Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
Allah menurunkan al-Quran kepada Rasul kita Muhammad SAW untuk memberi
petunjuk kepada manusia. Turunnya al-Quran merupakan peristiwa besar yang sekaligus
menyatakan kedudukannya bagi penghuni langit dan bumi. Turunnya al-Quran yang
pertama kali pada malam Lailatul Qadar merupakan pemberitahuan kepada alam tingkat
tinggi yang terdiri dari malaikat-malaikat akan kemuliaan umat Muhammad. Umat ini
telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah baru agar menjadi umat paling baru yang
dikeluarkan bagi manusia. Turunnya al-Quran yang kedua kali secara bertahap berbeda
dengan kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengagetkan orang dan menimbulkan
keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah ilahi yang ada dibalik
itu. Rasulullah SAW tidak menerima risalah agung ini sekaligus, dan kaumnya tidak pula
puas dengan risalah tersebut karena kesombongan dan permusuhan mereka. Oleh karena
itu, wahyu pun turun berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasul dan menghiburnya
serta mengikuti peristiwa dan kejadian-kejadian sampai Allah menyempurnakan agama ini
dan mencukupkan nikmatnya.

BAB II
PEMBAHASAN
A.KEADAAN BANGSA ARAB SEBELUM TURUNNYA AL-QURAN
Haruslah kita ketahui walaupun agak sedikit keadaan bangsa Arab sebelum turun al
Quran. Menerima islam sebagai jalan lurus untuk mereka tempuh. Tertera alam al-Quran
surat Al Baqarah :89

Dan setelah datang kepada mereka al-Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada
pada mereka, padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk
mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa
yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas
orang-orang yang ingkar itu. karena bangsa Arablah bangsa yang mula-mula menerima
al-Quran se bagai panutan hidup.Sebelum turunnya al quran, mereka telah mempunyai
berbagai macam agama, adat istiadat, akhlak dan peraturan-peraturan hidup. Agama
baru

ini

pun

datang

membawa

akhlak,

hukum-hukum

dan

peraturan-peraturan

hidup.Jadinya agama baru ini datang kepada bangsa yang bukan bangsa baru. Maka
bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliah, peraturan-peraturan al-Quran
dengan peraturan-peraturan bangsa Arab sebelum al Quran diturunkan. Kemudian
terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-pertarungan ini baru
dapat kita dalami, kalau pada kita telah ada pengetahuan dan pengalaman sekedarnya,
tentang kehidupan bangsa Arab, sebelum turunnya al-Quran.Bangsa Arab seperti yang
akan kita terangkan nanti, terbagi atas dua bahagian, yaitu: penduduk gurun pasir dan
penduduk negeri. Sejarah bangsa Arab penduduk gurun pasir hampir tidak dikenal orang.
Yang dapat kita ketahui dari sejarah mereka hanyalah yang dimulai dari kira-kira lima
puluh tahun sebelum Islam. Adapun yang sebelum itu tidaklah dapat diketahui. Yang
demikian disebabkan karena bangsa Arab penduduk padang pasir itu terdiri atas berbagai
macam suku bangsa yang selalu berperang. Peperangan-peperangan itu pada asal
mulanya ditimbulkan oleh keinginan memelihara hidup, karena hanya siapa yang kuat
sajalah yang berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang-padang rumput
tempat menggembalakan binatang ternak. Adapun si lemah, dia hanya berhak mati atau
jadi budak.
Peperangan-peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga; karena itu mereka
tidak mempunyai waktu dan kesempatan lagi untuk memikirkan kebudayaan. Dan
bilamana di antara mereka dapat bekerja, mencipta dan menegakkan suatu kebudayaan,
datanglah orang lain memerangi dan meruntuhkannya. Dan lagi, mereka buta huruf. Oleh
karena itu sejarah dan kehidupan mereka tiadalah dituliskan. Jadi, tidak ada bengunanbangunan yang dapat melukiskan sejarah mereka; dan tidak ada pula tulisan-tulisan yang
dapat menjelaskan sejarah itu. Adapun yang sampai kepada kita tentang orang-orang
jaman dahulu itu, adalah yang diceritakan oleh kitab-kitab suci. Sejarah mereka, muali
dari masa seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat kita ketahui dengan
perantaraan syair-syair atau cerita-cerita yang diterima dari perawi-perawi. Adapun
sejarah bangsa Arab penduduk negeri, Adalah lebih jelas. Negeri-negeri mereka ialah:
2

Jazirah Arab bahagian selatan, kerajaan Hirah dan Ghassan, dan beberapa kota ditanah
Hejaz.

B.PROSES TURUNNYA AL-QURAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR


1. Turunnya Al-Quran Sekaligus
Al-Quran diturunkan pertama kali ke Baitul Izzah secara sekaligus agar para
malaikat menghormati kebesarannya. Inilah maksud 3 Firman Allah berikut :
Allah SWT berfirman dalam kitab-Nya yang mulia,
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang didalamnya diturunkan Al-Quran yang
menjadi petunjuk bagi manusia, dan mengandung penjelasan-penjelasan tentang
petunjuk itu, juga sebagai pembeda antara hak dengan yang bathil. (Qs. AlBaqarah: 185)
Dan firman-Nya,
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam lailatul qadar.
(Qs. Al-Qadar: 1)
Ketiga ayat di atas itu tidak bertentangan, karena malam yang diberkahi adalah
malam lailatul qadar dalam bulan Ramadan. Tetapi lahir (zahir) ayatayat itu
bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan Rasulullah, di mana Quran
turun kepadanya selama dua puluh tiga tahun. Karena itulah para Ulama
berpendapat bahwa al-Quran turun dalam dua tahap, pertama; secara sekaligus
kedua ; secara berangsurangsur selama 23 tahun. Seperti kata Ibnu Abbas berikut,
tentang ini beliau mengucapkan perkataan serupa dalam tiga kesempatan berbeda,
katanya :
Quran diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam lailatul qadar. Kemudian
setelah itu, ia diturunkan selama dua puluh tahun. Pada kesempatan lain beliau
juga berkata ; Quran itu dipisahkan dari azZikr, lalu diletakkan di Baitul Izza di
langit dunia. Maka Jibril mulai menurunkannya kepada Nabi s.a.w.
Allah menurunkan Quran sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara
berangsurangsur. Lalu Dia menurunkannya kepada RasulNya s.a.w. bagian demi
bagian.

2. Turunnya Al-Quran Secara Bertahap


Allah SWT berfirman,
Dan Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam; Dia dibawa
turun oleh Ar-Ruhul Amin (JIbril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi
salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa Arab
yang jelas. (Asy-Syuara: 192-195)
Dan firman-Nya,




{102}














Katakanlah (hai Muhammad); Ruhul Qudus (Jibril) telah menurunkan Al-Quran dari
Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang telah beriman dan
menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada
Allah. (QS. An-Nahl: 102)

{2}







Kitab ini diturunkan dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. AlJatsiah: 2)






{97}














Katakanlah; Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka sesungguhnya Jibril itu
telah menurunkan (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan izin Allah, membenarkan
kitab-kitab yang sebelumnya, menjadi petunjuk dan berita gembira bagi orangorang yang beriman. (QS. Al-Baqarah: 97)
Ayat-ayat diatas telah menjelaskan bahwa Al-Quran itu adalah Kalam Allah dengan
lafazhnya yang berbahasa Arab. Jibril telah menurunkannya ke dalam hati
Rasulullah. Yang dimaksud turunnya itu di sini bukanlah turunnya yang pertama kali
ke langit dunia. Tetapi turunnya Al-Quran secara bertahap. Karena itu diungkapkan
dengan kata-kata tanzil dalam ayat-ayat diatas bukan inzal. Ini menunjukkan bahwa
turunnya itu secara bertahap dan berangsur-angsur. Ulama bahasa membedakan

antara inzal dengan tanzil. Tanzil berarti turun secara berangsur-angsur sedang inzal
menunjuk pada makna turun secara umum.
Firman-Nya :
Dan Al-Quran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian. (QS. Al-Isra: 106)
Maksudnya, Kami telah menjadikan turunnya Al-Quran itu secara berangsur-angsur
agar kamu membacakannya kepada manusia secara perlahan dan benar, juga Kami
menurunkannya sesuai dengan berbagai peristiwa dan kejadian.
Adapun kitab-kitab samawi yang lain, seperti; Taurat, Injil, dan Zabur, turunnya
sekaligus. Sebagaiman dalam firman-Nya,






{32}









Dan orang-orang kafir berkata, Mengapa Al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dan Kami membacakannya
secara tartil (berangsur-angsur, teratur dan benar).(QS. Al-Furqaan: 32)
Ayat ini sebagai dalil bahwa kitab-kitab samawi terdahulu itu diturunkan sekali jadi.
Pendapat inilah yang dipegang oleh jumhur ulama. Seandaianya kitab-kitab yang
terdahulu itu turun secara berangsur-angsur, tentulah orang-orang kafir tidak akan
merasa heran terhadap al-Quran yang turun secara bertahap. .
Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menjawab mereka dengan menjelaskan
hikmah dalam penurunan al-Quran secara bertahap dengan firman-Nya:




{32}

Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu .(QS. Al-Furqaan: 32)
Maksudnya, demikianlah diturunkan al-Quran secara bertahap untuk suatu hikmah
yaitu menguatkan hati Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman.

{32}

Dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar) .(QS. Al-Furqaan: 32)
Maksudnya, Kami tentukan/tetapkan dia ayat demi ayat, atau sebagiannya setelah
sebagian yang lain, atau Kami jelaskan sejelas-jelasnya. Karena sesungguhnya
diturunkannya al-Quran secara bertahap sesuai dengan kejadian dan peristiwa
lebih mudah untuk dihafal dan difahami, dan itu salah satu sebab kemantapan hati.
Dan hasil dari penelitian terhadap hadits-hadits shahih menyebutkan bahwa alQuran diturunkan sesuai dengan kebutuhan, lima ayat, sepuluh ayat dan kadang
lebih banyak atau lebih sedikit dari itu. Dan telah shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam turunnya sepuluh ayat al-Quran sekaligus dalam kisah al-Ifki (kisah
tentang fitnah terhadap Aisyah radhiyallahu 'anha-ed). Dan juga telah shahih
turunnya sepuluh ayat al-Quran sekaligus di permulaan surat al-Mukiminun.

C.HIKMAH TURUNNYA AL-QURAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR


1. Meneguhkan Hati Rasulullah SAW




{32}

Dan orang-orang kafir berkata, Mengapa al-Quran itu tidak diturunkan kepadanya
sekaligus? Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dan Kami membacakannya
secara tartil (berangsur-angsur, teratur dan benar).(QS. Al-Furqaan: 32)
Maksudnya, demikianlah diturunkan al-Quran secara bertahap untuk suatu hikmah
yaitu menguatkan hati Rasulullah SAW. Kami tentukan/tetapkan dia ayat demi ayat,
atau sebagiannya setelah sebagian yang lain, atau Kami jelaskan sejelas-jelasnya.
Karena sesungguhnya diturunkannya al-Quran secara bertahap sesuai dengan
kejadian dan peristiwa lebih mudah untuk dihafal dan dipahami, dan itu salah satu
sebab kemantapan hati.
2. Tantangan Dan Mukjizat
Orang-orang musyrik senantiasa dalam kesesatan. Mereka sering mengajukan
pertanyaan-pertanyaan dengan maksud melemahkan dan menantang, untuk menguji
kenabian Rasulullah, seperti contoh dalam QS. Al-Araf: 187 dan QS. Al-Hajj: 47
6

Mereka menanyakan kepadamu tentang Kiamat. (Al-Araf: 187)


Dan mereka meminta kepadamu agar adzab itu disegerakan. (Al-Hajj: 47)
Maka turunlah al-Quran untuk menjelaskan kepada mereka suatu kebenaran dan
jawaban yang amat tegas atas pertanyaan mereka itu, misalnya firman Allah,
Dan orang-orang kafir itu tidak datang kepadamu dengan membawa sesuatu yang
ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling
baik penjelasannya. (Al-Furqan: 33)
Maksudnya setiap kali mereka datang kepadamu dengan pertanyaan-pertanyaan
yang aneh, Kami datangkan kepadamu jawaban yang benar dan lebih berbobot
daripada pertanyaan-pertanyaan yang merupakan contoh kebatilan.
3. Memudahkan Hafalan Dan Pemahamannya
Al-Quran turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak pandai membaca dan
menulis. Yang menjadi catatan mereka adalah hafalan dan daya ingatnya. Mereka
tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan pembukuan yang
dapat membukukannya, kemudian menghafal dan memahaminya.
Umat yang buta huruf itu tidak akan mudah untuk menghafal seluruh Al-Quran
seandaianya ia diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi mereka untuk
memahami maknanya, dan merenungkan ayat-ayatnya. Turunnya Al-Quran secara
berangsur-angsur itu merupakan bantuan terbaik bagi mereka untuk menghafal dan
memahami ayat-ayatnya. Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat
segera menghafalnya, merenungkan maknanya dan mempelajari hokum-hukumnya.
Tradisi demikian itu menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para tabiin.
4. Relevan Dengan Peristiwa Dan Pentahapan Dalam Penetapan Hukum
Manusia tidak alan mudah mengikuti dan tunduk kepada agama baru ini, jika alQuran tidak memberikan strategi jitu yang dalam merekonstruksi kerusakan dan
kerendahan martabat mereka. Setiap kali terjadi suatu peristiwa ditengah-tengah
mereka, maka turunlah hukum mengenai peristiwa itu yang memberikan kejelasan
statusnya, membimbing mereka, dan meletakkan dasar-dasar perundang-undangan
bagi mereka, sesuai dengan situasi dan kondisinya. Yang demikian ini menjadi terapi
mujarab bagi mereka.
5. Tanpa Diragukan Bahwa Al-Quran Al-Karim Diturunkan Dari Sisi Yang Maha Bijaksana
Dan Maha Terpuji
Al-Quran yang turun secara berangsur-angsur kepada Rasulullah dalam waktu lebih
dari dua puluh tahun ini, ayat-ayatnya turun dalam waktu-waktu tertentu, orangorang yang membacanya dan mengkajinya surat demi surat. Ketika itu mereka

mendapati rangkaiannya yang tersusun cermat sekali dengan makna yang saling
bertaut, dengan gaya redaksi yang begiru teliti, ayat demi ayat, surat demi surat
yang saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah yang belum pernah ada
bandingannya dalam perkataan manusia.

BAB III
KESIMPULAN
Allah SWT menurunkan Al-Quran secara bertahap sesuai dengan peristiwa-peristiwa dan
kejadian-kejadian serta kebutuhan Rasulullah SAW dalam menyebarkan syiar islam. Dilihat
dari ayat-ayat yang berkenaan dengan turunnya Al-Quran semuanya menggunakan kata
tanzil bukan inzal, hal ini disepakati oleh para ulama bahasa dalam kitab Al-Mufradat, ArRagib yang artinya diturunkan secara bertahap setiap ayatnya. Dan yang dimaksud turun
secara langsung menurut jumhur ulama menggunakan kata inzal yang artinya secara
.langsung

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaththan, Manna. 2011. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Pustaka Al-kautsar: Jakarta.
Chirzin, Muhammad. 2003.Al-Quran dan Ulumul-Quran. Dana Bhakti Prima Yasa:
Yogyakarta.
Masyhur, Kahar. 1992. Pokok-Pokok Ulumul-Quran. Rineka cipta: Jakarta.
Alfarisi, Zaka M.2000. Asbabun Nuzul. Penerbit D ipenogoro. Bandung.
www.google.com

Anda mungkin juga menyukai