Anda di halaman 1dari 26

26

IV. PEMBAHASAN

Dalam pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit hingga menjadi
minyak CPO. Ada beberapa proses yang harus dilalui dan proses tersebut pada
intinya untuk semua pabrik sama. Namun seiring dengan perkembangan teknologi
maka ada beberapa modifikasi pada masing-masing stasiun pengolahan. Yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan yang sesuai dengan harapan
tiap pabrik pengolahan.
Secara luas, dikenal 2 jenis tanaman kelapa sawit sebagai basis programprogram pemuliaan, yaitu:
a. Dura, persentase mesocarp terhadap buah 35-50% dan dijumpai ada yang
mencapai 65%. Cangkang tebal 2,8 mm, tidak mempunyai lingkar sabut di
kelilingnya. Inti relatif besar. Rendemen relatif rendah 17-18%. Dura
sangat baik digunakan sebagai induk betina.
b. Pesifera, dengan karakteristik tidak mempunyai cangkang digantikan oleh
lingkar serabut di sekeliling inti. Karena tidak ada cangkang persentase
mesocarp terhadap buah sangat besar dan rendemen juga sangat tinggi.
Pesifera disebut juga sebagai pohon betina yang steril karena sebagian bisa
tandan aborsi pada awal perkembangannya.
Oleh karena itu,Pesifera tidak dapat ditanam secara komersial. Pesifera
digunakan sebagai induk jantan. Dari persilangan dura dan Pesifera dihasilkan
tipe ketiga, yaitu tenera. Tipe ini adalah yang banyak ditanam secara komersial di
perkebunan Unit Usaha Adolina yang mempunyai Karakteristik gabungan dari
kedua induknya. Cangkang tebal 0,5 4 mm di sekelilingnya ada lingkar serabut.
Rasio mesocarp terhadap buah sangat tinggi 60-96%. menghasillkan tandan relatif
26

27

lebih banyak dibandingkan Dura, walaupun ukuran tandan lebih kecil dari dura
namun rendemennya mencapai 22-24%.
Setiap tandan tergantung besar atau kecilnya terdiri dari 600-700 buah.
Satu pohon kelapa sawit dapat menghasilkan 15-25 tandan per tahun dengan ratarata berat tandan 3,5-4,5 kg. Pada tanaman muda 8-12 tandan per tahun dengan
buah tandan rata-rata 20-25 kg tanaman dewasa.
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil)
dilakukan melalui 6 stasiun berikut ini:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station)
2. Stasiun Perebusan (Sterelizing Station)
3. Stasiun Penebahan (Threshing Station)
4. Stasiun Pengepressan / Kempa (Pressing Station)
5. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)
6. Stasiun Pabrik Biji (Kernel Plant Station)
7. Stasiun boiler
8. Kamar Mesin (Machine Room)

A. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Reception Station)


1. Jembatan Timbang (Bridge Weighting)
Jembatan timbang merupakan langkah awal yang harus dilaksanakan
sebelum melakukan proses pengolahan. Jembatan timbang berfungsi sebagai
tempat atau alat penimbangan TBS yang dibawa ke Pabrik dan hasil produksi
pabrik (minyak/inti sawit) dan tandan kosong kelapa sawit yang akan dikirim
keluar pabrik (dijadikan pupuk). Bahan baku kelapa sawit berupa TBS yang
berasal dari kebun Adolina sendiri dan dari pihak ketiga (pembelian atau
pemasokan dari luar kebun) yang masuk ke Pabrik terlebih dahulu ditimbang di
jembatan timbang (bridge weighting) untuk memperoleh berat Bruto (massa

27

28

kendaraan + TBS) dan tarra (massa kendaraan). Selisih antara Bruto dengan
Tarra adalah jumlah TBS yang diterima di PKS (netto).
Fungsi atau tujuan penimbangan adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui jumlah TBS yang masuk ke Pabrik.
b. Untuk mengetahui jumlah TBS yang diolah.
c. Untuk mengetahui jumlah sisa TBS untuk yang diolah pada hari
berikutnya.
Jembatan timbang menggunakan mechanical hybrid dengan panjang
12.000 mm dan lebar 3.000 mm dengan ketelitian 10 kg dan kapasitas maksimal
50 ton dengan sistem digital dan terintegrasi online secara langsung ke Kantor
Pusat dengan menggunakan system LAN (Local Area Network). Sedangkan
timbangan manual digunakan sebagai alternatif jika system digital mengalami
gangguan atau masalah. Untuk TBS kebun sendiri dalam sehari bisa mencapai
400-600 ton / hari. Sedangkan untuk TBS dari luar bisa mencapai 100-200 ton /
hari. Sedangkan produksi CPOnya sendiri tergantung dari pengolahannya.
Proses Perawatan (Maintenance) terhadap kedua system timbangan
tersebut dilakukan minimal sekali dalam setahun. Proses perawatan pada jembatan
timbang ini berupa pembersihan dan pengkalibrasian yang dilakukan oleh Badan
Meteorologi Sumatera Utara di Medan. Selanjutnya TBS dibawa ke Loading
Rramp.
2. Penampungan Buah (Loading Ramp)
Loading ramp adalah tempat penampungan TBS sementara sambil
menunggu proses awal pengolahan yakni perebusan. Fungsi dari Loading Ramp
adalah sebagai berikut :
a. Sebagai tempat untuk melakukan sortasi dan penampungan TBS
sementara menunggu proses pengolahan.
28

29

Loading ramp digerakkan dengan sistem hidrolik untuk membuka dan


menutup pintu dengan power pack penggerak sistem hydrolic 1 unit berdaya 7,5
HP dengan kemiringan 27o supaya dengan segera dapat turun masuk kedalam lori
perebusan ketika pintu loading ramp dibuka. Loading ramp yang tersedia di Unit
Usaha Adolina berjumlah 15 pintu yang masing-masing pintunya memiliki
kapasitas 25 ton.
B. Stasiun Perebusan (Sterelizer)
Stasiun perebusan merupakan faktor yang paling vital dalam pengolahan
TBS sebab sangat besar pengaruhnya terhadap kehilangan minyak. Hasil
rendemen CPO yang dihasilkan 70 % sangat bergantung pada baik atau tidaknya
proses perebusan dilaksanakan. Perebusan yang lama akan mempertinggi
kehilangan dalam air kondensat dan perebusan yang singkat akan mempertinggi
jumlah katekopen atau berondolan terikut dalam tandan kosong.
Tujuan dari stasiun perebusan adalah :
a. Menghentikan aktivitas enzim pada buah
b.
c.
d.
e.
f.

Memudahkan brondolan lepas dari tandan (spiklet)


Menurunkan kadar air yang terkandung dalam buah
Mempermudah lepasnya pericarp (daging buah)
Pemecahan emulsi
Membantu proses pelepasan inti dari cangkang.
Sistem perebusan yang digunakan dalam pengolahan kelapa sawit menjadi

CPO adalah system 3 jenis puncak (triple peak). Dengan menggunakan mikro
kontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur pembuangan uap dengan waktu yang
sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan yaitu :
a.

Puncak I

= 2.3 kg/cm2

b.

Puncak II

= 2.5 kg/cm2
29

30

c.

Puncak III

= 2.8-3.0 kg/cm2

Proses puncak pertama berlangsung selama 20 menit dengan kran blow up


ditutup dan kran pemasukan uap (steam inlet) dibuka selama 17 menit untuk
mencapai tekanan 2,3 kg/cm2 termasuk pembuangan udara pada awal pemanasan
steam dengan tetap membuka kran kondensat selama 3 menit. Kemudian kran
steam inlet ditutup, kran pembuangan kondensat dibuka terlebih dahulu 1 menit
kemudian kran steam outlet (blow up) dibuka dengan cepat untuk menurunkan
tekanan menjadi 0 kg/cm2. Selanjutnya kran kondensat dan kran steam outlet
ditutup kembali, kemudian kran steam inlet dibuka untuk puncak kedua. Puncak
pertama berguna untuk memberikan kejutan pada buah. Kadar air pada buah akan
keluar dan pada saat kran kondensat dibuka. Setelah itu, kran kondensat dan kran
steam outlet ditutup kembali, dan kran steam inlet dibuka untuk melanjutkan
proses puncak kedua.
Pada puncak kedua operasionalnya sama dengan puncak I, tetapi tanpa
pembuangan udara. Tekanan uap pada puncak II adalah 2,5 kg/cm2. Waktu yang
diperlukan untuk menaikkan steam 12 menit dan untuk pembuangan selama 2
menit. Kran kondensat dan kran steam outlet ditutup kembali, kemudian kran
steam inlet dibuka untuk puncak III. Puncak kedua bertujuan untuk pelunakan
buah dan pematangan.
Puncak ketiga berlangsung selama 55-65 menit, kran steam inlet dibuka
penuh untuk mencapai tekanan 3,0 kg/cm2 selama 12 menit. Kemudian puncak
ketiga ditahan (holding time) selama 40-50 menit. Selama holding time dilakukan
pembuangan kondensat sebanyak tiga kali sehingga tekanan menurun sampai 2,7
kg/cm2. Setelah selesai holding time, pembukaan kran dilakukan secara beturut

30

31

mulai dari kran pembuangan kondensat, kemudian kran steam outlet sehingga
tekanan turun menjadi 0 kg/cm2. Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan steam
3 menit. Setelah tekanan dalam rebusan turun hingga 0 kg/cm 2, kran kontrol
steam dibuka untuk memastikan tekanan dalam rebusan benar-benar sudah 0
kg/cm2. Puncak ketiga bertujuan untuk menyempurnakan pelunakan buah dan
prekondisi biji dan inti biji akan lekang.
Tahapan dalam pembukaan kran dan kecepatan pembukaan steam sangat
menentukan keberhasilan pembuangan udara dalam rebusan atau tandan.
pembuangan udara dalam rebusan dilakukan sebelum puncak pertama dengan cara
menutup kran steam outlet dan tetap membuka kran air kondensat pada saat steam
dimasukkan kerebusan. Kran air kondensat baru ditutup bila steam telah tampak
keluar silencer. Pembuangan udara dalam tandan terjadi pada perebusan puncak I
dan II dengan cara melakukan kejutan (pembuangan steam) secepat mungkin.
Kejutan atau pembuangan steam yang dianggap baik dari 2,0-2,5 cm 2/kg ke 0
cm2/kg adalah maksimum 2 menit.
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi proses perebusan adalah
sebagai berikut:
a. Tekanan Uap dan Lama Perebusan
b. Temperatur, Pembuangan Udara dan Air Kondensat
C. Stasiun Penebahan
Stasiun penebah berfungsi untuk memisahkan atau melepaskan brondolan
dari tandannya. TBS yang telah selesai direbus dari sterilizer akan ditarik
keluar menggunakan capstand. Lori-lori yang keluar dari rebusan diangkat
menggunakan hoisting crane dan dituangkan ke auto feeder dengan memutar

31

32

lori 360. Penuangan TBS ke auto feeder membutuhkan waktu 5 menit per
lori. Hoisting crane juga menurunkan lori ke rel yang diinginkan.
Bagian-bagian yang ada di stasiun penebah antara lain:
a. Auto Feeder
Merupakan alat yang digunakan untuk mengatur pemasukan tandan buah
ke dalam thresher. Alat ini dilengkapi dengan daun pendorong (scraper bar) yang
terbuat dari rantai dan digerakkan oleh elektromotor melalui sprocket sehingga
tandan buah masuk ke dalam thresher. Auto feeder memiliki putaran maksimal 2
rpm yang dioperasikan secara manual oleh operator.
Pengaturan buah yang masuk dari auto feeder ke thresher disesuaikan
dengan kapasitas thresher sehingga buah tidak terlalu banyak menumpuk dalam
thresher yang dapat mengakibatkan proses perontokan tidak sempurna
b. Thresher
Merupakan alat pemisah antara tandan dengan brondolan yang berbentuk
drum dengan kapasitas 30 ton TBS/jam, dengan diameter 1,9-2,0 meter,
panjangnya 3-5 meter dan dindingnya berupa kisi-kisi dengan jarak 50 mm.
Dengan sudut-sudut yang ada dalam drum, tandan diputar dan dibanting sehingga
tandan menjadi kosong dan keluar ketempat penampungan tandan kosong (hopper
empty bunch). Hopper empty bunch tandan kosong berfungsi untuk menimbun
tandan kosong yang akan dibawa kembali ke Kebun ataupun Afdeling yang
kurang subur. Kecepatan putaran Thresher adalah 23 rpm.
Di PKS Unit Usaha Adolina, terdapat 3 unit thresher, yaitu thresher 1,
thresher 2, dan thresher 3. Namun hanya 2 thresher yang dugunakan yaitu
thresher 1 dan 2. Untuk menyempurnakan proses perontokan, terdapat siku
pengarah dan pisau cakar yang dipasang sejajar dengan kisi thresher. Pisau cakar
ini berfungsi untuk mencabik-cabik tandan agar brondolan yang berada di dalam
32

33

ikut membrondol. Cakar dibuat dari besi siku atau besi T 150 mm, panjang 70 cm
sebanyak 12 buah dan dipasang secara seimbang pada kisi thresher. Sampah dan
brondolan yang ada dalam thresher dan lantai di bawahnya, dibersihkan tiap
minggu pada saat Pabrik tidak beroperasi. Hal ini dimaksudkan agar sampah tidak
terikut diolah.
Thresher 1 digunakan untuk memipil atau memisahkan tandan dengan
brondolannya. Tandan yang keluar dari thresher 1 masuk ke bunch crusher
dengan menggunakan konveyor untuk memaksimalkan pemisahan brondolan dari
tandan sehingga memperkecil kemungkinan brondolan masih terikut dalam
tandan. Dari bunch crusher, tandan tersebut diangkut ke thresher 2 untuk dipipil
kembali. Brondolan hasil dari thresher 2 diangkut dengan fruit elevator ke
digester.
c. Fruit Conveyor dan Fruit Elevator
Di dalam PKS Unit Usaha Adolina terdapat fruit conveyor dan fruit
elevator. Ada dua jenis fruit conveyor yaitu bottom fruit conveyor dan top fruit
conveyor. Fungsi dari fruit conveyor adalah untuk mengatur aliran (line) buah dari
penebah (rotary drum) ke elevator buah untuk diteruskan ke digester.
Fruit elevator di PKS Unit Usaha Adolina berjumlah 2 unit. Merupakan
alat yang mengangkut brondolan ke Digester. Fruit Elevator berfungsi untuk
mengangkut brondolan dari fruit conveyor dan kemudian dibagikan ke distributor
conveyor pembagi.
d. Empty Bunch Conveyor
Empty bunch conveyor berfungsi sebagai alat angkut janjangan atau tandan
kosong dari stasiun penebah ke hopper janjangan kosong. Prinsip kerjanya adalah
janjangan kosong akan terdorong keluar dari thresher dan masuk ke horizontal
empty bunch conveyor dan kemudian inclined empty bunch conveyor. Janjangan

33

34

kosong kemudian di bawa ke hopper janjangan sebelum dibawa kembali ke


Afdeling (sebagai pupuk untuk perkembangan tanaman kelapa sawit) dengan
menggunakan Truk.
e. Hopper Janjangan Kosong
Berfungsi untuk menimbun janjangan kosong yang akan dibawa kembali
ke Kebun ataupun Afdeling. Hopper janjangan kosong ini juga dilengkapi dengan
elektomotor 5.5 HP, 1445 rpm serta lengkap dengan pengatur pintu keluar
janjangan kosong yang bekerja dengan hydraulic system.
D. Stasiun Pengepresan / Kempa (Pressing Station)
Setelah melalui proses bantingan, selanjutnya brondolan hasil dari
bantingan dibawa ke stasiun pencacahan dan kempa. Stasiun ini merupakan
tempat untuk proses pemisahan minyak dari sabut dan biji kelapa sawit. Pada
stasiun ini terdapat dua proses utama, yaitu proses digestion dan pressing. Yang
termasuk bagian dari stasiun kempa adalah sebagai berikut :
a. Fruit Conveyor Distribution
Fruit conveyor distribution merupakan alat yang digunakan untuk
membagi buah ke masing-masing digester yang telah dibawa oleh fruit elevator.
b. Digester
Digester merupakan alat untuk melepaskan daging buah dari biji dan
melumatkannya dengan cara menekan brondolan menggunakan pisau pengaduk
yang berputar sambil dipanaskan yang digerakkan oleh elektromotor.
Adapun fungsi dari Digester adalah sebagai berikut :
1. Melepaskan sel sel minyak dari daging buah dengan cara mengaduk dan
2.
3.
4.
5.

mencabik.
Memisahkan daging buah dari biji.
Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpankan ke kempa.
Mempermudah proses pada saat pengepresan.
Menaikkan temperatur.

34

35

Pada PKS unit usaha Adolina jumlah digester sebanyak 4 unit yang
beroperasi 3 unit dan 1 unit standby. Selain itu inti digester juga memiliki pisau
pengaduk yang berfungsi untuk mengaduk buah didalam digester agar terlepas
dari nut-nya, steam mantle yang berfungsi sebagai dinding pemanas didalam
digester, pipa injeksi uap yang berfungsi untuk menginjeksikan uap panas
kedalam digester, saluran hasil kempa yang berfungsi sebagai saluran untuk
memasukkan hasil pelumatan kedalam screw press, dan steam trap yang berfungsi
untuk mengeluarkan sisa uap dari pemakaian di digester.
Digester memiliki 6 tingkat pisau yang terdiri atas 5 tingkat pisau
pengaduk dan 1 tingkat pisau lempar pada bagian bawah. letak pisau-pisau ini
dibuat bersilangan agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Temperatur yang
digunakan dalam proses pelumatan adalah 90-95C dengan tekanan sebesar 3,5
kg/cm2. PKS Unit Usaha Adolina memiliki unit digester yang memiliki volume
sebesar 3,2-3,5 m3 untuk tiap digester.
Sistem kerja pada digester awalnya buah hasil penebahan akan diisi penuh
sebanyak 75%, kemudian diputar selama 15 menit dan line press dibuka. Dalam
silinder adukan buah sawit dilumat dengan pisau-pisau pengaduk yang berputar
pada poros sehingga daging buah terlepas dari biji. Proses pemisahan ini dibantu
dengan penambahan air supplesi 15-20% terhadap buah olah. Setelah buah
dikempa kemudian akan menuju ke mesin pressing.
Terjadinya pelumatan brondolan adalah akibat putaran/gesekan pisau dan
tekanan kebawah dari brondolan itu sendiri. oleh karena itu semakin banyak isian
digester, semakin lama waktu tinggal di Digester dan semakin menyempurnakan
hasil adukan. Penyambungan panjang pisau tanpa memperhatikan luas

35

36

penampang pisau adalah kurang efektif dalam menghasilkan hasil adukan yang
sempurna.
Pada corong digester menuju kempa dipasang pintu yang bisa dibuka
tutup untuk menahan brondolan pada awal olah agar brondolan dilumat dahulu
sebelum dipress. Corong digester yang tidak berpintu mengakibatkan brondolan
tidak diaduk dulu tetapi langsung dipress. Hal ini akan mengakibatkan kehilangan
minyak dalam ampas pressan.
Pada bagian bawah digester dipasang bottom wearing plat dengan
ketebalan 9 mm serta berlobang sebanyak 1.200 buah dan berdiameter 5 mm,
bila lubang sebanyak 1.800 buah maka diameternya 4 mm. Lubang lubang ini
gunanya untuk mengalirkan minyak pada saat berlangsungnya proses pengadukan
sehingga massa tidak terlalu basah dan proses pengadukan dan pengepressan
menjadi lebih efektif. Jenis minyak yang mengalir tanpa pengepressan ini belum
terjadi emulsi dan lebih mudah dipisahkan. Oleh karena itu minyak dari digester
mutlak harus dialirkan untuk menghindarkan pembentukkan emulsi. Berbeda
dengan minyak hasil pengepressan yang sudah terjadi emulsi dan lebih sulit
dipisahkan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja dari digester diantaranya:
a. Kondisi pisau pengaduk digester yang ketika aus harus segera diganti.
b. Level volume buah dalam digester minimal berisi dari volume digester
(pisau bagian atas tertutup oleh brondolan).
c. Masa adukan jangan terlalu lama.
d. Temperatur digester harus dijaga pada suhu 90-95 oC untuk mempermudah
proses pemisahan minyak dengan air.
e. Kecepatan pengadukan sebesar 25 rpm, dan
f. waktu pengadukan pada start-up awal 15-20 menit.
c. Kempa
Proses pengempaan (pressing) ini merupakan proses pemisahan minyak
kasar (crude oil) dari massa adukan dengan cara mengempa pada tekanan 35-50
36

37

bar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah screw presser. Alat ini terdiri
dari 2 batang baja spiral dengan susunan horizontal dan berputar berlawanan arah.
Putaran dari presser adalah 10-12 rpm. Pada pengempaan digunakan air sebanyak
25% terhadap TBS yang diolah. Kapasitas screw press yang digunakan di Unit
Usaha Adolina yaitu 30 ton TBS/jam. Minyak yang dihasilkan dari proses
pengempaan kemudian masuk ke press silinder. Serabut dan biji (ampas) hasil
pengepresan diteruskan ke cake breaker conveyor untuk diolah di Pabrik biji.
Prinsip kerja dari alat ini adalah: brondolan yang telah dilumat dari
digester dipress diantara dua ulir (screw) yang berputar berlawanan arah didalam
sangkar press yang berlubang-lubang.
Dalam screw press terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kerja
pada alat, diantaranya kondisi worm atau main screw press, tekanan cone yang
sebesar 35-50 bar, kematangan buah yang direbus, kebersihan pada pressan dan
air suplesi berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air. Jika
air suplesi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan akan murni tetapi kehilangan
akan tinggi. temperatur suplesi harus dijaga 95oC. Penambahan air suplesi
dilakukan sebanyak 15-20% terhadap TBS yang diolah. Norma yang diijinkan di
stasiun kempa (press) adalah untuk kadar minyak dalam ampas yaitu 0,55%.
E. Stasiun Pemurnian Minyak / Klarifikasi (Clarification Station)
Stasiun pemurnian yaitu stasiun pengolahan di PKS yang bertujuan untuk
melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran kotoran, seperti
padatan, lumpur dan air. Tujuan pemurnian adalah agar diperoleh minyak dengan
kualitas sebaik mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang layak.
Ada tiga metode yang dilakukan dalam pemurnian minyak kasar di PKS,
yaitu :
37

38

a.
b.
c.
1.

Metode Pengendapan (settling)


Metode Pemusingan (centrifuge)
Metode Pemisahan Biologis
Proses Pemurnian Minyak
Pada PKS Unit Usaha Adolina ini, minyak kasar (crude oil) yang keluar

dari screw press masih mengandung kotoran-kotoran seperti pasir dan benda kasar
lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian minyak untuk mengurangi
kandungan yang tidak diharapkan sesuai dengan norma yang telah ditetapkan.
a. Sand Trap Tank
Di dalam sand trap tank terjadi proses pengendapan (settling) dimana
terjadi proses pemisahan minyak dengan kotoran seperti pasir berdasarkan berat
jenis dimana minyak yang lebih ringan akan dengan sendiri naik ke atas dan pasir
akan mengendap dibawah dan dialirkan ke kolam limbah kecil yang selanjutnya
akan dilakukan proses pengutipan minyak karena didalam kotoran atau nossy
tersebut masih mengandung minyak. Di dalam sand trap tank terdapat sand trap
chamber yang berfungsi menampung pasir yang mengendap sebelum dibuang.
Minyak yang berada di sand trap tank diberi uap dengan suhu 90-95C. Minyak
yang keluar dari sand trap menuju ke vibrating screen.
b. Vibrating Screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan massa padatan berupa
ampas, yang terikut minyak kasar. Massa padatan berupa ampas yang disaring
dikembalikan ke timba buah untuk diproses kembali, sedangkan cairan minyaknya
ditampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank atau bak RO). PKS Unit
Usaha Adolina memiliki tiga unit vibro separator dimana masing-masing dari alat
ini memiliki dua lapisan yaitu lapisan pertama yang berukuran 30 mesh dan
lapisan kedua yang berukuran 40 mesh. Kotoran yang tidak bisa tersaring akan
masuk ke dalam bottom fruit conveyor untuk kembali diolah di dalam digester.

38

39

Kapasitas dari vibro separator yang digunakan di Unit Usaha Adolina adalah 30
Ton TBS/Jam. Vibro separator yang digunakan hanya dua unit dan satu unit lagi
digunakan sebagai cadangan jika sewaktu-waktu unit yang digunakan sedang
mengalami perbaikan dan maintenance.
c. Bak Raw Oil
Selanjutnya minyak ditampung dalam minyak penampung atau bak Raw
Oil (bak RO). Bak raw oil merupakan tangki penampung minyak kasar hasil
saringan dari vibrating screen. Fungsi dari bak raw oil yaitu untuk menurunkan
NOS (non oil solid) dan menambah panas. Pemanasan yang dilakukan pada raw
oil dilakukan dengan menggunakan injeksi uap langsung serta steam coil sehingga
mencapai suhu 90-950C. Komposisi cairan bak raw oil antara lain: minyak 60%,
air 25%, non oil solid (NOS) 15%.
d. Continious Settling Tank (CST)
CST merupakan tangki penampung untuk memisahkan minyak dengan
sludge dengan ketebalan minyak 50 cm dimana proses pemisahan ini dilakukan
secara gravitasi. PKS Unit Usaha Adolina memiliki 2 unit CST dimana masingmasing CST memiliki 3 buah ruang. Ruang pertama berguna untuk menampung
minyak dari pompa minyak kasar dan penambahan panas untuk memanaskan
minyak dengan suhu 90-95C. Ruang kedua merupakan ruang pemisah antara
minyak dan sludge. Minyak mengapung dan langsung dialirkan ke oil tank untuk
dimurnikan oleh oil purifier. Sludge yang berada pada bagian bawahnya dialirkan
ke ruang ketiga untuk ditampung sementara sebelum dialirkan ke sludge tank.
Cairan minyak yang sudah dipisahkan di CST mengandung kadar air 0,40-0,80%
dan kadar kotoran 0,02%.
e. Oil Tank

39

40

Minyak tersebut dialirkan ke Oil Tank. Oil Tank berfungsi sebagai bak
penampung sebelum minyak masuk ke oil purifier. PKS Unit Usaha Adolina
memiliki 1 unit oil tank dengan kapasitas 10 m3. Minyak yang telah dipisahkan
pada CST ditampung dalam tangki berdiameter 1630 mm dan tinggi 2710 mm. Di
dalam oil tank minyak dipanaskan dengan steam spiral yang dapat menghasilkan
suhu 90-950C. Selanjutnya dialirkan kedalam oil purifier.
f. Oil Purifer
Jumlah oil purifier di PKS Unit Usaha Adolina ada 4 unit, masing-masing
berkapasitas 5000 liter minyak/jam. Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak
dengan gaya sentrifugal dan prinsip perbedaan berat jenis dimana minyak yang
mempunyai berat jenis lebih kecil akan terdorong ke bagian poros sedangkan
kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar akan terdorong ke arah dinding.
Minyak yang dikeluarkan dari oil purifier mengandung kadar air 0,20-0,50% dan
kadar kotoran 0,02%. Kinerja dari oil purifier dipengaruhi oleh kontrol valve
feeding, kondisi gear pump, strainer, disc cleaner, rpm, dan back wash.
Pengeluaran minyak dari oil purifier dibawa menuju ke vacuum dryer.
g. Vacuum Dryer
Vacuum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak dengan
cara penguapan hampa. Temperatur minyak adalah 90-95C supaya kadar air
cepat menguap. Vacuum Dryer yang digunakan di PKS Adolina berjumlah 2 Unit
dengan kapasitas 8 m3/jam. Tekanan hampa udara yang ada di alat ini adalah
sebesar 0,8-1,0 kg/cm2. Standar minyak yang keluar dari vacuum dryer ini adalah
memiliki kadar air 0,15% dan kadar kotoran 0,02%. Minyak yang telah bersih
keluar dari vacuum dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage tank. Faktor-

40

41

faktor yang mempengaruhi operasi vacuum dryer adalah kebocoran-kebocoran


yang terdapat pada tabung vacuum dryer, kondisi nozzle, temperatur, dan pompa.
h. Storage Tank
Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak yang
dihasilkan sebelum didistribusikan ke tempat pengolahan lain. Jumlah storage
tank yang ada di PKS Unit Usaha Adolina adalah 2 unit namun hanya satu yang
dioperasikan sedangkan satu unit lainnya standby jika sewaktu-waktu sedang
pemeliharaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di tangki ini adalah kebersihan
tangki dimana storage tank harus dibersihkan secara rutin, suhu dijaga pada 4060C, dan kondisi steam coil harus diperiksa secara rutin karena kebocoran steam
coil mengakibatkan kadar air pada CPO naik. PKS unit Adolina memiliki storage
tank dengan kapasitas 500 ton 2 unit dilengkapi dengan pemanas pipa uap dengan
diameter 2 inci. Tangki ini juga dilengkapi dengan 2 unit pompa minyak dengan
kapasitas 30 dan 60 m3/Jam.
2. Proses Pengambilan Minyak dari Sludge
Sludge yang dihasilkan dari proses pemurnian ini masih mengandung
minyak maka perlu dilakukan pengambilan minyak melalui beberapa proses dan
alat yaitu :
a. Sludge Tank
Sludge tank berfungsi untuk menerima sludge dari CST yang masih
mengandung minyak untuk diolah lagi dengan temperatur 95-98 0C. Saat ini
sludge tank yang digunakan di PKS Unit Usaha Adolina hanya 1 unit saja dengan
kapasitas 22 ton dengan diameter 3.000 mm dan tinggi 3.150 mm. Proses
pembersihan

blowdown

harus dilakukan secara rutin karena sangat

mempengaruhi NOS dalam sludge.


b. Brush Cleaning Strainer

41

42

Brush cleaning strainer berfungsi untuk memisahkan atau menghilangkan


serat-serat halus yang masih ada dalam cairan sludge. Jumlah brush cleaning
strainer yang ada di PKS Unit Usaha Adolina adalah 2 unit. Minyak yang masuk
dari sludge tank dipisahkan di brush cleaning strainer sebagai pembersih awal.
Kotoran yang dihasilkan dari brush cleaning strainer akan langsung dikirim ke
bak fat-fit. Sedangkan minyak yang masih mengandung kotoran akan dialirkan ke
buffer tank.
c. Sand Cyclone/Pre Cleaner
Sand Cyclone/Pre-Cleaner berfungsi untuk menangkap pasir yang
terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya, yaitu sludge
separator. Prinsip pemisahan pasir pada sand cyclone adalah akibat gaya
centrifugal yang dihasilkan oleh cyclone serta perbedaan berat jenis. Untuk
mengetahui apakah sand cyclone beroperasi dengan baik dapat diketahui dengan
melihat selisih antara tekanan masuk dan keluar pada pressure gauge-nya. Pasir
dan kotoran yang terperangkap pada sand cyclone selanjutnya dialirkan ke fat-fit
untuk diolah kembali. Sand cyclone yang digunakan ada 1 unit.
d. Buffer Tank
Buffer tank berfungsi sebagai tempat penampungan sementara dan untuk
menstabilkan aliran minyak kasar yang akan diolah di sludge separator dengan
memanfaatkan gaya gravitasi. Pompa tidak digunakan lagi karena posisi buffer
tank berada di atas sludge tank.
e. Sludge Separator
Sludge separator berfungsi untuk menerima sludge yang mengandung
minyak 7% dari sludge tank dengan temperatur antara 90-95C serta
memisahkan lumpur dan kotoran pada minyak dengan gaya sentrifugal. Minyak

42

43

bergerak menuju ke bak basin, sedangkan kotoran dan lumpur yang tersaring
dialirkan langsung ke kolam limbah kecil yang selanjutnya di proses. Minyak
yang ada di bak basin dikumpulkan dan dialirkan melalui pompa kedalam CST.
Dan kotoran nya dialirkan kedalam kolam limbah kecil. Demikian halnya pada
kolam limbah kecil minyak yang dikumpulkan dipompa kan ke dalam bak basin
dan selanjutnya dilakukan proses pemurnian minyak dan minyak yang telah murni
sesuai dengan norma di tampung di storage tank. Kotoran yang dari limbah kecil
terus mengalir melalui parit untuk dikutip minyak nya lagi dan ditampung di
dalam penampungan minyak (fat-fit), minyak yang sudah terkumpul dipompakan
kedalam bak basin dan sludgenya dialirkan ke deoling pond melalui proses
aerobik dan anaerobik dan minyak yang sudah terkumpul dipompakan kedalam
bak fat-fit dan selanjutnya diproses kepemurnian minyak dan sludge yang tidak
mengandung minyak lagi dialirkan ke afdeling.
Terdapat 4 unit sludge separator yang digunakan di PKS Unit Usaha
Adolina dengan masing-masing memiliki kapasitas 7000 liter sludge/Jam. Hal
yang perlu diperhatikan pada sludge separator diantaranya kualitas feeding,
pembersihan dan pemeriksaan setiap hari, penambahan air panas dengan suhu 90950C, kebersihan nozzle, dan pelumasan dan pendinginan bearing. Sludge
separator.
F. Stasiun Pabrik Biji atau Kernel

43

44

Gambar 37. Stasiun Pabrik Biji atau Kernel


Stasiun pabrik biji berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti (kernel)
sehingga menghasilkan inti sawit yang sesuai dengan standar mutu. Campuran
ampas (fibre) dan biji (nut) yang keluar dari screw press diproses kembali untuk
menghasilkan cangkang (shell) dan fibre yang digunakan sebagai bahan bakar
boiler serta inti sawit (kernel) sebagai hasil produksi dari PKS Unit Usaha
Adolina. Ampas yang keluar dari screw press terdiri dari fibre dan biji yang masih
bercampur, mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan (cake). CBC
(Cake Breaker Conveyor) berfungsi untuk memecah ampas kempa yang masih
berbentuk gumpalan menjadi bagian yang telah terurai. Melalui CBC, ampas yang
keluar dari screw press dialirkan ke dalam drum depericarper untuk pemisahan
antara ampas dan biji.
a. Depericarper
Depericarper berfungsi untuk memisahkan antara biji (nu ) dengan
serabut/ampas (fiber) sehingga biji yang keluar dari drum depericarper benarbenar bersih dari serabut/ampas (fiber). Di dalam depericarper ini terdapat
penghisap dan dibantu oleh fiber cyclone untuk menghisap fiber yang ringan
menuju fuel conveyor sebagai bahan bakar untuk unit boiler, sedangkan nut yang
44

45

masih bercampur dengan batu-batu kecil yang lebih berat akan jatuh ke bawah
dan masuk ke nut polishing drum.
b. Destoner
Biji yang telah bersih keluar dari depericarper dan masuk ke destoner.
Destoner merupakan alat pengangkutan yang digunakan untuk mengangkat biji ke
nut silo yang berasal dari pemisahan biji dan ampas kemudian dipisahkan antara
batu-batu dengan nut. Batu-batu yang lebih berat jatuh ke bawah, sedangkan
nutnya masuk ke bagian nut silo. Alat ini terdiri dari cyclone yang ujungnya
dilengkapi dengan blower hisap.
c. Nut Silo
Nut silo berfungsi untuk menyimpan biji sebelum masuk ke ripple mill.
Selain itu, nut silo juga difungsikan untuk menurunkan kadar air dalam inti
dengan pemberian panas melalui nut heater dan menurunkan pengaruh pectin
(sebagai lem pelekat) yang terdapat diantara cangkang dan inti agar
mempermudah proses pemecahan pada ripple mill. Berkurangnya kadar air dalam
inti akan menyebabkan inti mengkerut dan akan mudah lekang dari cangkang.
Lama penyimpanan di dalam silo biji adalah minimal 18 jam.
d. Ripple Mill
Biji yang berasal dari silo biji (kadar air 9%) melalui shaking grade atau
nut grading screen dimasukkan ke dalam ripple mill. Nut grading screen
berfungsi untuk mengelompokkan biji sesuai dengan ukurannya. Ripple mill
berfungsi untuk memecahkan biji (nut). Ripple mill terdiri dari 2 bagian yaitu
rotaring rotor dan stationary plate. Rotary rotor terdiri dari batang rotor rod,
sedangkan stationary
45

46

Plate berbentuk melengkung dengan permukaan bergerigi. Cara kerja dari


ripple mill adalah nut yang masuk ke ripple mill dan nut yang ditahan oleh
stationary plate akan ditekan oleh batang rotor rod yang berputar. Akibat
penekanan ini, maka nut akan pecah.
e. Light Tenera Distributing Separator (LTDS)
Biji yang sudah pecah kemudian diproses di LTDS (Light Tenera
Distributing Separator). LTDS berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti
serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Sistem pemisahan yang
dilakukan di sini adalah dengan menggunakan tenaga blower hisap distributing
separator. Cangkang pecah mempunyai luas penampang yang lebih besar dan
akan terhisap ke atas untuk dialirkan ke boiler. Inti dipompakan ke kernel silo.
Campuran inti dan cangkang yang tidak terpisah karena memiliki berat hampir
sama dialirkan ke hydrocyclone untuk dilakukan proses pemisahannya. Bagianbagian dari LTDS adalah cyclone, fractiosting coloum, cracked mixture, air lock,
dan separating coloum.
f. Hydrocyclone
Dari LTDS, kernel dimasukkan ke dalam hydrocyclone untuk dipisahkan
cangkangnya. Hydrocyclone berfungsi untuk memisahkan cangkang dan inti sawit
pecah yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan
berdasarkan pada perbedaan berat jenis. Campuran cangkang dan inti dimasukkan
ke dalam satu drum menggunakan air. Berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis
air akan terapung di atas dan yang berat jenisnya lebih besar dari air akan
tenggelam. Pemisahan di hydrocyclone ada 3 tahap, yaitu pemisahan inti yang

46

47

berukuran besar, pemisahan inti yang berukuran sedang (inti pecah), dan
pemisahan inti yang berukuran kecil.

g. Kernel Dryer Silo


Inti basah hasil proses hydrocyclone dimasukkan ke silo inti untuk
dikeringkan selama minimal 12 jam. Jumlah silo inti yang ada di PKS Unit Usaha
Adolina adalah 4 unit dengan ukuran masing-masing rata-rata panjang = 2190
mm, lebar = 1840 mm dan tinggi = 5020 mm. Kapasitas masing-masing silo
adalah 6 ton, 6 ton, 8 ton, dan 6 ton. Pengeringan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu
pengeringan dengan suhu bagian atas 800C, suhu bagian tengah 700C, dan suhu
bagian bawah 600C. Untuk pemanasan, silo inti dilengkapi dengan masing-masing
1 unit blower dan heater. Silo inti digunakan untuk mengeringkan inti yang
berasal dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan norma 6%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dari silo inti adalah temperatur, waktu,
dan kondisi blower/ fan.
h. Hopper Inti
Inti yang telah dikeringkan di dalam kernel silo kemudian menuju ke
hopper (tempat penyimpanan biji) yang didorong menggunakan blower. Hopper
yang ada di PKS Unit Usaha Adolina berjumlah 4 unit dengan kapasitas 500 ton.
Inti sawit yang telah matang dikirim ke PKS Unit Usaha Pabatu untuk diolah
menjadi PKO (Palm Kernel Oil).
G. Stasiun Boiler
Boiler adalah suatu stasiun yang digunakan untuk mengubah air yang ada
di dalamnya menjadi uap dengan cara dipanaskan. Boiler (Ketel Uap) sebagai

47

48

penghasil uap di PKS diibaratkan sebagai jantung pabrik. Hal ini disebabkan
karena uap yang dihasilkan boiler merupakan sumber energi untuk menggerakkan
seluruh instalasi dan kebutuhan proses yang diperlukan pabrik. Fluida yang
digunakan untuk dipanaskan adalah fluida yang telah dibersihkan dari senyawasenyawa kimia, misalnya besi. Apabila zat ini tidak dibersihkan terlebih dahulu
dari air, maka akan merusak pipa-pipa boiler pada saat pemanasan. Kerusakan
yang ditimbulkan berupa pembentukan kerak-kerak pada permukaan dalam pipapipa boiler yang digunakan atau yang disebut dengan Fouling Factor (Faktor
Pengotoran).
Akibat buruk lainnya adalah laju perpindahan panas dari boiler akan
rendah, akibat pembentukan kerak tersebut sehingga mempertebal resistensi
thermal. Pelapis dinding boiler adalah batu bata yang tahan terhadap pembakaran.
Batu bata ini bersifat isolator yang dapat menghambat panas. Temperatur
pembakar dalam firebox dijaga sekitar 7000C dengan tekanan sebesar 18-21
kg/cm2. Pengisolasian ini yang menyebabkan jumlah panas yang konstan dalam
boiler.
Uap dan tenaga listrik yang digunakan dalam proses pengolahan kelapa
sawit berasal dari boiler yang memproses air dari tangki deaerator. Boiler yang
digunakan pada pabrik kelapa sawit PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha
Adolina berbahan bakar serabut (fibre) dan cangkang (basah dan kering).
Konsep utama dari sebuah boiler adalah sebuah vessel untuk
membangkitkan uap. Pada boiler-boiler yang berukuran besar pemanasan
bertujuan

untuk

menghasilkan

uap.

Posisi

48

tungku

pembakaran

sangat

49

mempengaruhi jumlah panas yang ditransfer. Tungku pembakaran terletak pada


bagian bawah boiler. Seluruh panas yang dihasilkan harus ditransfer melalui
permukaaan perpindahan panas untuk mencapai air yang berada didalam tabung.

H. Kamar Mesin
a. Turbin Uap (Turbin Alternator)
Kamar mesin merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mensuply
steam ke setiap stasiun-stasiun yang membutuhkannya. Pada PT. Perkebunan
Nussantara IV Unit Usaha Adolina terdapat 3 (tiga) unit mesin turbin uap. Akan
tetapi yang dijalankan hanya satu, sedangkan yang duanya lagi untuk antisipasi
apabila terjadi kerusakan alat. Turbin ini tergantung daari pemasukan tekanan dari
boiler (minimal 18). Apabila tekanan yang disuply dari boiler rendah, maka
tenaganya akan berkurang. Sedangkan jika tekanan yang disuply dari boiler besar,
maka tenaganya akan bertambah.
b. Diesel Genset (Engine Alternator)
Pada PT. Perkebunan Nussantara IV Unit Usaha Adolina juga terdapat 2
(dua) unit diesel genset, yaitu : cartepiller dan cuming yang digunakan apabila
listrik dari PLN padam dan untuk start pertama boiler.
c. Back Pressure Vessel (BPV)
Sisa uap yang keluar dari turbin adalah sekitar 3 Kg/cm2 disalurkan ke
BPV dengan tekanan kerja sekitar 3.0-3,2 Kg/cm2 dan temperatur 135-140 oC.
Dari BPV ini uap sisa tersebut akan disalurkan ke beberapa stasiun pengolahan
seperti pada perebusan, pelumatan, unit klarifikasi dan pemanasan air.

49

50

Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga kebagian tandan yang paling
dalam. Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak adalah
sebagai berikut:
i. Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpilih semakin tinggi,
atau persentase tandan yang tidak terpipil semakin rendah.
ii. Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan menghasilkan biji
yang lebih mudah pecah dan sifat lekang.
iii. Semakin lama perebusan buah maka kehilangan minyak dalam air kondensat
semakin tinggi.
iv. Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam tandan
kosong semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong
akibat terdapatnya rongga-rongga kosong.
Kempa Ulir (Screw Press)
Berfungsi untuk memeras buah yang sudah diaduk dari digester dengan tekanan
hydrolik 45 50 kg/cm, sehingga minyak kasar keluar dari daging buah. Oleh
tekanan 2 buah screw press yang berputar berlawanan arah di dalam sebuah
silinder. Minyak keluar melalui saringan dan ditampung di Bak Row Oil.
Sedangkan serabut dan biji diangkat oleh Cake Breaker Conveyor (CBC) menuju
ke pemisahan biji dan serabut (depricarper).
Digester Alat ini sering disebut ketel pengaduk yang terdiri dari bejana
yang dilengkapi dengan lengan pengaduk, tangkai pelumat dan pemanas untuk
mempersiapkan masa brondolan agar lebih mudah di-pres oleh Screw Press.
Digester dilengkapi dengan Lengan Pengaduk yang berfungsi untuk merajang
buah sehingga terjadi pelepasan perikarp dan biji sambil pemecahan kantongkantong minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.

50

51

Minyak kelapa sawit adalah minyak makan nabati yang didapatkan dari daging
kelapa sawit.. minyak sawit dapat digunakan untuk membuat minyak goreng,
sabun, margarine dll.

51

Anda mungkin juga menyukai