BAB IV Laporan
BAB IV Laporan
IV. PEMBAHASAN
Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi
minyak CPO. Ada beberapa proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada
intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan. Yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan yang sesuai dengan harapan
tiap pabrik pengolahan.
Secara luas, dikenal 2 jenis tanaman kelapa sawit sebagai basis programprogram pemuliaan, yaitu:
a. Dura, persentase mesocarp terhadap buah 35-50% dan dijumpai ada yang
mencapai 65%. Cangkang tebal 2,8 mm, tidak mempunyai lingkar sabut di
kelilingnya. Inti relatif besar. Rendemen relatif rendah 17-18%. Dura
sangat baik digunakan sebagai induk betina.
b. Pesifera, dengan karakteristik tidak mempunyai cangkang digantikan oleh
lingkar serabut di sekeliling inti. Karena tidak ada cangkang persentase
mesocarp terhadap buah sangat besar dan rendemen juga sangat tinggi.
Pesifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena sebagian bisa
tandan aborsi pada awal perkembangannya.
Oleh karena itu,Pesifera tidak dapat ditanam secara komersial. Pesifera
digunakan sebagai induk jantan. Dari persilangan dura dan Pesifera dihasilkan
tipe ketiga, yaitu tenera. Tipe ini adalah yang banyak ditanam secara komersial di
perkebunan Unit Usaha Adolina yang mempunyai Karakteristik gabungan dari
kedua induknya. Cangkang tebal 0,5 4 mm di sekelilingnya ada lingkar serabut.
Rasio mesocarp terhadap buah sangat tinggi 60-96%. menghasillkan tandan relatif
26
27
lebih banyak dibandingkan Dura, walaupun ukuran tandan lebih kecil dari dura
namun rendemennya mencapai 22-24%.
Setiap tandan tergantung besar atau kecilnya terdiri dari 600-700 buah.
Satu pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 15-25 tandan per tahun dengan ratarata berat tandan 3,5-4,5 kg. Pada tanaman muda 8-12 tandan per tahun dengan
buah tandan rata-rata 20-25 kg tanaman dewasa.
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
dilakukan melalui 6 stasiun berikut ini:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterelizing Station)
3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)
4. Stasiun Pengepressan / Kempa (Pressing Station)
5. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)
6. Stasiun Pabrik Biji (Kernel Plant Station)
7. Stasiun boiler
8. Kamar Mesin (Machine Room)
27
28
kendaraan + TBS) dan tarra (massa kendaraan). Selisih antara Bruto dengan
Tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto).
Fungsi atau tujuan penimbangan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk ke Pabrik.
b. Untuk mengetahui jumlah TBS yang diolah.
c. Untuk mengetahui jumlah sisa TBS untuk yang diolah pada hari
berikutnya.
Jembatan timbang menggunakan mechanical hybrid dengan panjang
12.000 mm dan lebar 3.000 mm dengan ketelitian 10 kg dan kapasitas maksimal
50 ton dengan sistem digital dan terintegrasi online secara langsung ke Kantor
Pusat dengan menggunakan system LAN (Local Area Network). Sedangkan
timbangan manual digunakan sebagai alternatif jika system digital mengalami
gangguan atau masalah. Untuk TBS kebun sendiri dalam sehari bisa mencapai
400-600 ton / hari. Sedangkan untuk TBS dari luar bisa mencapai 100-200 ton /
hari. Sedangkan produksi CPOnya sendiri tergantung dari pengolahannya.
Proses Perawatan (Maintenance) terhadap kedua system timbangan
tersebut dilakukan minimal sekali dalam setahun. Proses perawatan pada jembatan
timbang ini berupa pembersihan dan pengkalibrasian yang dilakukan oleh Badan
Meteorologi Sumatera Utara di Medan. Selanjutnya TBS dibawa ke Loading
Rramp.
2. Penampungan Buah (Loading Ramp)
Loading ramp adalah tempat penampungan TBS sementara sambil
menunggu proses awal pengolahan yakni perebusan. Fungsi dari Loading Ramp
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS
sementara menunggu proses pengolahan.
28
29
CPO adalah system 3 jenis puncak (triple peak). Dengan menggunakan mikro
kontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur pembuangan uap dengan waktu yang
sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan yaitu :
a.
Puncak I
= 2.3 kg/cm2
b.
Puncak II
= 2.5 kg/cm2
29
30
c.
Puncak III
= 2.8-3.0 kg/cm2
30
31
mulai dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet sehingga
tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan steam
3 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm 2, kran kontrol
steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0
kg/cm2. Puncak ketiga bertujuan untuk menyempurnakan pelunakan buah dan
prekondisi biji dan inti biji akan lekang.
Tahapan dalam pembukaan kran dan kecepatan pembukaan steam sangat
menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusan atau tandan.
pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara
menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam
dimasukkan kerebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah tampak
keluar silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak I
dan II dengan cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin.
Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 cm 2/kg ke 0
cm2/kg adalah maksimum 2 menit.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah
sebagai berikut:
a. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
b. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat
C. Stasiun Penebahan
Stasiun penebah berfungsi untuk memisahkan atau melepaskan brondolan
dari tandannya. TBS yang telah selesai direbus dari sterilizer akan ditarik
keluar menggunakan capstand. Lori-lori yang keluar dari rebusan diangkat
menggunakan hoisting crane dan dituangkan ke auto feeder dengan memutar
31
32
lori 360. Penuangan TBS ke auto feeder membutuhkan waktu 5 menit per
lori. Hoisting crane juga menurunkan lori ke rel yang diinginkan.
Bagian-bagian yang ada di stasiun penebah antara lain:
a. Auto Feeder
Merupakan alat yang digunakan untuk mengatur pemasukan tandan buah
ke dalam thresher. Alat ini dilengkapi dengan daun pendorong (scraper bar) yang
terbuat dari rantai dan digerakkan oleh elektromotor melalui sprocket sehingga
tandan buah masuk ke dalam thresher. Auto feeder memiliki putaran maksimal 2
rpm yang dioperasikan secara manual oleh operator.
Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan
dengan kapasitas thresher sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam
thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna
b. Thresher
Merupakan alat pemisah antara tandan dengan brondolan yang berbentuk
drum dengan kapasitas 30 ton TBS/jam, dengan diameter 1,9-2,0 meter,
panjangnya 3-5 meter dan dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm.
Dengan sudut-sudut yang ada dalam drum, tandan diputar dan dibanting sehingga
tandan menjadi kosong dan keluar ketempat penampungan tandan kosong (hopper
empty bunch). Hopper empty bunch tandan kosong berfungsi untuk menimbun
tandan kosong yang akan dibawa kembali ke Kebun ataupun Afdeling yang
kurang subur. Kecepatan putaran Thresher adalah 23 rpm.
Di PKS Unit Usaha Adolina, terdapat 3 unit thresher, yaitu thresher 1,
thresher 2, dan thresher 3. Namun hanya 2 thresher yang dugunakan yaitu
thresher 1 dan 2. Untuk menyempurnakan proses perontokan, terdapat siku
pengarah dan pisau cakar yang dipasang sejajar dengan kisi thresher. Pisau cakar
ini berfungsi untuk mencabik-cabik tandan agar brondolan yang berada di dalam
32
33
ikut membrondol. Cakar dibuat dari besi siku atau besi T 150 mm, panjang 70 cm
sebanyak 12 buah dan dipasang secara seimbang pada kisi thresher. Sampah dan
brondolan yang ada dalam thresher dan lantai di bawahnya, dibersihkan tiap
minggu pada saat Pabrik tidak beroperasi. Hal ini dimaksudkan agar sampah tidak
terikut diolah.
Thresher 1 digunakan untuk memipil atau memisahkan tandan dengan
brondolannya. Tandan yang keluar dari thresher 1 masuk ke bunch crusher
dengan menggunakan konveyor untuk memaksimalkan pemisahan brondolan dari
tandan sehingga memperkecil kemungkinan brondolan masih terikut dalam
tandan. Dari bunch crusher, tandan tersebut diangkut ke thresher 2 untuk dipipil
kembali. Brondolan hasil dari thresher 2 diangkut dengan fruit elevator ke
digester.
c. Fruit Conveyor dan Fruit Elevator
Di dalam PKS Unit Usaha Adolina terdapat fruit conveyor dan fruit
elevator. Ada dua jenis fruit conveyor yaitu bottom fruit conveyor dan top fruit
conveyor. Fungsi dari fruit conveyor adalah untuk mengatur aliran (line) buah dari
penebah (rotary drum) ke elevator buah untuk diteruskan ke digester.
Fruit elevator di PKS Unit Usaha Adolina berjumlah 2 unit. Merupakan
alat yang mengangkut brondolan ke Digester. Fruit Elevator berfungsi untuk
mengangkut brondolan dari fruit conveyor dan kemudian dibagikan ke distributor
conveyor pembagi.
d. Empty Bunch Conveyor
Empty bunch conveyor berfungsi sebagai alat angkut janjangan atau tandan
kosong dari stasiun penebah ke hopper janjangan kosong. Prinsip kerjanya adalah
janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal
empty bunch conveyor dan kemudian inclined empty bunch conveyor. Janjangan
33
34
mencabik.
Memisahkan daging buah dari biji.
Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpankan ke kempa.
Mempermudah proses pada saat pengepresan.
Menaikkan temperatur.
34
35
Pada PKS unit usaha Adolina jumlah digester sebanyak 4 unit yang
beroperasi 3 unit dan 1 unit standby. Selain itu inti digester juga memiliki pisau
pengaduk yang berfungsi untuk mengaduk buah didalam digester agar terlepas
dari nut-nya, steam mantle yang berfungsi sebagai dinding pemanas didalam
digester, pipa injeksi uap yang berfungsi untuk menginjeksikan uap panas
kedalam digester, saluran hasil kempa yang berfungsi sebagai saluran untuk
memasukkan hasil pelumatan kedalam screw press, dan steam trap yang berfungsi
untuk mengeluarkan sisa uap dari pemakaian di digester.
Digester memiliki 6 tingkat pisau yang terdiri atas 5 tingkat pisau
pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar pada bagian bawah. letak pisau-pisau ini
dibuat bersilangan agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Temperatur yang
digunakan dalam proses pelumatan adalah 90-95C dengan tekanan sebesar 3,5
kg/cm2. PKS Unit Usaha Adolina memiliki unit digester yang memiliki volume
sebesar 3,2-3,5 m3 untuk tiap digester.
Sistem kerja pada digester awalnya buah hasil penebahan akan diisi penuh
sebanyak 75%, kemudian diputar selama 15 menit dan line press dibuka. Dalam
silinder adukan buah sawit dilumat dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar
pada poros sehingga daging buah terlepas dari biji. Proses pemisahan ini dibantu
dengan penambahan air supplesi 15-20% terhadap buah olah. Setelah buah
dikempa kemudian akan menuju ke mesin pressing.
Terjadinya pelumatan brondolan adalah akibat putaran/gesekan pisau dan
tekanan kebawah dari brondolan itu sendiri. oleh karena itu semakin banyak isian
digester, semakin lama waktu tinggal di Digester dan semakin menyempurnakan
hasil adukan. Penyambungan panjang pisau tanpa memperhatikan luas
35
36
penampang pisau adalah kurang efektif dalam menghasilkan hasil adukan yang
sempurna.
Pada corong digester menuju kempa dipasang pintu yang bisa dibuka
tutup untuk menahan brondolan pada awal olah agar brondolan dilumat dahulu
sebelum dipress. Corong digester yang tidak berpintu mengakibatkan brondolan
tidak diaduk dulu tetapi langsung dipress. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan
minyak dalam ampas pressan.
Pada bagian bawah digester dipasang bottom wearing plat dengan
ketebalan 9 mm serta berlobang sebanyak 1.200 buah dan berdiameter 5 mm,
bila lubang sebanyak 1.800 buah maka diameternya 4 mm. Lubang lubang ini
gunanya untuk mengalirkan minyak pada saat berlangsungnya proses pengadukan
sehingga massa tidak terlalu basah dan proses pengadukan dan pengepressan
menjadi lebih efektif. Jenis minyak yang mengalir tanpa pengepressan ini belum
terjadi emulsi dan lebih mudah dipisahkan. Oleh karena itu minyak dari digester
mutlak harus dialirkan untuk menghindarkan pembentukkan emulsi. Berbeda
dengan minyak hasil pengepressan yang sudah terjadi emulsi dan lebih sulit
dipisahkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja dari digester diantaranya:
a. Kondisi pisau pengaduk digester yang ketika aus harus segera diganti.
b. Level volume buah dalam digester minimal berisi dari volume digester
(pisau bagian atas tertutup oleh brondolan).
c. Masa adukan jangan terlalu lama.
d. Temperatur digester harus dijaga pada suhu 90-95 oC untuk mempermudah
proses pemisahan minyak dengan air.
e. Kecepatan pengadukan sebesar 25 rpm, dan
f. waktu pengadukan pada start-up awal 15-20 menit.
c. Kempa
Proses pengempaan (pressing) ini merupakan proses pemisahan minyak
kasar (crude oil) dari massa adukan dengan cara mengempa pada tekanan 35-50
36
37
bar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah screw presser. Alat ini terdiri
dari 2 batang baja spiral dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah.
Putaran dari presser adalah 10-12 rpm. Pada pengempaan digunakan air sebanyak
25% terhadap TBS yang diolah. Kapasitas screw press yang digunakan di Unit
Usaha Adolina yaitu 30 ton TBS/jam. Minyak yang dihasilkan dari proses
pengempaan kemudian masuk ke press silinder. Serabut dan biji (ampas) hasil
pengepresan diteruskan ke cake breaker conveyor untuk diolah di Pabrik biji.
Prinsip kerja dari alat ini adalah: brondolan yang telah dilumat dari
digester dipress diantara dua ulir (screw) yang berputar berlawanan arah didalam
sangkar press yang berlubang-lubang.
Dalam screw press terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kerja
pada alat, diantaranya kondisi worm atau main screw press, tekanan cone yang
sebesar 35-50 bar, kematangan buah yang direbus, kebersihan pada pressan dan
air suplesi berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air. Jika
air suplesi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan akan murni tetapi kehilangan
akan tinggi. temperatur suplesi harus dijaga 95oC. Penambahan air suplesi
dilakukan sebanyak 15-20% terhadap TBS yang diolah. Norma yang diijinkan di
stasiun kempa (press) adalah untuk kadar minyak dalam ampas yaitu 0,55%.
E. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran kotoran, seperti
padatan, lumpur dan air. Tujuan pemurnian adalah agar diperoleh minyak dengan
kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS,
yaitu :
37
38
a.
b.
c.
1.
dari screw press masih mengandung kotoran-kotoran seperti pasir dan benda kasar
lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian minyak untuk mengurangi
kandungan yang tidak diharapkan sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.
a. Sand Trap Tank
Di dalam sand trap tank terjadi proses pengendapan (settling) dimana
terjadi proses pemisahan minyak dengan kotoran seperti pasir berdasarkan berat
jenis dimana minyak yang lebih ringan akan dengan sendiri naik ke atas dan pasir
akan mengendap dibawah dan dialirkan ke kolam limbah kecil yang selanjutnya
akan dilakukan proses pengutipan minyak karena didalam kotoran atau nossy
tersebut masih mengandung minyak. Di dalam sand trap tank terdapat sand trap
chamber yang berfungsi menampung pasir yang mengendap sebelum dibuang.
Minyak yang berada di sand trap tank diberi uap dengan suhu 90-95C. Minyak
yang keluar dari sand trap menuju ke vibrating screen.
b. Vibrating Screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa
ampas, yang terikut minyak kasar. Massa padatan berupa ampas yang disaring
dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali, sedangkan cairan minyaknya
ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank atau bak RO). PKS Unit
Usaha Adolina memiliki tiga unit vibro separator dimana masing-masing dari alat
ini memiliki dua lapisan yaitu lapisan pertama yang berukuran 30 mesh dan
lapisan kedua yang berukuran 40 mesh. Kotoran yang tidak bisa tersaring akan
masuk ke dalam bottom fruit conveyor untuk kembali diolah di dalam digester.
38
39
Kapasitas dari vibro separator yang digunakan di Unit Usaha Adolina adalah 30
Ton TBS/Jam. Vibro separator yang digunakan hanya dua unit dan satu unit lagi
digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu unit yang digunakan sedang
mengalami perbaikan dan maintenance.
c. Bak Raw Oil
Selanjutnya minyak ditampung dalam minyak penampung atau bak Raw
Oil (bak RO). Bak raw oil merupakan tangki penampung minyak kasar hasil
saringan dari vibrating screen. Fungsi dari bak raw oil yaitu untuk menurunkan
NOS (non oil solid) dan menambah panas. Pemanasan yang dilakukan pada raw
oil dilakukan dengan menggunakan injeksi uap langsung serta steam coil sehingga
mencapai suhu 90-950C. Komposisi cairan bak raw oil antara lain: minyak 60%,
air 25%, non oil solid (NOS) 15%.
d. Continious Settling Tank (CST)
CST merupakan tangki penampung untuk memisahkan minyak dengan
sludge dengan ketebalan minyak 50 cm dimana proses pemisahan ini dilakukan
secara gravitasi. PKS Unit Usaha Adolina memiliki 2 unit CST dimana masingmasing CST memiliki 3 buah ruang. Ruang pertama berguna untuk menampung
minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas untuk memanaskan
minyak dengan suhu 90-95C. Ruang kedua merupakan ruang pemisah antara
minyak dan sludge. Minyak mengapung dan langsung dialirkan ke oil tank untuk
dimurnikan oleh oil purifier. Sludge yang berada pada bagian bawahnya dialirkan
ke ruang ketiga untuk ditampung sementara sebelum dialirkan ke sludge tank.
Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST mengandung kadar air 0,40-0,80%
dan kadar kotoran 0,02%.
e. Oil Tank
39
40
Minyak tersebut dialirkan ke Oil Tank. Oil Tank berfungsi sebagai bak
penampung sebelum minyak masuk ke oil purifier. PKS Unit Usaha Adolina
memiliki 1 unit oil tank dengan kapasitas 10 m3. Minyak yang telah dipisahkan
pada CST ditampung dalam tangki berdiameter 1630 mm dan tinggi 2710 mm. Di
dalam oil tank minyak dipanaskan dengan steam spiral yang dapat menghasilkan
suhu 90-950C. Selanjutnya dialirkan kedalam oil purifier.
f. Oil Purifer
Jumlah oil purifier di PKS Unit Usaha Adolina ada 4 unit, masing-masing
berkapasitas 5000 liter minyak/jam. Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak
dengan gaya sentrifugal dan prinsip perbedaan berat jenis dimana minyak yang
mempunyai berat jenis lebih kecil akan terdorong ke bagian poros sedangkan
kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar akan terdorong ke arah dinding.
Minyak yang dikeluarkan dari oil purifier mengandung kadar air 0,20-0,50% dan
kadar kotoran 0,02%. Kinerja dari oil purifier dipengaruhi oleh kontrol valve
feeding, kondisi gear pump, strainer, disc cleaner, rpm, dan back wash.
Pengeluaran minyak dari oil purifier dibawa menuju ke vacuum dryer.
g. Vacuum Dryer
Vacuum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan
cara penguapan hampa. Temperatur minyak adalah 90-95C supaya kadar air
cepat menguap. Vacuum Dryer yang digunakan di PKS Adolina berjumlah 2 Unit
dengan kapasitas 8 m3/jam. Tekanan hampa udara yang ada di alat ini adalah
sebesar 0,8-1,0 kg/cm2. Standar minyak yang keluar dari vacuum dryer ini adalah
memiliki kadar air 0,15% dan kadar kotoran 0,02%. Minyak yang telah bersih
keluar dari vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage tank. Faktor-
40
41
blowdown
41
42
42
43
bergerak menuju ke bak basin, sedangkan kotoran dan lumpur yang tersaring
dialirkan langsung ke kolam limbah kecil yang selanjutnya di proses. Minyak
yang ada di bak basin dikumpulkan dan dialirkan melalui pompa kedalam CST.
Dan kotoran nya dialirkan kedalam kolam limbah kecil. Demikian halnya pada
kolam limbah kecil minyak yang dikumpulkan dipompa kan ke dalam bak basin
dan selanjutnya dilakukan proses pemurnian minyak dan minyak yang telah murni
sesuai dengan norma di tampung di storage tank. Kotoran yang dari limbah kecil
terus mengalir melalui parit untuk dikutip minyak nya lagi dan ditampung di
dalam penampungan minyak (fat-fit), minyak yang sudah terkumpul dipompakan
kedalam bak basin dan sludgenya dialirkan ke deoling pond melalui proses
aerobik dan anaerobik dan minyak yang sudah terkumpul dipompakan kedalam
bak fat-fit dan selanjutnya diproses kepemurnian minyak dan sludge yang tidak
mengandung minyak lagi dialirkan ke afdeling.
Terdapat 4 unit sludge separator yang digunakan di PKS Unit Usaha
Adolina dengan masing-masing memiliki kapasitas 7000 liter sludge/Jam. Hal
yang perlu diperhatikan pada sludge separator diantaranya kualitas feeding,
pembersihan dan pemeriksaan setiap hari, penambahan air panas dengan suhu 90950C, kebersihan nozzle, dan pelumasan dan pendinginan bearing. Sludge
separator.
F. Stasiun Pabrik Biji atau Kernel
43
44
45
masih bercampur dengan batu-batu kecil yang lebih berat akan jatuh ke bawah
dan masuk ke nut polishing drum.
b. Destoner
Biji yang telah bersih keluar dari depericarper dan masuk ke destoner.
Destoner merupakan alat pengangkutan yang digunakan untuk mengangkat biji ke
nut silo yang berasal dari pemisahan biji dan ampas kemudian dipisahkan antara
batu-batu dengan nut. Batu-batu yang lebih berat jatuh ke bawah, sedangkan
nutnya masuk ke bagian nut silo. Alat ini terdiri dari cyclone yang ujungnya
dilengkapi dengan blower hisap.
c. Nut Silo
Nut silo berfungsi untuk menyimpan biji sebelum masuk ke ripple mill.
Selain itu, nut silo juga difungsikan untuk menurunkan kadar air dalam inti
dengan pemberian panas melalui nut heater dan menurunkan pengaruh pectin
(sebagai lem pelekat) yang terdapat diantara cangkang dan inti agar
mempermudah proses pemecahan pada ripple mill. Berkurangnya kadar air dalam
inti akan menyebabkan inti mengkerut dan akan mudah lekang dari cangkang.
Lama penyimpanan di dalam silo biji adalah minimal 18 jam.
d. Ripple Mill
Biji yang berasal dari silo biji (kadar air 9%) melalui shaking grade atau
nut grading screen dimasukkan ke dalam ripple mill. Nut grading screen
berfungsi untuk mengelompokkan biji sesuai dengan ukurannya. Ripple mill
berfungsi untuk memecahkan biji (nut). Ripple mill terdiri dari 2 bagian yaitu
rotaring rotor dan stationary plate. Rotary rotor terdiri dari batang rotor rod,
sedangkan stationary
45
46
46
47
berukuran besar, pemisahan inti yang berukuran sedang (inti pecah), dan
pemisahan inti yang berukuran kecil.
47
48
penghasil uap di PKS diibaratkan sebagai jantung pabrik. Hal ini disebabkan
karena uap yang dihasilkan boiler merupakan sumber energi untuk menggerakkan
seluruh instalasi dan kebutuhan proses yang diperlukan pabrik. Fluida yang
digunakan untuk dipanaskan adalah fluida yang telah dibersihkan dari senyawasenyawa kimia, misalnya besi. Apabila zat ini tidak dibersihkan terlebih dahulu
dari air, maka akan merusak pipa-pipa boiler pada saat pemanasan. Kerusakan
yang ditimbulkan berupa pembentukan kerak-kerak pada permukaan dalam pipapipa boiler yang digunakan atau yang disebut dengan Fouling Factor (Faktor
Pengotoran).
Akibat buruk lainnya adalah laju perpindahan panas dari boiler akan
rendah, akibat pembentukan kerak tersebut sehingga mempertebal resistensi
thermal. Pelapis dinding boiler adalah batu bata yang tahan terhadap pembakaran.
Batu bata ini bersifat isolator yang dapat menghambat panas. Temperatur
pembakar dalam firebox dijaga sekitar 7000C dengan tekanan sebesar 18-21
kg/cm2. Pengisolasian ini yang menyebabkan jumlah panas yang konstan dalam
boiler.
Uap dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa
sawit berasal dari boiler yang memproses air dari tangki deaerator. Boiler yang
digunakan pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha
Adolina berbahan bakar serabut (fibre) dan cangkang (basah dan kering).
Konsep utama dari sebuah boiler adalah sebuah vessel untuk
membangkitkan uap. Pada boiler-boiler yang berukuran besar pemanasan
bertujuan
untuk
menghasilkan
uap.
Posisi
48
tungku
pembakaran
sangat
49
H. Kamar Mesin
a. Turbin Uap (Turbin Alternator)
Kamar mesin merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mensuply
steam ke setiap stasiun-stasiun yang membutuhkannya. Pada PT. Perkebunan
Nussantara IV Unit Usaha Adolina terdapat 3 (tiga) unit mesin turbin uap. Akan
tetapi yang dijalankan hanya satu, sedangkan yang duanya lagi untuk antisipasi
apabila terjadi kerusakan alat. Turbin ini tergantung daari pemasukan tekanan dari
boiler (minimal 18). Apabila tekanan yang disuply dari boiler rendah, maka
tenaganya akan berkurang. Sedangkan jika tekanan yang disuply dari boiler besar,
maka tenaganya akan bertambah.
b. Diesel Genset (Engine Alternator)
Pada PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha Adolina juga terdapat 2
(dua) unit diesel genset, yaitu : cartepiller dan cuming yang digunakan apabila
listrik dari PLN padam dan untuk start pertama boiler.
c. Back Pressure Vessel (BPV)
Sisa uap yang keluar dari turbin adalah sekitar 3 Kg/cm2 disalurkan ke
BPV dengan tekanan kerja sekitar 3.0-3,2 Kg/cm2 dan temperatur 135-140 oC.
Dari BPV ini uap sisa tersebut akan disalurkan ke beberapa stasiun pengolahan
seperti pada perebusan, pelumatan, unit klarifikasi dan pemanasan air.
49
50
Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga kebagian tandan yang paling
dalam. Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak adalah
sebagai berikut:
i. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpilih semakin tinggi,
atau persentase tandan yang tidak terpipil semakin rendah.
ii. Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan menghasilkan biji
yang lebih mudah pecah dan sifat lekang.
iii. Semakin lama perebusan buah maka kehilangan minyak dalam air kondensat
semakin tinggi.
iv. Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam tandan
kosong semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong
akibat terdapatnya rongga-rongga kosong.
Kempa Ulir (Screw Press)
Berfungsi untuk memeras buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan
hydrolik 45 50 kg/cm, sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh
tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah
silinder. Minyak keluar melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil.
Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju
ke pemisahan biji dan serabut (depricarper).
Digester Alat ini sering disebut ketel pengaduk yang terdiri dari bejana
yang dilengkapi dengan lengan pengaduk, tangkai pelumat dan pemanas untuk
mempersiapkan masa brondolan agar lebih mudah di-pres oleh Screw Press.
Digester dilengkapi dengan Lengan Pengaduk yang berfungsi untuk merajang
buah sehingga terjadi pelepasan perikarp dan biji sambil pemecahan kantongkantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
50
51
Minyak kelapa sawit adalah minyak makan nabati yang didapatkan dari daging
kelapa sawit.. minyak sawit dapat digunakan untuk membuat minyak goreng,
sabun, margarine dll.
51