanian, peternakan dan pertambangan mampu
menghasilkan limbah dalam jumlah yang tidak mampu lagi diasimilasi oleh alam,
sehingga mencemari sungai, danau, air tanah dan udara. Aktifitas manusia telah
memberikan dampak lebih besar dan lebih jauh jangkauannya : pencemaran
terjadi di lautan tidak hanya di pesisir, di stratosfir tidak hanya udara perkotaan,
terjadi di akuifer air tanah dalam tidak hanya air, permukaan juga berdampak
secara regional dan global tidak hanya lokal saja.
Alih fungsi lahan menjadi factor penting kerusakan lingkungan di
Kawasan Perkotaan. Beralih fungsinya lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian merupakan fenomena yang sering terjadi. Pertumbuhan suatu kota,
yang berakibat pada peningkatan kebutuhan lahan, akan membawa implikasi
terhadap semakin pesatnya aktivitas ekonomi di luar bidang pertanian. Sejalan
dengan hal tersebut, semakin meningkatnya jumlah penduduk dan pola
aktivitas manusia yang menuntut ruang (space) untuk bergerak berakibat
pada pergeseran perubahan penggunaan lahan.
Di dalam RTRW Kabupaten Badung 2010-2030 dijelaskan bahwa
Kawasan Kuta Utara termasuk dalam Wilayah Pengembangan Badung Tengah
yang memiliki kebijakan mempertahankan wilayah Badung Tengah sebagai
kawasan pertanian dalam arti luas dan mencegah alih fungsi lahan sawah
dengan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Namun demikian,
I-1

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

masih lemahnya pengawasan dan aturan terkait penggunaan lahan, serta


mudahnya investor menanamkan investasi di kawasan ini, mengakibatkan
semakin berkurangnya jumlah sawah yang berubah peruntukan menjadi
kawasan permukiman serta perdagangan.
Pihak Bappeda Provinsi Bali menyatakan bahwa konversi lahan yang
gencar dapat ditemui di Kabupaten Badung, terutama di Kecamatan Kuta
Utara. Kawasan Kuta Utara yang memiliki luas wilayah 3.386 Ha, atau sebesar
8,1% dari luas administrasi Kabupaten Badung (41.852 Ha). Jumlah penduduk di
Kecamatan Kuta Utara mencapai 72.662 jiwa pada tahun 2013 atau mengalami
pertumbuhan sekitar 1,8% dari tahun 2012 yang hanya mencapai 68.422 atau
1,6 % dan merupakan kawasan yang mengalami jumlah alih fungsi lahan
sawah terbesar di Kabupaten Badung
Perkembangan pembangunan di Kecamatan Kuta Utara ditandai dengan
peningkatan kepadatan dan perluasan pembangunan pada berbagai sektor yang
berakibat pada alih fungsi lahan pertanian ke daerah industri dan pariwisata.
Peningkatan berbagai kegiatan usaha pariwisata dan industri guna memenuhi
kebutuhan yang mengalami modernisasi dan terus berkembang. Perkembangan
pembangunan ini selalu diiringi dengan peningkatan volume limbah, baik limbah
berbentuk padat maupun cair .
Pariwisata dan industri merupakan salah satu sektor yang memberikan
kontribusi cukup besar dalam perekonomian Badung, disamping sektor
pertanian dalam arti luas dan perdagangan. Namun tidak bisa dipungkiri,
pariwisata dan industry berpotensi menimbulkan dampak negatif, termasuk
limbah yang menjadi beban lingkungan. Limbah yang dihasilkan berkaitan erat
dengan kegiatan usaha dan pemukiman, dengan semakin bertambahnya jenis
usaha maka tingkat penghasilan limbah juga semakin tinggi.
Sebagai landasan dalam upaya melakukan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan, identifikasi sumber pencemar merupakan kegiatan strategis dalam
menentukan tipikal sumber pencemar yang meliputi jenis dan besaran skala
usaha. Tipikal ini dipakai untuk memprediksi dan menentukan dampak
lingkungan yang dapat ditimbulkan serta melakukan mitigasi pengelolaan
lingkungan hidup.

I-2

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

1.2.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari kegiatan penelitian dan kajian identifikasi sumber
pencemar lingkungan di Kecamatan Kuta Utara ini adalah :
1. Jenis-jenis kegiatan/aktivitas usaha apa saja yang berpotensi
menimbulkan dampak pencemaran dan perusakan terhadap
lingkungan di Kecamatan Kuta Utara?
2. Berapakah volume limbah yang dihasilkan dari operasional kegiatan
dan/atau usaha di Kecamatan Kuta Utara yang berpotensi
menimbulkan pencemaran ?
3. Bagaimanakah tata cara pengelolaan limbah yang telah dilakukan oleh
pelaku kegiatan dan/atau usaha di Kecamatan Kuta Utara ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Tujuan dari kegiatan penelitian dan kajian identifikasi ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis kegiatan / aktivitas usaha yang
berpotensi menimbulkan dampak pencemaran dan perusakan
terhadap lingkungan di Kecamatan Kuta Utara.
2. Untuk mengetahui besarnya volume limbah yang dihasilkan dari
operasional kegiatan dan / atau usaha di Kecamatan Kuta Utara yang
berpotensi menimbulkan pencemaran.
3. Untuk mengetahui tata cara pengelolaan limbah yang telah dilakukan
oleh pelaku kegiatan dan / atau usaha di Kecamatan Kuta Utara.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan ini adalah adanya gambaran
mengenai kondisi lingkungan di Kecamatan Kuta Utara yang didasari oleh jenisjenis kegiatan/aktivitas usaha yang berpotensi menimbulkan dampak
pencemaran dan perusakan terhadap lingkungan. Gambaran kondisi lingkungan
ini diperoleh dari kajian kuantitatif mengenai besanya volume limbah yang
dihasilkan dan sejauh mana tata cara pengelolaan limbah yang telah dilakukan
selama ini oleh masing-masing jenis usaha tersebut.
Keseluruhan hasil kajian yang berisi hasil survey dan perhitungan volume
limbah diinput kedalam software yang akan menghasilkan suatu database
usaha/kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran, sehingga dari hasil
kajian gambaran kondisi lingkungan dalam database tersebut, dapat digunakan
I-3

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

sebagai landasan kebijakan dalam melaksanakan perlindungan lingkungan hidup


dan mengantisipasi dampak dari berbagai kegiatan usaha yang berpengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap penurunan kualitas lingkungan di
Kecamatan Kuta Utara pada khususnya dan di Kabupaten Badung pada
umumnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
1.5.1. Lingkup Lokasi
Lokasi kegiatan penelitian dan kajian identifikasi ini adalah di wilayah
administrasi Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung dengan luas wilayah
wilayah 3.386 Ha. Sedangkan secara spesifik dilakukan survey terhadap
keberadaan usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan.
1.5.2. Lingkup Substansi
1. Keluaran (Output)
Pelaporan yang harus dibuat pada pekerjaan ini adalah :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat seluruh metoda pendekatan dan
rencana kerja konsultan. Laporan harus diserahkan selambatlambatnya 20 (dua puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan.
b. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat hasil kegiatan Identifikasi Sumber
Pencemar Lingkungan Hidup yang berlokasi di Kacamtan Kuta
Utara, sesuai dengan output/keluaran yang diinginkan. Laporan
Akhir harus diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan,
semuanya dilengkapi dengan CD Report sebanyak 5 (lima) keping.
Laporan dibuat dalam bentuk tertulis yang dilengkapi dengan
gambar, peta, skema dan tabel. Format laporan adalah sebagai
berikut :
Ukuran kertas A4
Jenis kertas HVS putih polos
Berat kertas minimal 80 gr/cm2
Format kertas portrait (kecuali gambar, peta, skema dan tabel
dapat dibuat landscape)
Gambar / foto / peta cetak berwarna untuk 1 buah laporan asli,
laporan copy dapat dibuat hitam dan putih

I-4

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung
Jenis huruf / font : Times New Roman, tegak, ukuran 12pt

dengan spasi 2 (double).


c. Pembuatan Database
Database dibuat menggunakan Software MapInfo yang berisikan
peta tematik Kecamatan Kuta Utara yang dilengkapi dengan
informasi berupa titik lokasi usaha atau kegiatan, foto, volume
limbah yang dihasilkan, kegiatan pengelolaan limbah yang telah
berjalan dan lokasi pembuangan hasil pengolahan limbah. Peta
database ini bersifat offline dan hanya dapat digunakan oleh
instansi pemberi kerja.

2. Hasil (Outcome)
Hasil dari pekerjaan ini adalah :
Buku Laporan kajian Identifikasi Sumber Pencemar Lingkungan Hidup
yang berlokasi di Kacamtan Kuta Utara yang juga memuat gambaran
mengenai kondisi lingkungan hidup berdasarkan jenis usaha atau
kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan berikut besaran
volume limbah yang dihasilkan, usaha pengelolaan limbah yang telah
dilakukan dan lokasi pembuangan hasil pengolahan limbah tersebut.
Hasil kegiatan ini juga berupa suatu software database dalam bentuk
MapInfo yang berisikan informasi dari hasil survey dan kajian yang
telah dilakukan.
3. Dampak (Impact)
Dampak yang diharapkan terjadi dari perolehan keluaran adalah
adanya suatu acuan yang dapat digunakan sebagai landasan kebijakan
dalam melaksanakan perlindungan lingkungan hidup dan
mengantisipasi dampak dari berbagai kegiatan usaha yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap penurunan
kualitas lingkungan di Kecamatan Kuta Utara pada khususnya dan di
Kabupaten Badung pada umumnya.

I-5

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

1.6.

Dasar Hukum
Dasar hukum yang dijadikan landasan pelaksanaan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Undang Undang Nomor 27 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Pesisir
dan Pulau Pulau Kecil ;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengeloaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air.
8. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang
Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan
Ruang Wilayah;
9. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010
Tentang Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air.
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 01 Tahun 2010 Tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemarn Air.
11. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 110 Tahun 2003 Tentang
Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada
Sumber Air;
12. Peraturan Gubernur Bali Nomor 8 Tahun 2007 Tentang Baku Mutu
Lingkungan Hidup Dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.

I-6

Laporan Akhir

Identifikasi Sumber Pencemar (Kegiatan / Usaha)


di Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung

I-7

Anda mungkin juga menyukai