Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KASUS SUNSHINE FASHION

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen yang dibina oleh
Dr. Hj. Roebiandini Soemantri, S.E.,M.Si.,Ak., CPA dan Gia Kardina Prima Amrania, S.E.,
M.A.cc.,Ak

Disusun oleh :
Denissa Intan Chairy

120110120053

Sheylla Sagita Rizky

120110120063

Rr Anindhyta Khanty

120110120074

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERISTAS PADJADJARAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sunshine Fashion merupakan sebuah perusahaan joint-venture Sino-Jepang yang
berlokasi di Shenzen. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1993. Perusahaan ini bermula
dari sebuah pabrik ekspor OEM (Origininal Equipment Manufacturer) yang
menghasilkan sweater kasmir dan kemudian berkembang menjadi sebuah pabrik dan
pengecer yang terintegrasi dengan kegiatan yang mencakup penyumberan bahan,
pemintalan, pencelupan, desain, distribusi, pemasaran, dan pengeceran. Pada tahun 2010,
perusahaan memiliki tiga pabrik yang masing-masing berlokasi di Shenzen, Shanghai,
dan Taiyuan di provinsi Shanxi; 220 gerai penjualan mal di seluruh negeri; dan tenaga
kerja lebih dari 1.000 orang karyawan.
Sunshine menghasilkan 300.000 potong sweater per tahun untuk penjualan domestik,
yang mendapat margin laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan bisnis ekspornya.
Dengan perputaran RMB sebesar 150 juta, penjualan domestik menyumbang lebih dari
dua per tiga untuk bisnis sunshine. Sunshine berposisi sebagai merek modern pada pasar
domestik yang desainnya menjadi faktor penentu bagi penjualan produk perusahaan.
Dengan RMB 3.000 per potong atau sekitar US$ 451,35, sweater kasmir Sunshine
dianggap sebagai barang mewah di Cina

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah penyebab utama penyimpangan perilaku karyawan?
2. Apa saja kekuatan dan kelemahan sistem pengendalian internal di Sunshine Fashion?
3. Apa yang dapat diajukan manajer penjualan Sunshine kepada manajemen untuk
memperbaiki situasi?
4. Pengukuran apa yang harus dilakukan manajemen dan bagaimana seharusnya
pengukuran perbaikan tersebut diterapkan?
5. Tindakan apa yang harus diterapkan untuk memperbaiki situasi di sunshine?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Utama Penyimpangan Perilaku Karyawan

Bentuk penyimpangan perilaku yang dilakukan karyawan Sunshine Fashion antara


lain :
a. Manajer cabang melakukan kecurangan dengan menunda tanggal dimulainya
masa promosi tanpa sepengetahuan kantor pusat, sehingga mereka dapat menjual
produk dengan harga asili saat masa promosi dan mengantongi selisih harga jual
dengan harga promosi.
Selain itu, manajer cabang melaporkan tingkat diskon yang lebih tinggi kepada
kantor pusat dibandingkan dengan harga aslinya dan mengantongi selisihnya.
b. Manajer cabang menukar kode batang antara barang yang satu dengan barang
yang lain. Sebagai contoh, jika diberikan dua pakaian yang secara berurutan
dihargai $10 dan $50, penjual mungkin menjual satu pakaian seharga $50, dan
mengembalikan pakaian seharga $10 ke kantor pusat pada akhir musim. Kantor
pusat tahu bahwa penjual memperoleh $50. Namun, jika penjual mengubah kode
batang pada pakaian seharga $10 menjadi kode batang dengan angka $50, maka
saat mengembalikan pakaian dan kode batang ke kantor pusat, kantor pusat akan
berpikir bahwa penjual hanya memperoleh $10 (tunai).
c. Manajer menggunakan hubungan yang mereka bina dengan pihak mal selaku
manajer Sunshine untuk menjual produk maupun merek milik mereka sendiri.
Hal-hal menyimpang yang dilakukan oleh karyawan tersebut disebabkan karena
berbagai hal, yaitu:
a. Manajer cabang Sunshine sering kali direkrut berdasarkan pada kekuatan hubungan
mereka dengan mal bukannya berdasarkan pada kemampuan manajemen atau
integritas mereka.
b. Bonus akhir tahun hanya ditentukan oleh kebijakan manajer umum dan kurangnya
transparansi mengenai penetapan besaran bonus membuat manajer cabang tidak
terlalu termotivasi untuk bekerja demi kepentingan perusahaan.
2.2 Kekuatan dan Kelemahan Pengendalian Internal
Kekuatan sistem pengendalian internal di Sunshine Fashion:
Sunshine mengimplemtasi sistem RFID/ERP. Sistem ini menghubungkan kantor
cabang dengan kantor pusat bersama-sama, dan hal ini memungkinkan kantor pusat
untuk menerima kabar penjualan terbaru pada seluruh tempat pengencer setiap
empat jam.

Selama waktu dua bulan tiap tahunnya, kantor pusat akan mengutus sepuluh orang
untuk mengurus, menghitung, dan memeriksa barang yang dikembalikan,
mengemasnya kembali, dan mengubah kode batangnya dengan harga baru jika siap

untuk penjualan pada musim berikutnya.


Kelemahan sistem pengendalian internal di Sunshine Fashion:
Namun sistem ERP Sunshine tidak dapat memperbarui informasi tentang
persediaan secara otomatis. Setiap menyimpan informasi persediaan tetapi
informasi tersebut harus di Input dan diperbarui secara manual. Ini berarti staf
dapat mengimput informasi persediaan hanya setelah promosi dimulai, memberika
mereka kesempatan untuk menjual sweter dengan harga asli dan mengantungi

selisihnya.
Perusahaan tidak memiliki mekanisme yang pada tempatnya untuk mengendalikan

persediaan pada level lokal.


Otonomi kantor cabang yang terlalu tinggi sehingga membuat kantor pusat sulit

mengendalikan kegiatan kantor cabang tersebut, seperti pemberian diskon.


Sistem perekrutan karyawan/manajemen cenderung berdasarkan pada kekuatan
hubungan bukan berdasarkan kemampuan manajemen atau integritas mereka.

2.3 Usulan Perbaikan yang Dapat Diberikan oleh Manajemen


Hal-hal yang diajukan oleh manajer penjualan Sunshine kepada manajemen untuk
memperbaiki situasi:
Untuk mengatasi tranparansi mengenai penetapan besaran bonus manajer
penjualan mengajukan agar Sunshine mulai menentukan target penjualan untuk
manajer cabang setiap bulan Juni berdasarkan pada lokasi manajer, ukuran luas dan
sejarah penjualan dari tempat pengecer, dan memberikan komisi akhir tahun
kepada manajer cabang yang dapat mencapai target penjualan. Selain itu, manajer
cabang dapat menerima komisi yang sama tingginya dengan gaji tahunan mereka

jika kinerja penjualannya bagus.


Sunshine merotasi para manajer cabang di antara cabang-cabang yang berbeda
secara berkala untuk mengendalikan kekuasaan merek. Hal ini dilakukan untuk
mengatasi permasalahan kedekatan hubungan antara manajer cabang dengan
manajer mall.

2.4 Pengukuran Perbaikan


Pengukuran yang dilakukan manajemen untuk memperbaiki situasi tersebut yaitu:
Tingkat Penjualan

Tingkat penjualan dapat digunakan untuk mengukur perbaikan dalam hal


transparansi bonus dan loyalitas manajer. Besaran bonus ditentukan dari kinerja
masing-masing cabang, sehingga manajer akan mempunyai gambaran mengenai
bonus yang akan mereka terima sesuai dengan tingkat pencapaian mereka. Tidak

seperti sistem seblumnya yang hanya bergantung pada kebijakan manajer semata.
Kewajaran pengeluaran dan ketersediaan dokumen pendukung
Kewajaran pengeluaran dan ketersediaan dokumen pendukung dapat digunakan
untuk melihat apakah ada pengeluaran yang tidak berhubungan dengan operasi
bisnis Sunshine, seperti manajer menggunakan uang perusahaan untuk membangun
hubungan bisnis mereka. Kewajaran pengeluaran dapat dilihat dari laporan
keuangan yang dibuat oleh kantor cabang.

2.5 Tindakan yang Seharusnya Dilakukan Untuk Memperbaiki Permasalahan


Penerapan tindakan perbaikan untuk Sunshine menurut kelompok kami adalah
sebagai berikut :
Sunshine sebaiknya tidak memberikan otonomi pada kebijakan penting pada
Kantor Cabang seperti pengambilan keputusan diskon dan promosi, karena
otonomi yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko terlibatnya
manajer dalam perilaku penipuan. Menurut kami, Kantor Pusat menetapkan
kebijakan promosi dan diskon yang seragam pada setiap cabangnya sehingga
lebih mudah untuk dikontrol pelaksanaannya. Ketika terdapat situasi yang
mengharuskan Kantor Cabang untuk melakukan penerapan diskon dan
promosi yang berbeda dari Pusat, maka Manajer cabang wajib melaporkan dan

mendapat otorisasi dari Pusat.


Kantor Pusat sebaiknya mengutus perwakilan stafnya untuk melakukan
inspeksi ke beberapa Kantor Cabang pada masa-masa promosi tertentu untuk
memastikan bahwa promosi dan diskon telah dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan Pusat baik dari segi waktu pelaksanaan maupun dari tingkat diskon
yang diberikan. Jika ditemukan tindak kecurangan, maka perwakilan staf akan

melaporkan tindakan tersebut kepada Pusat.


Sunshine sebaiknya melakukan pencocokkan persediaan barang di Kantor
Cabang dengan laporan penjualan yang dilaporkan Kantor Cabang ke Pusat.
Hal ini dilakukan untuk dapat mendeteksi bila terjadi kecurangan yang
diakibatkan penukaran barcode barang yang dilakukan staf.

Sunshine sebaiknya menetapkan prosedur dan kriteria yang jelas dalam


perekrutan karyawan sehingga orang-orang yang bekerja di Sunshine
merupakan orang-orang yang kompeten dan memiliki integritas.

BAB III
SIMPULAN
3.1 Simpulan
Untuk perusahaan dengan sistem integrasi vertikal seperti pada Sunshine Fashion, selain
sistem pengendalian manajemen yang bagus, dibutuhkan pula orang-orang yang kompeten
dan memiliki integritas pada perusahaan. Oleh karena itu, perbaikan pada sistem perekrutan
karyawan dirasa sangat penting, karena sering terjadinya perilaku penyimpangan karyawan
seperti tindak kecurangan pada Sunshine Fashion. Tidak hanya itu, sistem pengendalian pada
Sunshine juga perlu ditingkatkan, khususnya pada persediaan yang sering menjadi objek
kecurangan. Pemberian otonomi yang diberikan Pusat kepada Cabang harus diikuti dengan

pengendalian yang baik. Kantor Pusat sebaiknya tidak memberikan otonomi pada Kantor
Cabang untuk kebijakan-kebijakan penting seperti pemberian diskon dan promosi. Selain
proses dan kriteria perekrutan karyawan yang jelas serta sistem pengendalian yang baik,
diperlukan juga evaluasi berkala mengenai kinerja setiap kantor Cabang maupun gerai-gerai
toko Sunshine Fashion untuk meilhat prestasi kerja tiap Cabang dan memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai