Jatinangor, 2015
SIMPLISIA
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:
Setelah mengikuti kuliah dengan pokok bahasan Simplisia
mahasiswa dapat menjelaskan tentang pengenalan
organ yang dijadikan bahan simplisia serta proses
sediaan bahan simplisia
Sub pokok bahasan:
Pengertian Simplisia
Proses sediaan bahan simplisia
Pengenalan organ yang dijadikan bahan simplisia
Penamaan simplisia
OUTLINES:
DEFINISI
PENYIAPAN/PEMBUATAN SIMPLISIA:
TATA NAMA
PENGAWASAN MUTU
CONTOH DATA SIMPLISIA DALAM PENELITIAN
DEFINISI
(Depkes RI, 1995; Depkes RI, 1979)
Simplisia:
Bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali
dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan
Simplisia nabati:
Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman
atau eksudat tanaman.
Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar
dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia
murni
. . . DEFINISI
(Depkes RI, 1995; Depkes RI, 1979)
Simplisia hewani:
Simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan
dan belum berupa zat kimia murni
Simplisia pelikan (mineral):
Simplisia yang berupa bahan pelikan (mineral)
yang belum diolah atau telah diolah dengan cara
sederhana dan belum berupa zat kimia murni
PENYIAPAN SIMPLISIA
(bahan baku)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pengumpulan bahan
Sortasi basah
Pengecilan ukuran (perajangan)
Pengeringan
Sortasi kering
Pengemasan dan penyimpanan
Pengawasan mutu
1.PENGUMPULAN BAHAN
Proses pengumpulan bahan dipengaruhi oleh:
a) bagian tumbuhan yang digunakan
b) umur tumbuhan pada saat panen
c) waktu panen
d) lingkungan tempat tumbuh (budidaya atau non
budidaya)
Kadar senyawa aktif dalam simplisia berbeda-beda.
Untuk mendapatkan simplisia dengan kualitas baik
harus dilakukan pengawasan mutu pada saat bahan
dikumpulkan.
2. SORTASI BASAH
Tujuan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau
bahan-bahan asing lainnya dari bahan segar. Dapat
mengurangi jumlah mikroba
Bahan asing misalnya tanah, kerikil, rumput,
batang, daun, akar yang telah rusak
Cara:
Pencucian dengan air bersih
Pengupasan kulit (akar, batang, buah)
4. PENGERINGAN
Tujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah
rusak sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih
lama
Cara:
a) Diangin-anginkan.
Kecuali dinyatakan lain, pengeringan simplisia nabati
dilakukan di udara, terlindung dari sinar matahari
langsung
a) Solar crop drying
b) Pengering buatan (suhu, kelembaban, tekanan dan
aliran udara dikendalikan)
5. SORTASI KERING
Tujuan untuk memisahkan benda-benda asing
seperti bagian-bagian tumbuhan yang tidak
diinginkan dan pengotor lain yang masih
tertinggal pada simplisia
Cara: manual, mekanik
Apabila tidak dinyatakan lain, bahan organik
asing tidak boleh lebih dari 2%; kadar air tidak
boleh lebih dari 10%
7. PENGAWASAN MUTU
Simplisia sebisa mungkin harus memenuhi persyaratan
yang disebutkan dalam buku Materia Medika Indonesia
(Depkes RI).
Cara:
Organoleptik, makroskopik, mikroskopik, uji kimia, uji
biologi, dll.
Catatan:
Pemeriksaan dilakukan berkala (berulang)
Simplisia pembanding sebagai contoh yang pasti dan
memenuhi persyaratan
TATANAMA
Nama (dalam bahasa) latin:
Simplisia nabati ditetapkan dengan menyebutkan
nama marga (genus), atau nama jenis (species) atau
petunjuk teknis (specific epithet) tanaman asal,
diikuti dengan bagian tanaman yang dipergunakan
Simplisia hewani dan simplisia pelikan ditetapkan
dengan menyebutkan nama latin yang paling umum
dari simplisia tersebut
. . . TATANAMA
Nama (dalam bahasa) Indonesia:
Nama simplisia nabati, simplisia hewani atau
simplisia pelikan ditulis dengan menyebutkan
nama daerah yang paling lazim
Jika simplisia nabati berupa bagian tanaman
maka nama daerah tersebut didahului dengan
nama bagian yang dipergunakan
Contoh:
Allii sativi Bulbus
Arengae Radix
Catharanti Folium
Cucurbitae semen
Momordicae Fructus
Tamarindi Pulpa
Sappan Lignum
Apii graveolentis Herba
Nyctabthi Flos
Data Penelitian
Pada setiap penelitian dilakukan pemeriksaan
simplisia untuk mengetahui mutu/ kualitasnya
Contoh:
Kulit batang ketapang
Terminalia catappa L.
(diambil dari hasil penelitian tesis Ade
Zuhrotun)
MONOGRAFI SIMPLISIA
(Materia Medika Indonesia)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Khasiat dan
Kegunaan
Empirik:
Penelitian:
Ekstrak etanol 12 jenis tumbuhan marga terminalia aktif minimal terhadap tiga jenis mikroba uji yaitu
terhadap Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Microsporum gipseum,
ekstrak etanol dan ekstrak air daun gugur segar (daun gugur tanpa pengeringan), diameter hambat lebih besar
terhadap mikroba yang sama juga terhadap Pseudomonas aeroginosa, Trichophyton mentagrophytes,
Pityrosporum ovale dan Epidermophyton flocosum dibandingkan ekstrak etanol dan ekstrak air daun yang
dipetik (daun hijau)
Salep yang mengandung 10% ekstrak etanol daun gugur pohon ketapang,dapat menyembuhkan luka akibat
infeksi jamur Epidermophyton flocosum dan Candida albicans secara in vivo pada kulit kelinci
(Suganda, dkk, 2004, 2006, Sukandar, dkk, 2007).
Ekstrak daun dan buah: aktivitas antikanker, antioksidan, anti-HIV reverse transcriptase, antiinflamasi, antidiabetes, hepatoprotektif dan afrodisiaka
(Jing et al. 2004; Ratnasooriya and Dharmasiri, 2000, Tenpe, et al, 2007).
Keterangan :
a. Permukaan kulit bagian luar; b.Permukaan kulit bagian dalam; c. Simplisia yang sudah di
rajang; d.Serbuk simplisia
2.Karakteristik Mikroskopik
a
Keterangan :
a. serabut pembuluh, b. sklerenkim dan kristal oksalat berbentuk roset, c. Parenkim dengan sel minyak d. Parenkim
berisi kristal oksalat, e. sel batu, f. berkas pembuluh
3. Karakteristik Mutu
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Mutu
Parameter
Ekstrak
14,5
49,45
19
64,55
Susut pengeringan
10,54
21,63
15,07
1,67
4,50
0,38
11,09
1,27
Kadar air
8,88*
17,85*
Keterangan:
* dalam % (v/b)
4. Penapisan Fitokimia
Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia
Senyawa
Simplisia E.EtOH
F.Air
F.NH
F CHCL3
F.EtoAc
Alkaloid
Flavonoid
Kuinon
Saponin
T. Katekat
T. Galat
Triterpenoid/
Steroid
Keterangan:
E.EtOH= ekstrak etanol; F.Air=fraksi air; F= fraksi; F.NH = faksi n-heksana ;
F.CHCL3=fraksi kloroform; F.EtoAc= fraksi etil asetat; + = terdeteksi kandungan
senyawa; - = tidak terdeteksi kandungan senyawa
Pemantauan KLT
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Keterangan:
Sampel yang dipantau:
1.ekstrak etanol, 2. fraksi n-heksana, 3. fraksi kloroform, 4. fraksi etil asetat, dan 5. fraksi
air.
Kondisi pemantauan: Fase diam silica gel GF254 pra lapis, pengembang toluene:eter
(1:1)
Pemantauan bercak
(a) sinar tampak (b) sinar UV 254 nm (c) sinar UV 366 nm (d) asam sulfat 10% pada
sinar tampak (e) asam sulfat 10% pada sinar UV 366.
Reference
BPOM (2005): Penyiapan Simplisia Untuk Sediaan Herbal. Jakarta:
BPOM RI
Ditjen POM (1979): Materia Medika Indonesia, Jilid 3, Depkes RI,
Jakarta.
Ditjen POM (1979): Farmakope Indonesia, Jilid 3, Depkes RI, Jakarta
Sodha, M.S., Bansal, N.K., Kumar, A., Bansal, P.K., and Malik, M.A.S.
(2000): Solar Crop Drying. Vol I. Florida, CRC Press, Inc.