RINGKASAN EKSEKUTIF
1.
1.1.
anggaran 2015 dan 2016 yang berlokasi di Desa Paluh Kurau Dusun XIII
Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Desa
Paluh Kurau Dusun XIII Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang Provinsi
Sumatera Utara merupakan sumber panas matahari yang besar dan tersedia.
Potensi Energi Terbarukan Solar sell ini merupakan daya yang diperoleh adalah
hasil kali panas lumen matahari dan tinggi luas panel surya.
Dalam rangka pelayanan/peningkatan pengadaan listrik, PT. Wina Harapan
Sentosa merencanakan akan membangun sarana prasarana kelistrikan, yaitu
Pembangkit Tenaga Surya dengan memanfaatkan potensi yang ada di Sei
Bingai.
Alamat Perusahaan
Penanggung Jawab
: Reza Fadhila,Ph.D
Akte Notaris
NPWP
: No. 03.080.211.0-077.000
RINGKASAN EKSEKUTIF
1.2.
pembangkit listrik, maka PLTS yang dapat dibangun hampir di semua lokasi
merupakan alternatif sangat tepat untuk dikembangkan. Dengan asumsi penguasaan
pasar hingga 50%, pasar energi surya di Indonesia sudah cukup besar untuk menyerap
keluaran dari suatu pabrik sel surya berkapasitas hingga 25 MWp per tahun. Hal ini
tentu merupakan peluang besar bagi industri lokal untuk mengembangkan bisnisnya ke
pabrikasi sel surya.
RINGKASAN EKSEKUTIF
daerah yang belum dialiri listrik adalah daerah pedesaan yang jauh dari pusat
RINGKASAN EKSEKUTIF
Modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya yang dirangkai seri untuk memperbesar total daya output.
(Gambar :The Physics of Solar Cell, Jenny Nelson)
Struktur Sel Surya Sesuai dengan perkembangan sains dan teknologi, jenis-jenis
teknologi sel surya pun berkembang dengan berbagai inovasi. Ada yang disebut sel
surya generasi satu, dua, tiga dan empat, dengan struktur atau bagian-bagian
penyusun sel yang berbeda pula (Jenis-jenis teknologi surya akan dibahas di tulisan
Sel Surya : Jenis-jenis teknologi). Dalam tulisan ini akan dibahas struktur dan cara
kerja dari sel surya yang umum berada dipasaran saat ini yaitu sel surya berbasis
material silikon yang juga secara umum mencakup struktur dan cara kerja sel surya
generasi pertama (sel surya silikon) dan kedua (thin film/lapisan tipis).
Secara umum ilustrasi sel surya dan juga bagian-bagiannya terdiri dari :
material metal atau logam seperti aluminium atau molybdenum. Untuk sel surya dyesensitized (DSSC) dan sel surya organik, substrat juga berfungsi sebagai tempat
masuknya cahaya sehingga material yang digunakan yaitu material yang konduktif tapi
juga transparan sepertii ndium tin oxide (ITO) dan flourine doped tin oxide (FTO).
RINGKASAN EKSEKUTIF
juga berfungsi sebagai kontak terminal positif sel surya, sehinga umumnya digunakan
2. Material semikonduktor Material semikonduktor merupakan bagian inti dari sel surya
yang biasanya mempunyai tebal sampai beberapa ratus mikrometer untuk sel surya
generasi pertama (silikon), dan -3 mikrometer untuk sel surya lapisan tipis. Material
semikonduktor inilah yang berfungsi menyerap cahaya dari sinar matahari. Untuk kasus
gambar diatas, semikonduktor yang digunakan adalah material silikon, yang umum
diaplikasikan di industri elektronik. Sedangkan untuk sel surya lapisan tipis, material
semikonduktor yang umum digunakan dan telah masuk pasaran yaitu contohnya
material Cu(In,Ga)(S,Se)2 (CIGS), CdTe (kadmium telluride), dan amorphous silikon,
disamping material-material semikonduktor potensial lain yang dalam sedang dalam
penelitian intensif seperti Cu2ZnSn(S,Se)4 (CZTS) dan Cu2O (copper oxide). Bagian
semikonduktor tersebut terdiri dari junction atau gabungan dari dua material
semikonduktor yaitu semikonduktor tipe-p (material-material yang disebutkan diatas)
dan tipe-n (silikon tipen, CdS,dll) yang membentuk p-n junction. P-n junction ini menjadi
kunci dari prinsip kerja sel surya. Pengertian semikonduktor tipe-p, tipe-n, dan juga
prinsip p-n junction dan sel surya akan dibahas dibagian cara kerja sel surya.
3. Kontak metal / contact grid Selain substrat sebagai kontak positif, diatas sebagian
material semikonduktor biasanya dilapiskan material metal atau material konduktif
transparan sebagai kontak negatif.
5. Enkapsulasi / cover glass Bagian ini berfungsi sebagai enkapsulasi untuk melindungi
bekerja menggunakan prinsip p-n junction, yaitu junction antara semikonduktor tipe-p
dan tipe-n. Semikonduktor ini terdiri dari ikatan-ikatan atom yang dimana terdapat
elektron sebagai penyusun dasar. Semikonduktor tipe-n mempunyai kelebihan elektron
(muatan negatif) sedangkan semikonduktor tipe-p mempunyai kelebihan hole (muatan
positif) dalam struktur atomnya. Kondisi kelebihan elektron dan hole tersebut bisa
terjadi dengan mendoping material dengan atom dopant. Sebagai contoh untuk
RINGKASAN EKSEKUTIF
modul surya dari hujan atau kotoran. 2.3 Cara Kerja Sel Surya el surya konvensional
mendapatkan material silikon tipe-p, silikon didoping oleh atom boron, sedangkan untuk
mendapatkan material silikon tipe-n, silikon didoping oleh atom fosfor. Ilustrasi dibawah
menggambarkan junction semikonduktor tipe-p dan tipe-n.
Pembangkitan energi listrik pada sel surya terjadi berdasarkan efek fotolistrik, atau
disebut juga efek fotovoltaik, yaitu efek yang terjadi akibat foton dengan panjang
gelombang tertentu yang jika energinya lebih besar daripada energi ambang
valensi (N) menuju pita konduksi (P) dan meninggalkan hole pada pita valensi,
selanjutnya dua buah muatan, yaitu pasangan elektron-hole, dibangkitkan. Aliran
elektron-hole yang terjadi apabila dihubungkan ke beban listrik melalui penghantar
akan menghasilkan arus listrik.
RINGKASAN EKSEKUTIF
semikonduktor, maka akan diserap oleh elektron sehingga elektron berpindah dari pita
pertama,
kedua,
pemanfaatanwafer silikon
dan
sebagai
ketiga.
struktur
Generasi
dasar
pertama
sel
surya;
dicirikan
generasi
dengan
kedua
memanfaatkan teknologi deposisi bahan untuk menghasilkan lapisan tipis (thin film)
yang dapat berperilaku sebagai sel surya; dan generasi ketiga dicirikan oleh
pemanfaatan teknologi bandgap engineering untuk menghasilkan sel surya berefisiensi
tinggi dengan konsep tandem atau multiple stackes.
Kebanyakan sel surya yang diproduksi adalah sel surya generasi pertama, yakni
sekitar 90% (2008). Di masa depan, generasi kedua akan makin populer, dan kelak
akan mendapatkan pangsa pasar yang makin besar. European Photovoltaic Industry
Association (EPIA) memperkirakan pangsa pasar thin film akan mencapai 20% pada
RINGKASAN EKSEKUTIF
tahun 2010. Sel surya generasi ketiga hingga saat ini masih dalam tahap riset dan
produksi optimum, potensi pasar, faktor biaya, serta dampak dan manfaat yang dapat
dihasilkan dari proyek pembangunan pabrik sel surya.
Contoh skema insentif untuk membangun pasar dalam negeri :
1. Subsidi
Subsidi dapat diberikan langsung kepada produsen sel surya atau pembuat
perangkat pendukung Balance of System (BOS) agar harga sel surya beserta
BOS dapat terjangkau oleh masyarakat.
Penerapan subsidi akan lebih efektif jika di Indonesia terdapat industri sel surya,
baik pembuatan, perakitan, maupun industri BOS.
2. Feed-in tariff
Feed-in tariff ialah harga yang dibayarkan oleh perusahaan listrik negara ketika
membeli listrik dari pembangkit listrik jenis energi terbarukan dengan harga yang
ditetapkan oleh pemerintah setempat. Feed-in tariff ini merupakan insentif lain
yang bertujuan untuk meningkatkan pemakaian listrik yang bersumber dari
energi terbarukan, salah satunya sel surya.
3. Pemberian kredit
Program kredit sel surya disertai dengan program feed-in tariff, sehingga waktu
pelunasan kredit terbantukan dengan adanya pemasukan dari penjualan listrik dari
RINGKASAN EKSEKUTIF
disimpulkan bahwa investasi pembangunan pabrik sel surya secara finansial layak
dengan mempertimbangkan bahwa berbagai asumsi dan kondisi sewaktu studi ini
disusun tidak berubah.
Dengan kapasitas produksi sel surya sebesar 25 MWp/tahun, industri sel surya akan
dapat memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri (dengan asumsi penguasaan pasar
adalah 50%). Untuk kapasitas produksi ini dibutuhkan pasokan bahan baku (wafer
RINGKASAN EKSEKUTIF
Energi baru dan terbarukan mulai mendapat perhatian sejak terjadinya krisis energi
dunia yaitu pada tahun 70-an dan salah satu energi itu adalah energi surya. Energi itu
dapat berubah menjadi arus listrik yang searah yaitu dengan menggunakan silikon
yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan cara memanaskan Si itu dengan
tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris itu
dipotong setebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang tipis atau yang disebut
juga dengan sel surya fotovoltaik. Sel-sel silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri
dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi
oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu diberi sambungan
listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada sambungan itu akan mengalir
arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang
mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada asasnya sel surya fotovoltaik
merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam proses tak seimbang dan
berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan 0,5-1
volt tergantung intensitas cahaya dan zat semikonduktor yang dipakai. Sementara itu
intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan
bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi energi radiasi
menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai 25% maka produksi
listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 . Dari sini
terlihat bahwa PLTS itu membutuhkan lahan yang luas. Hal itu merupakan salah satu
penyebab harga PLTS menjadi mahal. Ditambah lagi harga sel surya fotovoltaik
berbentuk kristal mahal, hal ini karena proses pembuatannya yang rumit. Namun,
kondisi geografis Indonesia yang banyak memiliki daerah terpencil sulit dibubungkan
dengan jaringan listrik PLN. Kemudian sebagai negara tropis Indonesia mempunyai
potensi energi surya yang tinggi. Hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar 4,5
kWh/m2 /hari. Berarti prospek penggunaan fotovoltaik di masa mendatang cukup
RINGKASAN EKSEKUTIF
cerah. Untuk itulah perlu diusahakan menekan harga fotovoltaik misalnya dengan cara
10
untuk
penerangan
di
pedesaan.
Sedangkan
permintaan
fotovotaik
RINGKASAN EKSEKUTIF
dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit
11
dan sinar matahari. Pada sistem PLTS-PLTD, PLTD-nya akan digunakan sebagai
"bank up" untuk mengatasi beban maksimal. Pengkajian dan penerapan sistem ini
sudah dilakukan di Bima (NTB) dengan kapasitas PLTS 13,5 kWp dan PLTD 40 kWp.
Penggabungan antara PLTS dengan PLTM mempunyai prospek yang cerah. Hal ini
karena sumber air yang dibutuhkan PLTM relatif sedikit dan itu banyak terdapa di desadesa. Untuk itulah pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang telah merealisasi
penerapan sistem model hidro ini di desa Taratak (Lombok Tengah) dengan kapasitas
PLTS 48 kWp dan PLTM sebesar 6,3 kW. Pada sistem hibrida antara fotovoltaik
dengan Fuel Cell (sel bahan bakar), selisih antara kebutuhan listrik pada beban dan
listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik akan dipenuhi oleh fuel cell. Controller berfungsi
untuk mengatur fuel cell agar listrik yang keluar sesuai dengan keperluan. Arus DC
yang dihasilkan fuel cell dan arus fotovoltaik digabungkan pada tegangan DC yang
sama kemudian diteruskan ke power conditioning subsystem (PCS) yang berfungsi
untuk mengubah arus DC menjadi arus AC. Keuntungan sistem ini adalah efisiensinya
tinggi sehingga dapat menghemat bahan bakar, dan kehilangan daya listrik dapat
diperkecil dengan menempatkan fuel cell dekat pusat beban.
yang semakin menurun dan dalam rangka memperkenalkan sistem pembangkit yang
ramah lingkungan, pemanfaatan PLTS dengan sistem individu semakin ditingkatkan.
Pada tahap pertama direncanakan akan dipasang 36.000 unit SHS selama tiga tahun
dengan prioritas 10 propinsi di kawasan timur Indonesia. Paling tidak ada 5 keuntungan
pembangkit dengan surya fotovoltaik. Pertama energi yang digunakan adalah energi
yang tersedia secara cuma-cuma. Kedua perawatannya mudah dan sederhana. Ketiga
RINGKASAN EKSEKUTIF
pemeliharaan dan pembayaran dilaksanakan oleh KUD. Melihat trend harga sel surya
12
tidak terdapat peralatan yang bergerak, sehingga tidak perlu penggantian suku cadang
dan penyetelan pada pelumasan. Keempat peralatan bekerja tanpa suara dan tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Kelima dapat bekerja secara otomatis.
Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi surya atau lebih umum dikenal dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mempunyai beberapa keuntungan yaitu:
1. Sumber energi yang digunakan sangat melimpah
2. Sistem yang dikembangkan bersifat modular sehingga dapat dengan mudah
diinstalasi dan diperbesar kapasitasnya.
3. Perawatannya mudah
4. Tidak menimbulkan polusi
5. Dirancang bekerja secara otomatis sehingga dapat diterapkan ditempat terpencil.
6. Relatif aman
7. Keandalannya semakin baik
8. Adanya aspek masyarakat pemakai yang mengendalikan sistem itu sendiri
9. Mudah untuk diinstalasi
10. Radiasi matahari sebagai sumber energi tak terbatas
11. Tidak menghasilkan CO2 serta emisi gas buang lainnya
Salah satu kendala yang dihadapi dengan dalam pengembangan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya adalah Investasi awalnya yang tinggi dan harga per kWh listrik yang
dibangkitkan juga masih relatif tinggi yaitu Sekitar ($ USD 3 5 / Wp). Untuk beberapa
kondisi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dapat bersaing dengan pembangkit
Konvensional Diesel/Mikrohydro, yaitu pada tempat-tempat terpencil yang sarana
perhubungannya masih belum terjangkau jaringan listrik umum (PLN)
RINGKASAN EKSEKUTIF
besar dilakukan oleh BPPT dan sisanya oleh BMG dari tahun 1965 hingga 1995
13
Secara umum biaya pembangkitan PLTS lebih mahal dibandingkan dengan biaya
pembangkitan pembangkit listrik tenaga fosil, pembangkit listrik tenaga air, minihidro,
dan panas bumi. Tetapi seiring dengan adanya penelitian dari Amerika yang
menyatakan bahwa biaya investasi PLTS di masa datang akan menurun, sehingga
dengan dihapuskannya subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara bertahap
dimungkinkan PLTS dapat dipertimbangkan sebagai pembangkit listrik alternatif.
Pada tahun 2002, masih banyak daerah terpencil dan pedesaan yang tidak dilewati
jaringan listrik PLN, sehingga hanya pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang
dimanfaatkan di daerah tersebut.
Dengan
makin
sulitnya
memperoleh
kesinambungan
pasokan
minyak
solar,
rendah, mengingat di daerah ini listrik diutamakan untuk penerangan. Selain untuk
penerangan ada beberapa wilayah yang memanfaatkan PLTS sebagai sumberdaya
listrik untuk telekomunikasi, lampu suar, lemari pendingin (Puskesmas), dan pompa air.
Pada tahun tersebut, total kapasitas terpasang PLTS di wilayah Indonesia hampir
mencapai 3 MWp
RINGKASAN EKSEKUTIF
PLTD. Pemanfaatan PLTS khusus untuk daerah pedesaan yang kebutuhan listriknya
14
RINGKASAN EKSEKUTIF
15
2.8 Analisis Perkiraan Kapasitas Listrik PLTS pada Kasus Dasar dan PVCOST
Berdasarkan output model MARKAL dari kasus dasar dan PVCOST terlihat bahwa
dengan biaya investasi PLTS sebesar 1.650 US$/kW, pada tahun 2010 PLTS sudah
dapat bersaing dengan pembangkit listrik lainnya. Walaupun pada kenyataannya pada
tahun 2002 beberapa wilayah di Indonesia telah memanfaatkan PLTS hampir sebesar
3 MWp yang diterapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
yang mengacu pada Bantuan Presiden (BANPRES), bantuan dari luar negeri (AUSAid
dan World Bank) serta beberapa badan Pemerintah lainnya seperti Direktorat Jendral
Listrik Pertambangan dan Energi (DJLPE), Pememerintah Daerah (PEMDA) dan badan
pemerintah lainnya yang dialokasikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra
Utara, Riau, Sumatra Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan
Papua. Akan tetapi pemanfaatan PLTS tersebut dalam penerapannya tidak didasarkan
pada harga ekonomi.
Pada tahun 2010, kapasitas terpasang PLTS dari kedua kasus tersebut baru sekitar
0,0075 GW atau sekitar dua setengah kali lipat dari kapasitas terpasang pada tahun
2002. Sedangkan pada tahun 2015 kapasitas terpasang PLTS untuk kedua kasus
tersebut meningkat menjadi 0,02 GW dan pada tahun 2030 kapasitas terpasang PLTS
meningkat menjadi 15,15 GW pada kasus dasar dan 66,07 GW pada kasus PVCOST.
Dengan demikian, kapasitas terpasang PLTS pada kasus PVCOST pada akhir periode
(2030) meningkat hingga 4 (empat) kali kapasitas PLTS terpasang pada kasus dasar.
Pertumbuhan kapasitas rata-rata pada kasus dasar dan kasus PVCOST selama kurun
waktu 15 tahun adalah 55,6% per tahun pada kasus dasar dan 71,7% per tahun pada
kasus PVCOST. Pertumbuhan yang sangat besar tersebut dapat dikatakan tidak
rasional, karena pada kenyataannya biaya investasi PLTS di Indonesia tidak akan
menurun secara drastis dari 5.830 US$/kW menjadi 1.650 US$/kW dan akhirnya
fotovoltaik masih diimpor dari negara lain dan efisiensi dari modul fotovoltaik sangat
rendah yaitu sebesar 16% yang menyebabkan harga PLTS per kW masih sangat
tinggi. Grafik 1 menunjukkan perkiraan biaya investasi dan kapasitas terpasang PLTS
di Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2030 pada kasus dasar dan
PVCOST.
RINGKASAN EKSEKUTIF
menjadi 968 US$/kW. Hal tersebut disebabkan piranti utama PLTS yaitu modul
16
3.
Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara seluas 155 km. Panjang Sei Bingai sampai ke
PLTS = 2 km, Debit air rata rata harian tidak pernah kering dan cukup besar.
b) Debit tersedia/debit andalan rata-rata bulanan diambil 10 m/det yang diambil
dari data selama 17 tahun.
c) Debit Banjir Metode Distribusi Extrim Fisher Tippet Value (Distribusi Gumbel)
dimana Q100Thn = 199 m/det, Q50Thn = 177 m/det, Q25Thn = 155 m/det, Q10Thn
= 125 m/det, Q5Thn = 101 m/det dan Q2Thn = 65 m/det.
d) Curah Panas Matahari selama 1 tahun penuh rata-rata bulanan diambil 1
m/det sebesar 6500KJ/jam yang diambil dari data selama 17 tahun.
e) Indikasi Panas diambil sebagai curah panas terbaik di daerah langkat dan
sekitarnya
4.
GEOLOGI
Lokasi pembangunan pembangkit lisrik Tenaga Surya di Desa Paluh Kurau
Dusun XIII Kecamatan Hamparan Perak,
Deli Serdang
Provinsi Sumatera
gempa, lokasi yang akan dibangun berada pada wilayah gempa 4 dengan
percepatan pada batuan dasar 0.10g.
TOPOGRAFI
Kemiringan daerah antara 2% - 5% dan dan diujung jalan tara 1% - 3%.
Topografi lokasi rencana PLTS sebahagian landai, bergelombang dan berbukit
3% - 8%. Berdasarkan ketinggian tempat daerah site survey berada pada
ketinggian 125 - 300 m diatas permukaan air laut.
RINGKASAN EKSEKUTIF
5.
17
Deli Serdang
Qd
= Tinggi efektif = 85 m
Analisa diatas menunjukkan besar daya panas nantinya yaitu 40 MW, maka
untuk itu dipakai Generator dengan kapasitas terpasang (installed capacity)
10 MW atau beberapa unit generator masing-masing sebesar 10 MW (x 4
MW).
Daya output (Po) Generator:
Po = t x g x 40
Po = 0,85 x 0,85 x 1000 = 43,2 MW
Disamping pemakaian beberapa unit generator masing-masing sebesar 10
MW juga digunakan 20 unit generator sebagai cadangan sebesar 40 MW.
Generator cadangan ini digunakan untuk menjaga keandalan sistem
pembangkitan pada saat pelaksanaan perawatan pusat pembangkit tenaga
listrik
dan
menjamin
tingkat
layanan
tetap
terjaga
(perfomances
RINGKASAN EKSEKUTIF
6.
18
Deli
Serdang Provinsi Sumatera Utara akan berada pada sistem feeder BN.3
Kueni. Penyaluran Energi Listrik yang dihasilkan akan dilaksanakan melalui
Banyak Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV melalui interkoneksi ke
system 20 kV (JTM) eksisting.
d) Titik Interkoneksi Ke GI Desa Paluh Kurau Dusun XIII
Jarak antara Power House ke Titik Pengukuran adalah 10,5 Km. Panjang
penghantar dari PLTM Bingai s/d Titik pengukuran sepanjang 13 Kms.
Konduktor
yang
direncanakan
konduktor
A3C
240
mm.
Untuk
c) Konstruksi Bangunan
Tipe
= Flat area
Tinggi
= 8.00 12.00 m
Tinggi Panel
= sd 7.03 m
RINGKASAN EKSEKUTIF
19
= 36.00 m
Elevasi
+ 276.00 dpl
+ 275.00 dpl
d) Penstock
Penstock Utama
Tipe
Jumlah jalur
Diameter Optimum
= 1.80 m
Bifurcation
Tipe
Jumlah jalur
= 2 Jalur bercabang
Diameter Optimum
= 0.93 m
e) Gedung Pembangkit
Dimensi
f) Peralatan Pembangkit
Turbin tipe
= Francis
Tegangan dasar
= 20 kV
Frekwensi
= 50 Hz
Faktor daya
= 0,80
Bangunan Pengambilan
RINGKASAN EKSEKUTIF
20
7.
investasi
adalah
biaya
finansial
yang
merupakan
sejumlah
ANALISA KEUANGAN
Jumlah dana investasi yang dipergunakan untuk pembangunan PLTS Bingai
Rp. 486.000.000.000, terdiri dari modal Join ventura..
A. Asumsi
1. Biaya Modal Join ventura : 100% berarti bahwa Investor/Pemilik Modal
menginginkan/menetapkan tingkat pengembalian dari modal yang diinvestasikan pada proyek sebesar 100% per tahun. Hal ini merupakan
beban proyek yang dialokasikan untuk pemilik modal.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Hasil Analisis
Setelah melakukan analisis terhadap data keuangan yang tersedia, diperoleh
hasil sebagai berikut:
1. Net Present Value (NPV)
= Rp. 486.000.000.000
= 1,84
= 3 tahun + 10 bulan
5. RoE
= 92,36%
RINGKASAN EKSEKUTIF
8.
21
C. Penilaian Investasi
1. Net Present Value (NPV)
Dari hasil analisis diketahui bahwa nilai Net Present Value (NPV) proyek
adalah
Rp.
486.000.000.000
(positif).
Dengan
demikian
dapat
RINGKASAN EKSEKUTIF
benefit/hasil dari Modal Sendiri (Equity) yang akan diterima oleh investor
22
D. Manfaat proyek
Manfaat ditinjau umur ekonomi rencana 25 tahun
No
1
2
Uraian
Energy (MW)
Energy Production
Benefit (Rp/Tahun)
Tariff Energy (Rp.1000/KWH)
Total Manfaat
25
Rp. 169.000.000.000
RINGKASAN EKSEKUTIF
BEP Project.
23
RINGKASAN EKSEKUTIF
24