Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN

I.
II.

CARA PENGASUTAN ATAU STARTING


MOTOR INDUKSI
A. Teori Motor Induksi
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor
induksi tiga phasa dan motor induksi satu phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan
pada sistem tigaphasa dan banyak digunakan didalam berbagai bidang industri,
sedangkan motor induksi satu phasa dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak
digunakan terutama pada penggunaan untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin,
lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi satu phasa
mempunyai daya keluaran yang rendah.
Bentuk fisik dari motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas
digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan
induksi medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh
dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya

perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang
dihasilkan oleh arus stator.
Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan
menghasilkan medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada
stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus;
dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar
stator.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya
beban, akan memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus
induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan
bertambah besar. Jadi, apabila beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
B. Tipe Motor Induksi
Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu :
1. Rotor Belitan
Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama
seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang
sama. Rotor yang mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan stator. Ketiga belitan
tersebut biasanya terhubung bintang. Ujung ujung belitan tersebut dihubungkan dengan
slipring yang terdapat pada poros rotor.
Belitan belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush) yang menempel
pada slipring. Jenis rotor belitan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

2. Rotor Sangkar

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas
beberapa batang konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar
tupai. Rotor yang terdiri dari sederetan batang batang penghantar yang terletak pada
alur alur sekitar permukaan rotor. Ujung ujung batang penghantar dihubung singkat
dengan menggunakan cincin hubung singkat.maka jenis rotor sangkar dapat dilihat pada
gambar berikut :

Adapun jenis konstruksi motor induksi terdiri dari :


a.Stator, bagian yang diam.
b.Rotor, bagian yang berputar.
c.Celah udara, adalah ruang antara stator dan rotor.
Konstruksi stator terdiri dari :
a.Rumah stator dari besi tuang.
b.Inti stator dari besi lunak atau baja silicon.
c.Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
d.Belitan stator dari tembaga.
Belitan sator dirangkai untuk motor induksi tiga fasa tetapi juga dapat di rangkai
untuk motor induksi satu fasa, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub tertentu.
Maka jenis stator motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Konstruksi rotor terdiri dari :


a.Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
b.Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
c.Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari konstruksi lilitan akan memberikan dua
macam rotor yakni :
- Motor induksi dengan rotor sangkar
- Motor induksi dengan rotor belitan
d.Poros atau as.
Rotor dan stator membentuk rangkaian magnetis, berbentuk silindris yang
simetris dan diantaranya terdapat celah udara. Celah udara antara stator dan rotor, kalau
terlalu luas maka effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu sempit menimbulkan
kesukaran mekanis pada mesin. apabila ada beda perputaran maka akan menimbulkan
slip.

C. Frekuensi Arus Rotor


Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi
arus stator ( f ). Waktu rotor berputar maka frekuensinya ( f ) akan dipengaruhi oleh slip
yang mengikuti persamaan :

D. Slip Motor Induksi


Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar (synchronous
speed) dan kecepatan rotor (rotor speed). Slip dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Slip dapat pula dinyatakan dalam persen, dan dinyatakan oleh persamaan :

Dimana kecepatan medan putar (synchronous speed) dinyatakan oleh persamaan :

Sedangkan kecepatan rotor dinyatakan oleh persamaan :

E. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi


Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi
pada rangkaian rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor induksi mirip
dengan rangkaian ekivalen trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Keterangan Gambar :
X 2 : Reaktansi kumparan rotor dalam ohm
Rc : Tahanan inti besi
Xm : Reaktansi rangkaian penguat dalam ohm perphasa
I

: Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban ( beban

nol dalam Amper perphasa )


I 2 : Arus rotor yang berpatokan pada stator
E1 : Tegangan induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa

III.

MOTOR ARUS SEARAH


A. Pengertian

Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga
listrik arus searah ( Listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau mekanik, dimana
tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada motor.
Dalam kehidupan kita sehari hari motor DC dapat kita lihat pada motor
starter mobil, pada tape recorder, pada mainan anakanak dan pada pabrik
pabrik motor DC digunakan untuk traksi, elevator, conveyor, dan sebagainya.
dimana tidak ada perbedaan konstruksi antara motor DC dan generator DC .
B. Dasar Dasar Motor DC
Bahan penting yang digunakan pada mesin mesin arus searah adalah
bahan ferogmagnetik. Garisgaris gaya magnet cenderung untuk melewati bahan
bahan yang termaksud jenis ini ( bahan yang permeabilitasnya jauh lebih besar
dari 1 ) .
Kutub-kutub magnet yang digunakan untuk mesin arus searah biasanya
menggunakan magnet buatan yang dibuat dengan prinsip elektromagnetisme,
yang pembuatanya adalah dengan melilitkan kawat email pada bahan
feromagnetik yang kemudian di aliri arus searah.
Prinsip dasar dari pembuatan kutub magnet buatan tersebut ialah hasil
percoban oersted, yang menyatakan jarum kompas akan menyimpang apabila
berada didekat kawat berarus. Jarum kompas akan menyimpang bila disekitarnya
terdapaat medan magnet. Dari percobaan oersted dapat disimpulkan bahwa
disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet.
Arah medan magnet yang terbentuk disekitar kawat yang berarus listrik
diperoleh berdasarkan percobaan Maxwell. Bila arus listrik yang mengalir
didalam kawat arahnya menjauhi pengamat ( maju ), maka medan yang terbentuk
disekitar kawaat berarus arahnya searah dengan putaran arah jarum jam.
Sebaliknya bilamana arus listrik yang mengalir didalam kawat arahnya mendekati
kita ( mundur ) maka medan medan magnet yang berbentuk disekitar kawat
arahnya berlawanan dengan arah jarum jam.

Prinsip dasar dari motor arus searah adalah: apabila sebuah kawat berarus
diletakan antara kutub magnet ( U S ), maka pada kawat itu akan bekerja suatu
gaya yang menggerakan kawat itu. Arah gerak kawat itu dapat ditentukan dengan
KAIDAH TANGAN KIRI yang berbunyi sebagai berikut :
Apabila tangan kiri terbuka diletakan antara kutub U dan S, sehingga
garis-garis gaya yang keluar dari kutub utara menembus telapak tangan kiri dan
arus didalam kawat mengalir searah dengan keempat jari, maka kawat itu akan
mendapat gaya yang arahnya sesuai dengan arah ibu jari. Lihat gambar berikut :

Gaya pada kawat berarus yang berada dalam medan magnet ini disebut
gaya lorentz ,yang besarnya adalah :
F = B L I Sin teta Newton
Dimana :
B

adalah kerapatan fluk magnet dalam satuan weber

adalah pajang penghantar dalam satuan meter

adalah arus listrik yang mengalir dalam satuan ampere

teta

adalah sudut yang terbentuk antara arah medan magnet dengan arah arus

yang mengalir pada kawat dalam satuan derajat ()


Kalau sebatang kawat terdapat diantara kutub U S dengan garis garis
gaya yang homogen ,sedangkan didalam kawat ini mengalir arus listrik yang

arahnya menjauhi kita (+ ) , maka disebelah kanan kawat garis gaya kutub magnet
dan garis gaya arus listrik sama arahnya dan disebelah kiri kawat arahnya
berlawanan ,sehingga bentuk medan magnet akan berubah seperti Gambar 2.5.b.
Kawat mendapat gaya yang arahya kekiri seperti yang terlihat pada gambar 2.5.a.

Kalau sebuah lilitan terletak dalam medan magnet yang homogen ,maka
karena kedua sisi lilitan itu mempunyai arus yang arahnya berlawanan ,sehingga
arah gerakan seperti ditunjukan pada perumusan masalah ditekankan pada bagian
Gambar berikut :

Rotor pada motor arus searah mempunyai kumparan tidak hanya satu .
rotornya terdiri dari kumparan dan komutator yang banyak untuk mendapatkan
momen gaya yang terus menerus (continue)

Besarnya momen gaya pada rotor adalah :

Dimana :
P

adalah jumlah kutup.

A
Z

adalah jumlah cabang parallel lilitan pada motor.


adalah jumlah kawat penghantar pada kumparan lilitan rotor (sisi

kumparan).
Ia

adalah arus yang mengalir pada rotor .

Dari persamaan diatas ternyata bahwa momen gaya motor dc sebanding


dengan arus yang mengalir pada rotor dan fluks magnet yang melewati rotor
( Sumanto, 1991 ).
C. Prinsip Kerja Motor Arus Searah
Pada motor DC, kumparan medan yang dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah
tertentu. Konverter energi baik energi listrik menjadi energi mekanik (motor)
maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator)
berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari suatu
sistem ke sistem yang lain, sementara akan tersimpan pad medium medan magnet
untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainya. Dengan demikian,
medan magnet disini selain berfungsi sebagi tempat penyimpanan energi juga

sekaligus proses perubahan energi, dimana proses perubahan energi pada motor
arus searah dapat digambarkan pada gambar 2.1(Zuhal, 1991)

Gambar 2.1. Proses Konversi Energi pada Motor DC


Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi listrik
menjadi

energi

mekanik

dapat

dinyatakan

sebagai

berikut:

Energi listrik sebagai input = Energi mekanik sebagai output + energi yang diubah
menjadi panas + Energi yang tersimpan dalam medan magnet.
kerja motor DC terjadi jika suatu lilitan jangkar dialiri arus listrik searah
dengan arah i didalam medan magnet B, maka akan terbangkit gaya F[1] sebesar :

Arah gaya ini ditentukan oleh aturan tangan kiri, dengan ibu jari, jari telunjuk, dan
jari tengah saling tegak lurus menunjukan masing masing arah , dan .
Persamaan di atas merupakan prinsip dari sebuah motor arus searah, dimana
terjadi proses perubahan energi listrik ( ) menjadi energi mekanik ( ). Bila jari-jari
rotor adalah r, maka torsi yang akan dibangkitkan adalah :

dimana :
l = panjang penghantar
r = jari jari rotor .

Gambar 2.10 Arah Gaya pada Motor DC


Pada saat gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak didalam medan
magnet dan akan menimbulkan gaya gerak listrik (GGL) yang merupakan reaksi
(lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses konversi energi listrik
menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih
besar dari gaya gerak listrik lawan[1]. Torsi akan memutar rotor bila yang
terbangkit telah memiliki torsi lawan dari motor dan beban.
Telah diketahui bahwa untuk motor arus searah dapat diturunkan rumus
sebagai berikut :
Keterangan :
Vt = Tegangan jangkar (V)
Ea = Gaya gerak listrik lawan (V)
Ia = Arus Jangkar (A)
Ra = Tahanan jangkar )(
n = Putaran (RPM)
= Fluks / kutub
k = Konstanta
Berdasarkan rumus diatas dapat diturunkan rumus kecepatan putar (n), yaitu :

Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa kecepatan putaran (n) motor
DC dapat diatur dengan mengubah-ubah besarnya Vt
[1].(tegangan

jangkar),

Ra

(Tahanan

(fluks magnet)

Jangkar)

,dan

Terdapat banyak jenis motor yang digunakan sebagai plant untuk sistem kontrol

industri. Salah satu diantaranya adalah motor DC magnet permanent. Motor ini
termasuk jenis motor DC penguat terpisah, dimana fluks magnetnya tidak
tergantung pada arus jangkarnya, sehingga fluks magnet konstan Jadi motor ini
tidak memerlukan sumber tegangan dari luar untuk membangkitkan fluks magnet.
Berikut ini akan dijelaskan pengatur kecepatan motor DC dengan mengatur
tegangan jangkar.
Dengan mengatur tegangan jangkar dan fluks magnetnya tetap, diharapkan
dapat menghasilkan torsi yang diinginkan agar menghasilkan output motor
mendekati settling point.

Gambar 2.11 Rangkaian Ekivalen Motor DC Penguat Terpisah


Keterangan gambar :
Va /ea = tegangan jangkar (V)
ia = arus Jangkar (A)
Ra = tahanan kumparan jangkar
La = induksi kumparan jangkar (henry)
n = kecepatan jangkar (rad/sec)
Dalam aplikasinya seringkali sebuah motor digunakan untuk arah yang
searah dengan jarum jam maupun sebaliknya. Untuk mengubah putaran dari
sebuah motor dapat dilakukan dengan mengubah arah arus yang mengalir melalui
motor tersebut. Secara sederhana seperti yang ada pada gambar 1, hal ini dapat
dilakukan hanya dengan mengubah polaritas tegangan motor.

Berikut ini adalah gambar rangkaian driver motor DC putar kiri dan putar
kanan dengan diode :

Pada gambar rangkaian diatas motor akan berputar kearah kanan ketika
katoda D1 dan Anoda D2 dihubungkan dengan sumber positif tegangan (line
hitam), sebaliknya motor akan berputar kearah kiri ketika katoda D1 dan Anoda
D2 dihubungkan dengan sumber negative tegangan.
Selain itu rangkaian motor DC dengan menggunakan penguat Op Amp
(IC 741) dapat kita lihat pada pada rangkaian berikut :

Pada gambar rangkaian diatas kita dapat melihat penggunaan IC 741 pada
motor DC, selain menggunakan IC diatas putaran motor juga dapat diatur dengan
menggunakan potensiometer.
Dengan menggunakan potensiometer kita dapat mengatur arah putaran
motor DC tersebut. Dari hasil praktikum pada saat potensiometer diputar kearah
kanan (nilai potensiometer maksimum) maka motor akan berputar kearah kanan,
sebaliknya ketika potensiometer diputar kearah kiri (nilai potensimeter minimum)
maka motor akan berputar kekiri. Untuk rangkaian motor DC dengan
potensiometer maka potensiometer sebaiknya dilepas dari mekaniknya karena
pemasangan potensiometer pada mekanik membuat putaran motor menjadi berat
bahkan tidak dapat berputar, olehnya itu untuk menjalankan putaran motor DC
dengan control dari potensiometer, maka potensiometer yang digunakan sebagai
control dilepaskan dari mekanik motor

Anda mungkin juga menyukai